Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN KASUS

Cronic Kidney Desease


ARIF FATKHUR ROZI

Pembimbing:
DR. dr. Rika Bur, Sp.PD-KIT

 
BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
03 Januari – 26 Februari 2022
LATAR BELAKANG
Defekasi dg tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat).
CKD Kandungan air tinja : > 200 g/hari atau 200 ml/24jam

• Akut : < 14 hari


• Kronik : > 14 hari Diare akut/gastroenteritis akut :
99.000.000

Penyebab : USA : 8.000.000 pasien berobat ke dokter.


Infeksi dan Non infeksi > 250.000 pasie dirawat di RS/tahun (1,5% dewasa)

Dunia angka kejadian diare akut per tahun mencapai 1,5 miliar kasus.
RISKESDAS 2013
Insiden dan period prevalence diare untuk seluruh kelompok umur di Indonesia adalah 3,5% dan 7,0 %
TINJAUAN PUSTAKA

CKD BAB dg konsistensi yg lembek, dg freq. > 3 kali/hari, biasanya > 200 g/hari.

EPIDEMIOLOGI
Indonesia :
“Profil Kesehatan 2010”
Diare akut infeksi
 Rawat inap di RS dg case fatality rate 1,79%
 Rawat jalan tdk sebesar rawat inap, namun termasuk kelompok 5 besar yg
dijumpai di Indonesia

DUNIA
“WHO”
Diare akut infeksi
 Dilaporkan > 1,5 juta episode/tahun. (Kematian terutama pd anak < 5 thn.)
ETIOLOGI
Enteral
• Bakteri : Shigella sp, E coli pathogen, Salmonella sp, Vibrio cholera, Yersinia
enterocolytica, Campyiobacter jejuni, V. Parahaemoticius, V.NAG, Staphyloccocus
Aureus, Streptococcus, Klebsiella, Pseudomonas, Aeromonas, Proteus dll
• Virus : Rotavirus, Adenovirus, Norwalk virus, Norwalk like virus, Cytomegavirus
(CMY), echovirus, virus HIV
• Parasit : Protozoa. Entamoeba histolytica, Giardia Lamblia, Crystoporidium parvum,
Balantidium Coli
• Cacing : A. Lumbricoides, Cacing tambang, Trichuris-trichuira, S. stercorialis, cestodiasis
dll.
• Jamur: Kandida/Moniliasis
Parenteral
Otitis media akut (OMA), pneumonia. Traveler's diarrhea: E. Coli, Giardia lamblia, Shigella,
Entamoeba histolytica dll.
Non Infeksi
• Intoksikasi makanan
Makanan beracun atau mengandung logam berat, makanan mengandung bakteri/toksin: Clostridium
perfingens, B.cereus, S.Aureus, Streptococcus anhaemo lyticus dll.
• Alergi
susu sapi, makanan tertentu
• Malabsorpsi/maldigestif
Karbohidrat: monosakarida (glukosa, laktosa, galaktosa) disakaroda (sakarosa, laktosa), lemak: rantai
panjang trigliserida protein: asam amino tertentu, celiacsprue gluten malabsorption, protein intolerance,
cows milk, vitamin dan mineral.
• Immunodefisiensi:
Hipogamaglobulinemia, panhipogamaglobulinemia (Bruton), penyakit granulomatose kronik, defisiensi
IgA, imunodefisiensi IgA.
• Terapi obat
Antibiotik, kemoterapi, antasida, dll.
• Tindakan tertentu
Seperti gastrektomi, gastroenterostomi, dosis tinggi terapi dradiasi
FAKTOR RISIKO
• Baru saja bepergian ke daerah tropis, negara berkembang, kelompok perdamaian dan sering
berkemah.
• Makanan atau keadaaan makanan yang tidak biasa : makanan laut dan shell fish, terutama yang
mentah, restoran fast food, tempat piknik.
• Homoseksual, pekerja seks, pengguna obat intravena, resiko infeksi HIV/AIDS.
• Baru saja menggunakan obat anti mikroba pada institusi kejiwaan dan rumah sakit.

PREDISPOSISI DIARE

Organisme Faktor risiko komorbid


C difficile Hospitalisasi, pemberian antibiotic
Plesiomonas species Penyakit hati atau keganasan
Dismotilitas intestinal malnutrition, aklorhidria, hemolitik anemia (khususnya
Salmonella species
penyakit anemia sel sabit), immunosuppresi, malaria
Rotavirus Hospitalisasi
Giardia species Agammaglobulinemia, pankreatitis kronis, aklorhidria, cystic fibrosis
Cryptosporidia species Keadaan immunokompromais atau imunosupresif
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI PATOGENESIS

DIARE OSMOTIK
AGENT HOST

DIARE SEKRETORIK

DIARE EKSUDATIF
ENTEROTOKSIGENIK
DIARE HIPERPERISTALTIK ENTEROVASIF
PATOFISIOLOGI
  Inflamasi Noninflamasi
Invasi mukosa atau cytotoxin mediated Enterotoksin atau berkurangnya
Mekanisme
inflammatory response kapasitas absorpsi usus kecil
Lokasi Kolon, usus kecil bagian distal Usus kecil bagian proksimal
Terdapat leukosit feses, kadar laktoferin Tidak ada leukosit feses, kadar
Diagnosis
feses tinggi laktoferin feses rendah
Penyebab    
Campylobacter Salmonella
Shigella Species Escherichia Colli
Clostridium Difficile Clostridium perfringens
Bakteri Yersimia Staphyloccoccus aureus
Vibrio parahaemolyticus Aeromonas hydrophilia
Enteroinvasive E. Coli Bacilius cereus
Plesimonas shigelloides Vibrio cholerae
Cytomegalovirus
Rotavirus
Virus Adenovirus
Norwalk
Herpes Simplex Virus
Cryptosporidium
Microsporidium
Parasit Entamoeba Histolytica Isospora
Crylospora
Giardia Lamblia
Korelasi antara Organisme Frekuensi Gejala

Organisme Inkubasi Durasi Vomitus Demam Nyeri abdomen


Rotavirus 1-7 hari 4-8 hari Ya Rendah Tidak
Adenovirus 8-10 hari 5-12 hari Tertunda Rendah Tidak
Norwalk virus 1-2 hari 2 hari Ya Tidak Tidak
Astrovirus 1-2 hari 4-8 hari +/- +/- Tidak
Calicivirus 1-4 hari 4-8 hari Ya +/- Tidak
Aeromonas sp. Tidak ada 0-2 minggu +/- +/- Tidak
Campylobacter sp. 2-4 hari 5-7 hari Tidak Ya Ya
C. difficile Variabel Variabel Tidak Sedikit Sedikit
C. perfringens Minimal 1 hari Ringan Tidak Ya
Enterohemorrhagic E.coli 1-8 hari 3-6 hari Tidak +/- Ya
Enterotoxigenic E.coli 1-3 hari 3-5 hari Ya Rendah Ya
Plesiomonas sp. Tidak ada 0-2 minggu +/- +/- +/-
Salmonella sp. 0-3 hari 2-7 hari Ya Ya Ya
Shigella sp. 0-2 hari 2-5 hari Tidak Tinggi Ya
Vibrio sp. 0-1 hari 5-7 hari Ya Tidak Ya
Yersinia enterocolytica Tidak ada 1-46 hari Ya Ya Ya
Giardia sp. 2 minggu 1+ minggu Tidak Tidak Ya
Cryptosporidium sp. 5-21 hari Berbulan-bulan Tidak Rendah Ya
Entamoeba sp 5-7 hari 1-2+ minggu Tidak Ya Tidak
Korelasi Antara Patogenesis dan Gejala Diare Infeksi
Nyeri Demam/
Mikroorganisme Nausea & muntah Diare Lokasi
abdomen panas
1. Organisme penghasil Toksin          
a. Toksin preformed
Bacillus cereus, Staphylococcus
+++-++++ +-++ -+ +++-++++, air Usus halus
aureus, Clostridium perfringens
 
b. Enterotoksin
 
Vibrio cholerae, enterotoxigenisc
++-++++ +-++ -+ +++-++++, air  
E.coli(ETEC), Klebsiella
 
pneumoniae, Aeromonas species
c. Cytotoksin          
+-+++,
Clostridium difficile  
-+ +-++ biasa air,  
  +++-++++
Kadang berdarah
+-+++,
Hemorrhagic E.Coli -+ +-++++ +-++ awal air,  
Cepat berdarah
2. Organisme Enteroadherent
Enteropathogenic dan
-+ +-+++ +-++ +-++, air Usus halus
enteroadherent E.Coli, Organisme
Giardia, Cryptosporidosis, cacing
3. Organisme invasive          
a. Inflamasi minimal          
Rotavirus dan virus Norwalk +-++ ++-+++ +++-++++ +-+++, air  
b. Inflamasi variabel        
 
Salmonella, Campylobacter, -+++ +-+++ ++-++++ +++-++++, air atau
Kolon
Aeromonas species, Vibrio       berdarah
Ileum terminal
parahaemolyticus, Yersinia        
 
enterocolitica.        
c. Inflamasi berat
Shigella species,        
enteroinvasive E.coli, -+ +-++++ -++++ +-++, berdarah
Entamoeba histolytica
Karakteristik feses untuk menentukan asal patologi
Usus besar
Karakteristik feses Usus halus
 
