Pertemuan 12B - Prosedur Audit
Pertemuan 12B - Prosedur Audit
dan
Teknik Perpajakan
KELOMPOK 7
LENI MARLINA
DIAH AYU TRI K.
FATIMAH NURCAHYAN
AKUNTANSI FORENSIK
Investigasi dengan Teknik Audit
● Dalam kedua teknik ini investigator menggunakan inderanya, untuk mengetahui atau memahami
sesuatu. Dari beberapa contoh dibawah, kita melihat berbagai tingkat pemahaman yang bisa
diperoleh dari pengamatan dan pemeriksaan fisik:
● Dari kunjungan ke lokasi yang terkena dampak semburan Lumpur panas di Porong, Sidoarjo tahun
2006, investigator menyaksikan sendiri apa yang terjadi dan luasnya musibah. Ini salah satu
pemahaman. Investigator mempunyai “bayangan”. Pemahaman ini penting ketika nantinya ia
membaca laporan para ahli secara rinci tentang luasnya kerusakan dan besarnya kerugian.
● Dari kunjungan ke wilayah yang terkena gempa, para relawan dan petugas dari dinas Sosial dapat
menentukan jumlah kilometer jalan, rumah, sekolah, rumah ibadah, kantor, pabrik, dan lain-lain yang
rusak. Pemahaman ini lebih dalam dari “bayangan” mengenai intensitas kerugian akibat semburan
Lumpur panas tadi. Disini ada data kuantitatif.
MEMINTA KONFIRMASI
Meminta konfirmasi adalah meminta pihak lain (dari yang diaudit inves-
tigatif), untuk menegaskan kebenaran atau ketidakbenaran suatu in-
formasi.
Dalam audit, teknik ini umumnya diterapkan untuk mendapat kepastian
mengenai saldo utang-piutang. Akan tetapi sebenarnya ia dapat diter-
apkan untuk berbagai informasi, keuangan maupun nonkeuangan.
Teknik ini tidak memerlukan pembahasan khusus. Tak ada audit investigatif tanpa pe-
meriksaan dokumen. Hanya saja, dengan kemajuan teknologi, definisi dokumen menjadi
lebih luas, termasuk informasi yang diolah, disimpan, dan dipindahkan secara elektronis
(digital).
REVIEW ANALITIKAL
Deloitte Haskins & Sells (disingkat DHS, cikal bakal dari Deloitte
Touche Tohmatsu) mencatat penggunaan teknik ini dalam audit
manual mereka di tahun 1930-an. Di akhir 1960-an dan awal
1970-an DHS mengembangkan berbagai perangkat lunak untuk re-
view analitikal, diantaranya Statistical Techniques for Analytical Re-
view (STAR) in Auditing. Judul yang sama digunakan sebagai judul
dari buku yang ditulis kedua pionic dalam
bidang ini, Kenneth. W. Stringer dan Trevor R. Stewart.'
Seperti dalam audit, juga dalam audit investigatif, permintaan informasi harus
dibarengi diperkuat, atau dikolaborasi dengan informasi dari sumber lain atau
diperkuat (substantiated) dengan cara lain. Permintaan informasi sangat
penting, dan juga merupakan prosedur yang normal dalam suatu audit inves-
tigatif.
MENGHITUNG KEMBALI
2. Perhitungan cost recovery oleh kontraktor bagi hasil (production sharing con-
tractor). Cost recovery ini sangat besar jumlahnya. Kalau tidak dihitung kembali
oleh counterpart PSC atau lembaga pemeriksa independen, cost recovery 'rawan
penyalahgunaan.
Buku teks ekonomi perusahaan tahun 1950-an memberi dua contoh pembandin-
gan dengan menggunakan istilah jerman: Betriebs Vergleich dan Zeit Vergleich.
Dalam Betriebs Vergleich kita membandingkan perusahaan (Betriebs) yang kita au-
dit investigatif dengan saingannya yang seukuran. Terutama kalau Betriebs lainnya
itu cukup banyak, kita bisa mempunyai rata- rata industri yang andal. Pada
dasarnya Betriebs Vergleich ini yang dimanfaatkan akademisi seperti Michael
Porter untuk menganalisis kompetisi atau persaingan.
