MINI CASE
Dosen:
Ragil Sriharto, S.E., M.M.
Oleh:
Group 3
Question no. 2
1. Bedakan pemasaran B2B dan B2C berdasarkan kedua kasus tersebut
2. Pada tahapan mana dari proses keduanya berbeda?
Answer no. 2
1. B2B atau business to business adalah transaksi bisnis yang melibatkan
pemasaran produk kepada pelanggan yang akan menggunakan produknya untuk
dijual kembali, dan bukan dengan konsumen pribadi. Contoh dari business to
business sendiri adalah yang sudah dilakukan oleh Robino Lorianto pemilik dari
toko roti Hans Bakery yang bekerja sama dengan Anchor Food Professionals
(AFP) sebagai supplier produk dairy (dan turunannya) yang bernama Fonterra.
Berbeda dengan AFP, perusahaan mobil Wuling menawarkan strategi pemasaran
B2C atau business to costumer. B2C sendiri adalah bisnis yang melakukan
pelayanan atau penjualan barang atau jasa kepada konsumen perorangan atau
group secara langsung.
2. Target market dari perusahaan Anchor Food Professionals adalah market
segmentation yaitu strategi di mana perusahaan membagi total pasar menjadi
kelompok orang yang memiliki kebutuhan produk yang relative sama, yaitu
dalam bidang food and beverages. Saingan AFP juga tidak terlalu besar karena
AFP mempunyai pabrik di Indonesia, sedangkan produk diary lainnya
kebanyakan hasil impor yang kualitas dari produk tersebut tidak bisa di kontrol
secara langsung. Kemudian AFP sendiri juga mengedukasi pasar dengan
memperkenalkan program kunjungan ke pelanggan dengan menggunakan iPad.
Para tenaga penjualan pun memberikan pencerahan tentang semua hal yang
terkait dengan produk diary, mulai dari membagikan video, memperkenalkan
resep – resep baru hingga memberikan informasi manfaat yang diberikan secara
cuma – cuma. Selain itu AFP juga menawarkan solusi yang bertujuan untuk
mengembangkan bisnisnya bersama – sama. AFP menyediakan advisory chef di
dapur atau menciptakan sistem yang dipimpin oleh koki, sehingga dapat bekerja
bersama pelanggan untuk mengembangkan produk berbasis susu yang mereka
jual, melalui jaringan mereka kepada pelanggan. Business to business yang
dilakukan pada AFP bertujuan untuk menciptakan bisnis yang sustain sehingga
jalinan kerja sama dengan pelanggan harus saling menguntungkan dan
membesarkan.
Berbeda dengan AFP, perusahaan mobil Wuling justru harus mengembalikan
kepercayaan konsumen di Indonesia, karena orang Indonesia sudah memberikan
citra negatif kepada mobil China dan memiliki pengalaman yang buruk terkait
produk tersebut. Perusahaan mobil Wuling menggunakan 360 degree of
marketing. Selain itu, dalam strategi komunikasi, perusahaan mobil Wuling
berupaya membuat diferensiasi promosi melalui kontennya, yaitu selalu
berupaya menyampaikan yang sebenarnya tentang mobil Wuling. Perusahaan
mobil Wuling juga menggunakan strategi promosi above the line atau ATC yaitu
aktivitas pemasaran yang menggunakan media lini atas seperti TV, radio,
majalah, koran dan social media.
Question no. 3
1. Jelaskan bagaimana strategi product
2. Jelaskan bagaimana strategi price
3. Jelaskan bagaimana strategi place
4. Jelaskan bagaimana strategi promotion
Answer no. 3
4P’s Marketing Mix – AFP
Product
a) Classifying products.
Produk yang dijual AFP merupakan business products, lebih spesifik yaitu raw
materials. Yaitu produk yang digunakan secara langsung ataupun tidak langsung
dalam suatu manufacturing. Selain dairy products, AFP juga menawarkan sales
service berupa solusi bisnis.
Seperti : promosi, presentasi, harga, serta advisory chief di dapur RnD Fonterra.
b) Product line and Product Mix. Dairy product (susu dan dan produk susu
turunannya).
c) Identifying products.
Branding. Anchor Food Professional (AFP) yang merupakan salah satu unit
di bawah Fonterra.
Product quality. Kualitas produk yang bagus dan solusi bisnis yang solutif.
