Anda di halaman 1dari 14

The Ethics of Marketing :

Nestle's Infant Formula


Dosen Pengampu :
Drs.Akhsyim Afandi,MA.,Ph.D
Anggota Kelompok :
• Anti Lutfiana (20911019)
• Arfan Nopri (20911020)
• Deasa Nurrhausan A (20911021)
PENDAHULUAN
Nestle Adalah salah satu perusahaan besar
dan berkelas internasional yang berkantor pusat di Switzerland dan pada tahun 1866 yang lebih dari 100

tahun yang lalu yang pada saat ini juga telah dikenal perusahaan yang bergerak dalam industri formula bayi.

Nestle pada tahun 1974-an mulai memasuki dan memasarkan produk formula bayinya di dunia ketiga seperti

negara-negara di afrika selatan, pedalaman meksiko, dan philipina. perusahaan seperti besar Nestle

seharusnya mempunyai Research and Development ( R & D ) dan Quality Control ( QC ) yang baik.
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
Seiring berjalanya waktu dalam pemasaran susu bubuk produksi Nestle
diberbagai Negara Nestle mendapat kecaman dari berbagai pihak yang
berkepentingan seperti ibu-ibu bayi, organisasi kesehatan local negara, dan
pemerintah local karena produk susu bayinya.
Berikut Permasalahan yang dihadapi Nestle :
• Susu formula khusunya untuk bayi berumur 1-2 tahun diindikasikan
telah terkontaminasi dan malnutrisi untuk bayi yang mengakibatkan
kematian pada bayi.
• Susu bubuk yang beredar di negara mereka yang diproduksi oleh
Nestle dianggap merupakan hasil produksi untuk percobaan
penggunaan pemakaian pada bayi guna menemukan solusi terbaik dan
evaluasi untuk produk-produk baru selanjutnya.
• Banyak pendapat khususnya di negara dunia ketiga ini mengatakan
Nestle membunuh bayi generasi muda mereka dan Nestle tidak
mempunyai etika dan berperilaku tidak bermoral.
• Dengan berjalannya waktu, Nestle melakukan riset dan lobi internasional dengan
pihak-pihak yang berkepentingan untuk diskusi pemecahan masalah yang terjadi guna
diambil solusi yang tepat, salah satunya dengan WHO dan UNICEF.
• Kesalahan dan kelalaian persepsi dalam pemakaian produk formula bayi khususnya
susu bubuk oleh personal atau pemakainya merupakan salah satu faktor penyebab bisa
terjadinya kematian pada bayi usia 1 – 2 tahun, karena dapat terjadi kontaminasi
buatan serta kurangnya pengetahuan mendasar pentingnya air susuibu.
Dari uraian latar belakang masalah diatas mengenai penggunaan susu bubuk
formula pada bayi usia 1 – 2 tahun khususnya dalam pemasarannya di negara-
negara dunia mendapar rumusan masalah yang diantaranya :
• Bagaimana strategi Nestle meyakinkan konsumen untuk tetap menggunakan
produk susu bubuk fomula bayi khususnya pada negara-negara dunia ketiga
dengan tanpa menimbulkan permasalahan baru ?
• Bagaimana Nestle melakukan aktifitas dan perubahan cara pemasaran dalam
rangka memasarkan produk formula bayi terkait adanya perubahan budaya
masyarakat dan perilaku konsumen ?
Pembahasan
• Musibah Menjadi Krisis
Hasil yang kami amati, bahwa musibah tersebut terjadi bukan disebabkan karena
produk Nestle jelek, namun karena kesalahan pemasaran dan air untuk membuat
susu adalah air yang terkontaminasi. Lebih lanjut lagi, Nestle mendapat kecaman
dari berbagai pihak yang berkepentingan seperti ibu-ibu bayi, organisasi
kesehatan lokal negara, dan pemerintah lokal karena produk susu bayinya
diindikasikan telah terkontaminasi dan malnutrisi untuk bayi yang
mengakibatkan kematian pada bayi. Susu bubuk yang beredar di negara mereka
yang diproduksi oleh Nestle dianggap merupakan hasil produksi untuk
percobaan penggunaan pemakaian pada bayi guna menemukan solusi terbaik dan
evaluasi untuk produk-produk baru selanjutnya.
2. Mempertahankan Merek dan Produk
• Dari awal, Nestle percaya bahwa menyusui adalah hal terbaik bagi bayi. Pendiri
Nestle, Henri Nestle, menyatakan hal ini pada tahun 1867 dan hinggi kini
pernyataan itu masih dipegang teguh oleh Nestle.
• Dalam mempertahankan merek dan memperbaikinya, Nestle tidak hanya respek
pada kuasa hukum dan memformulakan aturan, tapi juga respek terdapat
sejumlah organisasi sosial yang memberi kritikan-kritikan tajam.
• Untuk dapat terus maju, Nestle memakai strategi pemasaran manajemen merek
yakni family branding. Di mana Nestle memasukkan beberapa produk setara ke
dalam satu merek. Seperti susu formula untuk anak-anak, Nestle mempunyai
beberapa lini produk, seperti Milo dan Dancow dan kosmetika wanita, Nestle
memiliki Lancome dan Loreal.
• Selain itu, hasil analisa SWOT berikut memperjelas mengapa Nestle tidak
mengganti nama merek dan tetap bertahan memproduksi susu formula.
3. Corporate Social Responsibility Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Saat krisis terjadi, Nestle terlihat tidak bertanggung jawab sosial. Namun kemudian Nestle belajar dari
kesalahan. Kini Nestle adalah salah satu bisnis yang sangat sukses dengan komitmennya yang kuat pada
tanggung jawab sosial.
• Nestle fokus mengurangi kemiskinan, pendidikan, kesehatan wanita dan anak-anak, dan mengatasi
HIV/AIDS dan malaria.Setiap langkah yang Nestle lakukan melewati proses yang ketat dan
terstandarisasi sesuai aturan nasional dan internasional.
• Nestle juga sangat memperhatikan kesejahteraan, kesehatan dan keselamatan karyawannya. Nestle
selalu menyediakan fasilitas check-up kesehatan, pijat, dan seminar yang mengangkat topik seperti
kesehatan dalam memasak. Sehingga nutrition, health dan wellness selalu menyertai kultur
perusahaan Nestle.
4.Communication Channel
Penyampaian pesan harus dilakukan dengan efektif kepada target konsumen dengan
memilih communication channels yang tepat. Mengambil contoh alternatif
pengembangan promosi susu formula yang edukatif.
Nestle dapat menempuh nonpersonal communication melalui media cetak media
penyiaran seperti radio, TV dan media elektronik dengan membuat film edukatif yang
diputar di puskesmas, posyandu, klinik. Intinya adalah menekankan pentingnya ASI bagi
balita. Selain melalui media, promosi dapat dilaksanakan dengan mengadakan acara non
komersil seperti mensponsori pekan imunisasi, lomba balita, dll. Melalui pengembangan
social responsibility, diharapkan Nestle dapat mengkomunikasikan bahwa Nestle ingin
memberikan yang terbaik bagi konsumen Nestle di seluruh dunia.
KESIMPULAN
• Dengan menerapkan strategi mempertahankan merek dan
produk, corporate social responsibilitydan juga
communication chanel membuat nestle bias bertahan melewati
krisis
• Nestle dapat menggunakan strategi pemasaran secara berkala
dan berkolaborasi dengan partner lokal seperti organisasi
maupun pemerintah melalui program edukasi berkelanjutan
secara jangka panjang dalam memasarkan inovasi-inovasi
produkformula bayi
• Nestle melakukan survei dan observasi mengenai segemntasi
pasar berdasar budaya masyarakat dan perlikau konsumen tiap
negara di bagian negara dunia ketiga sehingga pemasaran
formula bayi akan tepat sasaran
SARAN
• Tetap melakukan pendekatan edukasi pada ibu bayi sebagai pelaku pemakai formulabayi dalam rangka
memberikan formula bayi tersebut pada bayi-bayinya.

• Memberikan kontribusi yang signifikan selain benefit atau keuntungan secara profit seperti mendanai program-

programkesehatan dan imunisasi.

• Mengedepankan promosi dalam bentuk sponsor dalam kegiatan peduli terhadap permasalahan yang beredar di

masyarakat seperti sponsor dan bantuan dalam menanggulangi atau memerangi HIV dan AIDS dengan ikut

mensupport kegiatan anti AIDS.

Anda mungkin juga menyukai