Anda di halaman 1dari 13

Kelompok 3

feses
26 AGUSTUS
2023
Anggota Kelompok

AULIA. ERNA. M.DZIK


2211E21
P 2211E200
P 2211E20
RI
28 5 91
NIDA.H PEPI.S
2211E21 2211E200
Pengertian
1. Makroskopis
Pemeriksaan tinja dengan melihat bentuk,
konsistensi, warna, bau, ada tidaknya darah
samar, lendir, nanah, sisa sisa jaringan
makanan atau parasit.
2. Mikroskopis
Pemeriksaan tinja yang lebih dalam dan lebih
valid dari makroskopis dengan menggunakan
bantuan alat dan metode yang mendetail dalam
pemeriksaanya.
Latar Belakang
Pemeriksaan feses (tinja) adalah salah satu pemeriksaan laboratorium yang telah lama dikenal untuk
membantu klinisi menegakkan diagnosis suatu penyakit. Meskipun saat ini telah berkembang berbagai
pemeriksaan laboratorium yang modern, dalam beberapa kasus pemeriksaan feses masih diperlukan
dan tidak dapat digantikan oleh pemeriksaan lain. Pengetahuan mengenai berbagai macam penyakit
yang memerlukan pemeriksaan feses, cara pengumpulan sampel yang benar serta pemeriksan dan
interpretasi yang benar akan menentukan ketepatan diagnosis yang dilakukan oleh klinisi.
Hal yang melatar belakangi penulis menyusun sebuah makalah dengan judul “pemeriksaan
laboratorium pada feses sebagai pemeriksaan penunjang dalam penegakan diagnosa berbagai
penyakit”. Agar para tenaga teknis laboratorium patologi klinik serta para mahasiswa dari berbagai
program studi kesehatan khususnya mahasiswa analis kesehatan dapat meningkatkan kemampuan dan
mengerti bermacam-macam penyakit yang memerlukan sampel feses, memahami cara pengumpulan
sampel untuk pemeriksaan feses secara benar. mampu melaksanakan pemeriksaan sampel feses
dengan baik, dan pada akhirnya mampu membuat interpretasi hasil pemeriksaan feses dengan benar.
PENYAKIT
Sindrom usus besar
Malabsorpsi zat lemak yang mudah
Konstipasi atau protein
terangsang inflamasi
dangkal dan difus,
Inflamasi usus besar;
adenoma dengan
tifoid, shigella,
jonjot-jonjot amebeasis, tumor ganas

Infeksi non-invasif (cholera,


e.coli keadaan toksik, Devertikulitis atau
keracunan makanan oleh abses lain, tumor obtruksi saluran
nekrotik, parasit makan barium
stafilikok, radang selaput
osmotic (defisiensi
disakharida, makan
berlebihan)
PEMERIKSAAN
MAKROSKOPIS
• Pemeriksaan Jumlah
• Pemeriksaan Warna
MIKROSKOPIS
• Protozoa


Pemeriksaan Bau
Pemeriksaan Konsistensi
• Telur cacing KIMIA
• Leukosit
• Pemeriksaan Lendir • Darah samar
• Eritrosit
• Pemeriksaan Darah • Urobilin
• Epitel
• Pemeriksaan Nanah • Urobilinogen
• Kristal
• Pemeriksaan Parasit • Bilirubin
• Makrofag
• Pemeriksaan adanya sisa
• Sel ragi
makanan
• Jamur
PRINSIP
PEMERIKSAAN
Prinsip tentang pemeriksaan sampel feses secara la
ngsung adalah untuk mengidentifikasi adanya para
sit, bakteri, jamur, atau virus yang menyebabkan in
feksi pada saluran pencernaan
dari sisanya
mungkin berupa
kuman dan sisa

NILAI
sisa kuman.
Selebihnya
adalah sisa
makanan berupa
sisa sayur

NORMAL
50
mayur sedikit
lemak, sel sel
epitel yang 40

rusak dan unsur


unsur lain.
Konsistensi 30

tinja normal
(semi solid
20
silinder) agak
lunak, tidak cair
seperti bubur 10
maupun keras,
berwarna coklat
dan berbau 0

khas. frekuensi
KELAINAN PADA
FESES
Volume besar, berbau dan
Butir, kecil, keras, mengambang
warna tua Rapuh dengan lender
Ekskresi lemak 6 g/hari tanpa darah
Pada keadaan usus merupakan hal yang
abnormal; mungkin terdapat
besar yang sensitive Dengan tinja yang agak
pada penyakit usus halus
keadaan dapat diselingi primer, fibrosis kistik, terbentuk, sering diawali
diare yang cair atau pankreastitis, sindroma post- kelainan fungsi
berlendir gastrektomi, penyumbatan
saluran empedu
KELAINAN PADA
FESES
Rapuh, mengandung
Rapuh dengan darah dan
Volume besar, cair, sisa nanah atau jaringan
lender Agak lunak, putih abu-
padat sedikit nekrotik
abu sedikit
Inflamasi usus besar;
Dehidrasi, gangguan Devertikulitis atau abses
tifoid, shigella, Bilirubin serum biasanya
keseimbangan elektrolit lain, tumor nekrotik,
amebeasis, tumor ganas abnormal
parasit
DOKUMENTAS
I
Referensi
1.
Gandasoebrata,R.1999.Penuntun Laboratorium
Klinik.Jakarta: PT Dian Rakyat. 4. http://www.kalbe.co.id/
consultation/14/apa-itu-
(Halaman 180-185)
pemeriksaan-tinja-dg-koh-
dan-bedanya pemeriksaan-
tinja-rutin.htm ( Diakses

2. Corwin, Elisabeth J.2001.Buku Saku


Patofisiologi.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran
pada 28 Maret 2011, pukul
16.30 )
EGC.(Halaman 518-519)

3.http://www.kalbe.co.id/
consultation/14/apa-itu-
pemeriksaan-tinja-dg-koh-
dan-bedanya pemeriksaan-
tinja-rutin.htm ( Diakses
pada 28 Maret 2011, pukul
16.30 )
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai