Anda di halaman 1dari 13

Prosedur Audit

Investigasi

Hans Victor Sitepu, S.E., M.M.


Prosedur Audit
 Prosedur audit adalah instruksi rinci untuk
mengumpulkan tipe bukti audit tertentu
yang harus diperoleh pada saat tertentu
dalam audit.
 Prosedur audit yang dinyatakan dalam
Standar Pekerjaan Lapangan ke tiga
meliputi:
 Inspeksi
 Pengamatan
 Permintaan Keterangan
 Konfirmasi
 Prosedur Analytical Review
 Dll.
Prosedur Audit
 Auditor juga menjalankan prosedur
audit lain dalam pengumpulan bukti,
meliputi:
 Penelusuran (tracing)
 Pemeriksaan(vouching)
 Penghitungan (counting)
 Scanning
 Pelaksanaan ulang (reperforming)
 Teknik audit berbantuan komputer
(computer-assisted audit techniques)
Inspeksi
 Inspeksi merupakan pemeriksaan secara
rinci terhadap dokumen atau kondisi
fisik sesuatu.
 Inspeksi terhadap dokumen dapat
menentukan keaslian dokumen tersebut.
 Inspeksi terhadap kondisi fisik sesuatu
(misalnya aktiva tetap) dapat diperoleh
informasi mengenai eksistensi dan keadaan
fisik aktiva tersebut
Pengamatan
 Pengamatan atau observasi merupakan
prosedur audit yang dilakukan dengan
melihat atau menyaksikan pelaksanaan
suatu kegiatan.
 Contoh pengamatan terhadap penghitungan
fisik persdiaan, pembuatan atau
persetujuan voucher, cara penyimpanan
kas
 Dengan observasi dapat diperoleh
bukti visual pelaksanaan suatu
kegiatan.
 Objek yang diamati adalah karyawan,
prosedur, dan proses.
Konfirmasi
 Konfirmasi merupakan bentuk penyelidikan untuk
memperoleh informasi secara langsung dari pihak
ketiga yang bebas.
 Prosedur yang biasa dilakukan:
 Auditor miminta dari klien untuk menanyakan
informasi tertentu kepada pihak luar.
 Klien meminta kepada pihak luar yang ditunjuk oleh
auditor untuk memberikan jawaban langsung
kepada auditor mengenai informasi yang
ditanyakan oleh auditor tersebut.
 Auditor menerima jawaban langsung dari pihak
tersebut.
Permintaan Keterangan
 Permintaan keterangan dilakukan dengan
meminta keterangan secara lisan. Sehingga
bukti yang dihasilkan berupa bukti lisan
dan bukti dokumenter.
 Contoh, permintaan keterangan mengenai:
tingkat keusangan sediaan di gudang,
kemungkinan keputusan perkara
pengadilan yang sedang ditangani oleh
penasehat hukum.
Penelusuran
 Penelusuran merupakan penelusuran informasi sejak
data direkam pertama kali dalam dokumen, dilanjutkan
pelacakan pengolahan data dalam proses akuntansi.
Prosedur ini terutama diterapkan terhadap bukti
dokumenter.
 Contoh, pemeriksaan transaksi penjualan yang dimulai
dengan memeriksa informasi dalam surat order dari
customer, diusut kemudian dengan informasi yang
berkaitan dalam surat order penjualan, laporan
pengiriman barang, faktur penjualan, jurnal penjualan,
dan akun piutang usaha dalam buku pembantu
piutang usaha.
 Penelusuran ini bertujuan untuk menentukan ketelitian
dan kelengkapan catatan akuntansi.
Pemeriksaan Dokumen
Pendukung
 Merupakan prosedur audit yang dilakukan dengan:
 Inspeksi terhadap dokumen yang mendukung
suatu transaksi atau data keuangan untuk
menentukan kewajaran dan kebenarannya.
 Pembandingan dokumen tersebut dengan
catatan akuntansi yang berkaitan.
 Prosedur ini berlawanan arah dengan penelusuran.
Penelusuran bertolak dari dokumen kemudian
mengusut pencatatannya ke dalam catatan akuntansi,
sedangkan dalam vouching bertolak dari catatan
akuntansi, kembali memeriksa dokumen yang
mendukung informasi.
 Prosedur ini bertujuan untuk memperoleh bukti audit
mengenai kebenaran perlakukan akuntansi terhadap
transaksi yang terjadi.
Penghitungan (Counting)
 Prosedur ini meliputi: 1. penghitungan fisik terhadap
sumber daya berwujud, 2. Pertanggungjawaban
semua formulir bernomor urut tercetak.
 Penghitungan fisik digunakan untuk mengevaluasi
bukti fisik kuantitas yang ada di tangan, sedangkan
pertanggungjawaban formulir bernomor urut tercetak
digunakan untuk mengevaluasi bukti dokumenter yang
mendukung kelengkapan catatan akuntansi.

Scanning
 Merupakan review secara cepat terhadap dokumen,
catatan dan laporan untuk mendeteksi unsur-unsur
yang tampak tidak biasa yang memerlukan
penyelidika lebih mendalam
Pelaksanaan Ulang (Reperforming)

 Merupakan pengulangan aktivitas yang


dilaksanakan klien. Umumnya diterapkan
pada penghitungan dan rekonsiliasi
yang dilakukan klien.
 Contoh, penghitunga ulang jumlah total
dalam jurnal, penghitungan ulang biaya
depresiasi, biaya bunga terutang, perkalian
antara kuantitas dan harga satuan dalam
inventory summary sheet, penghitungan
ulang penjumlahan dalam rekonsiliasi bank.
Prosedur Analytis

 Meneliti hubungan yang dapat


diterima antara data keuangan dan
non keuangan untuk mengembangkan
harapan atas saldo laporan keuangan.
 Terdiri dari beberapa metode:
 Pengujian substantive atas saldo
 Analisa Vertikal
 Analisa Horizontal
 Analisa Trend
 Analisa Statistik
Teknik Audit Berbantuan Komputer

 Dilakukan bila catatan akuntansi klien


diselenggaran dalam media elektronik.
 Contoh, auditor menggunakan suatu
computer audit software tertentu dalam
melakukan penghitungan jumlah saldo
piutang menurut buku pembantu piutang
usaha, pemilihan nama debitur yang akan
dikirimi surat konfirmasi, penghitungan
berbagai rasio dalam posedur analitik,
pebandingan unsur data yang ada dalam
berbagai file.

Anda mungkin juga menyukai