Anda di halaman 1dari 179

PENGELOLAAN LIMBAH B3

PP NO 22 TAHUN 2021 & PERMENLHK NO 6 TAHUN 2021

Disampaikan oleh
Setyo Prabowo
PEDAL AHLI MUDA

DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN


PROVINSI JAWA TENGAH
1
TAHUN 2021
LIMBAH B3
Definisi Limbah B3
“ ……. adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan
yang mengandung B3” yang antara lain dihasilkan
dari kegiatan:
• Rumah Sakit
• Industri
• Pertambangan
• Kegiatan lain

Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib


melakukan pengelolaan limbah B3 yang dihasilkannya
2
Permasalahan Limbah B3
• Identifikasi Sumber dan Jenis Limbah B3
• Fasilitas Tempat Penyimpanan Limbah B3
• Simbol dan Label Limbah B3
• Pencatatan harian dan bulanan Limbah B3
• Pelaporan Pengelolaan Limbah B3
• Pengelolaan lanjutan Limbah B3
• Pelanggaran Hukum Pengelolaan Limbah B3
REGULASI PENGELOLAAN
PERATURAN
LIMBAH B3 TENTANG
UU No 32/2009 Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
UU No 23/2014 Pemerintahan Daerah
UU No 11/2020 Cipta Kerja
PP No 5/2021 Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko

PP No 22/2021 Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan LH

PermenLH 14/2013 Simbol dan Label Limbah B3


Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah B3 dari Fasilitas Pelayanan
Permenlhk No 56/2015
Kesehatan
Permenlhk No 63/2016 Persyaratan dan Tata Cara Penimbunan Limbah B3 di Fasilitas Penimbusan Akhir
Sistem Pelaporan Elektronik Perizinan Bidang Lingkungan Hidup Bagi Usaha
Permenlhk No 87/2016
Dan/Atau Kegiatan
Permenlhk No 101/2018 Pedoman Pemulihan Lahan Terkontaminasi Limbah B3
Permenlhk No 74/2019 Program Kedaruratan Pengelolaan B3 dan/atau Limbah B3
Daftar Usaha dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup, Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Permenlhk No 4/2021
Lingkungan Hidup atau Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup
Permenlhk No 6/2021 Tata Cara dan Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

4
Prinsip Pengelolaan Limbah B3

• Penghasil bertanggung jawab terhadap


Polluter pays principle limbah B3 yang dihasilkan

• Pengawasan sejak limbah B3 dihasilkan


From cradle to grave sampai dengan pengelolaan akhir

• Mendahulukan reduksi dan hirarki


Minimisasi Limbah B3 pengelolaan limbah B3 yg dihasilkan

• Pengelolaan/pengolahan sedekat mungkin


Proximity dengan tempat dihasilkan

• Kesalahan tidak perlu dibuktikan sebagai dasar


Tanggung Jawab Mutlak pembayaran ganti rugi atas tindakan yang
diakibatkan oleh usaha dan/atau kegiatan dalam
(strict liability) pengelolaan Limbah B3 yang menimbulkan ancaman
serius terhadap lingkungan hidup 5
Pasal 59 Ayat 1 s/d 7 UU 11/2020

1) Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan


pengelolaan Limbah B3 yang dihasilkannya
2) Dalam hal B3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (1)
telah kedaluwarsa, pengelolaannya mengikuti ketentuan
pengelolaan Limbah B3
3) Dalam hal setiap orang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak mampu melakukan sendiri pengelolaan Limbah B3,
pengelolaannya diserahkan kepada pihak lain
4) Pengelolaan limbah B3 wajib mendapat perizinan berusaha atau
persertujuan Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah

6
5) Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah wajib
mencantumkan persyaratan lingkungan hidup yang harus
dipenuhi dan kewajiban yang harus dipatuhi pengelola limbah
B3 dalam perizinan berusaha atau persetujuan Pemerintah
Pusat atau Pemerintah Daerah
6) Keputusan pemberian Perizinan Berusaha wajib diumumkan
7) Ketentuan lebih lanjut mengenai Pengelolaan Limbah B3 diatur
dalam Peraturan Pemerintah
PERATURAN PEMERINTAH NO 22 TAHUN 2021

Pasal 285
1) Setiap orang yang menghasilkan Limbah B3 wajib melakukan
penyimpanan Limbah B3
2) Setiap orang yang menghasilkan Limbah B3 sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilarang melakukan pencemaran Limbah
B3 yang disimpannya
3) Untuk dapat melakukan penyimpanan Limbah B3 sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), setiap orang yang menghasilkan Limbah
B3 wajib memenuhi :
a. Standar penyimpanan Limbah B3 yang diintegrasikan ke dalam
Nomor Induk Berusaha, bagi penghasil Limbah B3 dari usaha
dan/atau kegiatan wajib SPPL; dan/atau
b. Rincian teknis Penyimpanan Limbah B3 yang dimuat dalam
persetujuan lingkungan, bagi :
1. Penghasil Limbah B3 dari Usaha dan/atau Kegiatan wajib
AMDAL atau UKL UPL; dan
2. Instansi Pemerintah yang menghasilkan Limbah B3
4) Standar dan/atau rincian teknis Penyimpanan Limbah B3
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi :
a. nama, sumber, karakteristik, dan jumlah Limbah B3 yang
disimpan;
b. dokumen yang menjelaskan tentang tempat penyimpanan
Limbah B3;
c. dokumen yang menjelaskan tentang pengemasan Limbah B3;
d. persyaratan lingkungan hidup; dan
e. kewajiban pemenuhan standar dan/atau rincian teknis
Penyimpanan Limbah B3.
5) Tata cara pengintegrasian standar penyimpanan Limbah B3
terhadap NIB sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf
dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
Rintek Penyimpanan Limbah B3
Selama ini Kewenangan
izin Penyimpanan LB3
di Kab/Kota
Tidak ada lagi izin
Penyimpanan LB3

Cukup dengan memenuhi


persyaratan & ketentuan
Izin PENYIMPANAN LB3
teknis Tempat Penyimpanan
TERINTEGRASI ke dalam NIB
LB3 yg ditetapkan
atau dokumen Amdal,
UKL-UPL (tergantung risiko
Pelaku Usaha)

Bila izin penyimpanan LB3 telah


habis, menyusun Rincian teknis
Penyimpanan Limbah B3

Perubahan Persetujuan
Lingkungan pada pengelolaan &
pemantauan LH pada AMDAL/UKL
UPL
STANDAR PENYIMPANAN LIMBAH B3

Pasal 52

Standar Penyimpanan Limbah B3 sebagaimana dimaksud pada Pasal 51 ayat (4)


huruf a meliputi:
a. Limbah B3 yang disimpan terlindung dari hujan dan tertutup;
b. memiliki lantai kedap air;
c. dilengkapi dengan simbol dan label Limbah B3;
d. Limbah B3 dikemas dengan menggunakan kemasan dari bahan logam atau
plastik;
e. kemasan mampu mengungkung Limbah B3 untuk tetap berada di dalam
kemasan;
f. memiliki penutup yang kuat untuk mencegah terjadinya tumpahan pada saat
dilakukan pemindahan dan/atau pengangkutan; dan
g. kondisi kemasan tidak bocor, tidak berkarat, dan tidak rusak.
Standar
Penyimpanan
Limbah B3
terintegrasi dalam
SPPL
IDENTIFIKASI
SUMBER DAN
JENIS LIMBAH B3

15
1. Identifikasi nama, sumber, karakteristik,
dan jumlah Limbah B3 yang disimpan
Jenis dan Jumlah Bahan Baku,
Bahan Pembantu Kategori B3
Jenis dan Jumlah Limbah B3
dari Kegiatan Utama
Jenis dan jumlah Limbah B3
dari Utility/Kegiatan Pendukung
Limbah FASYANKES
• Limbah Padat Medis
Limbah Padat • Limbah Padat Non Medis

Limbah Cair • Limbah cair laboratorium, radiologi

•Emisi dari Incinerator, Generator, Boiler,


Limbah Gas Dapur

•Air limbah MCK, Laundry, Dapur, Kantin


Air Limbah

Limbah klinis adalah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan, gigi, farmasi atau
sejenis, pengobatan, perawatan, penelitian atau pendidikan yang menggunakan
bahan-bahan beracun, infeksius berbahaya atau bisa membahayakan
ALUR SUMBER LIMBAH B-3 NON- limbah padat yang
dihasilkan dari kegiatan di
LIMBAH PADAT MEDIS rumah sakit di luar medis
RUMAH yang berasal dari dapur,
perkantoran, taman, dan
SAKIT halaman yang dapat
dimanfaatkan kembali
apabila ada teknologinya

Air  limbah infeksius,


GAS LB3 MEDIS  imbah patologi,
 limbah benda tajam,
 Limbah farmasi,
 limbah sitotoksis,
Limbah filter udara yang semua air buangan  limbah kimiawi,
berasal dari kegiatan termasuk tinja yang berasal  limbah radioaktif,
pembakaran di rumah dari kegiatan rumah sakit  limbah kontainer
sakit seperti insinerator yang kemungkinan bertekanan, dan
mengandung  limbah dengan
mikroorganisme, bahan kandungan logam
kimia beracun dan berat yang tinggi.
radioaktif yang berbahaya
bagi kesehatan, sludge IPAL
21
PERMEN LHK Nomor: P.56/MenLHK-
Sekjen/2015
Tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis
Pengelolaan Limbah B3 dari FASYANKES PP No. 47 tahun 2016
tentang Fasyankes :
• Mengatur Terhadap Fasilitas Pelayanan Jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Kesehatan Meliputi: sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 terdiri
a. Pusat Kesehatan Masyarakat; atas:
b. Klinik Pelayanan Kesehatan Atau  Tempat praktik mandiri Tenaga
Sejenis; Dan Kesehatan;
c. Rumah Sakit  Pusat kesehatan masyarakat;
• Limbah B3 Yang Diatur Meliputi Limbah:  Klinik;
Dengan Karakteristik Infeksius; Benda Tajam,  Rumah Sakit;
Patologis, Bahan Kimia Kedaluwarsa,  Apotek;
Tumpahan, Atau Sisa Kemasan, Radioaktif,  Unit Transfusi Darah;
Farmasi, Sitotoksik, Peralatan Medis Yang  Laboratorium Kesehatan;
Memiliki Kandungan Logam Berat Tinggi; Dan
 Optikal;
Tabung Gas Atau Kontainer Bertekanan.
 Fasilitas Pelayanan Kedokteran
untuk kepentingan hukum; dan
 Fasilitas Pelayanan Kesehatan
tradisional.

.
Limbah B3 di Fasyankes

a) limbah infeksius;
b) limbah benda tajam;
c) limbah patologis;
d) limbah bahan kimia kedaluwarsa, tumpahan, atau sisa kemasan;
e) limbah radioaktif;
f) limbah farmasi;
g) limbah sitotoksik;
h) limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi; dan
i) limbah tabung gas atau kontainer bertekanan.
Klasifikasi Limbah Medis

• Limbah benda tajam : obyek atau alat yang memiliki sudut


tajam, sisi, ujung atau bagian menonjol yang dapat
memotong atau menusuk kulit seperti jarum hipodermik,
perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau
bedah
• Limbah patologis : Jaringan atau potongan tubuh manusia,
contoh bagian tubuh, darah dan cairan tubuh yang lain termasuk
janin
• Limbah farmasi : Limbah yang mengandung bahan farmasi
contoh obat-obatan yang sudah kadaluwarsa atau tidak
diperlukan lagi
• Limbah sitotoksik : limbah dihasilkan dari terapi kanker,
yaitu zat karsinogenik (benzen,antrasen), chlorozotocin,
cisplatin.
• Limbah kimia : limbah yang mengandung bahan kimia
contoh reagen di laboratorium, desinfektan yang
kadaluwarsa atau bahan kimia lainnya.
• Limbah alat yang mengandung logam berat : Baterai,
pecahan termometer, tensimeter

• Limbah radioaktif : bahan yang terkontaminasi dengan


radio isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset
radio nukleida.
• Wadah bertekanan tinggi : Tabung gas anestesi, gas
catridge, kaleng aerosol, peralatan terapi pernafasan,
• Limbah berpotensi menularkan penyakit (infeksius): mengandung
mikroorganisme patogen yang dilihat dari konsentrasi dan kuantitasnya
bila terpapar dengan manusia akan dapat menimbulkan penyakit
a) jaringan dan stok dari agen-agen infeksi dari kegiatan
laboratorium, dari ruang bedah atau dari autopsi pasien yang
mempunyai penyakit menular
b) atau dari pasien yang diisolasi, atau materi yang berkontak dengan
pasien yang menjalani haemodialisis (tabung, filter, botol infus,
serbet, gaun, sarung tangan dan sebagainya)
c) atau materi yang berkontak dengan binatang yang sedang
diinokulasi dengan penyakit menular atau sedang menderita
penyakit menular
d) Darah dan cairan tubuh misal : serum, plasma, komponen darah
lainnya
CONTOH LIMBAH B3

24/10/2023 Sosialisasi pengelolaan limbah B3 27


Instalasi IGD Instalasi Farmasi

Limbah botol infus, spuit, kasa,


Limbah kemasan bekas B3,
tabung gas anestesi, gas cartridge, kale
obat kadaluarsa
ng aerosol, peralatan terapi
pernafasan, oksigen dalam bentuk gas
atau cair
Instalasi Cuci Darah Instalasi Radiologi

Limbah catridge, selang, kemasan


Limbah cair radiologi (fixer, developer)
bekas hemodialisis, kasa
Instalasi Gigi &Mulut Klinik

Limbah jaringan tubuh (gigi), spuit,


Limbah spuit, kasa, kapas
kasa,kapas
Instalasi Bedah
Instalasi Kemoterapi

Limbah botol infus, spuit, kasa,


tabung gas anestesi, gas cartridge, kaleng
aerosol, peralatan terapi pernafasan, oksigen Limbah sitotoksik, sarung tangan,
dalam bentuk gas atau cair, aringan atau masker, spuit, kasa
potongan tubuh manusia, contoh
bagiantubuh, darah dan cairan tubuhjarum
hipodermik, perlengkapan intrapena, pipet
pasteur, pecahan gelas, pisau bedah
IDENTIFIKASI LIMBAH B3 PADA
MASING-MASING SUMBER

ENERGI POTENSI LIMBAH B3

1. PENERANGAN 1. LAMPU
PLN 2. MESIN / ALAT 2. KOMPONEN LISTRIK

1. LAMPU
GENSET PENERANGAN 2. KOMPONEN LISTRIK
3. MINYAK PELUMAS
4. AKI

1. MESIN / ALAT
BOILER 2. PROSES 1. FLY/BOTTOM ASH
2. Minyak bekas/Sludge MFO
3. SLUDGE PARTIKEL PENGENDALI
LAMPU
Estimasikan
jumlah lampu dan
Umur pakai 1.000 jam jenisnya
kemudian
PIJAR konfirmasikan
data di TPS dan
Umur pakai 10.000 jam dokumen manifes

TL

Umur pakai 35.000 jam

LED
MINYAK PELUMAS (OLI)

• Genset
Filter filter oli : 500 jam
Oli mesin : 500 jam
• Kompresor : 17 ltr/3500
jam
AKUMULATOR

1. Umur pakai antara 2-5 tahun


2. Pemeliharaan memerlukan asam
sulfat
3. Potensi menghasilkan wadah
bahan B3 (H2SO4)
AKI BASAH
4. Logam Pb

1. Umur pakai maksimum 2 tahun


2. Tidak ada system pemeliharaan

AKI KERING
AIR

AIR+BHN
AIR LIMBAH

• FISIKA
IPAL • KIMIA
• BIOLOGI

(SLUDGE) POLUTAN = BAHAN AIR < BMLC

 Data debit air limbah


BERAPA VOLUME ?  Kualitas sebelum terolah
 Dosis treatmen jika
proses kimia
KUANTITASI LB3 DI IPAL PROSES FISIKA
• Sangat dipengaruhi oleh karakter fisik air limbah
• Parameter yang dapat dipakai sebagai dasar estimasi adalah
total solid (TSS + TDS)
AIR LIMBAH
Debit 500 m3/hari
TS: 100 mg/L AIR TEROLAH
EF
30-
80%

IPAL
SEDIMENTASI

SLUDGE ?
w sludge = 0,1 x 0,8 x 500 Kg/hr
= 40 Kg/hr
= 1,2 ton/bln
KUANTITAS LB3 DI IPAL PROSES KIMIA
AIR LIMBAH

Debit 500 m3/hari


TSS: 500 mg/L
COD: 1000 mg/L
Dosis alum: 10 mg/L
Dosis alkali: 4,5 mg/L AIR TEROLAH
EF
50-
80%

SLUDGE ?
w sludge = (TSS + COD + Alum + Alkali)
= (0,5 + 1 + 0,01 + 0,0045) x 0,8 x 500 Kg/hr
= 605 Kg/hr
= 18,174 ton/bln
Kuantitatif di IPAL
• Proses Biologi
• Metode aerobic → activated
sludge
Umumnya 20 – 30 % dari volume
limbah menjadi lumpur basah
• Metode anaerobic
Volume sludgenya jauh lebih kecil
sekitar 2-3%
SUPPORTING PROSES

LABORATORIUM
• BAHAN KIMIA
• SAMPEL
• AIR

• Sisa bahan
• Kemasan bekas
• Sisa reagen
• Air limbah
AIR LIMBAH TEROLAH IPAL • Baterai
SLUDGE • Lampu
• Kain majun
• Sampel
Perbengkelan/
GENSET
Supporting Non Teknis
SUPPORTING PROSES

Berapa jumlahnya?

Pergantian oli
(mesin, garden,
transmisi) pd
forklip setiap 250
jam : 33 ltr • Aki bekas
• Minyak pelumas beka
SUPPORTING PROSES

BENGKEL

Peralatan

Bahan
Pendukung • Sisa bahan B3
• Minyak pelumas
bekas
• Bekas kemasan
• Majun bekas
Zat kimia
Perkiraan Jumlah Limbah Medis
Yang dihasilkan
No Jenis Penghasil Limbah Perkiraan Jumlah Limbah
1 RS Tipe A 0.4-0.7 kg/tt/hr
2 RS Tipe B (penimbangan rs) 0.4-0.5 kg/tt/hr
3 RS Tipe C (penimbangan rs) 0.2-0.35 kg/tt/hr
4 RS Tipe D (penimbangan rs, WHO 2003) 0.15-0.3 kg/tt/hr
5 BP, Puskesmas rawat Inap (penimbangan) 0.1-0.14 kg/tt/hr
6 RS. Ortopredi (study akademis) 0.49 kg/tt/hr
7 Laborat (penimbangan) 16.98 gr/pasien
8 RS berdasar sampel di 100 RS se-Jawa dan Bali 0,7 kg/tt/hr
thn 2007 oleh Depkes
9 Pasien puskesmas (studi Depkes thn 2003) 7,5 gr/pasien/hr
Catatan :
Jumlah limbah yang dihasilkan tergantung dari jumlah tindakan (operasi, melahirkan dll)
Estimasi berat Limbah B3
(@drum kap. 200 ltr)