Dalam Zeit Vergleich kita membandingkan perusahaan yang kita audit investigatif
pada saat sekarang dengan hal yang sama di masa (Zeit) lalu. Dalam Zeit Vergle-
ich kita mencoba memahami bagaimana perusahaan yang kita audit investigatif ini
berbeda dengan masa lalunya, dan mengapa. Kembali kepada Michael Porter, ia
menggunakan Zeit Vergleich (tanpa menggunakan istilah ini) untuk menerangkan
kesinambungan laba (profit sustainability) dari suatu perusahaan. Investigator
menggunakan teknik yang sama untuk melihat indikasi fraud, karena fraud men-
Membandingkan
Anggaran dengan Real-
isasi
Dalam entitas yang merupakan profit center atau revenue center, pejabat ter-
tentu menerima insentif (bonus) sesuai dengan "keberhasilan" yang diukur
dengan pelampauan anggaran. Investigator perlu mengantisipasi kecenderun-
gan realisasi penjualannya dibuat tinggi (overstated). Penjualan kredit dan pen-
giriman barang secara besar-besaran pada akhir tahun merupakan indikasi
mengenai hal itu. Pengembalian barang sesudah akhir tahun memperkuat in-
dikasi adanya fraud.
Analisis Vertikal
dan Horizontal
Analisis vertikal dan horizontal merupakan analisis rasio laporan keuangan. Analisis vertikal me-
nunjukkan rasio antara suatu akun dengan akun lainnya dalam laporan keuangan untuk tahun
yang sama.
Contoh analisis vertikal dalam laporan laba rugi: rasio antara harga pokok penjualan dengan
penjualan, rasio antara laba kotor dengan penjualan, rasio antara biaya penjualan dengan pen-
jualan, rasio antara biaya administrasi dengan penjualan, dan seterusnya. Analisis ini disebut
analisis vertikal karena angka-angka yang dibandingkan terletak secara vertikal dalam laporan
keuangan. Misalnya dalam contoh laporan laba rugi di Analisis
bawah. horizontal menunjukkan perubahan (ke-
naikan atau penurunan) suatu akun untuk suatu
tahun (periode) dibandingkan tahun (periode)
sebelumnya atau tahun (periode) berikutnya.
Analisis ini tidak lain dari Zeitvergleich yang
dibahas di atas.
Hubungan antara Satu Data Keuangan dengan Data Keuangan Lain
Contoh-contoh di bawah ini menggunakan data keuangan. Inti dari review analitikal adalah mengenal
pola hubungan, relationship pattern. Pola hubungan ini tidak mesti hanya antara satu data keuangan
dengan data keuangan lain. Pola hubungan nonkeuangan pun bisa bermacam-macam bentuknya.
Dalam bisnis perkebunan ada hubungan antara jumlah pupuk yang dipergunakan dengan hasil pro-
duksi atau panen; angka masukan maupun keluaran dinyatakan dalam satuan nonkeuangan, seperti
jumlah ton untuk pupuk dan sawit.
Di pabrik gula ada ukuran antara jumlah ton tebu yang masuk ke pabrik dan jumlah ton gula yang di-
hasilkan. Pola hubungan antara masukan dan keluaran ini dinyatakan dalam suatu rasio yang dalam in-
dustri gula dikenal sebagai rendemen. Perhitungan serupa kita lihat di industri kayu lapis (blockboard),
dengan nama recovery.
Bermacam rasio kita gunakan untuk berbagai industri. Bahkan industri-industri atau perusahaan pemer-
ingkat mengembangkan dan mehyebarkan rasio industri (industry ratios).
Regresi atau Anali-
sis Trend
Dengan data historikal yang memadai (makin banyak makin baik, ceteris paribus), review analitikal
dapat mengungkapkan trend. Berbagai perangkat lunak mempermudah hitungan dan grafiknya,
misalnya STAR, perangkat lunak Deloitte yang disebut di atas.
Menggunakan Indika-
tor Ekonomi Makro
Ada hubungan antara besarnya pajak penghasilan yang diperoleh dalam suatu tahun dengan in-
dikator-indikator ekonomi seperti inflasi, tingkat penggangguran, cadangan devisa, indikator
ekonomi negara-negara yang menjadi partner perdagangan Indonesia, harga minyak mentah dan
komoditi lain, dan lain-lain. Ini merupakan bidang studi yang ditekuni para ahli ekonomi makro dan
ekonometri. Keandalan perumusan ekonometri akan membantu auditor atau investigator melalui
data agregat, tanpa harus memasuki pemeriksaan SPT sebagai langkah pertama. Kalau ada in-
dikasi kuat, baru kita ke pemeriksaan SPT dengan Net Worth Method atau Expenditure Method .
Tujuan audit investigatif adalah njengumpulkan bukti-bukti yang dapat di-
terima oleh ketentuan perundang-undangan yang berlaku atau
mengumpulkan bukti
hukum dan barang bukti sesuai dengan hukum acara atau hukum pem-
buktian
yang berlaku.