Pembimbing:
DR. dr. Rika Bur, Sp.PD-KIT
BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
03 Januari – 26 Februari 2022
LATAR BELAKANG
Defekasi dg tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat).
CKD Kandungan air tinja : > 200 g/hari atau 200 ml/24jam
Dunia angka kejadian diare akut per tahun mencapai 1,5 miliar kasus.
RISKESDAS 2013
Insiden dan period prevalence diare untuk seluruh kelompok umur di Indonesia adalah 3,5% dan 7,0 %
TINJAUAN PUSTAKA
CKD BAB dg konsistensi yg lembek, dg freq. > 3 kali/hari, biasanya > 200 g/hari.
EPIDEMIOLOGI
Indonesia :
“Profil Kesehatan 2010”
Diare akut infeksi
Rawat inap di RS dg case fatality rate 1,79%
Rawat jalan tdk sebesar rawat inap, namun termasuk kelompok 5 besar yg
dijumpai di Indonesia
DUNIA
“WHO”
Diare akut infeksi
Dilaporkan > 1,5 juta episode/tahun. (Kematian terutama pd anak < 5 thn.)
ETIOLOGI
Enteral
• Bakteri : Shigella sp, E coli pathogen, Salmonella sp, Vibrio cholera, Yersinia
enterocolytica, Campyiobacter jejuni, V. Parahaemoticius, V.NAG, Staphyloccocus
Aureus, Streptococcus, Klebsiella, Pseudomonas, Aeromonas, Proteus dll
• Virus : Rotavirus, Adenovirus, Norwalk virus, Norwalk like virus, Cytomegavirus
(CMY), echovirus, virus HIV
• Parasit : Protozoa. Entamoeba histolytica, Giardia Lamblia, Crystoporidium parvum,
Balantidium Coli
• Cacing : A. Lumbricoides, Cacing tambang, Trichuris-trichuira, S. stercorialis, cestodiasis
dll.
• Jamur: Kandida/Moniliasis
Parenteral
Otitis media akut (OMA), pneumonia. Traveler's diarrhea: E. Coli, Giardia lamblia, Shigella,
Entamoeba histolytica dll.
Non Infeksi
• Intoksikasi makanan
Makanan beracun atau mengandung logam berat, makanan mengandung bakteri/toksin: Clostridium
perfingens, B.cereus, S.Aureus, Streptococcus anhaemo lyticus dll.
• Alergi
susu sapi, makanan tertentu
• Malabsorpsi/maldigestif
Karbohidrat: monosakarida (glukosa, laktosa, galaktosa) disakaroda (sakarosa, laktosa), lemak: rantai
panjang trigliserida protein: asam amino tertentu, celiacsprue gluten malabsorption, protein intolerance,
cows milk, vitamin dan mineral.
• Immunodefisiensi:
Hipogamaglobulinemia, panhipogamaglobulinemia (Bruton), penyakit granulomatose kronik, defisiensi
IgA, imunodefisiensi IgA.
• Terapi obat
Antibiotik, kemoterapi, antasida, dll.
• Tindakan tertentu
Seperti gastrektomi, gastroenterostomi, dosis tinggi terapi dradiasi
FAKTOR RISIKO
• Baru saja bepergian ke daerah tropis, negara berkembang, kelompok perdamaian dan sering
berkemah.
• Makanan atau keadaaan makanan yang tidak biasa : makanan laut dan shell fish, terutama yang
mentah, restoran fast food, tempat piknik.
• Homoseksual, pekerja seks, pengguna obat intravena, resiko infeksi HIV/AIDS.
• Baru saja menggunakan obat anti mikroba pada institusi kejiwaan dan rumah sakit.
PREDISPOSISI DIARE
DIARE OSMOTIK
AGENT HOST
DIARE SEKRETORIK
DIARE EKSUDATIF
ENTEROTOKSIGENIK
DIARE HIPERPERISTALTIK ENTEROVASIF
PATOFISIOLOGI
Inflamasi Noninflamasi
Invasi mukosa atau cytotoxin mediated Enterotoksin atau berkurangnya
Mekanisme
inflammatory response kapasitas absorpsi usus kecil
Lokasi Kolon, usus kecil bagian distal Usus kecil bagian proksimal
Terdapat leukosit feses, kadar laktoferin Tidak ada leukosit feses, kadar
Diagnosis
feses tinggi laktoferin feses rendah
Penyebab
Campylobacter Salmonella
Shigella Species Escherichia Colli
Clostridium Difficile Clostridium perfringens
Bakteri Yersimia Staphyloccoccus aureus
Vibrio parahaemolyticus Aeromonas hydrophilia
Enteroinvasive E. Coli Bacilius cereus
Plesimonas shigelloides Vibrio cholerae
Cytomegalovirus
Rotavirus
Virus Adenovirus
Norwalk
Herpes Simplex Virus
Cryptosporidium
Microsporidium
Parasit Entamoeba Histolytica Isospora
Crylospora
Giardia Lamblia
Korelasi antara Organisme Frekuensi Gejala
ANAMNESIS
Onset, durasi, tingkat keparahan, dan frekuensi diare harus dicatat, dengan perhatian
khusus pada karakteristik feses (misalnya, berair, berdarah, berlendir, purulen). Pasien harus
dievaluasi untuk tanda-tanda mengetahui dehidrasi, termasuk kencing berkurang, rasa haus,
pusing, dan perubahan status mental. Muntah lebih sugestif penyakit virus atau penyakit yang
disebabkan oleh ingesti racun bakteri. Gejala lebih menunjukkan invasif bakteri (inflamasi)
diare adalah demam, tenesmus, dan feses berdarah.
Pasien dengan diare akut datang dengan berbagai gejala klinik tergantung penyebab penyakit
dasarnya. Keluhan diare berlangsung kurang dari 15 hari.
Makanan dan riwayat perjalanan sangat membantu untuk mengevaluasi potensi paparan
agent. Anak-anak di tempat penitipan, penghuni panti jompo, penyicip makanan, dan pasien
yang baru dirawat di rumah sakit berada pada risiko tinggi penyakit diare menular. Wanita
hamil memiliki 12 kali lipat peningkatan risiko listeriosis, terutama yang mengkonsumsi
olahan daging beku, keju lunak, dan susu mentah.
Riwayat sakit terdahulu dan penggunaan antibiotik dan obat lain harus dicatat pada pasien
dengan diare akut.
PEMERIKSAAN FISIK
Hal yang diperiksa pada pemeriksaan fisik
- Keadaan umum, kesadaran, status gizi, tanda vital (tensi, nadi, laju respirasi, suhu);
- Status hidrasi (Tabel 8);
- Kualitas nyeri perut (untuk menyingkirkan penyakit-penyakit lain yang bermanifestasi diare akut)
(Tabel 9);
- Colok dubur dianjurkan dilakukan pada semua kasus diare dengan feses berdarah, terutama pada
usia >50 tahun.
- Identifikasi penyakit komorbid (Tabel 2)
• Dehidrasi Ringan (hilang cairan 2-5% BB) gambaran klinisnya turgor kurang, suara
serak, pasien belum jatuh dalam presyok.
• Dehidrasi Sedang (hilang cairan 5-8% BB) turgor buruk, suara serak, pasien jatuh dalam
presyok atau syok, nadi cepat, napas cepat dan dalam.
• Dehidrasi Berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma), otot otot kaku, sianosis.
Pathogens
Entamoeba
Cyclospora
Clostridium
Salmonella
Histolytica
O157:H7)
Norovirus
Shigella
Yersinia
Giardia
Difficile
Vibrio
Gambaran Klinis
Derajat dehidrasi
Minimal (<3% dari berat Ringan sampai sedang (3– Berat (>9% dari berat
Gejala badan) 9% dari berat badan) badan)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Darah perifer lengkap Pemeriksaan darah
- Serum elektrolit: Na+, K+, Cl-
- Analisa gas darah apabila didapatkan tanda-tanda gangguan keseimbangan asam basa
(pernafasan Kusmaull)
- Immunoassay: toksin bakteri (C. difficile), antigen virus (rotavirus), antigen protozoa
(Giardia, E. histolytica).
Pemeriksaan feses
- Feses lengkap (mikroskopis: peningkatan jumlah lekosit di feses pada inflamatory
diarrhea; parasit: amoeba bentuk tropozoit, hypha pada jamur)
- Pada kasus dengan dehidrasi dilakukan pemeriksaan darah, feses, dan urin rutin,
pemeriksaan kimia darah meliputi ureum, kreatinin, elektrolit, serum transaminase, gula
darah, dan bila perlu analisis gas darah.
- Kultur feses dilakukan pada kasus dengan dehidrasi, demam, diare berdarah, atau setelah
3 hari pengobatan tidak ada perbaikan klinik.
- Pemeriksaan sigmoidoskopi/kolonoskopi dilakukan pada kasus diare berdarah bila
pemeriksaan penunjang yang sebelumnya tidak memperlihatkan penyebab yang jelas.
MEDIUM KULTUR UNTUK ISOLASI BAKTERI DENGAN SPESIMEN FESES
Seluruh bakteria aerob dan jamur, mendeteksi produksi sitokrom
Agar darah oksidase
Mac Conkey Eosin-Methylene Blue
Menghambat organisme gram-positif, dapat memfermentasi laktosa
(EMB) agar
Xylose-lysine-deoxycholate (XLD) agar; Menghambat organisme gram-positif dan GNB non-patogenik, dapat
Hektoen enteric (HE) agar memfermentasi laktosa dan produksi H2S
Skirrow agar Selektif untuk spesies Campylobacter
Sorbitol-Mac Conkey (SM) agar Selektif untuk enterohemorrhagic E coli
Cefsulodin-ingrasan- novobiocin
Selektif untuk Y enterocolitica
(CIN) agar
Thiosulfate-citrate-bile- sucrose (TCBS)
Selektif untuk spesies Vibrio
agar
Cycloserine-cefoxitin- fructose-egg
Selektif untuk C difficile
(CCFE) agar
Gambaran mikroskopis patogen penyebab diare akut
Berbentuk oval
Berisi embrio
Bewarna kuning
kecoklatan
Telur Enterobius Vermicularis ( Cacing Kremi ) Telur Trichuris Trichiura ( Cacing Cambak )
Berbentuk oval
asimetris
telur selalu Berbentuk oval
berisi larva Telur berisi embrio
ORAL
RUMATAN
Harus dipertimbangankan Banyak
kerugian daripada keuntungannya.
Terapi Simptomatik • Antimotilitas
• Antispsmodik/spsmolitik
INFEKSI • Stool hardener
NON INFEKSI
DIARE dg Penyakit
Terapi Definitif Penyerta
DIARE pd Keadaan
Khusus
Penyebab Terapi
Shigellosis (serius) Siprofloksasin 500mg 2 kali/hari; 3 hari
S. (para) typhi Siprofloksasin 500mg 2 kali/hari; 10 hari pilihan ke 1
Amoksisilin 750mg 4 kali/hari; 14 hari (alternatif 1)
Ko-trimoksazol 960mg 2 kali/hari; 14 hari (alternatif 2)
Salmonellosis lain Siprofloksasin 500mg 2 kali/hari; 10 hari (pilihan ke 1)
Amoksisilin 750mg 4 kali/hari;(alternatif 1)
Ko-Trimoksazol 960mg kali/hari; 14 hari (alternatif 2)
Campylobacter (keluhan serius dan persisten) Eritromisin 250mg 4 kali/hari; 5 hari
Klaritromisin 250mg 4 kali/hari; 5 hari
Yersinia Dosisiklin 200mg hari ke-1; lalu 100mg 1 kali/hari; 4 hari
Ko-trimoksazol 960mg 2 kali/hari; 5 hari (alternatif 1)
Siprofloksasin 500mg 2 kali/hari 5 hari (alternatif 2)
Disentri amebik Tinidazol 2g 1 kali/hari; 3 hari (pilihan ke 1)
Metronidazol 750mg 2 kali/hari; 5 hari (alternatif 1)
Vibrio Cholerae
(diikuti oleh diloksanid furoat 500 mg 3 kali/hari; 10 hari
Siprofloksasin 1g sekali sehari
Penggunaan Antibiotika
Vibramisin 300mg satu kali sehari dalam terapi diare
Giardia Lamblia Tinidazol 2gr satu kali sehari
Sehistosoma spp Praziquantel 40mg/kg sekali sehari
Strongyloides stercoralis Albendazol 400mg 1 kali/hari; 3 hari
Ivermektin 150-200 mikrogram/kg satu kali sehari
Tiabendazol 25mg/kg 2 kali/hari (maks. 1500 mg per dosis)
Trichurs prichuria Mebendazol 100mg 2 kali/hari. 3 hari
Crypiospriodiosis sembuh spontan dengan Paromisin 500-1000mg 3 kali/hari; 14 hari
status imun normal. Jika pejamu Azitromisin 500mg 1 kali/hari; 3 hari
immunocompromised dengan diare persisten
Cyclospora Ko-Trimoksazol 960mg 3 kali/hari; 14 hari
Isospora belli Ko-Trimoksazol 960mg 3 kali/hari; 14 hari
Clostridium Difficile Metronidazol 500mg 3 kali/hari; 7-10 hari (jika diperlukan
Biasanya penyembuhan spontan setelah Vancomisin 125mg 4 kali/hari; 7-10 hari (alternatif)
menghentikan antibiotik
Metode Daldiyono
Klinis Skor
