Seminar Akuntansi
Seminar Akuntansi
202030044
Analisis Penerapan Green
Accounting atas Pengelolaan
Limbah Medis pada Rumah
Sakit Umum Daerah Dr.
Haryoto Lumajang
Nama Jurnal
Jurnal Akuntansi Keuangan (JAK)
Tahun
Pada tahun 2022
Penulis
Sofiyah Eka Lestari Mujiono
Reviewer
Andra Rinaldy
Tanggal Reviewer
20 September 2022
Latar Belakang
Dalam Sutanto, dkk (2020) terdapat beberapa dimensi
Isu lingkungan merupakan isu yang semakin
dan
. kriteria green hospital di Indonesia. Menanggapi
menjadi sorotan banyak pihak. Mengutip dari
banyaknya isu lingkungan yang telah diakibatkan oleh
Supriadi (2015) dalam CNN Indonesia,
suatu organisasi muncullah konsep green accounting
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
dalam bidang akuntansi. Moorthy & Yacob (2013)
(LHK) memasukan 21 perusahaan dalam 'daftar
menyebutkan akuntansi hijau berkaitan dengan
hitam', berdasarkan Program Penilaian Kinerja
environmental information dan environmental eco-
Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan
audit system dan didefinisikan sebagai
Hidup (Proper) tahun 2015. Mengutip dari
pengidentifikasian, penelusuran, penganalisisan, dan
Itsnaini (2021) dalam Detik.com jenis limbah
pelaporan dari materi dan informasi mengenai biaya
medis berdasarkan kandungan senyawa dibagi
yang berkaitan atas aspek lingkungan organisasi.
menjadi tiga diantaranya limbah organik, limbah
Rumah Sakit Umum Daerah .Dr. Haryoto merupakan
anorganik, dan limbah B3. Limbah B3
rumah sakit yang terletak dan beroperasi di Daerah
merupakan jenis limbah yang paling berbahaya
Lumajang. Alasan dipilihnya RSUD dr. Haryoto
karena mengandung senyawa yang mudah
Lumajang sebagai objek penelitian didasarkan atas
meledak, beracun, berbahaya, bersifat
limbah medis yang dihasilkan oleh rumah sakit,
mengiritasi, dan korosif. Penerapan konsep
mengalami kenaikan yang cukup signifikan untuk tiap
Green Hospital sudah mulai diterapkan oleh
bulannya. Dimana peningkatan limbah medis tersebut
rumah sakit di Indonesia. Dalam Sutanto, dkk
dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan
(2020) terdapat beberapa dimensi dan kriteria
apabila pihak rumah sakit tidak mengelola dengan
green hospital di Indonesia. Penerapan konsep
baik limbah medis yang dihasilkan atas aktivitas
Green Hospital sudah mulai diterapkan oleh
operasinya.
rumah sakit di Indonesia.
Untuk mengetahui
Rumusan perlakuan akuntansi
terhadap limbah medis jika
Masalah
.
didasarkan dengan green
accounting
Bagaimana perlakuan
akuntansi atas pengolahan
.
limbah medis jika
didasarkan dengan green
accounting? Tujuan
Penelitian
Teori
Akuntansi
Green
Pengelolaan
accounting Rumah
limbah medis
Menurut Bahri (2016) akutansi Sakit
merupakan seni pencatatan,
penggolongan, pengikhtisaran, dan
pelaporan atas suatu transaksi Cikal bakal munculnya green
dengan cara sedemikian rupa, accounting adalah didasarkan pada
sistematis dari segi isi, dan konsep Triple Bottom Line yang Menurut World Health Organization Dalam peraturan mengenai
berdasarkan standar yang diakui diusung Elkington (1998) yang rumah sakit merupakan bagian (Kesehatan Lingkungan Rumah
umum. Dapat disimpulkan bahwa menekankan pada 3P (People, Planet, penting dari pengembangan sistem Sakit, 2019) sudah ditetapkan
dalam akuntansi merupakan suatu Profit). Menurut Ikhsan (2008) Green kesehatan. Saat ini, tekanan beberapa standar baku mutu yang
proses dan mengelola informasi accounting atau environmental eksternal, kekurangan sistem perlu diselenggarakan di
yang mengandung nilai ekonomi accounting merupakan istilah yang kesehatan dan kekurangan sektor lingkungan rumah sakit dan
yang nantinya akan diproses berkaitan dengan dimasukkannya biaya rumah sakit mendorong visi baru bagaimana pengolahan
menjadi laporan keuangan yang lingkungan (environmental costs) ke untuk rumah sakit di banyak bagian limbah medis di tangani. Selain itu
digunakan untuk pengambilan dalam praktek akuntansi perusahaan dunia. Dalam visi ini, rumah sakit dalam (Pedoman Pengelolaan
keputusan bagi pihak atau lembaga pemerintah. Biaya memiliki peran kunci untuk Limbah Rumah Sakit Rujukan,
berkepentingan. Didalam akuntansi lingkungan adalah dampak yang timbul dimainkan untuk mendukung Rumah Sakit Darurat Dan
terdapat tahapan dari sisi keuangan maupun non- penyedia layanan kesehatan lain dan Puskesmas Yang Menangani
seperti pengakuan, pengukuran, keuangan yang harus dipikul untuk penjangkauan masyarakat dan Pasien Covid-19, 2020) yang
penyajian, dan pengungkapan sebagai akibat dari kegiatan yang layanan berbasis rumah dan penting dikeluarkan Kementerian
mempengaruhi kualitas lingkungan. dalam jaringan rujukan yang Kesehatan Republik Indonesia.
berfungsi dengan baik.
Metode Penelitian
Pendekatan Penelitian
Pendekatan Kualitatif
Penelitian
Sub Bagian Akuntansi dan Verifikasi dan
Pegawai Instalasi Penyehatan Lingkungan
yang menangani pengelolaan limbah medis
rumah sakit. Dokumen yang diperlukan
dalam penelitian adalah laporan keuangan
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Haryoto
Lumajang untuk tahun 2020 dan data
pendukung seperti prosedur pengelolaan
limbah B3. Alat
yang digunakan dalam perolehan data
adalah alat perekam yang digunakan untuk
memperoleh rekaman suara dan gambar
saat wawancara dilakukan dan daftar
pertanyaan wawancara secara terstruktur
1.Biaya pencegahan
04
STEP 4
2.Biaya Pendektesian
3.Biaya kegagalan internal
4.Biaya kegagalan eksternal
Hasil Penelitian
Pengakuan biaya lingkungan di RSUD dr. Haryoto Lumajang
03
Pengakuan biaya lingkungan di RSUD dr. Haryoto atas pengelolaan limbah medis diakui
saat biaya lingkungan tersebut sudah menghasilkan manfaat ekonomi pada rumah sakit dan
menggunakan metode akrual. Pengakuan tersebut dilakukan agar biaya lingkungan yang
sudah dikeluarkan menjadi akurat dan andal. Pengakuan atas biaya lingkungan juga
STEPbukti
didasarkan pada 1 pendukung yang lengkap atas pengeluaran saat biaya lingkungan
tersebut terjadi.
04 STEP
Pengungkapan 2 Lingkungan RSUD dr. Haryoto Lumajang
Biaya
Pengungkapan biaya lingkungan di RSUD dr. Haryoto atas pengelolaan limbah medis dapat
diungkapkan TEP
sesuai
3 dengan sub bagian dan klasifikasi yang sesuai untuk tiap jenis biaya
lingkungan yang sudah dikeluarkan oleh rumah sakit terkait dengan pengelolaan limbah
medis. Jika terdapat biaya baru yang harus dikeluarkan oleh rumah sakit, maka pihak rumah
04
STEP 4 klasifikasi baru atas biaya tersebut dan disesuaikan dengan sub bagian
sakit dapat membuat
biaya lingkungan. Pengungkapan diharapkan dilakukan secara transparan agar pihak internal
dan eksternal dapat menelusuri dan menilai kinerja rumah sakit atas pengelolaan limbah
medis yang sudah dilakukan.
Hasil Penelitian
Pengukuran biaya lingkungan di RSUD dr. 06 Penyajian biaya lingkungan di RSUD dr.
05
Haryoto Lumajang Haryoto lumajang
STEP 1
STEP 2
TEP 3
STEP 4
0
4
Kesimpulan
1. Biaya yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit Umum dr. Haryoto Lumajang terkait dengan pengelolaan limbah
medis yang dihasilkan, diantaranya adalah Biaya Pembuatan Amdal, Biaya Jasa Tenaga Laboratorium,
Biaya atas perolehan IPAL dan Incenerator, Biaya atas pengangkutan dan pengolahan limbah B3 ke pihak
ketiga, Biaya listrik atas IPAL, Biaya atas gaji petugas Instalasi Penyehatan Lingkungan (IPL), Biaya untuk
keperluan pengangkutan limbah B3 (apron, sarung tangan medis, masker, dan surgical hats), Biaya
pemeliharaan IPAL, dan STEP 1 penyusutan IPAL dan Incenerator.
Biaya
2. Dalam klasifikasi biaya menurut Hansen dan Mowen, klasifikasi biaya yang dikeluarkan oleh RSUD dr.
Haryoto Lumajang atas pengelolaan limbah medis diantaranya biaya pencegahan, biaya pendeteksian,
dan biaya kegagalanSTEP 2
internal.
3. Pengakuan biaya terkait dengan pengelolaan limbah medis di RSUD dr. Haryoto Lumajang adalah ketika
manfaat atas biaya tersebut sudah diberikan dan bukti pendukung atas biaya tersebut sudah lengkap.
4. Pengukuran biaya terkaitTEP dengan
3 pengelolaan limbah medis di RSUD dr. Haryoto Lumajang adalah
sebesar nilai historis dengan satuan moneter rupiah, sedangkan untuk penyusutan atas IPAL dan
Incenerator RSUD dr. Haryoto diukur dengan menggunakan metode garis lurus dengan estimasi nilai sisa
STEP 4
nol atau habis dan masa manfaat 2-20 tahun
Kesimpulan
5. Penyajian biaya terkait dengan pengelolaan limbah medis di RSUD dr. Haryoto Lumajang
menganut model normatif yang mana dalam penyajian laporan keuangannya, rumah sakit tidak menyajikan
secara khusus atas biaya lingkungan atas pengelolaan limbah medis. Penyajian biayabiaya lingkungan atas
pengolahan limbah medis juga masih dijadikan dalam satu ruang lingkup dengan rekening lain yang sejenis.
6. Pengungkapan biaya terkait dengan pengelolaan limbah medis di RSUD dr. Haryoto Lumajang secara
garis besar dimasukkan dalam kelompok Beban Barang dan Jasa dalam Laporan Operasional dan kelompok
Aset Tetap dan AkumulasiSTEP 1
Penyusutan dalam Neraca.
7. Rumah sakit dapat mengadopsi laporan biaya lingkungan yang didasarkan oleh klasifikasi biaya lingkungan
oleh Hansen dan Mowen, dengan melakukan beberapa penyesuaian rincian didalamnya
STEP
sesuai dengan jenis biaya 2
lingkungan
TEP 3
STEP 4
Kelebihan &
Kekurangan
Kelebihan 1. Setiap teori sudah di jelaskan
secara terperinci dari pengambilan
judul penelitian
2. Kesimpulan yang jelas karena
dilakukan secara parsial
Kekurangan 1. Kurang jelasnya penulisan
rumusan masalah
2. Tidak adanya data valid yang
diberikan penulis bahwa RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH Dr.
HARYOTO LUMAJANG
mengalami kenaikan yang cukup
signifikan atas limbah yang
dihasilkan untuk tiap bulannya.
THANK YOU
For your attention