Pres Akhir Perwal - Bahas
Pres Akhir Perwal - Bahas
BAB 2. BAB 5.
BAB 3. BAB 6.
LAMPIRAN
BAB VI PENUTUP
Penutup terdiri atas:
1. Kesimpulan
Kesimpulan memuat rangkuman jawaban atas identifikasi masalah dalam Bab I dituangkan dalam
bentuk tabulasi
2. Saran
Saran memuat antara lain;
i. Perlunya pemilahan substansi Naskah Akademik
ii. Rekomendasi tentang skala prioritas penyusunan rancangan Propemperda
iii.Kegiatan lain yang diperlukan untuk mendukung penyempurnaan Rancangan Perkada
LAMPIRAN
DRAF RANCANGAN PERATURAN WALIKOTA
5
PENDAHULUAN
6
EKONOMI INDONESIA DAN OTONOMI DAERAH
Perekonomian Indonesia
UUD. 45
Pasal 33
Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar
atas demokrasi ekonomi dengan prinsip Otonomi Daerah
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta
dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan
Ayat (4)Pemerintahseluas
luasnya, kecuali urusan Pasal 18
daerah menjalankan otonomi
Pusat.
upaya Peningkatan ekonomi daerah dengan salah satunya adalah peningkatan daya
tarik investasi di daerah melalui insentif dan kemudahan investasi, kepastian
pembiayaan secara berkelanjutan dan berkesinambungan sehingga optimal dan
memberikan manfaat bagi masyarakat dan dunia usaha serta meningkatkan daya saing
daerah.
8
KONDISI EKONOMI KOTA TANGERANG
perkembangan ekonomi Kota Tangerang ditopang oleh tiga besar lapangan Usaha
antara lain (PDRB Tahun 2022):
1. Industri Pengolahan merupakan lapangan usaha dengan kontribusi ekonomi
tebesar sebesar 29,32%
2. Transportasi Pergudangan merupakan lapangan usaha dengan kontribusi ekonomi
tebesar kedua sebesar 26,78%
3. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor merupakan
lapangan usaha dengan kontribusi ekonomi tebesar ketiga sebesar 11,06%
9
UPAYA PENINGKATAN INVESTASI
DINAMIKA
POTENSI EKONOMI
PERKEMBANGA
KOTA TANGERANG
N EKONOMI
KEBUTUHAN
PENINGKATAN
INVESTASI
RENCANA
KEBUTUHAN PENERAPAN
UMUM
INSENTIF DAN KEMUDAHAN
PENANAMAN
INVESTASI
MODAL
11
KETENTUAN PENYUSUNAN RANCANGAN
PERATURAN
Ketentuan Umum
Naskah Akademik adalah naskah hasil penelitian atau pengkajian hukum dan hasil
penelitian lainnya terhadap suatu masalah tertentu yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai pengaturan masalah tersebut dalam
rancangan Undang-Undang, perda provinsi atau perda kabupaten/kota sebagai
solusi terhadap permasalahan dan kebutuhan hukum masyarakat.
Ketentuan Lain-lain
Selain Perancang Peraturan perundangan, tahapan perkada dapat mengikutsertakan
peneliti dan tenaga ahli
12
IDENTIFIKASI MASALAH
13
MAKSUD
Rumusan dan uraian kedalam Naskah Akademik Perwal pemberian insentif dan
kemudahan investasi antara lain:
1. Perlunya pelaksanaan pemberian insentif dan kemudahan Investasi kepada
Masyarakat dan/atau Investor.
2. Perlunya Peraturan Walikota yang dapat mengikat ketentuan pelaksanaan pemberian
insentif dan pemberian kemudahan Investasi.
3. Peraturan Wali Kota yang mengatur Ketentuan lebih lanjut mengenai Pemberian
Insentif dan/atau Pemberian Kemudahan Investasi wujud Filosofi, Sosiologis dan
Yuridis penyelenggaraan Pemberian Insentif dan Kemudahan Investasi
14
TUJUAN TEKNIS
naskah akademik ini adalah memberikan landasan, argumen yang kokoh perlunya
rancangan perwal terkait Pelaksanan Pemberian Insentif dan Kemudahan Investasi Kota
Tangerang
Tujuan teknis dari penyusunan Naskah Akademik antara lain:
1. Merumuskan permasalahan yang dihadapi dalam Pelaksanan Pemberian Insentif dan
Kemudahan Investasi;
2. Melaksanakan amanat Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2023 Tentang Pemberian
Insentif dan Kemudahan Investasi;
3. Merumuskan pertimbangan atau landasan filosofis, sosiologis, dan yuridis
pembentukan Raperwal Insentif Dan Kemudahan Investasi;
4. Merumuskan sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup pengaturan, jangkauan
dan arah pengaturan dalam Raperwal;
5. Memberikan acuan operasional pelaksanaan pemberian insentif dan kemudahan
ivestasi;
6. Memberikan arahan pelaksanaan insentif dan kemudahan investasi yang terintegrasi
antar sektor, implementatif dan sesuai dengan kebutuhan Kota Tangerang; dan
7. Meningkatkan kerja sama dan sinergi antara pemerintah, masyarakat dan dunia
usaha dalam Pelaksanan Pemberian Insentif dan Kemudahan Investasi.
15
TUJUAN STRATEGIS
17
KEGUNAAN PENYUSUNAN
18
METODOLOGI
19
KERANGKA PIKIR PENYUSUNAN
20
ANALISIS KEBIJAKAN
kombinasi metode yang digunakan pada analisis kebijakan antara lain adalah :
1. Deskriptif,
Merupakan metode yang bersifat monitoring yang menghasilkan informasi sebab
dan akibat kebijakan yang telah dirasakan
2. Prediktif
Merupakan metode yang bersifat forecasting yang meramalkan akibat suatu
kebijakan dimasa mendatang
3. Evaluatif
Merupakan metode yang bersifat evaluation yang memberikan informasi tentang
manfaat suatu kebijakan
4. Preskriptif
Merupakan metode yang bersifat rekommendation dan pertanyaan advokatif yang
memberikan informasi tentang kemungkinan bahwa serangkaian tindakan yang
akan datang akan mendatangkan manfaat yang bernilai
5. Perumusan masalah
Perumusan masalah menjadi dasar dalam melakukan pengkajian-pengkajian
21
ROCCIPI
Rules (peraturan), Opportunity (kesempatan), Capacity (kemampuan), Communication
(komunikasi), Interest (kepentingan), Process, and Ideology
1. dengan Pancasila
Pancasila mengandung kaidah-kaidah dasar yang bersifat esensial, umum dan
abstrak serta menyeluruh mengenai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara yang secara deduktif perlu dijabarkan
2. dengan UUD NRI Tahun 1945
UUD NRI Tahun 1945 yang memuat hukum dasar negara merupakan sumber
hukum bagi pembentukan peraturan perundang- undangan
3. secara vertikal
pengharmonisasian peraturan perundang-undangan dengan peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi kedudukannya dalam hierarkhi peraturan perundang-
undangan.
4. secara Horizontal
tidak ada pertentangan atau tumpang tindih antara materi muatan peraturan
perundang-undangan yang setingkat
5. dengan Yurisprudensi
Yurisprudensi yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dan terus menerus
diikuti oleh hakim-hakim kemudian dalam memutus perkara yang sama patut
dipertimbangkan dalam penyusunan Perda
24
KERANGKA KONSEP PERATURAN
1. kejelasan tujuan;
2. kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat;
3. kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi
ASAS PEMBENTUKAN
PERATURAN
muatan;
PERUNDANG-UNDANGAN 4. dapat dilaksanakan;
(Pasal 5 UU No.12 Tahun 2011)
5. kedayagunaan dan kehasilgunaan;
6. kejelasan rumusan; dan
7. keterbukaan.
25
TEORITIS DAN PERATURAN
26
STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH
sektor prioritas,
1. sektor tersebut harus menghasilkan produk yang mempunyai permintaan yang
cukup besar, sehingga laju pertumbuhan berkembang cepat akibat dari efek
permintaan tersebut;
2. karena ada perubahan teknologi yang teradopsi secara kreatif, maka fungsi
produksi baru bergeser dengan pengembangan kapasitas yang lebih luas;
3. harus terjadi peningkatan investasi kembali dari hasilhasil produksi sektor yang
menjadi prioritas tersebut, baik swasta maupun pemerintah;
4. sektor tersebut harus berkembang, sehingga mampu memberi pengaruh terhadap
sektor-sektor lainnya.
27
PRINSIP PENERAPAN INSENTIF DAN
KEMUDAHAN INVESTASI
• Penerapan insentif dan kemudahan investasi dimungkinkan untuk dilakukan, tetapi tidak bersifat
wajib, melainkan tergantung kebutuhannya (berdasarkan kasus).
• Penerapan insentif dan kemudahan investasi merupakan pendukung/pelengkap (bukan
perangkat/strategi utama).
• Perlu ditetapkan kegiatan/usaha apa saja yang layak diberi insentif dan kemudahan.
• Dalam merancang insentif dan kemudahan, perlu dipahami juga faktor-faktor yang mempengaruhi
efektivitas penerapan insentif dan kemudahan terutama untuk investasi (investment incentives).
Dua faktor yang dapat disebut antara lain adalah waktu dan jenis sektor tertentu dari investasi.
• Dalam menerapkan insentif dan kemudahan perlu diperhatikan bahwa harus terdapat rasional yang
jelas mengapa insentif dan kemudahan tersebut perlu diterapkan.
• Penerapan insentif dan kemudahan harus sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-
undangan dan kerangka hukum yang jelas.
• Substansi ketentuan untuk insentif dan kemudahan investasi harus memperhatikan:
• Alasan dan tujuan penerapan
• Kriteria pemberian Insentif dan Kemudahan
• Bentuk dasar
• Objek dan Subjek
• Dasar Penilaian
• Perangkat
• Prosedur Penerapan
28
PENANAMAN MODAL
29
EVALUASI PERUNDANGAN
Amanat Pembentukan Peraturan
Daerah
UU No.12/2011 Rancangan Peraturan Daerah Provinsi disertai dengan penjelasan atau keterangan dan/atau Naskah Akademik.
Pasal 56 – (2)
UU No.12/2011 (1) Rancangan Peraturan Daerah Provinsi disertai dengan penjelasan atau keterangan dan/atau Naskah
Pasal 57 Akademik.(kab. Kota Mutatis Mutadis)
(2) Ketentuan Teknik Penyusunan Naskah Akademik tercantum dalam Lampiran I
Permendagri
No.64 / 2012 (Ps1,angka 8) Pemberian Insentif adalah dukungan dari pemerintah daerah kepada penanam modal dalam
rangka mendorong peningkatan penanaman modal di daerah.
(angka 9) Pemberian Kemudahan adalah penyediaan fasilitas dari pemerintah daerah kepada penanam modal
untuk mempermudah setiap kegiatan penanaman modal dalam rangka mendorong peningkatan penanaman
modal di daerah.
30
FILOSOFIS
31
SOSIOLOGIS
32
LANDASAN YURIDIS
1. Pasal 33, ayat (4) Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 67, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4724);
5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
6. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4866) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2022 tentang Cipta Kerja Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2023 No. 41,
Tambahan Lembaran Negara No. 6841);
7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5233) sebagaimana
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2022 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2022 Nomor 143);
8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022
Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali kali diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2023 No. 41, Tambahan Lembaran Negara No. 6841);
9. Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022 No.4, Tambahan Lembaran Negara No. 6757);
10. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2022 tentang Cipta Kerja Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2023 No. 41,
Tambahan Lembaran Negara No. 6841);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2019 tentang Pedoman Pemberian Insentif dan Kemudahan Investasi di Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6330). 33
LANDASAN YURIDIS
35
MENIMBANG
36
KETENTUAN UMUM
16. Penanaman modal asing yang selanjutnya disingkat PMA adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha
di Daerah yang dilakukan oleh penanam modal asmg, baik yang menggunakan modal asmg sepenuhnya maupun
yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.
17. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/ atau badan usaha perorangan yang memenuhi
kriteria usaha mikro.
18. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau besar yang memenuhi kriteria usaha
kecil.
19. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau
badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar.
20. Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktifyang dilakukan oleh badan usaha dengan jumfah kekayaan bersih atau
hasil penjualan tahunan lebih besar dari Usaha Menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta,
usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.
21. Industri Pioner adalah industri yang memiliki keterkaitan yang luas, memberi nilai tambah dan eksternalitas yang
tinggi, memperkenalkan teknologi baru, serta memiliki nilai strategis bagi perekonomian nasional.
22. Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan
pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan
kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi.
23. Sumber Daya Lokal adalah setiap bentuk faktor produksi yang terdiri dari sumber daya alam, tenaga kerja, modal
dan teknologi, dan keahlian atau kewirausahaan.
24. Tenaga Kerja Lokal adalah tenaga kerja yang berstatus sebagai penduduk daerah, berusia 15 (lima belas) Tahun yang
dibuktikan dengan kartu tanda penduduk dan memenuhi persyaratan tertentu.
25. Pelayanan Terpadu Satu Pintu adalah kegiatan penyelenggaraan suatu perizinan dan non perizinan yang mendapat
pendelegasian atau pelimpahan wewenang dari lembaga atau instansi yang memiliki kewenangan perizinan dan non
perizinan yang proses pengelolaannya dimulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap terbitnya dokumen yang
dilakukan dalam satu tempat.
26. Tim Verifikasi dan Penilaian Pemberian Insentif dan Kemudahan Investasi selanjutnya disebut Tim, yang ditetapkan
oleh Walikota untuk melakukan verifikasi, penilaian, memberikan rekomendasi, dan melakukan pemantauan dan
evaluasi terhadap pemberian Insentif dan kemudahan penanam modal. 38
MAKSUD DAN TUJUAN
39
RUANG LINGKUP
1. Pemerintah Daerah dapat memberikan insentif dan Kemudahan Investasi sesuai dengan kewenangannya.
2. Pemberian Insentif dikenakan pada:
a. Investor baru yang akan membuka usaha di Daerah;
b. Investor lama yang akan melakukan perluasan usaha di Daerah.
3. Penetapan Pemberian Insentif dan kemudahan bagi masing-masing Investor ditetapkan dengan Keputusan
Wali Kota.
41
BENTUK KEMUDAHAN
Dasar penilaian pemberian insentif dan kemudahan menggunakan variabel dan skala
prioritas daerah.
45
PERHITUNGAN PEMBERIAN INSENTIF DAN
KEMUDAHAN
NO KRITERIA VARIABEL INDIKATOR PARAMETER NILAI
1 Kontribusi Dampak terhadap Kegiatan Investasi a Tingkat rata-rata pendapatan karyawan perbulannya 0
terhadap pendapatan rata-rata memberikan dampak dibawah Upah Minimum Kota (UMK)
peningkatan masyarakat terhadap peningkatan b Tingkat rata-rata pendapatan karyawan perbulannya sama 2
pendapatan pendapatan rata-rata dengan UMK
masyarakat masyarakat disekitar c Tingkat rata-rata pendapatan karyawan perbulannya diatas 4
lokasi usaha Upah Minimum Kota (UMK)
2 Penyerapan Penggunaan Tenaga Kerja Jumlah tenaga kerja lokal a tenaga kerja lokal kurang dari 10% 0
Tenaga Kerja Lokal Lokal sebagai tenaga kerja yang dipekerjakan dalam b Tenaga kerja lokal antara 10%-24% 2
produksi maupun usaha c 4
manajerial Tenaga kerja lokal sama atau diatas 25%
3 Konstribusi Kontribusi dalam bentuk Investor melaksanakan a Belum ada konstribusi dana CSR 0
Terhadap program tangung jawab pernyaluran dana dari b Konstribusi dana CSR kurang dari 5% pertahun dari laba 2
Peningkatan sosial (CSR) program tanggung jawab bersih
Pelayanan Publik sosial (CSR) secara rutin c Konstribusi dana CSR diatas 5% pertahun dari laba bersih 4
4 Kontribusi Total Produksi pertahun Peningkatan total a Nilai total produksi meningkat kurang dari 5% pertahun. 0
terhadap Ekonomi produksi Penanaman b Nilai total produksi meningkat antara 5%-10% 1
Daerah Modal baik berupa c Nilai total produksi meningkat diatas 10% 2
perkiraan maupun
realisasinya
5 Berwawasan Investor yang menerapkan Pelaksanaan penerapan a Investor tidak memiliki dokumen Pengelolaan Lingkungan 0
Lingkungan dan prinsip-prinsip prinsip lingkungan Hidup b Investor memiliki dokumen Pengelolaan Lingkungan namun 2
berkelanjutan keseimbangan dan dan Tata Ruang tidak melakukan daur ulang limbahnya
keadilan, serta c Investor memiliki dokumen Pengelolaan Lingkungan dan 4
pemanfaatan sumber daya melakukan daur ulang limbahnya
alam dan taat pada
rencana tata ruang yang
telah ditetapkan
6 Pembangunan mendukung Pemerintah Investor yang mendukung a Investor yang dalam usahanya memenuhi pembangunan 0
Infrastruktur daerah dalam penyediaan Pemerintah Daerah dalam fasum dan
infrastruktur penyediaan sarana dan fasos kurang dari 30% dari luasan yang dipersyaratkan
prasarana yang menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
dibutuhkan oleh b Investor yang dalam usahanya memenuhi pembangunan 1
masyarakat fasum dan fasos antara 30%-50%.
c Investor yang dalam usahanya memenuhi pembangunan 2
fasum dan fasos diatas 50%
7 Melakukan Alih Investor yang memberikan Transfer teknologi kepada a Transfer teknologi kepada pemerintah daerah maupun 0
Teknologi kesempatan kepada pemerintah daerah masyarakat belum dilakukan
Pemerintah Daerah maupun masyarakat b Transfer teknologi kepada pemerintah daerah maupun 1
meningkatkan masyarakat dilakukan dengan dukungan dana APBD
pengetahuan dan c Transfer teknologi kepada pemerintah daerah maupun 2
penerapan teknologiyang masyarakat dilakukan dengan dukungan pembiayaan penuh
digunakan oleh Investor Investor 46
PERHITUNGAN PEMBERIAN INSENTIF DAN
KEMUDAHAN
NO KRITERIA VARIABEL INDIKATOR PARAMETER NILAI
8 Merupakan Investor yang membuka Keterkaitan yang a Usaha Penanaman Modal bukan merupakan jenis usaha baru dan tidak 0
Industri Pionir jenis usaha baru yang luas dan memiliki keterkaitan kegiatan usaha yang luas (keterkaitan kedepan dan
memiliki keterkaitan mendukung produk kebelakang) dan tidak mendukung pengembangan produk unggulan
kegiatan usaha yang luas, unggulan daerah daerah
memberi nilai tambah dan b Usaha Investor merupakan jenis usaha baru yang memiliki keterkaitan 1
memperhitungkan kegiatan usaha yang luas (keterkaitan kedepan dan kebelakang) tapi
eksternalitas yang terjadi, tidak mendukung pengembangan produk unggulan daerah
memperkenalkan teknologi c Usaha Investor merupakan jenis usaha baru yang memiliki keterkaitan 2
baru, serta memiliki nilai kegiatan usaha yang luas keterkaitan kedepan dan kebelakang dan
strategis dalam mendukung mendukung pengembangan produk unggulan daerah
pengembangan produk
unggulan daerah
9 Melaksanakan Kegiatan usahanya bergerak Kegiatan litbang a Tidak ada kegiatan Litbang dan / atau, inovasi dalam peningkatan nilai 0
Penelitian, di bidang penelitian dan dan inovasi tambah produk unggulan daerah
Pengembangan pengembangan, inovasi b Ada kegiatan Litbang dan / atau inovasi namun tidak terkait dengan 1
dan Inovasi teknologi dalam mengelola pengembangan produk unggulan daerah
potensi daerah c Ada kegiatan Litbang dan/ atau inovasi yang terkait dengan 2
pengembangan produk unggulan daerah
10 Kemitraan Pelaksanaan kemitraan kemitraan dengan a Investor belum melakukan kemitraan dengan UMKM dan / atau 0
dengan UMKM dengan pengusaha UMKM pengusaha UMKM Koperasi secara fungsional
dan / atau dan / atau koperasi dan / atau koperasi b Investor melakukan kemitraan dengan UMKM dan / atau Koperasi 1
Koperasi secara fungsional dalam bidang produksi saja atau bidang pemasaran
saja
c Investor melakukan kemitraan dengan UMKM dan / atau Koperasi 2
secara fungsional dalam bidang produksi dan pemasaran hasil
11 Penggunaan Penggunaan Barang Modal, Tingkat penggunaan a Investor tidak menggunakan barang modal, mesin atau peralatan yang 0
Produksi Dalam Mesin atau Peralatan yang produksi dalam diproduksi di dalam negeri
Negeri di produksi di dalam negeri negeri b Investor menggunakan barang modal, mesin atau peralatan yang 1
diproduksi di dalam negeri kurang dan 50%.
c Investor menggunakan barang modal, mesin atau peralatan produksi 2
yang diproduksi di dalam negeri lebih dari 50%.
12 Kegiatan usaha Penanaman Modal yang Kesesuaian dengan a Kegiatan usaha yang dijalankan tidak sesuai dengan dalam dokumen 0
sesuai dengan kegiatan usahanya berada program prioritas perencanaan Daerah dan tidak berlokasi di kawasan strategis cepat
program prioritas dan / atau sesuai dengan : nasional/daerah tumbuh.
nasional dan / rencana tata ruang daerah; b Kegiatan usaha yang dijalankan sesuai dengan dokumen perencanaan 1
atau daerah RPJPD; RPJMD; dan Daerah namun tidak berlokasi di kawasan strategis cepat tumbuh.
kawasan strategis cepat c Kegiatan usaha yang dijalankan sesuai dengan dokumen perencanaan 2
tumbuh Daerah dan berlokasi di kawasan strategis cepat tumbuh.
13 Berorientasi Investor yang usahanya rasio eksport barang a Investor mengekspor barang hasil produksi kurang dari 10% dari total 0
Eksport memproduksi barang- hasil produksi nilai produksinya.
barang produk lokal yang b Investor mengekspor barang hasil produksi antara 10%-30% dari total 2
memiliki nilai ekspor tinggi nilai produksinya.
c Investor mengekspor barang hasil produksi diatas 30% dari total nilai
47
4
produksinya.
NILAI SKOR, BENTUK INSENTIF DAN BENTUK
KEMUDAHAN
No. Nilai Skor Bentuk Insentif Bentuk Kemudahan
1 0-9 Tidak Mendapatkan Tidak Mendapatkan
2 10-18 Pengurangan atau pembebasan pajak dan / atau retribusi diberikan paling tinggi 1. Penyediaan data dan informasi terkait peluang
(Rendah) sebesar 10 % (sepuluh persen) dari total perkiraan pembayaran pajak dan retribusi penanaman modal
dari investor 2. Penyediaan sarana dan prasarana
Pemberian bantuan barang modal untuk usaha mikro, kecil dan koperasi diberikan 3. Pemberian bantuan teknis
maksimum sebesar 20 % (dua puluh persen) dari perkiraan barang modal yang 4. Percepatan pemberian
dimiliki perizinan melalui PTSP
Pemberian bantuan untuk riset dan pengembangan untuk usaha mikro, kecil dan 5. Pemberian keamanan dan kenyamanan penanaman
koperasi maksimum 10% (sepuluh persen) dari total perkiraan biaya yang modal di daerah.
dibutuhkan untuk pengembangan dan riset
Bantuan fasilitas pelatihan vokasi untuk usaha mikro kecil dan koperasi
maksimum sebesar 10 % (sepuluh persen) dari perkiraan biaya yang dibutuhkan
untuk pelatihan vokasi
3 19-27 Pengurangan atau pembebasan pajak dan /atau retribusi untuk setiap penanam 1. Penyediaan data dan informasi terkait peluang
(Sedang) modal maksimum 20 % (dua puluh Persen) dari total perkiraan pembayaran pajak penanaman modal
dan retribusi dari penanam modal 2. Penyediaan sarana dan prasarana
Pemberian bantuan barang modal untuk usaha mikro, kecil dan koperasi diberikan 3. Pemberian bantuan teknis
maksimum sebesar 30 % (tiga puluh persen) dari perkiraan barang modal yang 4. Percepatan pemberian perizinan melalui PTSP
dimiliki 5. Pemberian keamanan dan kenyamanan penanaman
Pemberian bantuan untuk riset dan pengembangan untukusaha mikro, kecil dan modal di daerah.
koperasi maksimum 20% (dua puluh persen) dari total perkiraan biaya yang 6. Kemudahan akses pemasaran hasil produksi
dibutuhkan untuk pengembangan dan riset 7. Kemudahan akses tenaga kerja siap pakai dan
Bantuan fasilitas pelatihan vokasi untuk usaha mikro kecil dan koperasi terampil
maksimum sebesar 20 % (dua puluh persen) dari perkiraan biaya yang dibutuhkan 8. Kemudahan promosi usaha
untuk pelatihan vokasi
3 28-36 Pengurangan atau pembebasan pajak dan /atau retribusi untuk setiap penanam 1. Penyediaan data dan informasi terkait peluan
(Tinggi) modal maksimum sebesar 30 % (tiga puluh persen) dari total perkiraan realisasi penanaman modal
pembayaran pajak dan retribusi dari penanam modal dan /atau pembebasan pajak 2. Penyediaan sarana dan prasarana
dan / atau retribusi daerah 3. Pemberianbantuan teknis
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan 4. Percepatan pemberian perizinan melalui PTSP
Pemberian bantuan barang modal untuk usaha mikro, kecil dan koperasi diberikan 5. Pemberian keamanan dan kenyamanan penanaman
maksimum sebesar 50 % (lima puluh persen) dari perkiraan barang modal yang modal di daerah.
dimiliki 6. Kemudahan akses pemasaran hasil produksi
Pemberian bantuan untuk riset dan pengembangan untuk usaha mikro, kecil dan 7. Kemudahan akses tenaga kerja siap pakai dan
koperasi maksimum 30% ( tiga puluh persen) dari total perkiraan biaya yang terampil
dibutuhkan untuk pengembangan dan riset 8. Kemudahan promosi usaha
Bantuan fasilitas pelatihan vokasi untuk usaha mikro kecil dan koperasi 9. Kemudahan Investasi langsung kontruksi
maksimum sebesar 30 % (tiga puluh persen) dari perkiraan biaya yang dibutuhkan 10. Kemudahan Investasi dikawasan strategis yang
untuk pelatihan vokasi ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan
pembangunan di daerah
11.
48
Kemudahan proses sertifikasi dan standarisasi
12. Kemudahan akses pasokan bahan baku
SYARAT-SYARAT PEMBEBASAN PEMBAYARAN
RETRIBUSI
49
JANGKA WAKTU DAN FREKUENSI
50
PERANGKAT
bagi Penanam Modal baru, pemohon bagi Penanam Modal yang akan melakukan perluasan usaha,
pemohon mengajukan surat permohonan tertulis dalam Bahasa
mengajukan surat permohonan tertulis Indonesia, dilampiri :
dalam Bahasa Indonesia, di lampiri : a. fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau bukti identitas diri
a. fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau yang sah dan masih berlaku dari pemohon;
b. profil perusahaan yang paling sedikit berisi:
bukti identitas diri yang sah dan masih 1) visi;
berlaku dari pemohon; 2) misi;
b. profil perusahaan yang paling sedikit 3) lingkup usaha;
4) susunan direksi;
berisi: 5) manajemen perusahaan; dan
1) visi; 6) fotocopy dokumen legalitas perusahaan
c. neraca perusahaan 2 (dua) tahun terakhir dan perhitungan
2) misi; rugi laba perusahaan 2 (dua) tahun terakhir;
3) lingkup usaha; d. perkembangan usaha yang berisi kapasitas usaha dan
4) susunan direksi; pemasaran produk per tahun untuk waktu 2 (dua) tahun
terakhir;
5) manajemen perusahaan; dan e. lingkup usaha yang berisi jenis dan kapasitas usaha sekarang
6) fotocopy dokumen legalitas perusahaan dan yang akan diperluas;
c. bentuk insentif dan/atau Kemudahan f. laporan Kegiatan Penanaman Modal periode tahun sebelumnya
dan/atau periode tahun berjalan bagi investor UMK dan
Investasi yang diinginkan; investor non UMK sesuai peraturan perundang-undangan;
d. surat kuasa bermaterai cukup jika g. bentuk insentif dan/atau Kemudahan Investasi yang
permohonan diwakilkan; dan diinginkan;
h. surat kuasa bermaterai cukup jika permohonan diwakilkan;
e. fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan
atau bukti identitas diri yang sah dan i. fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau bukti identitas diri
yang sah dan masih berlaku dari penerima kuasa jika
masih berlaku dari penerima kuasa jika permohonan diwakilkan
permohonan diwakilkan.
Pengajuan permohonan yang telah diverifikasi, jika masih terdapat kekurangan persyaratan, Tim Verifikasi
memberitahukan kepada pemohon dalam waktu 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak ditetapkannya hasil 54
pemeriksaan permohonan untuk segera dilengkapi.
EVALUASI DAN PELAPORAN
56