1) Serbuk logam : 185 kg


2) Mur baut : 180 Kg
3) Aki motor : 80 kg
4) Aki mobil : 100 Kg
5) Aki genset : 120 Kg
6) Kain majun : 50-60 kg
7) Kemasan bekas b3 (wadah oli 1 ltr an,3-4 ltr an) : 25 kg
8) Lampu TL panjang : 10 kg
9) Lampu TL pendek : 30 kg
10) Lampu led : 10-15 kg
11) Pcb : 50-80 kg
12) Minyak pelumas bekas : 145-175 kg
KATEGORI LIMBAH B3
 Limbah B3 Kategori 1
(Lampiran IX PP 22 Thn 2021)

Penetapan  Limbah B3 kategori 2


Limbah B3 (Lampiran IX PP 22 Thn 2021)

 Limbah B3 kategori 1 dan 2 :


• Limbah B3 sumber tidak spesifik
• Limbah B3 sumber spesifik
• Limbah B3 dari B3 kadaluarsa, B3
yang tumpah, kemasan bekas B3
51
Limbah B3 kategori 1

Penetapan
Limbah B3 ADALAH:
limbah B3 yang berdampak akut
dan langsung thd manusia dan
dapat dipastikan akan
berdampak negatif thd lingk.
Hidup. Misal : aki baterai,
larutan asam basa, refrigant
bekas, limbah lab.CFC, DDT,
abu dr insinerator, sludge IPAL,
sludge oil treatment dll 52
Limbah B3 kategori 2

Penetapan
Limbah B3
ADALAH:
limbah yang mengandung B3,
memiliki efek tunda, dan
berdampak tidak langsung thd
manusia dan LH serta mpy
toksisitas sub kronis atau kronis .
Misal : kemasan bekas B3, minyak
pelumas bekas, lampu TL, limbah
elektronik, kain majun bekas, dll
53
Limbah B3 sumber tidak spesifik

Penetapan
Limbah B3 ADALAH:
limbah B3 yang pada umumnya
bukan berasal dari proses
utamanya ttp berasal dari
kegiatan lainnya antara lain :
pemeliharaan alat, pencucian,
pencegahan korosi, pengemasan.
Misal : aki bekas, asam basa, PCB,
kain majun bekas, kemasan bekas
B3, lampu TL, PCB, dll
54
Limbah B3 sumber spesifik umum

Penetapan ADALAH:
Limbah B3
Limbah B3 sisa proses suatu industri
atau kegiatan yang secara spesifik
dapat ditentukan. Misal : industri
tekstil (pemutihan, pencelupan)
hasilkan limbah B3 pelarut bekas,
sludge IPAL. Rumah sakit/faskes
hasilkan bahan kimia kadaluarsa,
limbah klinis, sludge IPAL,
termometer, kemasan produk
farmasi.
55
Limbah B3 dari B3 kedaluwarsa, B3 yang tumpah,
B3 yang tidak memenuhi spesifikasi produk yang
akan dibuang dan bekas kemasan B3

Penetapan ADALAH:
Limbah B3 Limbah B3 yang dihasilkan akibat
penggunaan B3 baik sisa kegiatan,
kedaluwarsa, tumpah, gagal produk
serta bekas kemasan B3.
Ciri khas sebagai B3 ditunjukkan
dengan no CAS, misal Benzena
dengan CAS : 71-43-2

56
Limbah B3 sumber spesifik khusus

Penetapan
Limbah B3 ADALAH:
Limbah B3 yang memiliki efek
tunda, berdampak tidak langsung
terhadap manusia dan LH,
memiliki karakteristik beracun
tidak akut, dan dihasilkan dlm
jumlah yg besar per satuan waktu,
misal : tailing dr pertambangan,
gipsum dr PLTU, fly & bottom ash
dr PLTU, sludge IPAL dr pulp, slag
nikel & timah dll
58
KODE
LIMBAH

A101a
KATEGO
RI
BAHAYA
1 TABE
L1
URUTA
N
LIMBAH
B3 PELARUT
TERHALOGEN
ASI

59
KODE
LIMBAH

B101
KATEGO
RI
BAHAYA
d
2 TABE
L1
URUTA
N
LIMBAH
B3 YANG
TIDAK
SPESIFIK
LAIN

60
KODE
LIMBAH

B301-
KATEGO
RI
BAHAYA
1
2 TABE
L3
KODE
INDUSTRI/
KEGIATAN
URUTAN
LIMBAH 61
B3
LIMBAH B3 DARI RS DAN FASYANKES

67
KARAKTERISTIK LIMBAH B3
KARAKTERISTIK LIMBAH B3

Karakteristik limbah B3
a) mudah meledak;
b) mudah menyala;
c) reaktif;
d) infeksius;
e) korosif; dan
f) beracun.

70
 MUDAH MELEDAK
(EXPLOSIVE – E)

 MUDAH MENYALA
(IGNITABLE – I)

 REAKTIF
(REACTIVE – R)

 INFEKSIUS
(INFECTIOUS – X)

 KOROSIF
(CORROSIVE – C)

 BERACUN
(TOXIC – T)

71
KARAKTERISTIK LIMBAH B3

Kriteria Identifikasi
A. Limbah mudah meledak
Limbah yang pada suhu dan tekanan standar (25 0C; 760 mmHg) dapat
meledak atau melalui reaksi kimia dan/atau fisika dapat menghasilkan
gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak
lingkungan sekitarnya
Contoh : asam pikrat (bahan utk peledak, pewarna), amonium nitrat.
Sedangkan Campuran eksplosif, dapat terjadi pula akibat pencampuran
beberapa bahan, terutama bahan oksidator dan reduktor dalam suatu
reaktor maupun dalam penyimpanan. Debu-debu seperti debu karbon
dalam industri batu bara, zat warna diazo dalam pabrik zat warna dan
magnesium dalam pabrik baja adalah debu-debu yang sering
menimbulkan ledakan.
Contoh campuran eksplosif: Oksidator Reduktor KCIO 3 Asam Nitrat
Kalium Permanganate, Krom Trioksida Karbon, belerang Etanol Gliserol
Hidrazin
Lanjutan : KARAKTERISTIK LIMBAH B3

B. Limbah mudah menyala


Limbah yang memiliki salah satu sifat-sifat berikut :
1) Limbah yang berupa cairan
- mengandung alkohol < 24% volume dan/atau
- memiliki titik nyala < 60 0C (1400F)
akan menyala apabila kontak dg api pd P=760mmHg
2) Limbah yang bkn berupa cairan

Limbah yang pada temperatur dan tekanan standar 250C dapat


mudah menyebabkan kebakaran melalui gesekan, penyerapan
uap air, atau perubahan kimia secara spontan, dan apabila
terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus menerus
selama 10 detik.
Lanjutan : KARAKTERISTIK LIMBAH B3

C. Limbah yang bersifat reaktif :


Adalah limbah yang mempunyai salah satu sifat-sifat sebagai berikut :
1) Limbah yang dalam keadaan normal tidak stabil dan dapat
menyebabkan perubahan tanpa ledakan. (ciri khusus : gelembung
gas, asap atau warna). Misal : styrene, nitro glycerine
2) Limbah yang jika bercampur dengan air berpotensi menimbulkan
ledakan, gas, uap, atau asap beracun dlm jumlah yang
membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Misal :
asam sulfat, soda api, senyawa phospor
3) Limbah Sianida, Sulfida yang pada kondisi pH 2 dan 12,5 dpt
menghasilkan gas, uap atau asap beracun dlm jumlah yang
membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan.
Lanjutan
: KARAKTERISTIK LIMBAH B3

D. Limbah Beracun
Limbah yang mengandung pencemar yang bersifat racun bagi
manusia atau lingkungan yang dapat menyebabkan kematian
atau sakit serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui
pernafasan, kulit atau mulut dengan berdasarkan :
1. Uji TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Procedure)
2. Uji Toksikologi LD50 (Lethal Dose Fifty)
3. Uji Sub-Kronis
Salah Satu Alasan Limbah B3
Minyak Pelumas Bekas memiliki Karakteristik Beracun
Lanjutan : KARAKTERISTIK LIMBAH B3

E. Limbah kategori infeksius


a) jaringan dan stok dari agen-agen infeksi dari kegiatan
laboratorium, dari ruang bedah atau dari autopsi pasien
yang mempunyai penyakit menular
b) atau dari pasien yang diisolasi, atau materi yang berkontak
dengan pasien yang menjalani haemodialisis (tabung, filter,
botol infus, serbet, gaun, pampres, kantong urin, sarung
tangan dan sebagainya)
c) atau materi yang berkontak dengan binatang yang sedang
diinokulasi dengan penyakit menular atau sedang menderita
penyakit menular
d) Darah dan cairan tubuh misal : serum, plasma, komponen
darah lainnya
Lanjutan : KARAKTERISTIK LIMBAH B3

F. Limbah yang bersifat korosif


Limbah yang mempunyai salah satu sifat-sifat sebagai berikut :
1) Menyebabkan iritasi (terbakar) pad kulit ditandai dengan
adanya kemerahan dan pembengkakan;
2) Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk limbah
bersifat asam dan sama atau lebih dari 12,5 untuk limbah
bersifat basa.
3) Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja
(SAE 1020) dengan laju korosi 6,35 mm/thn dengan
temperatur pengujian 55 0C;
contoh : NaOH, asam cuka, asam sulfat
Kompatibilitas Karakteristik Limbah B3
Kaidah Kompabilitas Karakteristik
Limbah B3
1. Cocok -- satu karakteristik Limbah B3 dapat
dikelompokkan dengan karakteristik Limbah B3 yang
sama atau dengan karakteristik Limbah B3 lainnya

2. Tidak Cocok -- satu karakteristik Limbah B3


dikelompokkan dengan karakteristik Limbah B3
lainnya

3. Terbatas -- satu karakteristik Limbah B3 dapat


dikelompokkan dengan karakteristik Limbah B3
lainnya tetapi dengan volume terbatas pada setiap
karakteristik Limbah B3
2. Dokumen yang menjelaskan
tentang Tempat Penyimpanan Limbah B3

Dalam Pasal 286 ---- Tempat Penyimpanan Limbah B3 harus


memenuhi persyaratan :
a. lokasi penyimpanan Limbah B3;
b. Fasilitas penyimpanan Limbah B3 yang sesuai dengan jumlah
Limbah B3, karakteristik Limbah B3, dan dilengkapi dengan
upaya pengendalian pencemaran lingkungan hidup; dan
c. Peralatan penanggulangan keadaan darurat.
Lokasi Tempat Penyimpanan Limbah B3
Lokasi Tempat Penyimpanan Limbah B3 Bebas Banjir
Rawan Bencana Alam

a) Longsoran
b) Bahaya gunung api
c) Gempa bumi
d) Sesar
e) Amblesan
f) Tsunami
g) Sink hole
h) Mud vulcano
84
Lokasi Tempat Penyimpanan Limbah B3
Tidak Rawan Bencana Alam
Lokasi Penyimpanan Berada didalam penguasaan
setiap orang yang menghasilkan Limbah B3
Titik Koordinat Tempat Penyimpanan Limbah B3
menunjukkan keberadaannya di wilayah Usaha/Kegiatan
TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH B3
FASILITAS PENYIMPANAN LIMBAH B3
LIMBAH B3 YANG DAPAT DISIMPAN
KATEGORI 2
NO. FASILITAS
KATEGORI 1 SUMBER
SPESIFIK SPESIFIK
TIDAK
UMUM KHUSUS
SPESIFIK
1 bangunan    
2 tangki dan/atau kontainer    
3 silo    
4 penumpukan limbah    
(waste pile)
5 waste impoundment    
6 bentuk lainnya sesuai    
dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan
teknologi

89
Contoh Perhitungan
Contoh perhitungan rancang bangun fasilitas Tempat Penyimpanan
01 Limbah B3 berupa BANGUNAN

Jika sebuah perusahaan menghasilkan Limbah B3 10 ton/hari, luas


bangunan 400 m2 dengan asumsi massa jenis Limbah B3 1,5
ton/m3 dan faktor koreksi 20%, maka berapa tinggi bangunan
Tempat Penyimpanan Limbah B3 yang di butuhkan?

Vol Limbah B3 dalam 1 tahun= Vol/hari x jml hari dalam 1 tahun


Massa jenis
= 10 ton/hari x 365 hari
1,5 ton/m3
= 2.433,33 m3
Volume = Luas x Tinggi
Tinggi = Volume/Luas
= 2.433,33 m3 = 6,1 m
400 m2

Apabila faktor koreksi sebesar 20%, maka tinggi bangunan yang dibutuhkan:
Tinggi = tinggi1 + 20% tinggi1
= 6,1 m + 1,2 m = 7,3 m
Contoh Perhitungan

02 Tempat Penyimpanan
Tangki/Kontainer
Limbah B3 berupa

Jika suatu perusahaan menghasilkan Limbah B3 oli bekas


sebanyak 100 m3 dengan masa simpan 90 hari dengan diameter
tangki 10 m, berapa tinggi tangki/kontainer?

