Anda di halaman 1dari 21

Demam Tifoid

Ratna Dwi Sunhaya


Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK Unpad–RS Hasan Sadikin
pendahuluan

 Demam tifoid adalah penyakit infeksi bersifat


sistemik yang disebabkan oleh Salmonella typhi.

 Demam tifoid ditularkan melalui makanan


(foodborne disease) oleh karena makanan yang
terkontaminasi bakteri Salmonella sp.
etiologi

 Salmonella sp  famili
Enterobacteriaceae.
 Batang gram negatif
 Anaerob fakultatif.
 Berkapsul
 Tidak berspora
 Motil
 Tumbuh optimal pada suhu 37 C
dengan kisaran suhu 5 - 45 C, pH
antara 4.0 - 9.0 dan optimum pada
pH netral.
etiologi
Struktur antigen salmonella
typhi

 Antigen somatik O
Merupakan lipopolisakarida, berlokasi pada membran luar
dinding sel.
Molekul lipopolisakarida (endotoksin)  toksik

 Antigen flagelar H
Antigen yang terdapat pada flagel

 Antigen kapsular Vi (K)


patogenesis
Sirkulasi sistemik
Masuk ke RES,
Bakteri tertelan (bakteremia
berproliferasi
transien)

Sirkulasi darah
Masuk ke usus
Masuk ke Jaringan sistemik
halus, terutama
limfatik usus (bakteremia
ileum
sekunder)

Berbagai organ,
Invasi dinding usus
Terjadi hiperplasia & terutama kandung
melalui: ”Peyer
nekrosis empedu  Usus
patch”
halus
Gejala klinis

Anak usia sekolah dan remaja


 Masa inkubasi (10-14 hari) :
Biasanya asimptomatik
 Minggu pertama :
Demam, sakit kepala, pusing, mialgia, anoreksia, mual,
muntah, konstipasi, abdominal discomfort, batuk dan
epistaksis
 Minggu kedua :
Demam, bradikardi relatif, hepatomegali, splenomegali,
meteroismus, gangguan mental seperti somnolen, stupor,
koma, delirium, psikosis, roseolae
Gejala klinis

Bayi dan anak usia kecil (< 5 tahun)


 Demam tifoid relatif jarang pada kelompok usia ini pada
daerah endemis. Walaupun sepsis dapat terjadi, penyakit ini
bermanifestasi ringan, sehingga sulit untuk mendiagnosa
Neonatus
 Penyakit biasanya muncul 3 hari setelah kelahiran. Gejala
umum yaitu muntah, diare dan distensi abdomen. Suhu
demam bervariasi, dapat mencapai 40,50C. Gejala lain
kejang, hepatomegali, ikterik, anoreksia dan penurunan berat
badan.
diagnosis

 Kultur
 Merupakan Gold standard untuk diagnosis
 Hasil yang (+) memastikan adanya Salmonella sp
 Hasil yang (-) tidak menghilangkan kemungkinan diagnosis
 dapat dipengaruhi oleh pengobatan antibiotik,
rendahnya volume darah pada kultur, sejarah vaksinasi
dan waktu pengambilan sampel
 Kultur darah positif pada 40-60% pasien.
 Kultur urine/ feses biasanya dilakukan pada minggu ke-1
 Kultur sumsum tulang  paling sensitif (+) 85-95%
diagnosis

 Typhoid test
 Mendeteksi IgM dan IgG antibodi salmonella typhi
 Tes positif diperoleh setelah 2-3 hari infeksi
 Cepat dan efisien dan sensitivitas tinggi
 IgM dipstic test
 Mendeteksi spesifik IgM antibodi dalam serum atau darah
 Moderate sensitivity but high specificity
 Akurasi yang tinggi ditemukan 1 minggu setelah gejala
muncul
 TUBEX test
- Memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang baik
Diagnosis

 Tes rutin
- Leukopenia, tetapi leukositosis sering ditemukan pada
anak-anak dan infeksi sekunder / komplikasi
- Anemia ringan, trombositopenia, aneosinofilia dan
limfopenia
- Peningkatan SGOT dan SGPT
 Tes Widal
- Menentukan adanya aglutinin (O,H,Vi)
- Pembentukan awal aglutinin pada akhir minggu pertama
dan puncaknya pada akhir minggu keempat, lalu tetap
tinggi selama beberapa minggu
Penatalaksanaan

 Istirahat

 Diet terapi suportif

- Memberikan bubur (makanan yang


halus)untuk mencegah terjadinya perforasi
dan perdarahan

 Terapi antibiotik
Terapi
Oral parenteral
Tanpa Kloramfenikol 50 – 75 Kloramfenikol 75
komplikasi mg/kgBB/hr selama 14 – 21 hari mg/kgBB/hr selama 14 –
21 hari
Amoksisilin 75 – 100 mg/kgBB/hr
Ampisillin 75 – 100
selama 14 hari
mg/kgBB/hr
TNP – SMX 8/40 mg/kgBB/hr
selama 14 hari

Terapi Sefiksim (multi-drug resistance)


alternatif 15 – 20 mg/kgBB/hr selama 7 –
tanpa 14 hari
komplikasi
Azitromisin (quinolone
resistance) 8 – 10 mg/kgBB/hr
selama 7 hari
Terapi

Oral Parenteral
Dengan komplikasi Kloramfenikol 100
mgkgBB/hr selama 14
– 21 hari
Ampisillin 100
mg/kgBB/hr selama 14
hari
Komplikasi

 Abdominal : perforasi atau perdarahan gastrointestinal,


hepatitis, koesistitis (biasanya subklinis)
 Cardiovaskular : miokarditis, syok
 Neuropsikiatri : ensefalopati, delirium, psikotik, meningitis,
perubahan koordinasi
 Respiratori : bronkitis, pneumonia ( S. Enterica serotipe S. typhi)
 Hematologi : anemia dan DIC
 Lain-lain : abses fokal, faringitis, miscarriage, kekambuhan,
chronic carriage
Pencegahan

 Pengawasan makanan yang baik

 Mengedukasi anak agar tidak jajan sembarangan

 Memperhatikan proses pengolahan makanan

 Menjaga higienitas makanan

 Protection of high-risk patien


pencegahan

Vaksin tifoid diberikan untuk:

 Travellers yang ke daerah endemik:


Amerika Latin, Asia Tenggara, Afrika
 Untuk individu yang kontak erat dengan karier
 Mencegah terjadinya KLB
prognosis

 Walau terapi cukup, relaps terjadi pada 4-8%, biasanya terjadi 2


minggu setelah penghentian antibiotik.

 Mortalitas:

Negara maju: <1 %

Negara sedang berkembang: >10 %


Daftar Pustaka

 1. Garna H, Sjahrodji AM, Chairulfatah A, Setiabudi D, Alam A, Riyadi.


Infeksi & Penyakit Tropis; Demam Enterik: Demam Tifoid Dan Paratifoid. In:
Garna H, Nataprawira HM, editors. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu
Kesehatan Anak. 5th ed: Departemen/SMF Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran/RSUP Dr. Hasan Sadikin; 2014. p. 409-12.
 2. Sidabutar S, Satari HI. Pilihan Terapi Empiris Demam Tifoid pada Anak:
Kloramfenikol atau Seftriakson. Sari Pediatri. 2010;11.
 3. Organization WH. Background document: The diagnosis, treatment
and prevention of typhoid fever. In: Biologicals Va, editor. 2003.
 4. Ogle JW, Anderson MS. Infections: Bacterial & Spirochetal. In: William
W. Hay J, Levin MJ, Sondheimer JM, Deterding RR, editors. Current Diagnosis
& Treatment Pediatrics: Mc Graw Hill Medical; 2009. p. 1154-5.
 5. Pegues DA, Miller SI. Salmonellosis. Harrison's Principles of Internal
Medicine. 1. 18th ed: Mc Graw Hill Medical; 2012. p. 1274-8.

Anda mungkin juga menyukai