Anda di halaman 1dari 41

Laporan kasus

NON UNION FRAKTUR ULNA


Disusun Oleh :
Arif fatkhur rozii
1102017037

Pembimbing :
dr. Fidelis Heru W., Sp. OT (K)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
RS BHAYANGKARA TK I R. SAID SUKANTO
PERIODE 05 DESEMBER – 11 JANUARI 2023
ANAMNESIS
IDENTITAS PASIEN Keluhan Utama
Nama : Tn. S Nyeri pada tangan kiri saat
Usia : 32 tahun digerakkan.
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jakarta Selatan
Pekerjaan: - Keluhan Tambahan
Tanggal Masuk RS: 19/12/2022 -
Tanggal Pemeriksaan: 20/12/2022
No. RM : 005XXXXX
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke RS Polri dengan keluhan nyeri pada tangan kiri. Awalnya pasien
datang kontrol ke poli orthopedi karena nyeri pada tangan kiri jika digerakkan,
sebelumnya pasien pernah terjatuh dari motor di tahun 2015 dan sudah dilakukan
operasi. Namun kurang lebih 1 bulan ditahun 2015 pasca operasi pasien sudah
membawa motor, dan 3 bulan terakhir di tahun 2022 pasien sering melakukan aktivitas
push up dan sempat terdengar bunyi kretek. Riwayat pingsan (-), mual (-), muntah (-),
sakit kepala (-)
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

• Riwayat operasi di tahun 2012 dan 2015 ORIF


• Hipertensi (-)
• DM (-)
• Asma (-)

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


• Keluhan serupa (-)
• Hipertensi (-)
• DM (-)
• Asma (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum Tampak sakit sedang
Kesadaran Compos Mentis
Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah 110/70 mmHg
Laju Nadi 80x/menit
Laju Napas 20x/menit
Suhu 36,5 C
SpO2 99%
STATUS GENERALIS

Kepala Normocephali
Mata Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat, isokor,
diameter 3 mm/3 mm, RCL (+/+), RCTL (+/+)
Hidung Deformitas (-), sekret (-)
Telinga Deformitas (-), sekret (-)
Mulut Mukosa bibir lembab
Leher Deviasi trakea (-), pembesaran KGB (-)
STATUS GENERALIS
Jantung
Inspeksi Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi Iktus teraba pada ICS IV linea midclavicularis sinistra
Perkusi Batas jantung atas ICS II linea midklavikularis sinistra, batas jantung kiri ICS IV
linea midclavicularis sinistra, batas jantung kanan ICS IV linea parasternalis dextra
Auskultasi S1 dan S2 reguler, gallop (-), murmur (-)
Paru
Inspeksi Pergerakan dada tampak simetris
Palpasi Pernapasan teraba simetris, nyeri tekan (-)
Perkusi Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
STATUS GENERALIS
Abdomen
- Inspeksi Tampak datar, distensi abdomen (-)
- Auskultasi Bising usus normal
- Palpasi Supel, massa (-), NT (-)
- Perkusi Timpani pada seluruh lapang abdomen
Ekstremitas Akral teraba hangat, CRT <2 detik
superior
Ekstremitas Akral teraba hangat, CRT <2 detik
inferior
STATUS LOKALIS
Look Skin : hiperemis (-) hematoma (-)
Shape : oedem (-) deformitas (+)
Position : malposisi (+)
Feel Skin : hangat (-), nyeri tekan (+), sensorik baik
Soft tissue :hangat (+)
bone : tidak teraba bone fragmen
Pulse : teraba pulsasi a. Brachialis (+) dan a. Radialis (+), CRT <2 detik
Move ROM pada saat digerakkan supination dan pronation siku terasa sakit, ekstensi
dan fleksi dalam batas normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Fraktur lama os ulnaris dengan kallus pada
1/3 proksimal ulna.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hemoglobin 13,7 12-14 gr/dl
Leukosit 9.320 5000-10.000 µl
Hematokrit 39 37-43 %
Trombosit 308.000 150.000-400.000 µl
Eritrosit 5.430 4-5 10^6/µl
Bleeding time 6 6 %
Clotiing time 59 59 mm/jam
RESUME
Pasien datang ke RS Polri dengan keluhan kaki kanan sulit untuk digerakkan sejak
1 tahun yang lalu. Awalnya pasien pernah terpeleset dan terjatuh di halaman rumah
dengan bagian paha dan bokong kanan mengenai lantai terlebih dahulu. Setelah
terjatuh pasien merasa nyeri pada paha kanan. Kemudian dibawa ke RSUD
Banyumas dan dilakukan pemeriksaan radiologis, pasien disarankan untuk dirawat
inap tapi keluarga pasien menolak karna tidak ada yang bisa menemani. Setiap
berjalan pasien selalu pakai tongkat dan jika tidur pasien memiringkan badannya ke
kiri.
2 bulan SMRS pasien dibawa anaknya ke Jakarta dan berobat ke RS Polri. Setelah
dilakukan pemeriksaan radiologis, pasien disarankan untuk operasi.
Pada status lokalis ditemukan adanya deformitas dan rotasi eksternal.
Pada pemeriksaan radiologis ditemukan adanya fraktur collum femur.
DIAGNOSIS PROGNOSIS
Non union fraktur ulna Ad vitam : bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanactionam : bonam

TATALAKSAN

A
IVFD RL 20 tpm
 Inj ceftriaxon 2x50 mg
 Ketorolac 3x1 k/p
 Ranitidin
 Operatif :konsul Sp.OT
LAPORAN
OPERASI
Diagnosis pre-operatif : Non Union fraktur ulna sinistra
Diagnosis post-operatif : Non Union fraktur ulna sinistra
Macam operasi : ORIF ulna dan bone graft

Laporan operasi :
1. Informed consent
2. Pasien miring ke kiri dengan general anestesi
3. Desinfeksi dan bersihkan lapangan operasi
4. Insisi luka lama, remove implant
5. Ambil graft iliac. Masukan graft di antara fraktur site, fiksasi dengan plat 7 hole
6. Cuci, jahit kulit
TINJAUAN
PUSTAKA
Tulang
• Tulang adalah jaringan ikat yang bersifat kaku
dan membentuk bagian terbesar kerangka, serta
merupakan jaringan penunjang tubuh utama

• Tulang rawan (kartilago) adalah sejenis jaringan


ikat yang bersifat lentur dan membentuk bagian
kerangka tertentu.
Penggolongan tulang

1. Tulang panjang
2. Tulang pendek
3. Tulang pipih
4. Tulang tak beraturan
5. Tulang sesamoid
Perkembangan Tulang
Vaskularisasi dan Persarafan
• Arteri memasuki tulang
dari
periosteum, yaitu :
– Arteri periostral yang
memperdarahi substansia
compacta
– arteri metafiseal &
epifiseal meperdarahi ujung
tulang

• Di dekat pertengahan diafisis,


terdapat :
– arteri nutriens menembus
substansia compacta secara
miring & memperdarahi
substansia spongiosa &
• Proses penyembuhan tulang adalah proses biologis alami
yang akan terjadi pada setiap patah tulang, tidak peduli
apa yang telah dilakukan dokter pada patahan tulang
tersebut. Proses perbaikan fraktur ini beragam sesuai
dengan jenis tulang yang terkena dan jumlah gerakan di
tempat fraktur. Pada tulang tubuler, dan bila tidak ada
fiksasi yang kaku, penyembuhan dimulai dalam lima
tahap yaitu, pembentukan hematoma, reaksi radang,
pembentukan kalus, konsolidasi, dan remodelling.
NON UNION

merupakan suatu kegagalan fragmen pada


fraktur untuk menyatu atau menyembuh secara
total dalam waktu 6-9 bulan setelah
kecelakaan/trauma.
ETIOLOGI
Jenis Nonunion

• Nonunion hipertrofik Pembentukan tulang


periosteum
berlangsung aktif, sementara tulang yang baru gagal
menjembatani celah fraktur, sehingga ujung fragmen
menebal atau melebar. Pada akhirnya akan berlanjut ke
penyatuan asalkan fragmen-fragmen tulang ditempatkan
bersentuhan satu sama lain dan dipertahankan kurang lebih
tak bergerak hingga terjadi proses penciptaan jembatan
tulang.
• Nonunion atrofik
Pada kasus ini, pembentukan tulang
tampaknya berhenti sama sekali,
akibatnya tidak akan pernah sembuh
kecuali kalau fragmen-fragmen itu
diimobilisasi dan dicangkok dengan
bone graft.
JENIS
Diagnosis