Makroskopis Cair Mukoid dan/atau berdarah
 
Volume Banyak Sedikit
Frekuensi Meningkat Sangat meningkat
Darah Mungkin ada tetapi tidak pernah darah Biasanya darah segar
segar  
pH Kemungkinan <5.5 >5.5
Substansi pereduksi Kemungkinan positif Negatif
Jumlah leukosit <5/lapangan pandang kecil Biasanya >10/lapangan pandang kecil
Leukosit serum Normal Mungkin leukositosis, bentuk batang
   
PENEGAKKAN DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan


pemeriksaaan penunjang.

ANAMNESIS
Onset, durasi, tingkat keparahan, dan frekuensi diare harus dicatat, dengan perhatian
khusus pada karakteristik feses (misalnya, berair, berdarah, berlendir, purulen). Pasien harus
dievaluasi untuk tanda-tanda mengetahui dehidrasi, termasuk kencing berkurang, rasa haus,
pusing, dan perubahan status mental. Muntah lebih sugestif penyakit virus atau penyakit yang
disebabkan oleh ingesti racun bakteri. Gejala lebih menunjukkan invasif bakteri (inflamasi)
diare adalah demam, tenesmus, dan feses berdarah.
Pasien dengan diare akut datang dengan berbagai gejala klinik tergantung penyebab penyakit
dasarnya. Keluhan diare berlangsung kurang dari 15 hari.
Makanan dan riwayat perjalanan sangat membantu untuk mengevaluasi potensi paparan
agent. Anak-anak di tempat penitipan, penghuni panti jompo, penyicip makanan, dan pasien
yang baru dirawat di rumah sakit berada pada risiko tinggi penyakit diare menular. Wanita
hamil memiliki 12 kali lipat peningkatan risiko listeriosis, terutama yang mengkonsumsi
olahan daging beku, keju lunak, dan susu mentah.
Riwayat sakit terdahulu dan penggunaan antibiotik dan obat lain harus dicatat pada pasien
dengan diare akut.

PEMERIKSAAN FISIK
Hal yang diperiksa pada pemeriksaan fisik
- Keadaan umum, kesadaran, status gizi, tanda vital (tensi, nadi, laju respirasi, suhu);
- Status hidrasi (Tabel 8);
- Kualitas nyeri perut (untuk menyingkirkan penyakit-penyakit lain yang bermanifestasi diare akut)
(Tabel 9);
- Colok dubur dianjurkan dilakukan pada semua kasus diare dengan feses berdarah, terutama pada
usia >50 tahun.
- Identifikasi penyakit komorbid (Tabel 2)
• Dehidrasi Ringan (hilang cairan 2-5% BB) gambaran klinisnya turgor kurang, suara
serak, pasien belum jatuh dalam presyok.
• Dehidrasi Sedang (hilang cairan 5-8% BB) turgor buruk, suara serak, pasien jatuh dalam
presyok atau syok, nadi cepat, napas cepat dan dalam.
• Dehidrasi Berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma), otot otot kaku, sianosis.
  Pathogens

Shiga toxin-producing E.coli (including


Cryptosporidium
Campylobacter

Entamoeba
Cyclospora

Clostridium
Salmonella

Histolytica

O157:H7)
Norovirus
Shigella

Yersinia

Giardia

Difficile
Vibrio
Gambaran Klinis
  Derajat dehidrasi
  Minimal (<3% dari berat Ringan sampai sedang (3– Berat (>9% dari berat
Gejala badan) 9% dari berat badan) badan)

Normal Normal, lemas atau Apatis, letargik, tidak


Status mental
gelisah, iritabel sadar
Normal Sangat haus; sangat Tidak dapat minum
Rasa haus ingin minum
Normal Normal sampai Takikardi, pada kasus
Denyut jantung meningkat berat bradikardia
Normal Normal sampai menurun Lemah atau tidak
Kualitas denyut nadi
teraba
Pernafasan Normal Normal, cepat dalam
Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung
Air mata Ada Menurun Tidak ada
Mulut dan lidah Basah Kering Pecah-pecah
Turgor kulit Baik < 2 detik > 2 detik
Isian kapiler Normal Memanjang Memanjang, minimal
Hangat    
Ekstremitas
Dingin Dingin, sianosis
   
Urine output Normal sampai menurun
Menurun Minimal
Penyakit yang bermanifestasi diare akut dengan atau tanpa gejala peritonitis.
• Apendisitis
• Adneksitis
• Divertikulitis
• Peritonitis sekunder karena perforasi usus
• Infeksi sistemik: seperti malaria, campak, tifoid, dll
• Inflammatory bowel disease
• Enterokolitis iskemik
• Oklusi arteri/vena mesenterika

PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Darah perifer lengkap Pemeriksaan darah
- Serum elektrolit: Na+, K+, Cl-
- Analisa gas darah apabila didapatkan tanda-tanda gangguan keseimbangan asam basa
(pernafasan Kusmaull)
- Immunoassay: toksin bakteri (C. difficile), antigen virus (rotavirus), antigen protozoa
(Giardia, E. histolytica).
Pemeriksaan feses
- Feses lengkap (mikroskopis: peningkatan jumlah lekosit di feses pada inflamatory
diarrhea; parasit: amoeba bentuk tropozoit, hypha pada jamur)
- Pada kasus dengan dehidrasi dilakukan pemeriksaan darah, feses, dan urin rutin,
pemeriksaan kimia darah meliputi ureum, kreatinin, elektrolit, serum transaminase, gula
darah, dan bila perlu analisis gas darah.
- Kultur feses dilakukan pada kasus dengan dehidrasi, demam, diare berdarah, atau setelah
3 hari pengobatan tidak ada perbaikan klinik.
- Pemeriksaan sigmoidoskopi/kolonoskopi dilakukan pada kasus diare berdarah bila
pemeriksaan penunjang yang sebelumnya tidak memperlihatkan penyebab yang jelas.
MEDIUM KULTUR UNTUK ISOLASI BAKTERI DENGAN SPESIMEN FESES
  Seluruh bakteria aerob dan jamur, mendeteksi produksi sitokrom
Agar darah oksidase
Mac Conkey Eosin-Methylene Blue
Menghambat organisme gram-positif, dapat memfermentasi laktosa
(EMB) agar
Xylose-lysine-deoxycholate (XLD) agar; Menghambat organisme gram-positif dan GNB non-patogenik, dapat
Hektoen enteric (HE) agar memfermentasi laktosa dan produksi H2S
Skirrow agar Selektif untuk spesies Campylobacter
Sorbitol-Mac Conkey (SM) agar Selektif untuk enterohemorrhagic E coli
Cefsulodin-ingrasan- novobiocin
Selektif untuk Y enterocolitica
(CIN) agar
Thiosulfate-citrate-bile- sucrose (TCBS)
 Selektif untuk spesies Vibrio
agar
Cycloserine-cefoxitin- fructose-egg
 Selektif untuk C difficile
(CCFE) agar
Gambaran mikroskopis patogen penyebab diare akut

E.Coli Shigella sp Salmonella sp

Entamoeba sp Giardia sp Vibrio sp


Telur Ascaris Lumbricoides ( Cacing Gelang ) Telur Hookworms ( Cacing Tambang )

Berbentuk oval
Berisi embrio
Bewarna kuning
kecoklatan

Berbentuk oval dan panjang ± 60 μm, lebar ± 40 μm,


dinding 1 lapis tipis dan transparan
Panjang 88 – 94 μm dan lebar 40 – 45 μm Isi telur tergantung umur :
dinding 2 lapis : albumin hialin dan vitelin
JENIS JENIS TELUR CACING telur berwarna granula refraktil berwarna kuning
Tipe A → berisi pembelahan sel (1 – 4 sel)
Tipe B → berisi pembelahan sel (> 4 sel)
PADA FESES kecoklatan Tipe C → berisi larva
Telur Clonorchis Sinensis ( Cacing Pipih ) Telur Taenia Sp ( Cacing Pita )

Telur berbentuk oval. Ukuran : panjang 30 – 40 μm dan lebar 20 – 30 μm


Telur mempunyai operculum Berwarna coklat tengguli
Ukuran : panjang ±29 μm dan lebar ±16 μm Telur Lapisan embriofore bergaris-garis radier
berisi mirasidium Di dalamnya terdapat hexacanth embrio
Telur berbentuk oval. Ukuran : panjang 30 – 40 μm dan lebar 20 – 30 μm
Telur mempunyai operculum Berwarna coklat tengguli
Ukuran : panjang ±29 μm dan lebar ±16 μm Telur Lapisan embriofore bergaris-garis radier
berisi mirasidium Di dalamnya terdapat hexacanth embrio

Telur Enterobius Vermicularis ( Cacing Kremi ) Telur Trichuris Trichiura ( Cacing Cambak )

Berbentuk oval
asimetris
telur selalu Berbentuk oval
berisi larva Telur berisi embrio

