Anda di halaman 1dari 21

Bimbel UKOM

PERSALINAN

Oleh: (Zumroh Hasanah, S.Keb., Bd., M.Kes)

04 September 2023
Soal 1
Seorang perempuan usia 30 tahun, bersalin anak kedua belum pernah keguguran. Dari HPHT ibu
menunjukkan usia kehamilan 38 minggu. Hasil pemeriksaan fisik dalam batas normal, TFU 30
minggu, punggung kanan, kepala sudah masuk PAP 3/5, dan DJJ 146x/menit. 1 jam kemudian ibu
ingin meneran. Hasil PD: pembukaan lengkap, effacement 100%, ketuban (+), UUK kiri depan, H III,
molage 0.
Bagaimana analisis data pada kasus tersebut?
A. G2 P1 A0 UK 38 minggu inpartu kala I fase aktif deselerasi, janin intrauterin, tunggal, hidup, letak
kepala
B. G2 P1 A1 UK 38 minggu inpartu kala II aktif, janin intrauterin, tunggal, hidup, letak kepala
C. G2 P1 A0 UK 38 minggu inpartu kala I fase aktif deselerasi, janin intrauterin, tunggal, hidup,
presentasi belakang kepala
D. G2 P1 A1 UK 38 minggu inpartu kala II, janin intrauterin, tunggal, hidup, presentasi belakang
kepala
E. G2 P1 A0 UK 38 minggu inpartu kala II, janin intrauterin, tunggal, hidup, presentasi belakang
kepala
Jawaban : E. G2 P1 A0 UK 38 minggu inpartu kala II,
janin intrauterin, tunggal, hidup, presentasi belakang kepala

Pembahasan :
Tanda gejala kala II:
• Dorongan meneran
• Tekanan pada anus
• Perineum menonjol
• Vulva vagina dan sfingter anus membuka.
Jawaban : E. G2 P1 A0 UK 38 minggu inpartu kala II,
janin intrauterin, tunggal, hidup, presentasi belakang kepala

Pembahasan :
• Letak atau situs adalah kedudukan sumbu panjang janin terhadap sumbu panjang
ibu. Misalnya letak lintang dan letak membujur atau memanjang
• Presentasi adalah bagian janin yang ada di bawah. Misalnya:
a. Presentasi kepala: presentasi belakang kepala, presentasi puncak, presentasi dahi,
presentasi muka
b. Presentasi bokong: bokong murni, bokong sempurna, bokong tidak sempurna.
Denominator UUK menunjukkan presentasi belakang kepala (presentasi janin yang
normal)
Soal 2
Seorang perempuan usia 28 tahun, G3 P2 A0 baru saja melahirkan secara spontan di RS.
Hasil anamnesis: ibu merasa kelelahan dan sedikit pusing. Hasil pemeriksaan: KU lemah,
TD 100/80 mmHg, N 70x/menit, S 36,5ºC, P 20x/menit, plasenta sudah lahir, kontraksi
uterus lembek, perdarahan ± 400 cc.. Masase uterus sudah dilakukan
Apakah tindakan pertama yang dilakukan pada kasus tersebut ?
A. Kompresi Bimanual Internal
B. Kompresi Aorta Abdominalis
C. Kompresi Bimanual Eksternal
D. Evakuasi bekuan darah/ selaput ketuban
E. Pemberian infus RL dan drip oksitosin 20 IU
Jawaban : D. Evakuasi Bekuan Darah/ Selaput Ketuban

Atonia uteri adalah tidak adanya kontraksi segera setelah plasenta lahir.

Tanda-tandanya:
Uterus tidak berkontraksi dan lembek.
Perdarahan terjadi segera setelah anak lahir.
Tanda syok (nadi cepat dan lemah, TD yang rendah, pucat, keringat/kulit terasa dingin dan
lembab, pernapasan cepat, gelisah, bingung, atau kehilangan kesadaran, urine yang sedikit).
Jawaban : D. Evakuasi Bekuan Darah/ Selaput Ketuban

Penatalaksanaan atonia uteri:


1. Masase fundus uteri segera setelah lahirnya plasenta (maksimal 15 detik)
2. Bersihkan bekuan darah dan/atau selaput ketuban dari vagina
3. Pastikan kandung kemih kosong
4. Lakukan KBI selama 5 menit
5. Jika tidak berkontraksi, anjurkan keluarga untuk melakukan KBE
6. Berikan ergometrin 0,2 mg IM atau misoprostol 600-1000 mcg per rektal
7. Pasang infus + oksitosin 20 unit
8. Jika tidak berkontraksi rujuk segera
Soal 3
Seorang perempuan, umur 28 tahun, G1 P0 A0, usia kehamilan 38 minggu, kala II di PMB, dengan
keluhan mulas tak tertahankan. Hasil anamnesis: perasaan ingin BAB. Hasil pemeriksaan: TD 110/80
mmHg, N 80x/menit, S 36,7°C, P 18x/menit, DJJ 144x/menit, kontraksi 4x/10’/45”, kepala janin
sudah tampak 5-6 cm di vulva, perineum kaku.
Apa langkah selanjutnya yang tepat pada kasus tersebut?
A. Mempertahankan posisi fleksi
B. Melakukan episiotomi mediolateral
C. Perlahan-lahan membantu kelahiran kepala
D. Menahan batas antara ujung vulva dan anus
E. Mencegah terjadinya defleksi yang terlalu cepat
Jawaban : B. Melakukan Episiotomi Mediolateral

• Episiotomi mediolateral adalah episiotomi dengan jenis sayatan


yang dibuat dari garis tengah ke samping menjauhi anus. Sengaja
dilakukan menjauhi otot sfingter ani untuk mencegah ruptur
perineum tingkat III, dimana insisi dimulai dari ujung terbawah
introitus vagina menuju ke belakang dan samping kiri atau kanan
ditengah antara spina ischiadica dan anus.
• Keuntungan dari episiotomi mediolateral adalah perluasan laserasi
akan lebih kecil kemungkinannya mencapai otot sfingter ani dan
rektum sehingga dapat mencegah terjadinya laserasi perineum
tingkat III ataupun laserasi perineum yang lebih parah yang sampai
pada rektum.
• Bila tidak dilakukan episiotomi, dikhawatirkan terjadi robekan yang
tidak beraturan.
Jawaban : B. Melakukan Episiotomi Mediolateral

Indikasi episiotomi:
1. Perineum yang merupakan tahanan misalnya perineum yang tebal dan kaku, terdapat
bekas luka (jaringan parut), primigravida
2. Perineum yang pendek dengan maksud menghindari perluasan ke rektum
3. Indikasi janin seperti prematuritas, bayi besar, posisi abnormal dan gawat janin
Soal 4
Seorang perempuan berumur 30 tahun baru saja melahirkan anak pertama di PMB pukul
10.00 WIB, jenis kelamin perempuan, berat badan 3400 gram, keadaan waktu lahir menangis
dengan kuat. Plasenta dan selaput ketuban lahir lengkap, TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi
uterus keras, perdarahan ± 150 cc. Perempuan tersebut mengalami robekan jalan lahir sampai
dengan otot perineum.
Apa diagnosa yang tepat untuk kala IV kasus di atas?
A. Laserasi derajat 1
B. Laserasi derajat 2
C. Laserasi derajat 3
D. Laserasi derajat 4
E. Laserasi derajat 5
Jawaban : B. Laserasi Derajat II

Pembahasan :
Soal 5
Seorang perempuan usia 35 tahun, telah melahirkan anak ketiganya di PMB dan
telah dilakukan manajemen aktif kala III, 30 menit plasenta belum lahir. Hasil
pemeriksaan: TD 110/70 mmHg, N 88x/menit, P 24x/menit, TFU setinggi pusat,
kontraksi kuat, terdapat semburan darah pervaginam.
Apakah diagnosa yang tepat untuk kasus tersebut?
A. Atonia uteri
B. Retensio plasenta
C. Inversio uteri
D. Ruptur uteri
E. Laserasi jalan lahir
Jawaban : B. Retensio Plasenta

Pembahasan :
Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau
melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir
Gejala:
1. Plasenta belum lahir setelah 30 menit
2. Perdarahan segera
3. Uterus berkontraksi dan keras
4. gejala lainnya antara lain : Tali pusat putus akibat traksi berlebihan, Inversio
uteri akibat tarikan dan Perdarahan lanjutan
Soal 6
Seorang perempuan umur 30 tahun, G2 P1 A0 hamil 40 minggu datang ke PMB.
Hasil pemeriksaan: TD 110/70 mmHg, S 37ºC, N 80x/menit, P 20x/menit,
abdomen: perut tegang dan mengkilap, TFU lebih tinggi dari umur kehamilan,
letak sungsang, bagian terendah belum masuk PAP, DJJ 150x/menit, kontraksi
4x/10’/40”. Hasil PD: pembukaan 5 cm, ketuban (+), H I.
Apakah kemungkinan penyebab kehamilan letak sungsang pada kasus di
atas?
A. Hidramnion
B. Prematuritas
C. Plasenta previa
D. Panggul sempit
E. Makrosomia
Jawaban : A. Hidramnion

Pembahasan :
Faktor etiologi presentasi bokong meliputi :
a. Prematuritas
b. Air ketuban berlebihan/hidramnion
c. Kehamilan ganda
d. Plasenta previa
e. Panggul sempit
f. Fibromioma
g. Hidrosefalus
h. Janin besar
.
Polihidramnion atau hidramnion adalah keadaan dimana air ketuban melebihi 2000 ml.
Diagnosis:
Pada saat anamnesis didapatkan hal-hal sebagai berikut: Perut terasa lebih besar dan lebih
berat dari biasa, Sesak nafas, Nyeri ulu hati dan sianosis, Nyeri perut karena tegangnya
uterus, Oliguria
Pada saat inspeksi didapatkan hal-hal berikut ini: Perut terlihat sangat buncit dan tegang, kulit
perut mengkilat, retak-retak kulit jelas dan kadang-kadang umbilikus mendatar, Ibu terlihat
sesak dan sianosis, serta terlihat payah karena kehamilannya, Edema pada kedua tungkai,
vulva dan abdomen
Pada saat dilakukan palpasi didapatkan hal-hal berikut ini: Perut tegang dan terdapat nyeri
tekan, Fundus uteri lebih tinggi dari usia kehamilan sesungguhnya, Bagian-bagian janin sukar
dikenali
Soal 7
Seorang perempuan, umur 27 tahun, G2 P1 A0, usia kehamilan 38 minggu, datang ke
PMB dengan keluhan perut mulas. Hasil anamnesis: ketuban pecah sejak 1 jam yang lalu.
Hasil pemeriksaan: KU baik, TD 120/70 mmHg, N 80x/menit, P 20x/menit, TFU 29 cm,
letak lintang, DJJ 140x/menit, teratur, kontraksi 3x/10’/35’’, pembukaan 5 cm, porsio tipis
lunak, ketuban (-).
Bidan memberikan penatalaksanaan rujukan, namun suami menolak dan memaksa
melahirkan di PMB.
Apakah dilema moral yang dihadapi bidan pada kasus tersebut?
A.Melanggar kode etik
B.Menolong karna kasihan
C.Menolong atas dasar kemanusiaan
D.Mengabaikan karena diluar kewenangan
E.Mengabaikan karena bukan tanggung jawabnya
Jawaban : A. Melanggar Kode Etik

Pembahasan :
Salah satu pertimbangan perencanaan rujukan adalah risiko dapat timbul bila rujukan tidak
dilakukan. Dalam kasus ini, rujukan dilakukan karena letak lintang, dan pasien bersalin ke PMB
sehingga harus dirujuk untuk dilakukan persalinan dengan tindakan di RS. Sehingga dilema
yang dihadapi adalah melanggar kode etik.
Terima Kasih
(Mohon berikan Kalimat
Motivasi untuk Peserta
Bimbingan)

Anda mungkin juga menyukai