Anda di halaman 1dari 69

Embriologi Dasar

Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes PA


Embryology
• Definisi : ilmu yang mempelajari asal dan
perkembangan dari suatu organisme
• Periode prenatal: sebelum lahir :
- 38 minggu : dari fertilisasi hingga lahir  umur
fetus (fetal age)
- 40 minggu : dari HPHT hingga lahir  umur
kehamilan (gestational age : 37 – 42 minggu)
* waktu pembuahan sulit ditentukan.
* HPHT biasanya 2 minggu sebelum ovulasi.

Embriologi dasar
2
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
Pembagian
• Periode embrio : 8 minggu pertama 
pembentukan organ-organ utama.
• Periode fetus : 30 minggu berikutnya 
organ-organ tumbuh menjadi besar dan makin
kompleks.

Embriologi dasar
3
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
Fertilisasi  implantasi

Embriologi dasar
4
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
Minggu I pekembangan : Fertilisasi
 implantasi
= Fertilisasi = pembuahan = proses penyatuan
gamet pria (haploid spermatozoa) dengan
gamet wanita (haploid secondary oocyte)
menjadi diploid zygote.
Dari 200 juta sperma yang diejakulasikan ke
dalam vagina, hanya <2 juta (1%) yang
mencapai cervix uteri, dan hanya sekitar 200
sperma mencapai oocyte sekunder.

Embriologi dasar
5
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
Fertilisasi = fertilization
• Biasanya terjadi di ampulla tuba uterina
(Fallopii) dalam masa 12 – 24 jam setelah
ovulasi.
• Sperma dapat bertahan hidup selama 48 jam
setelah diejakulasi ke dalam vagina, sedangkan
oocyte sekunder hanya dapat bertahan 24 jam.
Pergerakan sperma dari cervix ke tuba uterina
memerlukan waktu dari 2-7 jam.
Untuk membuahi oosit, sperma menjalani
- Kapasitasi (capacitation), dan
- Reaksi akrosom
Embriologi dasar
6
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
Embriologi dasar
7
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
kapasitasi
• Periode pengkondisian sperma di saluran reproduksi
wanita sekitar 7 jam, melibatkan interaksi epithelial
antara sperma dan permukaan mukosa tuba. Selama
periode ini, selubung glikoprotein, cholesterol dan
protein plasma semen disingkirkan dari membran
plasma yg menutupi regio akrosom sperma.
• Hanya sperma yang telah terkapasitasi dapat
menembus sel-sel corona radiata dan mengalami
reaksi akrosomal.

Embriologi dasar
8
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
Reaksi akrosomal
• Terjadi setelah pengikatan ke zona pellusida,
dipicu oleh protein2 zona.
• Reaksi ini memuncak pada pelepasan enzim-
enzim yang diperlukan untuk menembus zona
pellusida
• Fase pembuahan mencakup 3 fase :
fase 1 : penetrasi corona radiata
fase 2 : penetrasi zona pellusida
fase 3 : penyatuan membran sel sperma dan
oosit.
Embriologi dasar
9
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
Fase 1 : penetrasi korona radiata

• Dari 200 s/d 300 juta spermatozoa, hanya 1 %


mencapai tempat pembuahan dan hanya 1 dari
jumlah ini yg membuahi sel telur.
Diperkirakan sperma2 yg lain membantu
sperma yg membuahi untuk menembus sawar
pelindung oosit.
• Sperma yg telah menjalani kapasitasi dapat
bebas melewati sel-sel korona

Embriologi dasar
10
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
Fase 2 : penetrasi zona pelusida

• Zona ini ad selubung glikoprotein yang


melindungi sel telur yg mempermudah dan
mempertahankan pengikatan sperma dan
memicu reaksi akrosom.
• Salah satu glycoprotein ZP3 berfungsi sebagai
reseptor sperma. ZP3 berikatan dengan protein
spesifik pada membran kepala sperma dan
merangsang reaksi akrosomal (acrosomal
reaction), yaitu pelepasan isi acrosome.
Embriologi dasar
11
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
• Acrosome seperti suatu lysosom yg besar dan
mengandung enzim digestif. Enzim ini menbuka satu
lobang pada zona pellucida, sementara itu ekor
sperma yang bergerak cepat mendorong kepala
sperma melewatinya.
• Banyak sperma berikatan dengan ZP3 mengalami
reaksi akrosomal, tapi hanya sperma pertama yg
berhasil menembus zona pellucida dan mencapai
membrana plasma oocyte dan menyatu dengan
oocyte.

Embriologi dasar
12
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
Fase 3 : fusi membran sel sperma
dan oosit.
• Perlekatan awal sperma ke oosit sebagian
diperantarai oleh interaksi integrin oosit dan
ligannya, disintegrin dari sperma.
• Setelah melekat, membran plasma sperma dan
sel telur menyatu. Pada manusia baik bagian
kepala maupun ekor sperma masuk ke dalam
sitoplasma oosit, tetapi membran plasma
ditinggalkan di permukaan oosit.

Embriologi dasar
13
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
Perubahan setelah fusi
1. Reaksi cortex dan zona.
Mencegah penetrasi lebih satu sperma
(polispermi). Dalam beberapa detik,
membrana sel oocyte mengalami depolarisasi
 blokade cepat terhadap polispermi.
Depolarisasi juga menyebabkan pelepasan
Ca intraselular yg merangsang exocytosis
secretory vesicles dari oocyte. Molekul dari
exocytosis ini menginaktifkan ZP3 dan
mengeraskan zona pellucida  blokade
lambat polispermi.
Embriologi dasar
14
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
2. Melanjutkan pembelahan meiosis kedua.
Menghasilkan oosit definitif dan badan polar
2. Oosit definitif mengandung kromosom 22
+ X dalam nucleusnya dan dikenal sebagai
pronucleus wanita.
3. Pengaktifan metabolik sel telur.

Embriologi dasar
15
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
Embriologi dasar
16
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
Pembelahan (Cleavage)
• Nucleus sperma membengkak dan membentuk
pronucleus pria, ekor terlepas dan berdegrasi
• Pronucleus pria dan wanita berkontak erat dan
kehilangan selubung nukleusnya dan
membentuk zygote dengan diploid kromosom.
• Setelah mencapai stadium 2 sel, zigot akan
mengalami serangkaian pembelahan mitotik
sehingga jumlah selnya bertambah.

Embriologi dasar
17
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
• Setelah itu terjadi pembelahan mitosis yang
cepat. Pembelahan yang pertama dimulai 24 jam
setelah fertilisasi dan selesai dalam waktu 6 jam
kemudian.
• Pembelahan berikutnya berlangsung lebih
singkat. Pada hari ke-2 setelah fertilisasi,
pembelahan kedua berakhir dan menghasilkan 4
sel.
• Pada akhir hari ke-3 menjadi 16 sel. Sel-sel hasil
pembelahan ini makin kecil disebut blastomere.
• Pembelahan2 ini menghasilkan kumpulan sel
padat berbentuk bola disebut morula yang masih
dibungkus oleh zona pellucida

Embriologi dasar
18
Dr.Edward Kosasih,MARS,PA,DK
Pembentukan blastokista
(blastocyst)
• Pada akhir hari ke-4 jumlah sel padat ini
meningkat dan bergerak dari tuba uterina ke
cavum uteri.
• Pada hari ke-4 atau 5, sekresi kaya glikogen dari
kelenjar endometrium memasuki morula stadium
32 sel sehingga terbentuk suatu rongga berisi
cairan (rongga blastokista) di dalam morula, dan
terbentuklah blastokista. Walaupun sudah berisi
ratusan sel, ukurannya juga sebesar zygote aslinya.

Embriologi dasar
19
Dr.Edward Kosasih,MARS,PA,DK
• Pengaturan letak blastomer selanjutnya
membentuk 2 struktur yang berbeda :
1. Sel2 di bagian dalam morula membentuk
inner cell mass (massa sel dalam) yg akan
berkembang menjadi embrio (embryoblast).
2. sel2 disekitarnya membentuk massa sel luar
(outer cell mass) yg menjadi dinding
blastokista disebut trophoblast, yang akan
menjadi placenta bagian foetal.

Embriologi dasar
20
Dr.Edward Kosasih,MARS,PA,DK
Embriologi dasar
21
Dr.Edward Kosasih,MARS,PA,DK
• Sekitar hari ke-5 setelah fertilisasi, blastokista
menetas dan keluar dari zona pellucida.
• Blastokista berada dalam cavum uteri selama
lebih kurang 2 hari sebelum melekat pada
endometrium yg berada pada fase sekretori.
• Pada hari ke-6, blastokista melekat pada
endometrium, suatu proses disebut implantasi.
• Pada saat implantasi, inner cell mass menghadap
pada endometrium.
• Pada hari ke-7, perlekatan makin erat, kelenjar
endometrium sekitarnya membesar, dan
vaskularisasi bertambah.
• Setelah implantasi, endometrium ini disebut
decidua
Embriologi dasar
22
Dr.Edward Kosasih,MARS,PA,DK
Embriologi dasar
23
Dr.Edward Kosasih,MARS,PA,DK
Minggu kedua perkembangan : diskus
germinativum bilaminar
Hari ke-8
- Blastokista sudah setengah terbenam di dalam
stroma endometrium.
- Trofoblas berdiff menjadi 2 lapisan :
a. lapisan dalam berupa sel mononucleus
(sitotrofoblas).
b. zona luar berinti banyak tanpa batas sel
(sinsitiotrofoblas).
Embriologi dasar
24
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
- Sel2 di massa sel dalam (embrioblas) juga
berdiff menjadi 2 lapisan :
a. lapisan sel kuboid kecil disamping rongga
blastokista : lapisan hipoblas (primitive
endoderm)
b. lapisan sel silindris tinggi : lapisan epiblas
(primitive ectoderm)
- Kedua lapisan membentuk satu cakram (diskus)
gepeng.

Embriologi dasar
25
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
- Pada saat yg sama tbtk rongga kecil dalam
epiblas yg semakin besar dan menjadi rongga
amnion. Sel2 epiblas di dekat sitotrofoblas
disebut amnioblas (amnion)
- Sel2 pd bagian tepi hypoblast mengadakan
migrasi dan menutupi permukaan dalam
dinding blastokista. Sel2 kolumnar yg
bermigrasi ini menjadi pipih dan membentuk
satu membran tipis disebut exocoelomic
membrane (Hauser).

Embriologi dasar
26
Dr.Edward Kosasih,MARS,PA,DK
Embriologi dasar
27
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
Hari ke-9
• Blastokista makin terbenam dalam
endometrium dan defek penetrasi di epitel
permukaan ditutup oleh bekuan fibrin.
• Vakuola2 terbentuk dalam sinsitiotrofoblas, yg
menyatu membentuk lacuna besar, sehingga
disebut stadium lakunar
• Membran eksoselom Hauser telah lengkap
dan melapisi permukaan dalam sitotrofoblas.
Membran ini bersama dengan hipoblas, mbtk
lapisan rongga eksoselom atau yolk sac
primitif (dari rongga blastokista semula)
Embriologi dasar
28
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
Primitive yolk
sac

Embriologi dasar
29
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
Hari ke 11-12
• Blastokista telah terbenam seluruhnya di dalam
stroma endometrium.
• Sel2 sinsitiotrofoblas semakin menembus ke dalam
stroma dan mengkikis lapisan endotel kapiler ibu.
Kapiler2 ini mengalami kongesti dan melebar disebut
sinusoid.
• Lakuna sinsitium bersambung dengan sinusoid dan
darah ibu masuk ke sistem lakuna, dan akhirnya
membentuk sirkulasi uteroplasenta

Embriologi dasar
30
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
Pembentukan chorion
• Suatu populasi sel baru muncul di antara
permukaan dalam sitotrofoblas dan permukaan luar
rongga eksoselom.
• Sel2 ini berasal dari sel2 yolk sac, membentuk
suatu jaringan ikat longgar halus disebut mesoderm
extraembrional yg akhirnya mengisi semua ruang
antara trofoblas di bagian external dan amnion dan
membrana eksoselom di bagian internal.
• Mesoderm extraembrionik, bersama-sama dengan
kedua lapis trofoblas (sito dan sinsitio) membentuk
lapisan chorion.

Embriologi dasar
31
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
• Chorion ini mengelilingi embrio (dan fetus),
dan menjadi bagian bagian embrio placenta.
• Kemudian tbtk rongga besar di mesoderm
extraembrional dikenal coelum
extraembrional
• Rongga ini mengelilingi yolk sac primitif dan
rongga amnion, kecuali tempat discus
germinativum berhub dgn trofoblas melalui
tangkai penghubung

Embriologi dasar
32
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
• Dengan terbentuknya chorion, maka
extraembryonic coelum disebut rongga
chorion (chorionic cavity)
• Pd akhir minggu ke-2, discus embrio bilaminar
berhubungan dengan trofoblas melalui satu
pita mesoderm extraembrionik disebut
connecting (body) stalk (tangkai
penghubung) – cikal bakal tali pusat.

Embriologi dasar
33
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
1.Extraembryonic
mesoblast
2.Amniotic cavity
3.Primary yolk sac
(= primary umbilical
vesicle)

1.Extraembryonic
mesoblast
2.Chorion cavity
3.Secundary yolk sac
(= secundary
umbilical vesicle)
Embriologi dasar
34
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
Hari ke 13
• Defek permukaan di endometrium biasanya
telah sembuh. Namun kadang2 terjadi
perdarahan di tempat implantasi akibat
meningkatnya aliran darah ke dalam ruang2
lakuna. Karena terjadi pada hari ke 28 siklus
haid, perdarahan ini dapat disangka
perdarahan haid biasa dan karenanya dapat
menyebabkan kesalahan perkiraan tanggal
kelahiran.
Embriologi dasar
35
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
• Sel2 sitotrofoblas berproliferasi dan
menembus ke dalam sinsitiotrofoblas mbtk
kolom2 sel yang dikelilingi oleh sinsitium.
• Kolom2 sel ini dengan selubung sinsitium
dikenal sbg vilus primer.
• Hipoblas menghasilkan sel2 lain yg bermigrasi
di sepanjang bagian dlm membran eksoselom.
Sel2 ini berproliferasi dan secara bertahap
mbtk suatu rongga baru di dalam rongga
eksoselom. Rongga baru ini dikenal sbg yolk
sac sekunder (definitif)

Embriologi dasar
36
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
Yolk sac ini jauh lebih kecil dp rongga eksoselom semula.
Sebagian rongga eksoselom terlepas sebagai kista eksoselom yg sering ditemukan di
selom extraembrional.
Rongga extraembrional meluas dan mbtk rongga chorion.
Mesoderm extraembrional yang melapisi bagian dalam sitotrofoblas kemudian
dikenal sbg lempeng chorion
Satu2nya tempat mesoderm extraembrional melintasi rongga chorion ad di tangkai
penghubung (connecting stalk) yg akan menjadi tali pusat (chorda umbilicalis)

1. Secondary yolk sac


2. Exocoelomic cyst
3. Aminotic cavity
4. Extra-embryonic coelom
5. Epiblast
6. Connecting stalk
7. Hypoblast
8. Primary villi
9. Trophoblastic lacunae
10. Extraembryonic somatic
mesoderm
11. Extraembryonic splanchnic 37
mesoderm
Minggu ke 3 :diskus germinativum trilaminar
• Proses khas yang terjadi selama
minggu ke-3 adalah gastrulasi
yaitu proses pembentukan ketiga
lapisan germinativum :
ektoderm, mesoderm dan
endoderm embrional.
• Gastrulasi diawali oleh pbtk
primitive streak dipermukaan
epiblas.
• Ujung sefalik garis ini,
primitive node, sedikit
meninggi dan mengelilingi
primitive pit kecil.
• Sel2 epiblas bermigrasi ke arah
garis primitif, sel2 terlepas dari
epiblas dan terselip dibawahnya
(invaginasi).
Embriologi dasar
38
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
• Setelah mengalami
invaginasi, sebagian sel
kemudian menggeser
hipoblas endoderm,
dan yang lain menjadi
terletak di antara epiblas
dan endoderm untuk
membtk mesoderm.
• Sel2 tersisa di epiblas
kemudian membtk
ektoderm.

Embriologi dasar
39
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
Migrasi epiblast

Tergantung pada asal dan migrasi


sel2 epiblast dari primitive streak,
maka :
Sel2 pertama yang menembus
primitive groove dan node 1. Primitive groove
menggantikan sel2 hypoblast 2. Primitive pit
3. Primitive node
untuk menjadi endoblast definitif 4. Oropharyngeal membrane
(cikal bakal usus dan adnexanya). 5. Cardial plate
Migrasi sel ke arah kranial 6. Cut edge of amniotic membrane
7. Mesoderm
terbentuk : 8. Endoderm
# lempeng prechordal (kranial 9. Future cloacal membrane
dari node) 1+2+3 = primitive streak
# processus notochordal

Embriologi dasar
40
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
Transverse section at the level of the primitive groove with the
immigration of epiblast cells, which form the future mesoblast,
as well as the endoblast, which replaces the hypoblast

1.Primitive groove
2.Epiblast
3.Extraembryonic mesoblast
4.Definitive endoblast
5.Invading epiblastic cells forming
the intraembryonic mesoblast
6.Hypoblast

Embriologi dasar
41
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
• Sebagian besar sel2 migrasi ini akan menjadi
lapisan germinativum ke -3 yaitu
intraembryonic mesoblast. Sel2 mesoblast ini
bermigrasi ke semua arah : lateral, kranial dan
kaudal, di antara lapisan epiblast dan endoblast
definitif, kecuali pada membrana cloaca dan
membrana bucopharyngeal, dimana lapisan
ectoderm dan endoderm melekat satu sama
lain.

Embriologi dasar
42
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
• Lempeng prekordal penting untuk induksi otak
depan.
• Membrana bukofaringealis di ujung kranial
diskus mengandung suatu bagian kecil yg tdd
sel ektoderm dan endoderm yg melekat erat
dan merupakan bakal lubang rongga mulut.

Embriologi dasar
43
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
The red arrow shows schematically the migration direction of the epiblast cells
coming from the primitive node to form the notochordal
process and later the notochord

Embriologi dasar
44
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
Notochord
• Hari ke 16- 18
• Invaginasi dan
migrasi sel epiblast
primitive node ke arah
kranial bersama
sebagian sel
endoderm
membentuk
notochord.
• Merupakan tempat
terbentuknya columna
vertebralis.
Embriologi dasar
45
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
Neurulation
• Notochord menginduksi ectoderm diatasnya
• Pembentukan asal medulla spinalis dan otak
(neurulation)
• Dari Neural plate  neural groove neural tube

Embriologi dasar 46
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
Penutupan tuba neuralis : mulai pd akhir minggu
ke-3 dan lengkap pada akhir minggu ke-4 (pada
masa ini asam folat memegang peranan penting)
Meluas ke kranial (membentuk otak) dan kaudal
(membentuk medulla spinalis)
Neural crest dan sel ectodermal bagian lateral
menjadi neuron sensoris dan struktur lainnya. 47
Evolusi mesoblast
• Extraembryonic mesoblast telah terbentuk
pada minggu ke 2, dan berperan dalam
pembentukan plasenta dan organ yang
berhubungan.
• Intraembryonic mesoblast adalah lapisan
germinativum ke 3, berasal dari epiblast dan
akan berkembang menjadi berbagai jaringan
dan organ.

Embriologi dasar
48
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
• Sel mesoblast intraembryonic memperbanyak
diri pada kedua sisi garis tengah dan
membentuk 3 struktur berbentuk kolom
longitudinal. Proses ini berjalan hingga
minggu ke 4 dari ujung kranial ke arah kaudal.

Embriologi dasar
49
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
1.Paraxial mesoderm
2.Intermediate mesoderm
3.Lateral plate mesoderm
4.Chordal process
5.Amnion
6.Intraembryonic coelom
7.Endoblast
8.Ectoblast
9.Somatopleural (mesoderm and ectoderm)
10.Splanchnopleural (mesoderm and
endoderm)
11.Neural groove
12.Neural plate

Ketiga struktur ini adalah :


Paraxial mesoderm
Intermediate mesoderm
Lateral plate mesoderm
Embriologi dasar
50
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
The paraxial mesoblast and the
differentiation of the somites
• Berbentuk sepasang kolom di kiri dan kanan
tuba neuralis dan notochord
• Mulai minggu ke 3, kolom ini mengalami
segmentasi dari kranial ke kaudal menjadi
somitomeres (proses metamerizasi). Terdiri
dari epithelium pseudostratified yang
mengelilingi sebuah rongga disebut
somitocoel.
• Sesudah hari ke25, 3-4 somit terbentuk/hari
Embriologi dasar
51
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
• Pada manusia, terbentuk 42-44 pasang somite,
tetapi beberapa somite bagian kaudal
mengalami degenerasi, sehingga akhirnya
terdapat 35-37 ps somite.
• Jumlah somite yang terbentuk dapat digunakan
untuk menghitung umur embrio.

Embriologi dasar
52
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
• Somites adalah embryonic transitional
organs.
• Terdiri precursor cells untuk axial skeleton
(sclerotome), otot-otot leher, truncus dan
extremitas (myotome), dan sel jaringan
subcutan dan kulit (dermatome).
• Pemisahan segmental pada tulang belakang,
tuba neuralis dan dinding thorax (iga-iga)
tergantung pada susunan yang beraturan dari
somite ini.

Embriologi dasar
53
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
The intermediate
mesoblast
• Terletak antara paraxial mesoblast and lateral
plate mesoblast.
• Disebut urogenital crest sebagai asal dari
ginjal dan gonads.
• Pada daerah leher dan dada bagian atas,
berbentuk segmental disebut nephrotomes.
• Pada daerah lebih kaudal, tidak bersegment
dan membentuk nephrogenic cord.

Embriologi dasar
54
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
The lateral mesoblast
Terdiri 2 lapisan tebal yang mngelilingi
intraembryonic coelom (yang akan
berkembangan menjadi rongga2 peritonei,
pleurae and pericardii).
1. somatopleure, yang melekat pada ectoderm,
berperan pada pembentukan dinding lateral dan
ventral embryo.
2. splanchnopleure, yang melekat pada
endoderm, berperan pada pembentukan dinding
salruan cerna.
Embriologi dasar
55
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
After the 23rd day coelomic On the 25th day the intraembryonic coelom
vacuoles form in the lateral divides the lateral plate into the
plate. splanchnopleural and somatopleural
mesoderm

1.Lateral plate mesoderm


2.Intermediate mesoderm
3.Paraxial mesoderm 7.Somites
4.Neural groove 8.Notochord
5.Coelom vacuoles 9.Splanchnopleure with
6.Intraembryonic coelom endoderm
10.Somatopleure with ectoderm
11.Amniotic cavity 56
12.Umbilical vesicle
Transversal section through a 23-day- Transverse section with a dorsal view at
old embryo. One can recognize the around the 25th day. The cylindrical cell
first space of the future intraembryonic collections of the paraxial mesoderm segment
coelom form the somitomeres (arrows). The
intermediate mesoblast is involved in the
urogenital development.

1.Paraxial mesoblast
Endoblast
2.Intermediate mesoblast
Ectoblast
3.Lateral plate mesoblast
Somatopleure with ectoblast
4.Chordal process
Splanchnopleure with endoblast
5.Sectional edge of the amnion
6.Intraembryonic coelom
Embriologi dasar
57
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
Minggu ke-4
• 1,5 – 3,5 mm. 4 – 12 somite
• Arcus pharyngeus (lengkung insang) pertama
dan kedua terbentuk. Yang pertama adalah
lengkung mandibula yang membentuk maxilla
dan mandibula. Yang kedua adalah lengkung
hyoid.
• Jantung sebagai tonjolan median mulai
berdenyut pada hari ke 21.
• Flexura cervical dan caudal membuat embryo
berbentuk huruf C
Embriologi dasar
58
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
Minggu ke 5
• 2,5 – 7 mm, 30 atau lebih somite
• Ujung rostal membesar karena otak dan wajah. Ini
menambah lengkungan pada flexura mesencephalik, cervical
dan pontine sehingga akhirnya kepala mendekat pada
umbilicus.
• Neuropore rostral tertutup pada hari ke 29, neuropore caudal
tertutup pada hari ke 30.
• Prosencephalon telah berkembang menjadi telencephalon dan
diencephalon.
• Tonjolan extremitas superior muncul, diikuti oleh tonjolan
extremitas inferior.

Embriologi dasar
59
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
• Organ sensory mulai terbentuk : opthalmic
vesicle, optic cup, lens placode dan lens
vesicle, nasal placode, auditory pit, dan
akhirnya auditory vesicle.
• Pada minggu ke 5 , adanya “ekor embryo”
adalah tanda khas. “ekor” ini akan menghilang
pada minggu ke 6 – 8.
• Tonjolan jantung jelas terlihat.

Embriologi dasar
60
Dr.Edward Kosasih,MARS,PA,DK
Minggu ke 6
• 8 – 12 mm
• Penutupan kedua arcus pharyngeus
• Primordia telinga bagian luar terbentuk.
• Mesonephrogenic prominens  urogenital
• Sebagian usus halus masuk ke dalam
umbilicus, karena rongga peritonei kurang
besar untuk menampungnya (hernia
umbilicalis fisiologis)
Embriologi dasar
61
Dr.Edward Kosasih,MARS,PA,DK
• Tonjolan otak melengkung ke depan bawah,
dan ujung rostral embrio terletak pada tonjolan
jantung.
• Tonjolan hati terlihat antara pericardium dan
umbilicus.
• Extremitas superior dan inferior mengalami
differensiasi dengan pesat. Bila terlihat
interdigital zones.

Embriologi dasar
62
Dr.Edward Kosasih,MARS,PA,DK
Minggu ke 7
• 13 – 21 mm
• Jari2 tangan dan kaki terlihat jelas.
• Otot jantung mengalami differensiasi.
• Hematopoiesis mulai terjadi di hati
• Ossifikasi ext superior mulai terbentuk
• Kepala membulat, mulai diangkat dan tampak
seperti manusia.

Embriologi dasar
63
Dr.Edward Kosasih,MARS,PA,DK
Minggu ke 8
• 22 – 31 mm.
• Jari2 tangan dan kaki masih disatukan oleh web,
tetapi mulai mengalami apoptosis.
• Kepala besar (setengah bagian embrio), telah
diangkat dan melekat pada leher.
• Wajah tampak jelas manusia. Mata dan telinga
telah terbentuk definitif.
• Sebagian usus masih dalam umbilicus.
• Genitalia externa masih belum bisa dibedakan.

Embriologi dasar
64
Dr.Edward Kosasih,MARS,PA,DK
• Pada hr ke 56, bisa dibedakan bagian2 ext sup
dan inf, seperti siku, jari tangan dan kaki.
Gerakan pertama dari extremitas terjadi pada
masa ini.
• “ekor” menghilang seluruhnya pada akhir
minggu ke 8.
• Pada akhir minggu 8 semua organ telah
terbentuk dan tumbuh membesar selama masa
fetus (30mm500mm), walaupun sebagian
jaringan masih mengalami differensiasi lebih
lanjut hingga lahir, seperti jaringan syaraf.

Embriologi dasar
65
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA
Major derivatives of the embryonic germ layers

Embriologi dasar
66
Dr.Edward Kosasih,MARS,PA,DK
(this is when the heart starts pumping, about 4 weeks

or 1 month, ½ cm size)

Embriologi dasar
67
Dr.Edward Kosasih,MARS,PA,DK
By 8 weeks, about 2 months, all
major organs are in place in at
least a rudimentary form; this is
why drugs early in pregnancy are
so important to avoid – many
cause birth defects; baby is a little
over 1” long (below right)

Embriologi dasar
68
Dr.Edward Kosasih,MARS,PA,DK
Embriologi dasar
69
Dr. Erwin Hakim Lubis, M.Kes, PA

Anda mungkin juga menyukai