Rasa haus/muntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik < 60 mmHg 2
Frekuensi nadi > 120 kali/menit 1
Kesadaran apatis 1
Kesadaran somnolen, spoor atau koma 2
Frekuensi napas > 30 kali/menit 1 Rumus Kebutuhan cairan :
Facies cholerica 2 Kebutuhan Cairan = x 10% x kgBB x 1 L
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer woman’s hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun -1
Umur > 60 tahun -2
EVALUASI DAN PENATALAKSANAAN DEHIDRASI
(klasifikasi berdasarkan CDC AS 2008)
Dehidrasi minimal
Kekurangan cairan < 3%
Kebutuhan cairan = 103/100 x 30-40cc/kgBB/hari
Kebutuhan cairan = pengeluaran [feses + IWL(10% BB)] ditambah 30-40cc/kgBB/hari
Dehidrasi berat
Kekurangan cairan > 9%
Kebutuhan cairan = 112/100 x 30-40cc/kgBB/hari
Kebutuhan cairan = pengeluaran [feses + IWL(10% BB)] ditambah 30-40cc/kgBB/hari
Nama : Ny. H
Usia : 48 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Lambuk
Suku : Aceh
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No. CM : 0-95-56-09
Tanggal Masuk : 15 Mei 2019
Tanggal Periksa : 16 Mei 2019
ANAMNESIS
• Keluhan Utama : Badan lemas memberat sejak 2 hari SMRS
• Keluhan Tambahan : Mual, muntah, dan demam
• Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang diantar keluarga dengan keluhan badan terasa lemas sejak 2
hari ini. cair sejak 3 hari SMRS dengan frekuensi lebih dari 7 kali per hari. Pagi
SMRS sudah 3 kali BAB cair. Awalnya hanya cairan bercampur berak darah,
sejak pagi hari SMRS sudah ada ampas dan berlendir. Demam sejak 2 hari
SMRS terutama malam hari. Nyeri perut terutama di ulu hati dan perut terasa
mules sejak 2 hari SMRS. Mual dan muntah ada. Muntah sesekali tidak tentu
saat makan berisi makanan yang dimakan, tidak ada muntah darah. Tidak ada
riwayat makan sesuatu yang lain dari biasanya. Pasien juga merasa lemas dan
sering haus. BAB berdarah tidak ada. BAK dikatakan sedikit dan terakhir sekitar
pukul 06.00 WIB SMRS.
Pada saat diruangan, pasien mengatakan badannya lemas, mual sudah
berkurang, muntah dan demam tidak ada, BAB 1 kali dikatakan masih cair,
minum baik namun makan hanya sedikit.
• Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat penyakit DM, Hipertensi, asma, dan penyakit kronis lainnya disangkal.
• Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama
• Riwayat Penggunaan Obat:
Pasien sebelumnya berobat ke puskesmas dan siberi obat 3 kali sehari tetapi keluhan
belum berkurang. Pasien lupa nama obatnya.
• Riwayat Kebiasaan Sosial :
Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga yang kesehariannya membersihkan
rumah. Pasien mengatakan dirinya jarang mencuci tangan dengan sabun sebelum makan.
Makanan di rumah biasanya dimasak sendiri dan untuk minum menggunakan air mineral
dalam kemasan galon. Pasien juga suka makan makanan pedas dan berminyak.
Pemeriksaan Fisik
Compos mentis
E4M6V5 110/60 mmHg
Berat badan : 65 kg
Tinggi badan : 162 cm
IMT : 24,76% (normoweight)
Kepala : Normochepali
Rambut : Hitam, sulit dicabut
Mata : Konjngtiva palpebra inferior pucat (+/+), sklera ikterik (-/-)
RCL (+/+), RCTL (+/+), pupil isokor (3mm/3mm)
Hidung : NCH (-/-), sekret (-/-)
Mulut : Sianosis (-), tampak keraing.
Leher : Peningkatan TVJ (-), pembesaran KGB (-)
Kulit : Warna kuning langsat, turgor kulit baik.
THORAX
• Palpasi : Simetris
JANTUNG
• Palpasi : Soepel, nyeri tekan tidak ada, hepar dan limpa tidak teraba
• Perkusi : timpani
EKSTREMITAS
Superior Inferior
Sign
Kanan Kiri Kanan Kiri
Sianosis - - - -
Pucat - - - -
Edema - - - -
Ikterik - - - -
Genitalia
Tidak diperiksa
Rectal Toucher
Tidak dilakukan
EKSTREMITAS
Status mental Kooperatif
Rasa haus Ada
Denyut jantung 82x/menit
Kualitas denyut nadi Kuat angkat
Pernafasan 20x/menit
Mata Tidak cekung
Air mata Ada
Mulut dan lidah Basah
Turgor kulit Baik
Isian kapiler < 2 detik
Ekstremitas Hangat
Urine output 400 cc/10 jam
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Laboratorium (Tanggal 16 Mei 2019)
Nilai Neutrofil
Pemeriksaan Hasil Satuan 45 50-70 %
Rujukan Segmen
Hemoglobin 12,5 12,5-15 g/dL Limfosit 45 20-40 %
Hematokrit 38 37-47 % Monosit 8 2-8 %
Eritrosit 5,0 4,2-5,4 106/mm3
GDS 91 <200 mg/dl
Leukosit 4,0 4,5-10,5 103/mm3
Trombosit 185 150-450 103/mm3 Ureum 31 13-43 mg/dl
MCV 77 80-100 fL Kretinin 0,67 0,51-0,95 mg/dl
MCH 25 27-31 Pg
Natrium(Na) 140 132-146 mmol/L
MCHC 33 32-36 %
RDW 13,3 11,5-14,5 % Kalium(K) 3,9 3,7-5,4 mmol/L
Eosinofil 0 0-6 % Klorida (Cl) 107 98-106 mmol/L
Basofil 1 0-2 %
Neutrofil
1 2-6 %
Batang
Hasil lab urinalisa tanggal 17 Mei 2019
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
FOLLOW UP HARIAN
O/ TD: 110/60mmHg
O/ TD: 100/60mmHg O/ TD: 110/70mmHg
HR: 82x/menit
HR: 72x/menit HR: 80x/menit
RR: 20x/menit
RR: 20x/menit RR: 18x/menit
T: 36,8oC
T: 36,7oC T: 36,8oC
A/- Diare Akut ec dd/ A/- Diare Akut ec dd/ A/- Diare Akut ec dd/
1. Disentri Basiler 1. Disentri Basiler 1. Disentri Basiler
2. Infeksi Virus 2.Infeksi Virus 2.Infeksi Virus
3. Intoleransi Makanan 3.Intoleransi Makanan 3.Intoleransi Makanan
- Dehidrasi Ringan
FOLLOW UP HARIAN
• BAB cair lebih dari 7 kali perhari sejak 3 hari yang lalu.
Terdapat sedikit ampas disertai lendir dan darah
• Hal tersebut sesuai dengan definisi diare adalah buang air
besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah padat,
kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200
gram dengan frekuensi lebih dari 3 kali perhari. Buang air besar
encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah. Diare akut
berlangsung kurang dari 14 hari.
• Demam sejak 2 hari terutama malam hari
• hal ini dapat terjadi respon tubuh akibat pirogen dalam leukosit
yang sebelumnya dipengaruhi oleh pirogen eksogen yang
berasal dari mikroorganisme yang mempengaruhi hipotalamus
sebagai sistem termoregulasi.
• Mual dan muntah setiap makan juga dikeluhkan pasien yang
berisi makanan yang dimakan
• Mual merupakan sensasi tidak nyaman di perut bagian atas
yang disertai dorongan untuk muntah. Hal tersebut terjadi
respon terhadap infeksi yang mempengaruhi pusat muntah.
• Pasien sering merasa haus
• Dehidrasi terjadi akibat pengeluaran cairan tubuh melalui
muntah dan BAB cair yang berlebihan. Namun pada status
dehidrasi didapatkan dalam dehidrasi minimal.
• hasil pemeriksaan laboratorium, jumlah leukosit 4000/mm3.
• Leukosit merupakan unit sistem pertahanan tubuh yang mobile. Leukosit
dibentuk di sumsum tulang belakang dan sebagian lagi di jaringan limfe.
Terjadinya penurunan jumlah leukosit pada tubuh disebut leukopenia.
Leukopenia terjadi bila sumsum tulang belakang sedikit memproduksi sel
darah putih, sehingga banyak bakteri dan parasit lain yang masuk menginvasi
jaringan. Diare yang disebabkan oleh infeksi dari Shigella meningkatkan
leukosit. Tidak terjadinya peningkatan leukosit pada pasien bukan berarti
tidak mengalami infeksi akan tetapi kemungkinan disebabkan oleh sistem
imun tubuh yang rendah akibat stres dan depresi atau bisa disebabkan
malnutrisi yang menyebabkan sistem imun tubuh menurun
• Diet M II 1700 kkal
• Diberikan agar memudahkan pencernaan pada pasien diare.
Ringer Laktat untuk terapi rehidrasi dan 30 tpm kebutuhan
cairan sesuai berat badan pasien. Pemberian ceftriaxone
merupakan golongan chepalosporin generasi III yang efektif
mengatasi bakteri gram negatif seperti Shigella
KESIMPULAN