ANAMNESIS Physical Adjunctiona


examination l
examination
Anamnesa

Dari anamnesa kita dapat mengetahui adanya


riwayat trauma, riwayat tatalaksana yang telah
dilakukan terhadap daerah trauma, dan berapa lama
waktu sejak trauma terjadi hinggs sekarang. Selain
itu, dapat diketahui pula gejala-gejala serta tanda-
tanda khusus yang ditemukan
Pemeriksaan fisik
A. Look, cari apakah terdapat:
Deformitas, angulasi, rotasi, pemendekan, atrofi, jaringan
parut, dan hiperpigmentasi.

B. Feel, yang perlu diperhatikan antara lain :


apakah terdapat nyeri tekan. Selain itu diperiksa apakah
terdapat perubahan suhu, oedem, dan pulsasi.

C. Move, untuk mencari:


Krepitasi, terasa bila fraktur digerakkan. Tetapi pada tulang
spongiosa atau tulang rawan epifisis tidak terasa krepitasi.
Pemeriksaan ini sebaiknya tidak dilakukan karena
menambah trauma.
Pemeriksaan penunjang
- Gambaran sinar-X
Fraktur dapat terlihat dan tulang pada tiap sisinya mungkin mengalami
sklerosis. Dapat dibedakan dua macam nonunion:

- Bersifat hipertrofik dengan ujung-ujung tulang yang membesar,


menunjukan aktivitas osteogenik (seolah-olah akan membentuk kalus
penghubung).
Bersifat atrofik, tidak ada perkapuran di sekitar ujung tulang.
Tatalaksana

Fokus pada 3 tujuan :


1. Memperbaiki
vaskularisasi tulang dan
K jaringan lunak pada daerah
frakt ur
2. Menstabilkan
Konservatif area frakt ur
3. Menstimulasi
Operatif penyembuhan tulang
dengan bone gratf
MALUNION

- Malunion adalah proses penyembuhan fragmen


tulang yang disertai
- pemendekan, malrotasi, atau angulasi, yang
menyebabkan deformitas kosmetik dan defisit
fungsional tulang, atau menyebabkan stress kontak
terhadap sendi yang
- selanjutnya memicu arthritis
degeneratif.
PRINSIP TERAPI MALUNION

• Prinsip terapi malunion adalah mengembalikan


kelurusan dan, pada ekstremitas, menstabilkan
kembali fungsi mekanik anatomis sebagai penopang
berat badan di antara panggul dan pergelangan kaki.
Sering pula, tujuan ini ditambah dengan mengoreksi
stress kontak sendi akibat arthritis degeneratif.
Meskipun kelurusan tulang telah dicapai, penderita
tidak akan puas bila disfungsi sendi tetap ada.
Persiapan Prabedah dan Teknik Bedah pada
Malunion

• Osteotomi koreksi paling baik dilakukan pada area deformitas


atau di sekitar area tersebut, yang dibatasi oleh kedua ujung
fragmen (proksimal dan distal). Faktor lain yang perlu
dipertimbangkan adalah kondisi soft tissue, riwayat infeksi,
problem fiksasi, dan waktu penyembuhan tulang. Bila
penyulit tidak ditemukan atau ringan, maka koreksi
deformitas dapat dilakukan.
Manajamen Paskabedah

• Pada sebagian besar tindakan osteotomi, setelah


rekonstruksi mekanik stabil, gerakan awal
ekstremitas cukup aman dan diperlukan. Cakupan
gerakan yang ditoleransi, derajat pembebanan,
dan batas penggunaan ekstremitas didasarkan
pada stabilitas rekonstruksi. Sebaiknya tetap
menghindari pembebanan yang berlebihan hingga
penyembuhan terjadi
Thanks
Do you have any questions?
youremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourwebsite.com

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and


includes icons by Flaticon and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai