Anda di halaman 1dari 11

BIM

Building Information Modelling


4G

Omar Dzul Esa Moch fachriel Firzzy Zaidan


Faqar Fauzi Ramadhan ramadhan Andrana
Our topic

Sejarah BIM

Perkembangan BIM

Level Implementasi
SEJARAH BIM
Konsep BIM telah ada sejak tahun 1970-an. Alat perangkat lunak pertama yang dikembangkan untuk
memodelkan bangunan muncul pada akhir 1970-an dan awal 1980-an, dan termasuk produk workstation seperti
Chuck Eastman Building Deskripsi System and GLIDE, RUCAPS, Sonata, Reflex dan Gable 4D Series.

uilding Information Modelling atau yang disingkat dengan BIM, merupakan proses yang
melibatkan pembangkitan (generation) dan pengelolaan representasi digital atas karakteristik fisik
dan fungsi suatu tempat. BIM juga merupakan proses yang menghasilkan dan mengelola data-
data bangunan dalam siklus project-nya. Proses ini menghasilkan model informasi dari suatu
bangunan, yang meliputi bangunan geometri, hubungan spatial, informasi geografis, jumlah dan
sifat dari komponen bangunan.

BIM pada umumnya berbentuk file yang dapat diekstrak, ditukar atau dimasukkan ke dalam
jaringan untuk mendukung proses pengambilan keputusan. BIM dapat digunakan oleh individu,
perusahaan dan instansi pemerintah yang merencanakan, merancang, membangun,
mengoperasikan dan memelihara infrastruktur fisik yang beragam.

Disain bangunan secara tradisional menggunakan gambar teknik dua dimensi (2D). BIM
menjadikannya dalam bentuk tiga dimensi (3D) dengan elemen panjang, lebar, dan tinggi.
Penambahan elemen waktu menjadikan BIM dalam empat dimensi (4D). Selanjutnya BIM
berkembang menjadi lima dimensi (5D) dengan penambahan elemen biaya. BIM juga melingkupi
hubungan yang spasial, analisis, informasi geografis, volume dan properti atas komponen
bangunan.
PERKEMBANGAN
BIM
Teknologi Building Information Modeling (BIM) sendiri sudah dikenal dari tahun 2003 di Amerika
Serikat Serikat. BIM di Amerika Serikat dimulai dengan meluncurkan 9 proyek percobaan yang
dilakukan oleh General Service Administration (GSA), organisasi pemerintahan utama yang
mengimplementasikan BIM di sektor fasilitas umum. Kemudian di tahun 2006, GSA kembali
meluncurkan 3 proyek percobaan lainnya menggunakan alat pemindai laser terhadap bangunan
dan menggunakan data yang diperoleh untuk membuat model BIM as-built dari bangunan
tersebut. Hasil yang diperoleh digunakan untuk merencanakan pengembangan kedepannya dari
bangunan tersebut.

Dimulai dari inisiasi tersebut, pada tahun 2007 penggunaan Building Information Modeling (BIM)
di Amerika Serikat berkembang dengan pesat. Pada tahun 2009, 50% industri di Amerika Serikat
sudah mengaplikasikan BIM. Hal tersebut meningkat sebanyak 75% dari tahun 2007. 42 persen
pengguna BIM di Amerika Serikat Serikat berada di level expert dan advanced, yang jumlahnya
berkembang sebanyak 3 kali lipat dari tahun 2007.
Level Implementasi
Level Penerapan BIM
Terdapat berbagai definisi tentang tingkat atau level penerapan BIM

pada suatu proyek. Secara umum, pendefinisian level penerapan

BIM dikelompokkan dalam tiga tingkatan, dimulai dari level 0 (nol)

hingga level 3 (tiga). Beberapa negara seperti Inggris dan Singapore

telah menyaratkan penggunaan BIM level 2 pada proyek

infrastruktur. Berikut adalah definisi dari tiap tingkatan BIM


Level 0
Level 0 (nol) merupakan tingkatan paling rendah pada BIM.

Pada Level 0 tidak ada kolaborasi sama sekali. Proyek hanya

diselesaikan dengan bantuan perangkat lunak dengan

Computer Aided Design (CAD) 2-Dimensi (2D). Keluaran

output dan distribusi hasil kerja hanya disampaikan melalui

bentuk kertas atau cetakan elektronik, atau campuran

keduanya (sumber: NBS National BIM Report 2017).


LEVEL 1

Level 1 (satu) pada BIM biasanya mencakup pekerjaan 3D CAD untuk pekerjaan konsep, dan 2D untuk penyusunan dokumentasi.

Sebagai referensi, di UK, standar dokumen CAD diatur dalam British Standard (BS) Code 1192:2007. Pada level ini, distribusi data

secara elektronik mulai dilakukan pada system yang biasa disebut dengan Common Data Environment (CDE). CDE ini umumnya

dikelola oleh kontraktor pelaksana dan dibagikan dengan pengguna jasa dan konsultan perencana.

Untuk mencapai BIM Level 1, Scottish Futures Trust menyarankan beberapa pertimbangan yang harus dipenuhi:

● Peran dan tanggung jawab harus disepakati oleh para stakeholder.

● Konvensi penamaan kode spesifik proyek dan file penamaan harus diadopsi.

● Penggunaan "Common Data Environment" (CDE) sebagai sistem manajemen dokumen elektronik harus diadopsi, untuk

memungkinkan informasi dibagikan antara semua anggota tim proyek.

● Hirarki informasi yang sesuai harus disetujui yang mendukung konsep CDE dan tempat penyimpanan dokumen.
Level 2
Level 2 (dua) pada BIM umumnya dapat dilihat dari tingkat kolaborasi dan

memerlukan "proses pertukaran informasi yang khusus untuk proyek itu

dan dikoordinasikan antara berbagai sistem dan peserta proyek". Setiap

perangkat lunak CAD yang digunakan masing-masing pihak harus dapat

mengekspor ke salah satu format file umum seperti IFC (Industry

Foundation Class) atau COBie (Construction Operations Building

Information Exchange). Ini adalah salah satu contoh metode kerja yang

telah ditetapkan sebagai target minimum oleh pemerintah Inggris untuk

semua pekerjaan di sektor publik.


Level 3
Level 3 pada implementasi BIM mencakup beberapa karakteristik, yaitu model BIM

dapat dilihat dan diakses secara online, pembuatan model proyek project dengan

konstruksi sequencing, serta manajemen informasi untuk biaya dan life-cyclenya.

BIM Level 3 juga diharapkan memenuhi beberapa aspak tambahan, seperti pembuatan

serangkaian standar baru 'Data Terbuka' internasional. Pembentukan kerangka

kontrak baru untuk proyek-proyek yang telah diadakan dengan BIM untuk memastikan

konsistensi. Penciptaan lingkungan budaya yang kooperatif, berusaha untuk belajar

dan berbagi. Melatih klien sektor publik dalam penggunaan teknik BIM seperti,

persyaratan data, metode operasional, dan proses kontrak.


HATUR
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai