Anda di halaman 1dari 5

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

JURNAL MEDIS DIPONEGORO


(Jurnal Kedokteran Diponegoro)
On line : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medicoE-
ISSN : 2540-8844
Jilid 10, Nomor 5, September 2021
Hayuratri Purwalalita Laksmidevi, Devi Farida Utami,
Arinta Puspita Wati, Maria Belladonna Rahmawati

PENGARUH AROMATERAPI LEMON TERHADAP TINGKAT KECEMASAN GIGI


EKSTRAKSI PASIEN DI RSND SEMARANG

Hayuratri Purwalalita Laksmidevi1*, Devi Farida Utami2, Arinta Puspita Wati3, Maria Belladonna Rahmawati3
1 Program Sarjana, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia
2 Jurusan Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia
3 Departemen Neurologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia
* Penulis Korespondensi : E-mail : hayuratripl@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Perawatan gigi yang sering dilakukan adalah prosedur pencabutan gigi. Perawatan dan
penggunaan alat tajam seperti spuit, tang, bein pada saat ekstraksi dapat menimbulkan kecemasan. Kecemasan
akan direspon oleh beberapa perubahan dalam tubuh seperti peningkatan MAP, denyut nadi, dan frekuensi
pernafasan. Penanganan kecemasan dapat dilakukan dengan aromaterapi, salah satunya aromaterapi lemon.
Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh aromaterapi lemon terhadap tingkat kecemasan dan hubungan tingkat
kecemasan dengan hasil MAP, denyut nadi, dan frekuensi pernapasan pada pasien pencabutan gigi di RSND
Semarang Metode: Penelitian eksperimental dengan rancangan pretest and posttest control group design dengan
simple random sampling mendapatkan 40 responden yang terindikasi sebagai pasien pencabutan gigi. Responden
dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 20 responden kontrol dan 20 responden intervensi. Tingkat kecemasan diukur
dengan kuesioner Modified Dental Anxiety Scale (MDAS). Data yang tidak berdistribusi normal adalah selisih denyut
nadi dan selisih laju pernafasan, sedangkan hasil uji homogenitas diperoleh data yang tidak homogen adalah selisih
antara kuesioner MDAS dan selisih MAP. Sisa dari data yang disebutkan di atas semuanya berdistribusi normal dan
homogen. Analisis perbedaan tingkat kecemasan antara sebelum dan sesudah pemberian aromaterapi lemon
menggunakan uji t berpasangan,Hasil: Terdapat perbedaan skala kecemasan yang bermakna antara sebelum dan
sesudah pemberian aromaterapi lemon p = 0,000135 (p < 0,05) dan antara kelompok kontrol dan kelompok
intervensi p = 0,000002 (p < 0,05). Terdapat hubungan positif antara tingkat kecemasan dengan hasil MAP, frekuensi
nadi, dan frekuensi pernapasan.Kesimpulan: Kecemasan pasien pencabutan gigi menunjukkan penurunan setelah
menghirup aromaterapi lemon. Ketika seseorang mengalami kecemasan maka akan terjadi peningkatan MAP,
denyut nadi, dan frekuensi pernafasan.
Kata kunci: Kecemasan, pencabutan gigi, aromaterapi lemon, MAP, denyut nadi, laju pernapasan.

LATAR BELAKANG Tekanan (MAP), nadi, dan laju pernapasan. Jika


Menurut Riset Kesehatan Dasar peningkatan kecemasan yang terjadi terlalu berlebihan,
(RISKESDAS) pada tahun 2013, 25,9 persen penduduk kerja jantung dan kebutuhan oksigen juga akan meningkat.
Indonesia mengalami masalah gigi dan mulut dimana 7 Penatalaksanaan kecemasan dapat dilakukan secara

hanya 31,1 persen yang berobat.1 Sedangkan pada nonfarmakologis dengan menggunakan aromaterapi.8
RISKESDAS 2018, 57,6 persen penduduk Indonesia Aromaterapi adalah perawatan wewangian
mengalami masalah gigi dan mulut, dengan hanya 10,2 teknik yang berasal dari minyak atsiri yang diperoleh
persen yang mendapatkan perawatan.2 Prosedur melalui ekstrak dari bunga, daun, batang, dan akar.5
pencabutan gigi merupakan salah satu perawatan gigi Aromaterapi bekerja melalui indera penciuman.
dan mulut yang paling umum dilakukan.3 Minyak atsiri dari aromaterapi ketika dihirup akan
Prosedur pengobatan dan penggunaan alat tajam mengaktifkan saraf penciuman di rongga hidung dan
seperti jarum, tang, dan bein dapat meningkatkan kemudian mengirimkan impuls ke sistem limbik di
perasaan cemas. Hal ini mengakibatkan pasien otak yang merupakan pusat memori, suasana hati,
menghindari kunjungan rutin ke dokter gigi atau tidak dan kecerdasan untuk merespon bau yang
kooperatif selama perawatan, sehingga mengurangi merangsang sirkulasi darah dan sistem saraf.9,10
efektifitas pelayanan kesehatan gigi.4,5 Salah satu aromaterapi yang paling favorit adalah
Kecemasan adalah suatu keadaan emosional dengan lemon. Aromaterapi lemon dapat digunakan untuk
munculnya perasaan tidak nyaman pada diri seseorang.6 mengurangi rasa sakit dan kecemasan serta lebih ekonomis.
Kecemasan akan direspon dengan beberapa perubahan Aromaterapi lemon mengandung linalool yang berfungsi
pada tubuh, terutama pada tanda-tanda vital. Perubahan menstabilkan sistem saraf yang dapat menimbulkan efek
yang mungkin terjadi terdiri dari peningkatan Mean Arteri menenangkan bagi orang yang menghirupnya.11 NS

378
JURNAL MEDIS DIPONEGORO
(Jurnal Kedokteran Diponegoro)
On line : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medicoE-
ISSN : 2540-8844
Jilid 10, Nomor 5, September 2021
Hayuratri Purwalalita Laksmidevi, Devi Farida Utami,
Arinta Puspita Wati, Maria Belladonna Rahmawati

Kandungan linalool mampu merelaksasi dan kelompok, mereka hanya menunggu 15 menit sebelum
melenturkan sistem saraf dan otot yang tegang dengan pencabutan gigi tanpa intervensi. Setelah selesai, tekanan
mengurangi kerja saraf simpatis ketika seseorang darah, nadi, dan laju pernapasan diukur kembali.
mengalami kecemasan. Saraf simpatis yang membawa diukur dan mengisi kuesioner MDAS.
serabut saraf vasokonstriktor akan mengurangi Sebelum menganalisis data, dilakukan pengecekan
kerjanya ketika linalool masuk ke dalam tubuh melalui ulang (editing). Data tersebut kemudian dikodekan (coding)
inhalasi yang kemudian mengakibatkan penurunan dan dibuat menjadi tabel berdasarkan variabel (tabulating)
produksi epinefrin dari ujung saraf vasokonstriktor kemudian akhirnya dimasukkan ke dalam program komputer
sehingga peningkatan denyut nadi, respirasi, dan (entry) menggunakan program komputer.
tekanan darah dapat menurun.12 Penelitian ini menggunakan uji normalitas
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk Saphiro Wilk berdasarkan jumlah sampel yaitu <50
mengetahui pengaruh aromaterapi terhadap tingkat responden. Uji homogenitas dilakukan dengan
kecemasan pasien. Studi tersebut menunjukkan bahwa Lavene's uji untuk melihat variasi data. Hasil uji
aromaterapi dapat mengurangi tingkat kecemasan normalitas diperoleh data yang tidak berdistribusi
pada pasien.5,11 normal adalah selisih denyut nadi dan selisih laju
Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini perlu pernafasan, sedangkan hasil uji homogenitas
dilakukan untuk mengetahui apakah aromaterapi lemon dapat diperoleh data yang tidak homogen yaitu selisih
mempengaruhi tingkat kecemasan pasien saat menjalani antara kuesioner MDAS dan selisih dalam PETA. Sisa
pencabutan gigi. Penelitian ini juga bertujuan untuk dari data yang disebutkan di atas semuanya
memberikan informasi tentang pengaruh aromaterapi lemon berdistribusi normal dan homogen. Analisis data
terhadap tingkat kecemasan pasien pencabutan gigi. yang digunakan untuk membandingkan sebelum
dan sesudah diberikan aromaterapi lemon adalah uji
METODE t berpasangan. Untuk membandingkan kelompok
Ini adalah penelitian eksperimen dengan pretest kontrol dengan kelompok perlakuan, digunakan uji-t
dan posttest dengan desain kelompok kontrol. Penelitian tidak berpasangan. Untuk melihat hubungan antara
ini menggunakanSkala Kecemasan Gigi yang Dimodifikasi ( tingkat kecemasan dengan hasil MAP, nadi, dan
MDAS) kuesioner, dan pengukuran tekanan darah, nadi, frekuensi pernafasan, digunakan uji Spearman.
serta laju pernapasan sebagai pengumpulan data. Bahan
yang digunakan adalah minyak atsiri aromaterapi lemon HASIL
dengan perbandingan 5 tetes : 30ml air yang dibakar Hasil uji t berpasangan adalah P =
menggunakan tungku selama 15 menit. Jumlah sampel 0,000135 (P< 0,05) yang berarti terdapat
yang digunakan adalah 40 responden yang dibagi menjadi perbedaan yang signifikan antara pretest dan
2 kelompok, terdiri dari 20 responden sebagai kontrol dan posttest pada kelompok intervensi angket
20 responden lainnya yang diberikan intervensi MDAS. Untuk hasil uji t tidak berpasangan,P =
aromaterapi lemon. Kriteria inklusi penelitian ini adalah 0,000002 (P< 0,05), yang berarti terdapat
wanita usia 25-44 tahun, termasuk kasus pencabutan gigi perbedaan yang signifikan hasil posttest angket
sederhana, dapat membaca dan menulis. Kriteria eksklusi MDAS antara kelompok kontrol dan kelompok
penelitian ini adalah responden yang memiliki penyakit intervensi.
sistemik (hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung),
memiliki alergi terhadap aroma lemon, memiliki gangguan Tabel 1. Uji t berpasangan pada perbedaan tingkat kecemasan
kejiwaan. sebelum dan sesudah aromaterapi lemon

Pasien pencabutan gigi diberikan penjelasan MDAS Intervensi P


kemudian diminta untuk mengisi dan menandatangani Tes awal 10,10 ± 2,25
0,000135*
informed consent, kemudian dilakukan pengukuran Postingan 8,00 ± 2,36
Catatan: * Artinya (p < 0,05)
tekanan darah, nadi, dan pernafasan dan terakhir
diberikan kuesioner MDAS untuk diisi oleh pasien.
Pasien diberikan aromaterapi lemon yang telah
diformulasikan dengan perbandingan 5 tetes
aromaterapi : 30 ml air dalam ruangan selama 15 menit
untuk kelompok perlakuan. Untuk kontrol

379
JURNAL MEDIS DIPONEGORO
(Jurnal Kedokteran Diponegoro)
On line : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medicoE-
ISSN : 2540-8844
Jilid 10, Nomor 5, September 2021
Hayuratri Purwalalita Laksmidevi, Devi Farida Utami,
Arinta Puspita Wati, Maria Belladonna Rahmawati

Meja 2. uji t tidak berpasangan pada perbedaan tingkat kecemasan impuls ke sistem limbik di otak yang merupakan
kelompok perlakuan dan kontrol pusat memori, suasana hati untuk merespon bau
MDAS
Kelompok
P yang merangsang sirkulasi darah dan sistem
Kontrol Intervensi saraf.9,10
Posttest 13,80 ± 3,97 8,00 ± 2,36 0,000002* Hasil uji t tidak berpasangan yang
Catatan: * Artinya (p < 0,05)
diperoleh adalah P = 0,000002 (P <0,05). Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat
Tabel 3. Uji korelasi spearman untuk perbedaan MDAS
kecemasan yang signifikan antara kelompok
MDAS
Selisih Anotasi kontrol dan kelompok intervensi. Hal ini sesuai
P R
Korelasi yang signifikan dengan hipotesis penelitian yang mengatakan
PETA 0,003 0,463 bahwa terdapat perbedaan antara kelompok
dan cukup positif
Signifikan, kuat kontrol dan kelompok intervensi. Hasil penelitian
Denyut nadi 0,000123 0,570
korelasi positif yang sama diperoleh Rahmawati, dkk dengan
Pernafasan
0,004 0,450
Korelasi yang signifikan sampel 56 responden, terdiri dari 28 responden
Kecepatan dan cukup positif diberi aromaterapi lavender dan 28 lainnya,
penelitian ini menunjukkan aromaterapi lemon
Data penelitian tidak berdistribusi normal lebih efektif dalam mengatasi nyeri pasca operasi
dan tidak homogen, maka digunakan uji korelasi caesar dengan nilai rata-rata sebesar 4 yang lebih
Spearman. Hasil penelitian menunjukkan ada besar dari rata-rata aromaterapi lavender sebesar
hubungan positif antara tingkat kecemasan 2,15.11 Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang
dengan hasil MAP, nadi, dan frekuensi dilakukan oleh Nurfitriani, dkk yang menunjukkan
pernapasan. ada pengaruh pemberian aromaterapi lemon
secara inhalasi terhadap keparahan dismenore
DISKUSI primer dengan P nilai 0,000 (p < 0,005).14
Hasil yang diperoleh dari uji t berpasangan Aromaterapi lemon mengandung linalool yang
adalah P= 0,000135 (p<0,05), yang berarti terdapat berfungsi menstabilkan sistem saraf yang dapat
perbedaan tingkat kecemasan yang signifikan antara menimbulkan efek menenangkan bagi inhaler.11 Linalool
sebelum dan sesudah diberikan aromaterapi lemon dianggap mampu merelaksasi dan melenturkan sistem
pada prosedur cabut gigi. Hal ini sesuai dengan saraf dan otot tegang dengan mengurangi kerja saraf
hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa terdapat simpatik ketika seseorang mengalami kecemasan.
perbedaan tingkat kecemasan antara sebelum dan Ketika linalool masuk ke dalam tubuh, saraf simpatis
sesudah diberikan aromaterapi lemon. Hasil penelitian yang membawa serabut saraf vasokonstriktor akan
yang sama didapatkan oleh Merinchiana, dkk dengan mengurangi kerjanya. Kondisi ini juga mengakibatkan
sampel 30 responden yang akan melakukan prosedur penurunan produksi epinefrin yang dilepaskan oleh
pencabutan gigi dengan 55% pasien mengalami ujung saraf vasokonstriktor yang menyebabkan gejala
penurunan tingkat kecemasan setelah menghirup kecemasan seperti peningkatan tekanan darah, denyut
aromaterapi lavender.5 Menurut Ary, dkk, tingkat nadi, dan penurunan frekuensi pernapasan.12
kecemasan semua responden menurun setelah Hasil uji korelasi Spearman
diberikan aromaterapi inhalasi.13 menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif
Aromaterapi adalah metode terapi yang signifikan antara tingkat kecemasan dengan hasil MAP,
menggunakan minyak atsiri dan senyawa aromatik dari bunga, nadi, dan frekuensi pernafasan. Hasil penelitian yang
daun, batang, dan akar yang bertujuan untuk mempengaruhi sama diperoleh Rizky, dkk menunjukkan nilai
suasana hati.5,13Aromaterapi memiliki efek langsung pada otak signifikansi 0,005 (P <0,05) dengan koefisien korelasi (r)
manusia yang berhubungan dengan suasana hati, emosi, sebesar 0,334 yang menunjukkan bahwa hubungan
memori dan pembelajaran. Oleh karena itu, setelah menghirup tersebut searah yang artinya semakin tinggi tingkat
aromaterapi lemon gelombang alfa di otak akan meningkat, kecemasan dental maka akan semakin tinggi pula
dapat membantu orang yang menghirupnya untuk rileks.10 tekanan darahnya.15 Menurut Jeffrey dkk. dalam
Aromaterapi bekerja melalui indera penciuman. Minyak atsiri penelitiannya menyebutkan bahwa dari 60 subjek
dari aromaterapi ketika dihirup akan mengaktifkan saraf penelitian terjadi peningkatan suhu tubuh sebanyak
penciuman di rongga hidung dan kemudian mentransmisikan

380
JURNAL MEDIS DIPONEGORO
(Jurnal Kedokteran Diponegoro)
On line : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medicoE-
ISSN : 2540-8844
Jilid 10, Nomor 5, September 2021
Hayuratri Purwalalita Laksmidevi, Devi Farida Utami,
Arinta Puspita Wati, Maria Belladonna Rahmawati

36 subjek, peningkatan frekuensi pernapasan pada 46 3. Bachri S, Cholid Z, Rochim A. Perbedaan Tingkat
subjek dan peningkatan denyut nadi pada 34 subjek.16 Kecemasan Pasien Berdasarkan Usia, Jenis Gigi
Menurut Hawari, tanda dan gejala kecemasan Di RSGM FKG Universitas Jember. e-Jurnal
berbeda-beda pada setiap individu. Keluhan yang sering Pustaka Kesehat. 2017;5(1):138-144.
dilaporkan adalah adanya gejala somatik seperti nyeri 4. Al-omari WM, Al-omari MK. Kecemasan Gigi
pada otot dan tulang, palpitasi, sesak nafas, dan Mahasiswa dan Hubungannya Dengan
gangguan pencernaan.17 Ketika seseorang mengalami Bidang Studinya. J Appl Oral Sci.
atau merasakan bahaya, otak akan mengirimkan sinyal 2009;17(3):199-203.
ke sistem saraf simpatis yang akan menyebabkan 5. Merinchiana, Opod H, Maryono J. Gambaran
perubahan fisiologis seperti peningkatan tekanan Kecemasan Pasien Ekstraksi Gigi Sebelum dan
darah, denyut nadi, peningkatan respirasi, berkeringat Sesudah Menghirup Aromaterapi Lavender. J e-
dan lain-lain.18 Kecemasan dapat mempengaruhi kerja GIGI. 2015;3(2):391-397.
jantung sehingga adrenalin disekresikan dan 6. Annisa DF. Konsep Kecemasan (Anxiety) pada
meningkatkan aliran darah ke tubuh. Hal ini memiliki Lanjut Usia (Lansia). Konselor J. 2016;5(2):93-
efek meningkatkan getaran pembuluh darah dalam 99.
bentuk denyut nadi. Selain itu, dapat menyebabkan 7. Arini FN, Adriatmoko W, Novita M, dkk.
peningkatan aktivitas jantung dengan meningkatkan Perubahan Tanda Vital sebagai Gejala Rasa
denyut jantung dan curah jantung. Ketika seseorang Cemas Sebelum Melakukan Tindakan
mengalami kecemasan maka akan terjadi peningkatan Pencabutan Gigi pada Mahasiswa Klinik
CO2 dalam darah, dan tubuh akan segera merespon Bedah Mulut RSGM Universitas Jember.
dengan mengirimkan sinyal ke pusat pernapasan, 2017;5(2):323-330.
sehingga terjadi hiperventilasi.7,19 8. Tangkere H, Opod H, Supit A. Gambaran
Kecemasan Pasien Saat Menjalani Prosedur
KESIMPULAN Ekstraksi Gigi Sambil Mendengarkan Musik
Berdasarkan penelitian tentang pengaruh Mozart di Puskesmas. J e-GIGI. 2013;1(1):69-
aromaterapi lemon terhadap tingkat kecemasan pasien 78.
pencabutan gigi di RSND Semarang, diperoleh 9. Jimson S, Malathi L, Devi GN, Sankari SL.
kesimpulan sebagai berikut: Aromaterapi dalam Kedokteran Gigi - Ulasan.
1. Ada pengaruh pemberian aromaterapi lemon Biomed Pharmacol J. 2016;9(2):827-828.
terhadap tingkat kecemasan pasien cabut gigi 10. Arwani, Sriningsih I, Hartono R. Pengaruh
di RSND Semarang. Aromaterapi Terhadap Tingkat Kecemasan
2. Ada perbedaan tingkat kecemasan antara Pasien Sebelum Operasi dengan Anestesi
sebelum dan sesudah diberikan aromaterapi Spinal di RS Tugu Semarang. J Keperawatan
lemon pada kelompok intervensi Jiwa. 2013;1(2):298-306.
3. Terdapat perbedaan tingkat kecemasan 11. Rahmawati I, R HSE, Rohmayanti. Efektivitas
antara kelompok kontrol dan kelompok Aromaterapi Lavender dan Aromaterapi Lemon
intervensi Terhadap Intensitas Nyeri Pasca Sectio Caesarea
4. Terdapat hubungan positif signifikan antara (SC) di Rumah Sakit Budi Rahayu Kota Magelang.
tingkat kecemasan dengan hasil MAP, denyut J Holistik Nurs Sci. 2013:1-12.
nadi, dan frekuensi pernafasan. 12. Dewi, Putra IPP, Witarsa IMS. Pengaruh
Aromaterapi Inhalasi Terhadap Penurunan
REFERENSI Tingkat Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik
1. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. yang Menjalani Hemodialisis di RSUD Wangaya
Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Lembaga Denpasar. 2013;(1):1-7.
Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan 13. Agustin A. Pengaruh Aromaterapi Inhalasi
Kesehatan; 2013. Terhadap Kecemasan Pasien Hemodialisa.
2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. SEMNASKEP. 2020; (2012): 16-24.
Laporan Nasional Riset Dasar Kesehatan 2018. 14. Fitriani N. Pengaruh Pemberian Aromaterapi
Jakarta: Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Lemon (cytrus) Secara Inhalasi Terhadap Derajat
Pengembangan Kesehatan; 2019. Disminorea Primer. 2016.

381
JURNAL MEDIS DIPONEGORO
(Jurnal Kedokteran Diponegoro)
On line : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medicoE-
ISSN : 2540-8844
Jilid 10, Nomor 5, September 2021
Hayuratri Purwalalita Laksmidevi, Devi Farida Utami,
Arinta Puspita Wati, Maria Belladonna Rahmawati

15. Putri RN. Hubungan Antara Kecemasan dengan 17. Hawari D. Manajemen Stres, Cemas, Dan
Status Tekanan Darah pada Pasien Rumah Sakit Depresi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2011.
Gigi dan Mulut Prof. Soedomo Yogyakarta. Mayor 18. Mash, EJ, Wolfe, DA,. Psikologi Anak
Kedokt gigi Indonesia. 2014. Abnormal. edisi ke-6 Boston: Cengage
16. Meliawaty F, Rahaju A, Meliawaty F, Rahaju A. Belajar; 2016: 356- 358. 2016:2016.
Gambaran Tingkat Pendidikan Ibu dan 19. AC G, Aula. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.
Kecemasan Anak saat Menerima Tindakan edisi ke-12. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
Ekstraksi Gigi. J Med Sembuh. 2018;2(1):611-619. EGC; 2008.

382

Anda mungkin juga menyukai