Price
Dengan harga yang mahal Fonterra berusaha untuk tidak hanya menawarkan kualitas
yang sangat bagus, tetapi juga solusi bisnis untuk pelanggannya.
Place
a) Marketing channel
Tipe marketing channel yang digunakan AFP seperti tipikal channels for
business product adalah direct marketing, yaitu langsung menjual produknya
kepada customer : melakukan kunjungan langsung ke customer untuk
mengedukasi pelanggan mengenai produk mereka dan memberikan solusi
bisnis terhadap customer.
Terkait supply chain management AFP sudah menjangkau 23 kota dari 41
kota besar dan menargetkan untuk menggarap 40 ribu gerai di seluruh
Indonesia.
Channels for consumer products : producer langsung ke consumer
b) Intensity of market coverage
AFP mencoba melakukan intensive distribution yaitu mencoba membuat produk
tersedia di gerai sebanyak mungkin yang terbukti dengan mencoba untuk
menjangkau lebih dari 23 kota dan lebih dari 40 ribu gerai.
c) Physical distribution
Salah satu aspek yang termasuk pada physical distribution adalah warehousing.
AFP sudah mempunyai kantor pusat dan pabrik di Indonesia. Serta untuk
pendistribusiannya, AFP sudah memiliki banyak gudang dan pendingin untuk
produk chilled dan frozen sekaligus.
Promotion
a) Personal selling
yaitu penjualan langsung atau komunikasi 2 arah kepada potnetial customer
melalui edukasi produk, business solution (advisory chef, presentasi, harga dan
promosi, product development)
b) Publicity
komunikasi non personal yang disebarkan oleh media, namun tidak di bayar
langsung oleh perusahaan (Press rilis & media liputan). AFP mencoba untuk
meningkatkan publicitynya melalui workshop dan kompetisi pastry, dimana
dimulai dari komunitas-komunitas koki untuk berpartisipasi
c) AFP menggunakan push strategy yaitu dengan sebuah usaha untuk memotivasi
perantara, dalam kasus AFP berarti tenaga penjualan atau gerai mereka untuk
dapat membuat produk mereka tersedia untuk customer mereka.
4P’s Marketing Mix – Wuling dan Sokonindo Automobile
Product
a) Classifying products.
Produk yang dijual oleh Wulind dan Sokonindo merupakan specialty products
yaitu produk
barang yang memerlukan riset dan usaha yang besar untuk membelinya.
b) Product line and Product Mix
Product Mix Wuling : Confero (Small MPV), Cortez (Medium MPV), Formo
(LCV), Almaz (SUV), target market : family, yang mengutamakan keamanan dan
kenyamanan
Product Mix Sokonindo : MPV, DFSK Glory 580 (SUV)
c) Identifying products
Branding. : Wuling dan DFSK
Product quality. Kualitas produk yang bagus (yang katanya dapat menyamai
produk dari Jepang)
Price
Wuling : 143jt - 222jt (Jabodetabek), dengan CC yang berbeda dan jenis yang berbeda
Sokonindo : 245.9jt - 308jt, dengan CC yang berbeda dan jenis yang berbeda
a) Penetration price strategy
Penetration price strategy adalah menetapkan harga murah agar dapat membantu
produk tersebut masuk ke pasar. Wuling dan Sokonindo menawarkan harga yang
murah untuk dapat masuk ke pasar otomotif Indonesia.
Place
a) Marketing channel
Terkait supply chain management, Wulind dan Sokonindo mempunyai pabrik
dan supplier park, serta dealern yang sudah tersebar di seluruh Indonesia.
b) Channels for consumer products : dari producer --> retailers (Dealers) –>
consumers
c) Intensity of market coverage
Wuling dan Sokonindo mencoba melakukan intensive distribution yaitu
mencoba membuat produk mereka tersedia di setiap daerah di Indonesia
sebanyak mungkin.
d) Physical distribution
Salah satu aspek yang termasuk pada physical distribution adalah warehousing.
Wuling sudah mempunyai pabrik dan supplier park seluas 60 hektare di
Cikarang, Jawa Barat, 91 dealer di seluruh Indonesia. Sokonindo pun sudah
mempunyai pabrik dan supplier park seluas 20 hektare di Cikande, Serang,
Banten dan dealer di seluruh Indonesia.
Promotion
Wuling dan Sokonindo Automobile
a) Advertising
Bentuk komunikasi nonpersonal berbayar yang nantinya akan di sebarkan melalui
media, seperti iklan di TV. Wuling, mempromosikan produknya melalui media –
media digital di Indonesia
b) Above the Line (ATL)
Aktivitas promosi yang dilakukan untuk menjangkau audiens yang lebih besar
dan tidak ada interaksi langsung dengan audien. Untuk Wuling, promosi ATL
dilakukan melalui TVC untuk Confero & Cortez begitu juga dengan Sokonindo.
Namun, Sokonindo disertai dengan Brand Ambassador, yaitu Agnez Mo.
c) Below the Line (BTL)
Aktivitas promosi yang audiensnnya terbatas dan aktivitasnya memberikan
audiens kesempatan untuk merasakan, menyentuh atau berinteraksi. Wuling
melakukan aktivitas promosi BTL melalui Brand Activation (test drive), “Wuling
family Festival”
d) Word of Mouth
Promosi melalui mulut ke mulut atau melalui testimoni pemakai produk tersebut.
Wuling merasa customer pertama mereka sangatlah penting, untuk bisa
mempromosikan Wuling secara tidak langsung.
e) Sales Promotion
Sales promotion adalah penawaran yang dirancang untuk menarik customer
terhadap produk yang ditawarkan. Untuk Wuling dan Sokonindo Automobile, 2
brand ini menawarkan program after sales yaitu garansi, dan gratis biaya jasa
service berkala (Wuling).
Question no. 4
Jelaskan proses pemasaran dari kedua brand dari titik awal yaitu identification
needs and wants sampai dengan titik costumer relationship management
Answer no. 4
Proses pemasaran menurut Kotler dkk. dapat dibagi menjadi dua bagian besar: (1)
Kegiatan yang menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan pelanggan
(yang akan dibahas), dan (2) Menangkap nilai dari pelanggan (tidak dibahas).
Proses pemasaran yang berkaitan dengan kegiatan yang menciptakan nilai bagi
pelanggan dapat dilakukan melalui 4 langkah, yaitu: (1) memahami pasar, serta
kebutuhan dan keinginan pelanggan, (2) merancang strategi pemasaran customer-driven,
(3) membuat program pemasaran terintegrasi (4P’s marketing mix), dan (4) membangun
hubungan yang menguntungkan dan menciptakan kepuasan pelanggan.
Fonterra
1. Memahami pasar, serta kebutuhan dan keinginan pelanggan
a. Melakukan riset terhadap pasar dan pelanggan (kebutuhan dan keinginan)
Industri susu Indonesia mengalami pertumbuhan eksponensial karena
adanya perubahan yang signifikan pada pandangan konsumen terhadap
kesehatan dan gaya hidup.
Penggerak pertumbuhan industri dairy product adalah kelas menengah
Indonesia, di mana tren konsumsi bergerak simultan dengan tingkat
pertumbuhannya.
Konsumen kini lebih cerdas. Mereka memperhitungkan sumber
makanan, keberlanjutan, dan transparansi selama pembelian makanan.
Konsumen cenderung memilih makanan yang memiliki dampak
negatif lebih sedikit terhadap lingkungan dan masyarakat yang
memproduksinya.
Fonterra tidak memiliki pesaing langsung yang principal office di
Indonesia, di mana pesaing Fonterra adalah para importir asing yang
praktis tidak bisa menjamin pasokan barang selalu datang tepat waktu.
b. Mengelola informasi pemasaran dan data pelanggan
Pelanggan Fonterra adalah pengusaha bakery, di mana kebanyakan usaha
tersebut telah ditangani generasi kedua yang notabene lebih berpendidikan.
Situasi tersebut menguntungkan bagi Fonterra karena lebih mudah
memengaruhi para pelanggan.
2. Merancang strategi pemasaran customer-driven
a. Memilih pelanggan untuk dilayani: segmentasi dan penetapan target pasar
Anchor Food Professionals (AFP) memilih pelanggan para pengusaha bakery.
AFP menawarkan bahan berkualitas dengan kandungan butter-nya 100%,
sehingga membuat roti lebih enak dan gurih. Meskipun menyebabkan harga
jual lebih mahal karena biaya produksi lebih tinggi, tetapi pelanggan bakery
menyukai.
b. Menentukan proposisi nilai: differentiation dan positioning
Differentiation dan positioning dilakukan dengan tidak hanya menawarkan
produk dairy kepada pelanggan; tetapi juga menawarkan solusi (pendekatan
diri ke pelanggan) yang bertujuan untuk mengembangkan bisnisnya bersama-
sama, serta edukasi pasar.
AFP membantu memberikan solusi pengembangan bisnis dengan membantu
meningkatkan kualitas dan kuantitas bisnis toko roti. Dimulai dari penataan
ulang layout toko, penentuan dan penempatan (display hero product), hingga
pengayaan resep dan varian produk. AFP menyediakan advisory chef di dapur
R&D Fonterra. AFP menciptakan sistem yang dipimpin oleh koki, bekerja
sama pelanggan untuk mengembangkan produk berbasis susu yang mereka
jual melalui jaringan mereka kepada pelanggan. Di sini para advisor
memikirkan dan mengembangkan resep-resep baru berbahan baku produk
Anchor yang kemudian bisa dimanfaatkan oleh pelanggan.
Upaya edukasi pasar dilakukan dengan mengenalkan program kunjungan ke
pelanggan dengan menggunakan iPad. Para tenaga penjualan memberikan
pencerahan tentang semua hal yang terkait dengan produk dairy; mulai dari
membagikan video, memperkenalkan resep baru, hingga memberikan
informasi manfaat, nilai tambah sekaligus kalkulasinya jika pelanggan
mengganti bahan kue/makanan yang digunakan dari non-dairy ke produk
dairy. AFP memberikan alat dan resep baru kepada pelanggan yang bias
didapatkan secara cuma-cuma.
3. Membuat program pemasaran terintegrasi (4P’s Marketing Mix)
a. Product – Desain produk dan jasa: membangun produk yang kuat
Produk yang dijual oleh Fonterra adalah dairy product (susu dan produk susu
turunannya).
b. Price – Penetapan harga dan menciptakan nilai nyata (menjadikan menarik)
Harga mahal denga kualitas tinggi dan memberikan solusi bisnis
c. Place – Distribusi: Menata permintaan dan rantai pasokan
Berada di 23 kota besar di Indonesia
d. Promotion – Mengomunikasikan nilai pelanggan
Personal selling, yaitu dengan melakukan edukasi produk dan business
solution (advisory chef, presentasi, harga dan promosi, product development).
4. Membangun hubungan yang menguntungkan dan menciptakan kepuasan
pelangggan
Customer relationship management (CRM) merupakan manajemen hubungan
pelanggan dengan membangun hubungan yang kuat antara perusahaan dengan
pelanggannya; dan partner relationship management (PRM) merupakan
manajemen hubungan kemitraan dengan membangun hubungan yang kuat dengan
mitra pemasaran. Pada dasarnya, menggarap pasar B2B adalah upaya
mengembangkan bisnis secara bersama-sama. Prinsip ini yang digunakan
Fonterra, bahwa Anchor tidak ingin berkembang sendiri. Dalam hal ini Fronterra
berlaku bukan sekedar provider, melainkan co-creator. Jalinan kerja sama dengan
pelanggan harus saling menguntungkan dan saling membesarkan, sehingga
Fonterra berkomitmen maju dan berkembang bersama pelanggan (pengusaha
bakery), sebagai bagian dari prinsip customer relations.
Wuling Motors
1. Memahami pasar, serta kebutuhan dan keinginan pelanggan
a. Melakukan riset terhadap pasar dan pelanggan (kebutuhan dan keinginan)
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia
(Gaikindo), mobil Jepang pada 2017 menguasai 98% pasar mobil Tanah Air,
tetapi pada 2018 angkanya turun menjadi 97%.
8 besar whole sales mobil di Indonesia pada 2018: (1) Toyota 352.161 unit,
(2) Daihatsu 202.738 unit, (3) Honda 162.170 unit, (4) Mitsubishi 142.861
unit, (5) Suzuki 118.014 unit, (6) Mitsubishi Fuso 51.470 unit, (7) Hino
39.737 unit, dan (8) Isuzu 26.098 unit. Posisi ke-9 ditempati Wuling Motors
17.002 unit.
b. Mengelola informasi pemasaran dan data pelanggan
Pada awal memasarkan produknya di 2017, Wuling sukses menjaring 5.050
konsumen. Selama 2018 penjualan Wuling mencapai 17.002 unit, menguasai
1,5% pangsa pasar Indonesia. Dari angka ini, Confero menyumbang 65%,
Cortez 34%, Formo 1%, dan Almaz saat itu masih pre-order. Dalam waktu
relatif singkat, Wuling menjadi produsen mobil China yang berhasil masuk 10
besar penjualan pada periode 2018.
2. Merancang strategi pemasaran customer-driven
a. Memilih pelanggan untuk dilayani: segmentasi dan penetapan target pasar
Saat awal memasarkan produknya di 2017, Wuling sukses menjaring 5.050
konsumen. Konsumen awal ini sangatlah penting karena merupakan endorser
secara tidak langsung Wuling untuk melancarkan word of mouth marketing
(WOMM) tentang produk Wuling, di mana konsumen awal tersebut akan
bercerita tentang Wuling kepada yang lain dan menjadi promosi yang ampuh.
Target pasar Wuling adalah untuk menjual produk mobil berdasarkan
kategorinya: Confero (kategori small multi purpose vehicle – MPV) yang
membidik keluarga yang mengutamakan keamanan dan kenyamanan, Cortez
(MPV medium) yang menyasar kendaraan seleas Toyota Kijang Innova,
Formo (kategori light commercial vehicle – LCV), dan Almaz (kategori sport
utility vehicle – SUV).
b. Menentukan proposisi nilai: differentiation dan positioning
Differentiation dan positioning dilakukan dengan mempersiapkan backbone,
yaitu membangun pabrik sekaligus supplier park di sekitar pabrik (strategi
yang tidak dilakukan pemain mobil China sebelumnya) seluas 60 hektare di
Cikarang, Jawa Barat dengan investasi senilai US$ 700 juta, jaringan dealer,
dan layanan pasca jual.
Untuk menanamkan awareness, dilakukan 360 degree of marketing. Selain
itu, dalam strategi komunikasi Wuling berupaya membuat diferensiasi
promosi melalui kontennya, yaitu selalu berupaya menyampaikan informasi
yang sebenarnya tentang Wuling. Promosi dilakukan dengan above the line
(ATL) seperti iklan TVC dan below the line (BTL) dengan kampanye bertema
“Wuling Family Festival”, serta melalui media digital yang membuat
masyarakat bisa menerima informasi mengenai Wuling dengan cepat (info
positif maupun negatif).
3. Membuat program pemasaran terintegrasi (4P’s Marketing Mix)
a. Product – Desain produk dan jasa: membangun produk yang kuat
Confero (small MPV), Cortez (medium MPV), Formo (LCV), Almaz (SUV).
b. Price – Penetapan harga dan menciptakan nilai nyata (menjadikan menarik)
Harga jual mobil Wuling berkisar antara 143 juta – 222 juta (Jabodetabek),
dengan CC dan jenis yang berbeda.
c. Place – Distribusi: Menata permintaan dan rantai pasokan
Pabrik dan supplier park seluas 60 hektar di Cikarang, Jawa Barat; serta 91
dealer di seluruh Indonesia.
d. Promotion – Mengomunikasikan nilai pelanggan
ATL melalui TVC untuk Confero & Cortez, BTL melalui campaign “Wuling
Family Festival”, brand activation (test drive), Word of Mouth, dan
advertising.
4. Membangun hubungan yang menguntungkan dan menciptakan kepuasan
pelanggan
Customer relationship management (CRM) merupakan manajemen hubungan
pelanggan dengan membangun hubungan yang kuat antara perusahaan dengan
pelanggannya. Pada pasar B2C, Wuling mengutamakan experience. Sebagai
produk baru, maka yang harus dilakukan adalah bagaimana mengajak konsumen
untuk melihat dan mencoba produk Wuling sehingga konsumen percaya. Hal
pertama yang dapat dilakukan adalah melalui test drive.
Selain dibanderol dengan harga relatif lebih rendah dibandingkan produk di
kelasnya, Wuling berupaya untuk mencuri hati konsumen. Seluruh line-up produk
diberi layanan pasca jual berupa garansi yang terdiri dari: garansi umum tiga
tahun atau 10.000 km, garansi komponen mesin dan transmisi selama lima tahun
atau 100.000 km, dan gratis biaya jasa servis berkala sampai 50.000 km atau
empat tahun. Wuling juga memiliki Wuling Mobile Service dan Wuling Customer
Assistance.
Selain itu, Wuling berkomitmen untuk terus menghadirkan produk dan layanan
yang sesuai dengan kebutuhan Indonesia, termasuk mengembangkan jaringan
dealer yang telah mencapai 91 gerai pada akhir 2018.
Question no. 5
Masalah – masalah yang di hadapi perusahaan selama ini
Answer no. 5
Fonterra
1. Keberagaman konsumen
konsumen kini lebih cerdas, tidak lagi mudah tergiur dengan harga yang murah,
dan cenderung memilih makanan yang memiliki lebih sedikit dampak negatif
terhadap lingkungan dan masyarakat yang memproduksinya.
2. Target pemasaran sangat segmented
bisnis yang bisa jadi target cukup terkotak-kotak yaitu hanya bisnis yang menjual
produk dengan dairy product atau yang kemungkinan bisa bergeser dari non-
dairy product ke dairy product.
3. Perkembangan zaman
perkembangan zaman yang pesat yang harus diikuti oleh Fonterra agar bisa tetap
eksis dalam menghasilkan produk terbaiknya. Karena Fonterra harus sadar bahwa
perusahaan ini bukan hanya provider, melainkan co-creator di mana pelanggan
pada dasarnya tidak mampu berinovasi.
4. Saingan bisnis serupa
untuk saat ini Fonterra belum mempunyai saingan langsung, akan tetapi di
kemudian hari mungkin akan berdatangan saingan dengan bisnis serupa dengan
Fonterra atau bisnis yang dapat mengganggu penjualan dari produknya.
Question no. 6
Evaluasi terhadap apa yang sudah dilakukan oleh perusahaan – perusahaan
tersebut
Answer no. 6
Kami akan mencoba mengevaluasi apa yang sudah dilakukan perusahaan AFP dan
Wuling serta Sokonindo terkait marketing dengan materi yang ada di buku FHF Ch
11,12:
AFP (Anchor Food Professional) /Fonterra
1. Marketing concept adalah suatu konsep dimana organisasi selain harus memuaskan
kebutuhan konsumen melalui suatu aktivitas terkoordinasi namun juga harus dapat
mencapai goal-nya juga. Terkait marketing concept yang dianut Fonterra/AFP adalah
customer relation atau kalau di buku sama dengan market orientation dimana
merupakan pendekatan yang mengharuskan organisasi untuk mengumpulkan
informasi tentang kebutuhan konsumen, membagi informasi tersebut ke dalam
seluruh bagian perusahaan dan menggunakan informasi itu untuk membantu
membangun hubungan jangka panjang dengan konsumen. Dapat kita lihat bahwa
konsep AFP adalah co-creator bukan sekedar provider. Mereka mencoba membantu
customer untuk meningkatkan penjualan dan profit. Dengan meningkatnya penjualan
konsumen dan makin sustain-nya bisnis konsumen, maka permintaan akan bahan
baku mereka pun meningkat sehingga pun akan dapat menjamin hubungan jangka
panjang dengan konsumen.
Pricing objectives disini selain untuk memaksimalkan profit and sales juga untuk
mem-boosting market share bahwa dengan harga yang mereka tawarkan tidak
hanya dapat mendapatkan bahan baku yang berkualitas namun juga mungkin
solusi pengembangan bisnis bagi bisnis baru.
3) Place/distribution
Adapun distribution strategy yang dilakukan AFP:
d) Marketing channel
Tipe marketing yang digunakan AFP seperti tipikal channels for business
product adalah direct marketing, yaitu salah satunya dengan edukasi pasar
atau melakukan kunjungan langsung ke pelanggan yaitu tidak hanya
memperkenalkan produk namun juga tools/resep baru secara gratis.
Terkait supply chain management AFP sudah menjangkau 23 kota dari 41
kota besar dan menargetkan untuk menggarap 40 ribu gerai di seluruh
Indonesia.
e) Intensity of market coverage
Disini AFP mencoba melakukan intensive distribution yaitu mencoba membuat
produk tersedia di gerai sebanyak mungkin yang terbukti dengan mencoba untuk
menjangkau lebih dari 23 kota dan lebih dari 40 ribu gerai.
f) Physical distribution
Dari segi warehousing, AFP mencoba menjamin pasokan barang karena mereka
memiliki kantor (principal office) dan pabrik di Indonesia serta jaringan
distribusi yang kuat. Mereka memiliki puluhan gudang dan pendingin untuk
produk chilled dan frozen sekaligus. Inilah competitive advantage dari AFP
karena pesaing mereka yang merupakan importir asing yang tidak dapat
menjamin pasokan barang datang tepat waktu.
4) Promotion
Pricing objectives disini selain untuk memaksimalkan profit and sales juga untuk
mem-boosting market share dengan harga yang relatif lebih rendah dibandingkan
produk-produk di kelasnya. Strategi pricing new product yang diterapkan ini
adalah penetration price, yaitu harga rendah yang ditetapkan untuk membantu
sebuah produk memasuki pasar dan mendapatkan market share dengan cepat.
3) Place/Distribution
Wuling:
Sales promotion. Ada layanan pasca jual yang diberikan. Seluruh line-up
produknya diberi layanan pasca jual berupa garansi yang terdiri dari garansi
umum 3 tahun/100.000 km, garansi komponen utama mesin dan transmisi
selama 5 tahun/100.000 km, dan gratis biaya jasa servis berkala sampai
50.000 km/4 tahun. Ada juga layanan Wuling Mobile Service dan Wuling
Customer Assistance.
Advertising. Melakukan promosi above the line (ATL) seperti iklan TVC saat
mengiklankan Confero dan Cortez. Confero mengusung slogan “The Real
Sporty Family MPV” dan Cortez mengusung slogan “The New Choice of
MPV”.
Publicity. Dengan “Media First Impression” yaitu memberikan kesempatan
pada awak media untuk menjadi yang pertama merasakan mengendarai
Almaz saat peluncurannya serta diperkenalkan dalam ajang Gaikindo
Indonesia International Motor Show 2018. Wuling dalam aktivasi mereknya
mengutamakan experience seperti dengan test drive. Selain itu dengan below
the line (BTL) yaitu melakukan Wuling Family Festival, mengumpulkan
konsumen dalam sebuah acara sehingga ada alih informasi. Sudah dilakukan
di Semarang, Surabaya, dan Jakarta dan akan dilanjutkan di tahun 2019.
Sokonindo
Sales promotion. Ada layanan pasca jual dengan menawarkan jaminan
garansi selama 7 tahun, garansi terlama yang pernah diberikan pabrikan
mobil di Indonesia.
Advertising. Gencar memasarkan SUV DFSK Glory 580 dengan rajin beriklan
di TVC melalui duta mereknya, Penyanyi Agnes Monica.
b) Wuling melakukan strategi 360 degree of marketing yaitu suatu pendekatan
dimana mengkomunikasikan produk kepada konsumen melalui berbagai
channel komunikasi termasuk media digital. Selain itu selalu berusaha
menyampaikan informasi yang sebenarnya tentang Wuling.
c) Word of Mouth Marketing (WOMM) dimana konsumen awal merupakan
endorse tidak langsung Wuling, yang terbukti dengan 5050 konsumen awal
bertambah menjadi 22 ribu konsumen. Pada akhirnya lahir berbagai
komunitas Wuling antara lain Wuling Community Indonesia dan Baraya.
d) Wuling dan Sokonindo menggunakan push strategy yaitu dengan mencoba
memotivasi distributor atau dealer mereka untuk menjual produknya ke
pelanggan.
3. Kaitan marketing strategy dengan buying behaviour dan marketing environment.
Wuling dan Sokonindo menerapkan marketing strategy mereka dengan
mempertimbangkan tantangan mereka yaitu buying behaviour dari konsumen dan
juga marketing environment. Buying behaviour dari targeted consumer mereka
berdasar atas faktor learning (pengalaman buruk konsumen dengan mobil buatan
China), perception (bahwa produk buatan China citranya negatif, kurang berkualitas,
dan kurang prestige dibanding produk populer negara lain misalnya Jepang), dan
motivation (konsumen menginginkan produk dengan kualitas bagus namun harga
murah). Sedangkan marketing environment mereka antara lain:
a) Political, legal, and regulatory forces, semakin berkurangnya trade barrier saat
ini sehingga produk asing dapat dengan mudah masuk ke pasar Indonesia,
keinginan akan kejujuran dan transparansi perusahaan terkait apa yang
diiklankan, dan ketaatan perusahaan terhadap hukum.
b) Social foces, berupa standar hidup, kualitas hidup, serta gaya hidup konsumen
saat ini serta perhatian akan keberlangsungan lingkungan.
c) Competitive and economic forces, berupa pendapatan yang meningkat, serta
purchasing power dari kelas menengah yang meningkat.
d) Technological forces, berupa perkembangan teknologi dan social media
mempengaruhi selera dan gaya hidup konsumen.
Question no. 7
Apa rekomendasi dari group 3 untuk menghadapi masalah – masalah tersebut
Answer no. 7
Masalah yang telah di hadapi;
Rekomendasi dari group 3 untuk menghadapi masalah tersebut;
Fonterra
1. Keberagaman konsumen
konsumen kini lebih cerdas, tidak lagi mudah tergiur dengan harga yang murah,
dan cenderung memilih makanan yang memiliki lebih sedikit dampak negatif
terhadap lingkungan dan masyarakat yang memproduksinya.
2. Target pemasaran sangat segmented
bisnis yang bisa jadi target cukup terkotak-kotak yaitu hanya bisnis yang menjual
produk dengan dairy product atau yang kemungkinan bisa bergeser dari non-
dairy product ke dairy product.
3. Perkembangan zaman
perkembangan zaman yang pesat yang harus diikuti oleh Fonterra agar bisa tetap
eksis dalam menghasilkan produk terbaiknya. Karena Fonterra harus sadar bahwa
perusahaan ini bukan hanya provider, melainkan co-creator di mana pelanggan
pada dasarnya tidak mampu berinovasi.
4. Saingan bisnis serupa
untuk saat ini Fonterra belum mempunyai saingan langsung, akan tetapi di
kemudian hari mungkin akan berdatangan saingan dengan bisnis serupa dengan
Fonterra atau bisnis yang dapat mengganggu penjualan dari produknya.
Wuling dan Sokonindo
1. Pengalaman buruk orang Indonesia akan merk mobil China yang memberikan
citra negatif kepada produk tersebut.
2. Masih banyak pelanggan yang wait and see, belum ada keberanian untuk
memiliki mobil dari Wuling dan Sokonindo dikarenakan belum ada jaminan daya
tahan atau durability secara jangka panjang dari produk tersebut.
3. Berkaca dengan brand mobil China yang kebanyakan gagal menembus pasar
mobil Indonesia yang dikuasai mayoritas oleh mobil Jepang, Wuling dan
Sokonindo harus berusaha lebih keras lagi dalam membangun “trust” dari calon
customer dan diikuti dengan layanan pasca jual yang mumpuni nantinya.
Fonterra
1. Memperkuat sales pada region yang sudah berdiri, sehingga dapat mempercepat
perbaikan distribusi. Dengan memperkuat penjualan di gerai – gerai yang sudah
berdiri, dapat mempercepat pembangunan gudang di daerah lain. Karena,
sebagian profit dapat di salurkan untuk mempercepat pembangunan gudang di
daerah lain.
2. Menghasilkan produk yang terbaik dan stabil dalam kualitas, ramah terhadap
lingkungan, serta tepat waktu dalam mendistribusikannya.
3. Menggali informasi tentang calon customer bisnis dengan baik agar tepat sasaran
dan lebih efisien (menghemat dalam biaya pemasaran).
4. Berusaha selalu melakukan terobosan-terobosan baru dalam mengelola produk
karena Fonterra merupakan co-creator dan memastikan produk yang diterima
selalu dalam keadaan baik dan sempurna sehingga siap untuk menghadapi pasar
bila nantinya ada saingan yang mempunyai bisnis serupa.
Question no. 8
Tantangan perusahaan 10 tahun yang akan datang
Answer no. 8
Fonterra
1. Perubahan gaya hidup sehat di masyarakat dan kecenderungan mengkonsumsi
produk yang berubah-ubah
2. Semakin banyaknya kompetitor di industri serupa dengan Fonterra
3. Menjadi co-creator di bisnis FnB
Wuling & Sokonindo
1. Semakin banyaknya merek mobil yang hadir di pasar mobil Indonesia
2. Regulasi kendaraan bermotor di Indonesia
3. Kesanggupan menyediakan spare part dan layanan pasca jual yang mumpuni
Question no. 9
Apa rekomendasi group untuk menghadapi tantangan ini
Answer no. 9
Fonterra
1. Menyiapkan tim RnD untuk new product line. Produk-produk baru ini harus
mengikuti tren makanan, health, dan life style dan dapat juga melibatkan
customer mereka dalam pemilihan produk-produk baru ini.
2. Menambahkan nilai fungsi dari produk itu sendiri (uniqeness, quality, dll),
memperluas target pasar, memperbaiki supply chain management, semakin
intensif dalam Promotion seperti edukasi pasar, workshop, demo dan kompetisi
pastry, serta terus memelihara atau bahkan meningkatkan customer relationship
management dengan pelanggan yang sudah ada.