Ukuran : panjang 50 – 60 μm dan lebar 20 – 32 μm Panjang ± 50 μm dan lebar ± 23 μm


Dinding luar merupakan lapisan albumin dan dalam Dinding 2 lapis : luar berwarna kekuningan dan
lapisan lemak dalam transparan
Diujung telur terdapat tonjolan mucoid plug / polar
plug / clear knop
JENIS SISA MAKANAN PADA FESES
Adanya sisa serat otot (serat daging)
Sisa Serat Otot difeses dikarenakan makanan yang
(Serat Daging) mengandung serat otot tidak dapat
dicerna

Adanya sisa serat tumbuhan di feses


dikarenakan tidak tercernanya
tumbuhan / sayuran, makanan yg
Sisa Serat Tumbuhan mengandung banyak serat tumbuhan
akan membentuk lebih banyak feses
karena serat tumbuhan tersebut tidak
dapat dicerna

Adanya sisa serat lemak difeses


Sisa Serat Lemak dikarenakan makanan yang
mengandung serat lemak tidak dapat
dicerna.
PENATALAKSANAAN

ORAL

Terapi Rehidrasi INTRAVENA

RUMATAN
Harus dipertimbangankan  Banyak
kerugian daripada keuntungannya.
Terapi Simptomatik • Antimotilitas
• Antispsmodik/spsmolitik
INFEKSI • Stool hardener

NON INFEKSI

DIARE dg Penyakit
Terapi Definitif Penyerta

DIARE pd Keadaan
Khusus
Penyebab Terapi
Shigellosis (serius) Siprofloksasin 500mg 2 kali/hari; 3 hari
S. (para) typhi Siprofloksasin 500mg 2 kali/hari; 10 hari pilihan ke 1
Amoksisilin 750mg 4 kali/hari; 14 hari (alternatif 1)
Ko-trimoksazol 960mg 2 kali/hari; 14 hari (alternatif 2)
Salmonellosis lain Siprofloksasin 500mg 2 kali/hari; 10 hari (pilihan ke 1)
Amoksisilin 750mg 4 kali/hari;(alternatif 1)
Ko-Trimoksazol 960mg kali/hari; 14 hari (alternatif 2)
Campylobacter (keluhan serius dan persisten) Eritromisin 250mg 4 kali/hari; 5 hari
Klaritromisin 250mg 4 kali/hari; 5 hari
Yersinia Dosisiklin 200mg hari ke-1; lalu 100mg 1 kali/hari; 4 hari
Ko-trimoksazol 960mg 2 kali/hari; 5 hari (alternatif 1)
Siprofloksasin 500mg 2 kali/hari 5 hari (alternatif 2)
Disentri amebik Tinidazol 2g 1 kali/hari; 3 hari (pilihan ke 1)
Metronidazol 750mg 2 kali/hari; 5 hari (alternatif 1)

Vibrio Cholerae
(diikuti oleh diloksanid furoat 500 mg 3 kali/hari; 10 hari
Siprofloksasin 1g sekali sehari
Penggunaan Antibiotika
Vibramisin 300mg satu kali sehari dalam terapi diare
Giardia Lamblia Tinidazol 2gr satu kali sehari
Sehistosoma spp Praziquantel 40mg/kg sekali sehari
Strongyloides stercoralis Albendazol 400mg 1 kali/hari; 3 hari
Ivermektin 150-200 mikrogram/kg satu kali sehari
Tiabendazol 25mg/kg 2 kali/hari (maks. 1500 mg per dosis)
Trichurs prichuria Mebendazol 100mg 2 kali/hari. 3 hari
Crypiospriodiosis sembuh spontan dengan Paromisin 500-1000mg 3 kali/hari; 14 hari
status imun normal. Jika pejamu Azitromisin 500mg 1 kali/hari; 3 hari
immunocompromised dengan diare persisten
Cyclospora Ko-Trimoksazol 960mg 3 kali/hari; 14 hari
Isospora belli Ko-Trimoksazol 960mg 3 kali/hari; 14 hari
Clostridium Difficile Metronidazol 500mg 3 kali/hari; 7-10 hari (jika diperlukan
Biasanya penyembuhan spontan setelah Vancomisin 125mg 4 kali/hari; 7-10 hari (alternatif)
menghentikan antibiotik
Metode Daldiyono

Klinis Skor
Rasa haus/muntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik < 60 mmHg 2
Frekuensi nadi > 120 kali/menit 1
Kesadaran apatis 1
Kesadaran somnolen, spoor atau koma 2
Frekuensi napas > 30 kali/menit 1 Rumus Kebutuhan cairan :
Facies cholerica 2 Kebutuhan Cairan = x 10% x kgBB x 1 L
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer woman’s hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun -1
Umur > 60 tahun -2
EVALUASI DAN PENATALAKSANAAN DEHIDRASI
(klasifikasi berdasarkan CDC AS 2008)

Dehidrasi minimal
Kekurangan cairan < 3%
Kebutuhan cairan = 103/100 x 30-40cc/kgBB/hari
Kebutuhan cairan = pengeluaran [feses + IWL(10% BB)] ditambah 30-40cc/kgBB/hari

Dehidrasi ringan sedang


Kekurangan cairan < 3-9%
Kebutuhan cairan = 109/100 x 30-40cc/kgBB/hari
Kebutuhan cairan = pengeluaran [feses + IWL(10% BB)] ditambah 30-40cc/kgBB/hari

Dehidrasi berat
Kekurangan cairan > 9%
Kebutuhan cairan = 112/100 x 30-40cc/kgBB/hari
Kebutuhan cairan = pengeluaran [feses + IWL(10% BB)] ditambah 30-40cc/kgBB/hari

1 jam pertama 50% defisit cairan harus diberikan


3 jam berikutnya diberikan sisa defisit
Selanjutnya diberikan sesuai dg kehilangan cairan melalui feses (losses)
KOMPLIKASI

• Dehidrasi ( ringan, sedang, berat)


• Gagal ginjal dengan/tanpa asidosis metabolik
• Sepsis
• Ileus paralitik
PROGNOSIS

• Dengan penggantian cairan yang adekuat, perawatan yang


mendukung, dan terapi antimikrobial jika diindikasikan,
prognosis diare infeksius sangat baik dengan morbiditas dan
mortalitas minimal

• Di Amerika Serikat, mortalitas berhubungan dengan diare


infeksius < 1,0%. Pengecualiannya pada infeksi EHEC
dengan mortalitas 1,2% yang berhubungan dengan sindrom
uremik hemolitik
Algoritma Penatalaksanaan Diare Akut
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. H
Usia : 48 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Lambuk
Suku : Aceh
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No. CM : 0-95-56-09
Tanggal Masuk : 15 Mei 2019
Tanggal Periksa : 16 Mei 2019
ANAMNESIS
• Keluhan Utama : Badan lemas memberat sejak 2 hari SMRS
• Keluhan Tambahan : Mual, muntah, dan demam
• Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang diantar keluarga dengan keluhan badan terasa lemas sejak 2
hari ini. cair sejak 3 hari SMRS dengan frekuensi lebih dari 7 kali per hari. Pagi
SMRS sudah 3 kali BAB cair. Awalnya hanya cairan bercampur berak darah,
sejak pagi hari SMRS sudah ada ampas dan berlendir. Demam sejak 2 hari
SMRS terutama malam hari. Nyeri perut terutama di ulu hati dan perut terasa
mules sejak 2 hari SMRS. Mual dan muntah ada. Muntah sesekali tidak tentu
saat makan berisi makanan yang dimakan, tidak ada muntah darah. Tidak ada
riwayat makan sesuatu yang lain dari biasanya. Pasien juga merasa lemas dan
sering haus. BAB berdarah tidak ada. BAK dikatakan sedikit dan terakhir sekitar
pukul 06.00 WIB SMRS.
Pada saat diruangan, pasien mengatakan badannya lemas, mual sudah
berkurang, muntah dan demam tidak ada, BAB 1 kali dikatakan masih cair,
minum baik namun makan hanya sedikit.
• Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat penyakit DM, Hipertensi, asma, dan penyakit kronis lainnya disangkal.
• Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama
• Riwayat Penggunaan Obat:
Pasien sebelumnya berobat ke puskesmas dan siberi obat 3 kali sehari tetapi keluhan
belum berkurang. Pasien lupa nama obatnya.
• Riwayat Kebiasaan Sosial :
Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga yang kesehariannya membersihkan
rumah. Pasien mengatakan dirinya jarang mencuci tangan dengan sabun sebelum makan.
Makanan di rumah biasanya dimasak sendiri dan untuk minum menggunakan air mineral
dalam kemasan galon. Pasien juga suka makan makanan pedas dan berminyak.
Pemeriksaan Fisik

Compos mentis
E4M6V5 110/60 mmHg

82 x/i, reguler, • 20 x/i


kuat angkat, isi
cukup • 36,8◦C

 Berat badan : 65 kg
 Tinggi badan : 162 cm
 IMT : 24,76% (normoweight)
Kepala : Normochepali
Rambut : Hitam, sulit dicabut
Mata : Konjngtiva palpebra inferior pucat (+/+), sklera ikterik (-/-)
RCL (+/+), RCTL (+/+), pupil isokor (3mm/3mm)
Hidung : NCH (-/-), sekret (-/-)
Mulut : Sianosis (-), tampak keraing.
Leher : Peningkatan TVJ (-), pembesaran KGB (-)
Kulit : Warna kuning langsat, turgor kulit baik.
THORAX

• Inspeksi : simetris, retraksi intracostal(-)

• Palpasi : Simetris

• Perkusi : Sonor di kedua lapang paru

• Auskultasi : Vesikuler (+/+) Wheezing (-/-), Rhonki (-/-)

JANTUNG

• Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak

• Palpasi : Iktus kordis di ICS V

• Auskultasi : BJ I > BJ II, bising (-)


ABDOMEN

• Inspeksi : Distensi (-)

• Palpasi : Soepel, nyeri tekan tidak ada, hepar dan limpa tidak teraba

• Perkusi : timpani

• Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal

EKSTREMITAS
Superior Inferior
Sign
Kanan Kiri Kanan Kiri

Sianosis - - - -

Pucat - - - -

Edema - - - -

Ikterik - - - -
Genitalia
Tidak diperiksa
Rectal Toucher
Tidak dilakukan

EKSTREMITAS
Status mental Kooperatif
Rasa haus Ada
Denyut jantung 82x/menit
Kualitas denyut nadi Kuat angkat
Pernafasan 20x/menit
Mata Tidak cekung
Air mata Ada
Mulut dan lidah Basah
Turgor kulit Baik
Isian kapiler < 2 detik
Ekstremitas Hangat
Urine output 400 cc/10 jam
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Laboratorium (Tanggal 16 Mei 2019)
Nilai Neutrofil
Pemeriksaan Hasil Satuan 45 50-70 %
Rujukan Segmen
Hemoglobin 12,5 12,5-15 g/dL Limfosit 45 20-40 %
Hematokrit 38 37-47 % Monosit 8 2-8 %
Eritrosit 5,0 4,2-5,4 106/mm3
GDS 91 <200 mg/dl
Leukosit 4,0 4,5-10,5 103/mm3
Trombosit 185 150-450 103/mm3 Ureum 31 13-43 mg/dl
MCV 77 80-100 fL Kretinin 0,67 0,51-0,95 mg/dl
MCH 25 27-31 Pg
Natrium(Na) 140 132-146 mmol/L
MCHC 33 32-36 %
RDW 13,3 11,5-14,5 % Kalium(K) 3,9 3,7-5,4 mmol/L
Eosinofil 0 0-6 % Klorida (Cl) 107 98-106 mmol/L
Basofil 1 0-2 %
Neutrofil
1 2-6 %
Batang
Hasil lab urinalisa tanggal 17 Mei 2019

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


Warna Kuning    
Kejernihan Jernih    
Berat Jenis 1,010 1,003-1,030  
pH 5,0 5,0-9,0  
Leukosit Negatif Negatif  
Protein Negatif Negatif  
Glukosa Negatif Negatif  
Keton Negatif Negatif  
Darah Negatif Negatif  
Bilirubin Negatif Negatif  
Leukosit 1-2 0-5 LPB
Eritrosit 0-1 0-1 LPB
Epitel 2-3 0-2 LPK

Saran : Feses Rutin


DIAGNOSIS TERAPI
Diare Akut ec dd/ - Bedrest
- Diet M II 1700 kkal/hari
1. Disentri Basiler - IVFD Ringer Laktat 30 gtt/i makro
2. Infeksi Virus - Injeksi Ceftriaxone 2gr/24jam IV
- Injeksi Ondansentron 4mg/8jam IV
3. Intoleransi Makanan - Injeksi Omeprazole 40 mg/ 12 jam IV
- Metronidazole 3 x 500 mg
- Probiotik 3x 1 tab
- Attapulgite 1 tab/ tiap BAB cair

PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
FOLLOW UP HARIAN

Rabu 15/05/2019 Kamis 16/05/2019 Jumat 17/05/2019


S/lemas, BAB sedikit ampas,
Mual dan muntah berkurang, S/BAB sudah ada ampas, S/BAB sudah ada ampas,
nafsu makan kurang, nyeri perut Muntah tidak ada, nyeri perut Muntah tidak ada, nafsu makan
berkurang. berkurang. sudah ada.

O/ TD: 110/60mmHg
O/ TD: 100/60mmHg O/ TD: 110/70mmHg
HR: 82x/menit
HR: 72x/menit HR: 80x/menit
RR: 20x/menit
RR: 20x/menit RR: 18x/menit
T: 36,8oC
T: 36,7oC T: 36,8oC

A/- Diare Akut ec dd/ A/- Diare Akut ec dd/ A/- Diare Akut ec dd/
1. Disentri Basiler 1. Disentri Basiler 1. Disentri Basiler
2. Infeksi Virus 2.Infeksi Virus 2.Infeksi Virus
3. Intoleransi Makanan 3.Intoleransi Makanan 3.Intoleransi Makanan
- Dehidrasi Ringan    
FOLLOW UP HARIAN

Rabu 15/05/2019 Kamis 16/05/2019 Jumat 17/05/2019


P/ - Bedrest P/ - Bedrest
- Diet M II 1700 kkal/hari - Diet M II 1700 kkal/hari
- IVFD Ringer Laktat 30 gtt/i makro - IVFD Ringer Laktat 30 gtt/i makro
- Injeksi Ceftriaxone 2gr/24jam IV - Injeksi Ceftriaxone 2gr/24jam IV
- Injeksi Ondansentron 4mg/8jam IV - Injeksi Ondansentron 4mg/8jam IV P/ - PBJ
- Injeksi Omeprazole 40 mg/ 12 jam IV - Injeksi Omeprazole 40 mg/ 12 jam IV
- Metronidazole 3 x 500 mg - Metronidazole 3 x 500 mg
- Probiotik 3x 1 tab - Probiotik 3x 1 tab
- Attapulgite 1 tab/ tiap BAB cair - Attapulgite 1 tab/ tiap BAB cair
PEMBAHASAN

• BAB cair lebih dari 7 kali perhari sejak 3 hari yang lalu.
Terdapat sedikit ampas disertai lendir dan darah
• Hal tersebut sesuai dengan definisi diare adalah buang air
besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah padat,
kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200
gram dengan frekuensi lebih dari 3 kali perhari. Buang air besar
encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah. Diare akut
berlangsung kurang dari 14 hari.
• Demam sejak 2 hari terutama malam hari
• hal ini dapat terjadi respon tubuh akibat pirogen dalam leukosit
yang sebelumnya dipengaruhi oleh pirogen eksogen yang
berasal dari mikroorganisme yang mempengaruhi hipotalamus
sebagai sistem termoregulasi.
• Mual dan muntah setiap makan juga dikeluhkan pasien yang
berisi makanan yang dimakan
• Mual merupakan sensasi tidak nyaman di perut bagian atas
yang disertai dorongan untuk muntah. Hal tersebut terjadi 
respon terhadap infeksi yang mempengaruhi pusat muntah.
• Pasien sering merasa haus
• Dehidrasi terjadi akibat pengeluaran cairan tubuh melalui
muntah dan BAB cair yang berlebihan. Namun pada status
dehidrasi didapatkan dalam dehidrasi minimal.
• hasil pemeriksaan laboratorium,  jumlah leukosit 4000/mm3.
• Leukosit merupakan unit sistem pertahanan tubuh yang mobile. Leukosit
dibentuk di sumsum tulang belakang dan sebagian lagi di jaringan limfe.
Terjadinya penurunan jumlah leukosit pada tubuh disebut leukopenia.
Leukopenia terjadi bila sumsum tulang belakang sedikit memproduksi sel
darah putih, sehingga banyak bakteri dan parasit lain yang masuk menginvasi
jaringan. Diare yang disebabkan oleh infeksi dari Shigella meningkatkan
leukosit. Tidak terjadinya peningkatan leukosit pada pasien bukan berarti
tidak mengalami infeksi akan tetapi kemungkinan disebabkan oleh sistem
imun tubuh yang rendah akibat stres dan depresi atau bisa disebabkan
malnutrisi yang menyebabkan sistem imun tubuh menurun
• Diet M II 1700 kkal
• Diberikan agar memudahkan pencernaan pada pasien diare.
Ringer Laktat untuk terapi rehidrasi dan 30 tpm kebutuhan
cairan sesuai berat badan pasien. Pemberian ceftriaxone
merupakan golongan chepalosporin generasi III yang efektif
mengatasi bakteri gram negatif seperti Shigella
KESIMPULAN

Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara


berkembang maupun negara maju. Sebagian besar bersifat self limiting
sehingga hanya perlu diperhatikan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri dapat
diberikan terapi antimikrobial secara empirik, yang kemudian dapat
dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan hasil kultur.
Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan cukup aman
bila diberikan sesuai dengan aturan.
Prognosis diare akut infeksi bakteri baik, dengan morbiditas dan
mortalitas yang minimal. Dengan hygiene dan sanitasi yang baik
merupakan pencegahan untuk penularan diare infeksi bakteri.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai