Lapkas Triyanto
Lapkas Triyanto
TEMPORAL
PENDAHULUAN
• Epilepsi lobus temporal (TLE) adalah bentuk epilepsi fokal
yang paling umum dan mewakili hampir 2/3 kasus epilepsy
• Aura kejang terjadi pada banyak pasien TLE dan sering
menunjukkan ciri-ciri yang relatif spesifik untuk TLE, tetapi
hanya sedikit yang memiliki nilai lateralisasi. Namun,
otomatisme sering kali memiliki signifikansi lateralisasi.
Studi semiologi kejang yang cermat tetap sangat berharga
dalam mencari zona onset kejang.
ANATOMY
Rekaman elektroensefalografi kedalaman (EEG) dari kejang lobus mesiotemporal. Keterlibatan awal beberapa
struktur lobus mesiotemporal (A, amigdala; Hi, hipokampus; EC, korteks entorhinal; TPi, kutub temporal internal),
dan keterlibatan yang tertunda dari sektor neokorteks temporal (aMTG, bagian anterior dari girus temporal
kedua; pMTG, bagian posterior dari girus temporal kedua; STG, girus temporal superior).
LAPORAN KASUS NEUROLOGI
Nama : Tn. T
No. MR : 0017-90-10
Jenis Kelamin : Pria
Usia : 36 tahun
Agama : Islam
Kewargenaraan : WNI
Pekerjaan : Karyawan
Status Pernikahan : Menikah
Status Sosial : Baik
Status Ekonomi : Menengah
Alamat : Cipayung, Jakarta timur
Tanggal Pemeriksaan : 4 Oktober 2023
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Kebiasaan
STATUS GENERALIS
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan Umum : Baik
Keadaan Gizi : Baik
Tekanan darah : 130/80 mmHg // 130/70 mmHg
Nadi : 88x/menit
Pernapasan : 20x/ menit
Suhu : 36 derajat C
Saturasi O2 : 98%
Kepala : Normosefali tanpa tanda trauma
Mata : Pupil bulat isokor 3mm/3mm, rcl +/+, rtcl +/+
Telinga : Bentuk normal, tidak ada luka, perdarahan, ataupun cairan
Hidung : Bentuk normal, septum nasi di tengah, tidak ada luka dan
perdarahan
Mulut : Tidak diperiksa
Leher : Tidak terdapat luka maupun pembesaran kelenjar getah bening
Thoraks :
•Inspeksi Dinding dada simetris kanan dan kiri, tidak terdapat retraksi atau penggunaan
otot pernapasan tambahan.
•Palpasi dan perkusi tidak dilakukan
•Auskultasi tidak dilakukan
Abdomen :
•Inspeksi Dinding abdomen simetris, tidak terlihat adanya massa atau luka.
Punggung : Tidak diperiksa
Ekstremitas Atas : Normal, tidak ada deformitas..
Ekstremitas Bawah : Normal, tidak ada deformitas.
STATUS NEUROLOGIS
HASIL PEMERIKSAAN
N VIII
Tes pendengaran dengan berbisik : normal
Tes Rinne, Weber, dan Schwabach tidak dilakukan.
N IX & X
Tidak dilakukan pemeriksaan
N XI
Menoleh kanan-kiri dan menggerakkan bahu: baik, kiri dan kanan
N XII
Tidak dilakukan pemeriksaan
Sensorik
Eksteroseptif : sentuhan dan nyeri baik, simetris
Proprioseptif : tidak diperiksa
Motorik
Inspeksi : Posisi lengan dan tungkai simetris kanan dan kiri. Tidak terdapat
atrofi ataupun fasikulasi.
Lengan atas 5 5
Lengan bawah 5 5
Tangan 5 5
Jari tangan 5 5
Tungkai atas 5 5
Tungkai bawah 5 5
Kaki 5 5
Jari kaki 5 5
Refleks Fisiologis
Refleks Patologis
Refleks Babinsky : – / –
Koordinasi
Tes Tunjuk Hidung : tidak diperiksa
Tes Tumit-Lutut : tidak diperiksa
Otonom
Miksi, defekasi dan sekresi keringat dalam batas normal.
HASIL EEG
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis Banding : Frontal Lobe Epilepsy, Absant, Narkolepsi, Syncope
DIAGNOSIS KERJA
Diagnosis Kerja : Complex Partial Epilepsy (Type : Temporal Lobe
Epilepsy)
PROGNOSIS
Ad vitam : bonam
Ad fungsionam : bonam
Ad sanationam : malam
TATA LAKSANA
MEDIKAMENTOSA
- Asam valproate ER 1x500 mg
- Topamax 2x50 mg
NON MEDIKAMENTOSA
• Pasien disarankan untuk tidak melakukan aktifitas yang dapat membahayakan
apabila episode kejang terjadi.
(contoh : mengemudikan kendaraan)
• Keluarga pasien diminta untuk mengawasi pasien saat episode kejang terjadi,
khususnya agar pasien tidak melakukan hal hal yang dapat mebahayakan dirinya
dan orang lain di sekitarnya.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Disarankan untuk dilakuakn MRI brain
DISKUSI KASUS
DEFINISI
Kejang berulang tanpa provokasi yang berasal dari medial atau lateral lobus temporalis,
biasanya berupa kejang parsial sederhana tanpa gangguan kesadaran, dengan atau tanpa aura,
dan dapat berupa kejang parsial kompleks dengan gangguan kesadaran.
Penyebab yang sering dikaitkan dengan epilepsi lobus temporalis ini adalah:
•Anamnesis:
Aura dijumpai pada 80% penderita ELT. Aura yang timbul dapat berupa gejala
penciuman, ilusi, rasa pusing, halusinasi penglihatan dan halusinasi
pendengaran.Kadang ditemukan adanya distorsi menilai ukuran benda dan
jarak penderita dengan obyek. Pnenomena psikis yang dapat timbul adalah
dejavu, depersonalisasi dan derealisasi. Juga dapat disertai dengan perasaan
cemas dan takut. Adanya kehilangan kesadaran selama fase epileptik ini
berlangsung, di mana terjadi suatu kejadian yang disebut fenomena iktal.
Fenomena iktal dapat berupa serangan automatisme, di mana penderita
melakukan gerakan yang nampaknya bertujuan, tetapi dilakukan dalam
keadaan tak sadar. Adanya gerakan tangan yang meraba-raba, nafas yang
menjadi cepat, gerakan memindahkan barang, dan sebagainya yang semuanya
dilakukan dengan tidak sadar. Mioklonia kadang ditemukan, kadang tidak.
Selain itu juga dapat ditemukan perangai emosional afektif antara lain penderita
dapat menangis, tertawa, marah dan sebagainya secara tidak sadar selama
episode ini berlangsung.
DIAGNOSIS BANDING
•Epilepsi lobus frontalis
•Narkolepsi
•Syncope
EEG
MESIAL TEMPORAL LOBE
EPILEPSY
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS