Anda di halaman 1dari 10

Pengertian Telecommuting

Telecommuting

atau Telework adalah model atau perjanjian kerja di

mana karyawan memperoleh fleksibilitas bekerja dalam hal tempat dan waktu kerja dengan bantuan teknologi telekomunikasi. Dengan kata lain, kegiatan bepergian ke kantor atau tempat kerja digantikan dengan hubungan telekomunikasi.Dengan sistem ini, banyak karyawan yang pada akhirnya bekerja di rumah, sementara lainnya, yang lazim disebut pekerja nomaden (nomad workers) atau web commuters menggunakan teknologi komunikasi untuk bekerja dari kafe atau tempat lain yang nyaman bagi mereka. Telework, di sisi lain, merupakan istilah yang bermakna lebih luas lagi. Telework merujuk pada penggantian segala bentuk teknologi telekomunikasi yang terkait dengan pekerjaan-yang-perlu-bepergian, yang pada akhirnya mengurangi hambatan jarak dengan

telecommuting.

Seseorang yang ber-telecommuting biasa disebut dengan telecommuter. Motto yang sering didengungkan oleh para telecommuter adalah pekerjaan adalah sesuatu yang kita lakukan, bukan dan bukan tujuan bepergian. Agar telecommuting dapat berjalan dengan baik, diperlukan gaya manajemen yang baik, yang didasarkan dan ditujukan pada hasil, bukan pengamatan yang mendetil dari masing-masing karyawan secara individual. Hal ini menunjuk pada manajemen berbasis tujuan (management by objectives) yang bertolakbelakang dengan manajemen berbasis observasi (management

by

observation).

Istilah

telecommuting

dan

telework

sendiri

mulai

berkembang pada tahun 1973. Penggagasnya bernama Jack Nilles.

Statistik Telecommuting

Di Amerika Serikat diperkirakan lebih dari lima puluh juta karyawan (kurang lebih 40% dari keseluruhan populasi dapat bekerja dari rumah, setidaknya untuk beberapa hari dalam seminggu hari kerja). Pada tahun 2008, hanya 2,5 juta karyawan (di luar angka wirausahawan) menganggap rumah sebagai tempat utama melakukan pekerjaan dan bisnisnya. Dari Telecommuter musiman, orang-orang yang bekerja dari tempat yang jauh (meski tak selalu dari rumah,di Amerika serikat hingga tahun 2008 mencapai angka 17,2 juta orang. Hingga kini, sangat sedikit perusahaan yang mempekerjakan sebagian besar karyawannya dari rumah sehari penuh. Perkecualian perlu diberikan pada industri call center yang mempekerjakan ribuan pekerja rumahan. Bagi mayoritas karyawan, pilihan untuk bekerja di rumah dilihat sebagai sebuah keuntungan; kendati sebagian besar mereka tidak setiap hari dalam seminggu melakukannya. Pada tahun 2009, kantor Manajemen Personil melaporkan sekitar 102.000 karyawan Federal melakukan telework. Hingga tiga tahun berikutnya, baik sector publik maupun swasta, menurut pembuat kebijakan Teknologi Informasi di Amerika Serikat memprediksi adanya peningkatan telework hingga 65% untuk sektor publik dan 33% untuk sektor swasta atau privat.

Teknologi

Gagasan telecommuting berawal mula pada berkembangnya teknologi era 1970-an awal yang dapat menyambungkan kantor-kantor SATELIT ke perkotaan dan perumahan dengan dumb terminals dari saluran telepon sebagai jembatan jaringan (network bridge). Penyusutan biaya yang signifikan dan peningkatan performa serta kegunaan dari komputer pribadi menyebabkan desentralisasi(adalah penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengurusi urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan aspirasi dari rakyatnya dalam kerangka negara) lebih lanjut, dengan memindahkan kantor ke rumah-rumah. Pada tahun 1980 awal, kantor-kantor cabang dan pekerja rumahan dapat terhubung dengan perusahaan inti dengan menggunakan komputer pribadi dan emulasi terminal. Ihwal telework jarak jauh, proses ini difasilitasi oleh groupware, jaringan virtual privat, panggilan konferensi, video conferencing dan VoiceoverIP (VoIP) Akan sangat efisien dan bermanfaat bagi perusahaan manakala karyawannya diperbolehkan bekerja dengan jarak jauh. Hal ini membuat perusahaan masyarakat, bisa menekan pengeluaran karyawan dan mendapat pemasukan. Sebagaimana koneksi internet saat ini sudah menjadi sangat jamak di semakin banyak memiliki bandwidth(cakupan frekuensi) yang memadai di rumah untuk digunakan sebagai sarana penghubung mereka dengan fasilitas intranet kantor dan jaringan telepon internal. LAN yang diadopsi mempromosikan keterbagian sumber daya, dan komputasi server-klien membuat lebih banyak lagi desentralisasi. Kini, telecommuters bisa menggunakan laptop bersama mereka untuk bekerja, baik di kantor maupun di rumah (dan hampir mungkin, di segala tempat). Meroketnya komputasi awan (cloud computing) dan ketersediaan teknologi Wi-Fi kian
3

mempermudah akses ke server yang jauh melalui kombinasi dari hardware dan software yang bisa digunakan di mana saja.

aplikasi-aplikasi telecommuting

yg

sering

digunakan

untuk

ber-

1.Voice over IP
Voice over Internet Protocol (juga disebut VoIP, IP Telephony, Internet telephony atau Digital Phone) adalah teknologi yang memungkinkan percakapan suara jarak jauh melalui media internet. Data suara diubah menjadi kode digital dan dialirkan melalui jaringan yang mengirimkan paket-paket data, dan bukan lewat sirkuit analog telepon biasa.

2.E-mail (surat elektronik)


Email atau Surat elektronik atau surat digital atau pos elektronik atau nama umumnya dalam bahasa Inggris "e-mail atau email" (ejaan Indonesia: imel) adalah sarana kirim mengirim surat melalui jalur jaringan komputer (misalnya Internet).Dengan E-mail dalam telecommuter tidak hanya mengirim surat elektronik,sekarang ini kita dapat mengirim berbagai file-file yang menyangkut pekerjaan melalui E-mail seperti file word,PDF,Jpeg,Winrar Dll.

Keuntungan-keuntungan

Aplikasi telecommuting menawarkan keuntungan yang besar bagi komunitas, karyawan, dan perusahaan. Bagi komunitas, telecommuting memungkinkan pengerjaan yang lebih utuh dan penuh (dengan meningkatkan kemampuan bekerja di lingkungan yang dekat, khususnya bagi mereka para orang tua yang bekerja di rumah, para penjaga, penyandang cacat, dan penduduk yang tinggal di tempat yang sangat jauh), mengurangi kemacetan dan kemungkinan kecelakaan, melegakan lalu lintas, mengurangi jumlah gas rumah kaca (GRK), menghemat bahan bakar, mengurangi penggunaan energi, memperbaiki kesiapan bencana, dan mereduksi target terorisme. Namun, untuk perusahaan, bakat

telecommuting

bisa

memperluas atau

dan

mengembangkan mengurangi jejak

karyawan, karbon

mengurangi dan

menghambat energi, serta

penyebaran penyakit, mereduksi biaya, meningkatkan produktivitas, dan keluaran penggunaan menawarkan metode yang terjangkau untuk melaksanakan Americans with

Disabilities Act (ADA) tahun 1990, mengurangi pergantian dan absensi,


memperbaiki moral karyawan, menawarkan kesinambungan operasionalisasi strategi, meningkatkan kemampuan karyawan untuk menangani pekerjaan melewati batas waktu, dan menguatkan kemampuan adaptasi budaya karyawan. Pekerja telework tetap dapat menghemat pengeluaran hingga USD 20.000 atau Rp.200jt-an per karyawan dalam kurun wktu satu tahun. Guna telecommuting bagi individu, antara lain menciptakan keseimbangan antara bekerja dengan pekerjaan rumah dengan lebih baik, mengurangi pengeluaran karbon, menekan penggunaan bahan bakar, menciptakan libur baru dari 15 hingga 25 hari setahun, dan menghemat sekitar USD 4.000 hingga USD 21.000 per tahun untuk keperluan bepergian dalam kepentingan pekerjaan. Ketika harga bahan bakar diasumsikan rata-rata USD 3 per galon, karyawan yang rata-rata bekerja 5 hari dalam seminggu menghabiskan
6

sekitar USD 138,8 per bulan hanya untuk biaya bahan bakar. Bilamana 53% dari seluruh pekerja kerah-putih tersebut bekerja telework selama 2 hari dalam seminggu, maka secara kolektif mereka melakukan penghematan 9,7 galon bahan bakar dan USD 38,2 milyar setahun.

Telecommuting paruh-waktu dengan pekerjaan yang tepat (40%) dan


keinginan untuk melakukannya (79%) akan menyelamatkan dan banyak membantu perusahaan, komunitas, dan karyawan lebih dari USD 650 milyar per tahunnya. Ini merupakan hasil dari peningkatan produktivitas, berkurangnya pengeluaran kantor , menurunnya absensi dan pergantian, berkurangnya aktivitas bepergian untuk kepentingan pekerjaan, berkurangnya kebutuhan perbaikan jalan, konsumsi bahan bakar semakin berkurang dan berbagai penghematan lainnya.

Keuntungan sisi lingkungan

Telecommuting di kafe, membantu mereduksi penggunaan bahan bakar

Telecommuting mulai mendapat perhatian di Amerika Serikat setelah pada


tahun 1996 dikeluarkan amandemen Clean Air Act yang ditujukan untuk mengurangi Karbondioksida dan perbaikan ozon hingga 25%. Perjanjian tersebut meminta perusahaan pribadi, mendorong lebih karyawannya mengurangi umum, penggunaan tahun kendaraan memilih kendaraan

mempersingkat hari kerja dalam seminggu, dan melakukan telecommuting. Di 2004, agen-agen negara Federal Amerika Serikat mendorong implementasi telecommuting. Akan tetapi, peraturan tersebut terancam sebab agen Federal tak dapat menyediakan pilihan-pilihan telecommuting bagi seluruh karyawan.

Jika 40% populasi penduduk Amerika Serikat memiliki pekerjaan yang dapat dilakukan dengan telecommuting dan mau bekerja di rumah untuk hampir separuh dari total waktu kerjanya maka:

Negara dapat menghemat 280.000.000 barel (atau sekitar 45.000.000 m3) bahan bakar minyak (setara dengan 37% impor minyak dari Teluk).

Lingkungan dapat lebih terjaga dan terselamatkan dengan menarik sekitar 9 juta kendaraan secara permanen dari jalan.

Potensi energi yang didapat dari penghematan penggunaan bahan bakar jika dijumlahkan akan setara dengan dua kali sediaan energi terbarukan Amerika Serikat saat ini.

Kepuasan Karyawan

Fleksibilitas telework merupakan keuntungan tambahan yang diinginkan karyawan. Riset Robert Half International Financial Hiring Index pada tahun 2008, yang mensurvei 1.400 CFO menemukan 13% responden menganggap

telework sebagai insentif perekrutan terbaik saat ini untuk akuntan


profesional. Pada survei sebelumnya, 33% menganggap telework sebagai insentif perekrutan terbaik dan separuh (50%) menganggap telework sebagai insentif perekrutan terbaik kedua.

Permasalahan yang Mungkin Timbul

Kekhawatiran terbesar terkait telecommuting adalah: ketakutan akan kehilangan kontrol; 75% manajer menyatakan mempercayai karyawannya, namun sepertiganya mengaku perlu melihat kinerja karyawannya untuk memastikan segalanya baik-baik saja.

Hambatan yang menghambat gagasan telecommuting terus tumbuh adalah ketidakpercayaan terhadap karyawan dan ketidakterhubungan personal di antara para karyawan.

Telecommuting, bagi sebagian orang dilihat sebagai sebuah pelengkap dari


bekerja di kantor dan bukan kegiatan utama.

Masalah keamanan juga perlu diperhatikan ketika mengimplementasikan

telecommuting. Pada tahun 2006 terdapat kasus pencurian laptop salah


seorang anggota departemen Federal Amerika Serikat. Meski anggota departemen tersebut bukan seorang telecommuter, kasus ini memunculkan kekhawatiran bekerja di luar tempat kerja. Sembilan puluh persen eksekutif menganggap telecommuting sebagai satu konsep yang sangat kurang dalam hal keamanan. Para eksekutif pun mempermasalahkan pekerjaan kecil yang dibawa dan dikerjakan di luar kantor oleh para non-telecommuter karena kurangnya pelatihan, alat, dan teknologi yang mereka miliki.

Beberapa manajer mungkin melihat telecommuting akan menurunkan performa kerja karyawan di bulan-bulan awal, sebab mereka harus menyesuaikan diri dengan kondisi kerja yang baru. Menurunnya kinerja karyawan saat melakukan telecommuting juga diduga diakibatkan oleh kurang memadainya fasilitas perkantoran di luar kantor. Dapat dikatakan hampir 70 menit setiap harinya di kantor akan dihabiskan dengan gangguan, bolak-balik ke tempat foto kopi, dan gangguan lainnya. Meski demikian, di sisi lain produktivitas telecommuter meningkat. Lebih dari dua pertiga karyawan dilaporkan mengalami peningkatan produktivitas manakala ber-

telecommuting. Hasil survey CompTIA terhadap 212 pekerja dari berbagai sektor (Oktober, 2008).

Manajer lapangan tradisional umumnya tak terbiasa dengan hasil. Hal ini menyebabkan hambatan yang serius bagi perusahaan yang berupaya mengadopsi telecommuting di kantornya. Tanggung jawab dan kompensasi pekerja akan menjadi masalah utama pula. Perusahaan-perusahaan yang akan mengadopsi telecommuting hendaknya memeriksa masalah hukum lokal, isu-isu persatuan, dan hukum wilayah.

Telecommuting

pun

memerlukan pelatihan dan pengembangan yang mencakup evaluasi, simulasi program, pertemuan tim, materi tertulis, dan forum. Pembagian informasi harus diselaraskan dengan kantor virtual dan proses penyelesaian konflik harus dikembangkan. Dukungan operasional dan administratif perlu didesain ulang untuk mendukung lingkungan kantor virtual. Fasilitas-fasilitas pun perlu ditinjau dan dikoordinasikan dengan baik. Kesimpulan manajer untuk mengimplementasikan

telecommuting

pada

organisasi

adalah

untuk

menerapkan pendekatan yang bertujuan mengevaluasi, mengedukasi, mengorganisasi, dan menginformasi para karyawan.

Bekerja secara telecommuting juga dapat berdampak negatif pada karir seseorang. Survei terkini terhadap 1.300 eksekutif di 71 negara mengindikasikan gagasan telecommuting tidak terlalu didukung. Karyawan yang lebih sering bekerja dengan telecommuting akan kurang dipromosikan dalam pekerjaaannya. Perusahaan tidak akan mempromosikan seseorang hingga seseorang tersebut secara konstan terlihat dan dapat diukur performanya.

10

Anda mungkin juga menyukai