Jawab:

Volume = Luas x tinggi


Tinggi = Volume / Luas Alas = Volume = Volume
1/4πr2 ¼ x π x ½d2
= 100 m3
¼ x 3,14 x 25 m2

= 100 m3 = 5,1 m
19,63 m2
Apabila faktor koreksi sebesar 10%, maka tinggi
tangki/kontainer :
T = T + 10% T
= 5,1 + 0,51 = 5,61 m

Dengan ketentuan tinggi tanggul 1 m<h<2m


Contoh Tempat Penyimpanan Limbah B3 Klinis
(COLD STORAGE)

92
CONTOH TP LIMBAH INFEKSIUS (FREEZER)
Penyimpanan Limbah B3

94
95
DENAH
PENYIMPANAN LIMBAH B3
1. Dimensi
2. Tata letak ruangan
penyimpanan Limbah B3
3. Prasarana dan sarana
Design Konstruksi Bangunan Penyimpanan
INFORMASI JENIS
MATERIAL
1. Dinding, lantai, atap
2. Sesuaikan karakteristik
Limbah B3 yang disimpan
Rancang bangun u/ Penyimpanan Limbah B3
Karakteristik Mudah Menyala

• Memiliki tembol pemisah dengan bangunan lain yang


berdampingan
• Struktur pendukung atap terdiri dari bahan yang tidak mudah
menyala, dinding berupa beton bertulang/batu tahan api,
konstruksi atap dibuat ringan
• Diberi penerangan yang tidak mudah menyebabkan
ledakan/percikan listrik
Rancang bangun u/ Penyimpanan Limbah B3
Karakteristik Mudah Meledak

• Konstruksi bangunan, lantai, dinding, dan atap dibuat tahan


ledakan
• Lantai dan dinding dibuat lebih kuat dari konstruksi atap
• Setiap saat memenuhi ketentuan suhu ruangan

Rancang bangun u/ Penyimpanan Limbah B3


Karakteristik Reaktif, Korosif, dan/atau Beracun

• Konstruksi dinding dibuat mudah untuk dilepas; dan


• konstruksi atap, dinding, dan lantai harus tahan terhadap korosi
dan api
Lantai miring, tidak bergelombang & kedap air
Sistem Sirkulasi Udara dan Pencahayaan
Sirkulasi Udara Dalam Ruang
Bangunan Penyimpanan Limbah B3
Manfaat Ventilasi
Aman dari Air Hujan & Keberadaan Akses
Sistem Blok
Tata Letak Blok dalam Ruangan
Jarak antar Blok memungkinkan
petugas untuk melalui guna
pengecekan kondisi kemasan
Sarana Pendukung
Drainase Ruangan Penyimpanan
dan Bak Penampung
Papan Nama, P3K, Alat Timbang
TEMPAT PENYIMPANAN
LIMBAH B3
3. Dokumen Pengemasan Limbah B3
Pengemasan Limbah B3

a) Bahan pengemas sesuai dengan karakteristik limbah


b) Dapat mengungkung limbah tetap dlm kemasan
c) Memiliki penutup yg kuat
d) Kondisi baik, tidak bocor, tidak karat/tidak rusak
e) Tata cara pengemasan
Ketentuan Persyaratan Kemasan
 Terbuat dari bahan logam atau plastik yang dapat mengemas
limbah b3 sesuai dengan karakteristik limbah B3
 Mampu mengungkung limbah B3 untuk tetap berada dalam
kemasan
 Memiliki penutup yang kuat untuk mencegah tejadinya
tumpahan
 Berada dalam kondisi tidak bocor, tidak berkarat dan tidak
rusak
Catatan :
Limbah B3 yang sudah DIKEMAS selanjutnya DISIMPAN pada
FASILITAS tempat PENYIMPANAN SESUAI RANCANG BANGUN yang
dipilih (misal Bangunan, Silo, Tangki).

Dikemas sesuai dengan kompatibilitasnya dan pertimbangkan


terjadinya pengembangan volume Limbah B3, pembentukan gas,
terjadinya kenaikan tekanan
Pengemasan Dikecualikan
Bagi Beberapa Jenis Limbah B3

1. Limbah B3 dari sumber spesifik khusus, contoh: fly ash,


bottom ash, mill scale, copper slag, dan steel slag, dll
2. Peralatan elektronik utuh, seperti kulkas, komputer,
televisi, AC, dll
3. Tidak berbentuk fase cair, debu, dross, gram logam, dan
cacahan
Tipikal kemasan u/
Pengemasan Limbah B3

• Kategori dan/atau karakteristiknya sama dengan Limbah B3


sebelumnya
• Kategori dan/atau karakteristiknya saling cocok dengan
Limbah B3 yang dikemas sebelumnya; atau
• Telah dilakukan pencucian untuk kemasan bekas B3
dan/atau Limbah B3 yang berbeda jenis dan/atau
karakteristiknya (Pencucian sebagai kegiatan Pengolahan
Limbah B3
Jenis Kemasan u/
Pengemasan Limbah B3

• Drum
• Jumbo bag
• Tangki intermediated bulk container (IBC) dan/atau
• Kontainer
Kemasan Limbah B3 wajib dilekati dengan simbol dan
label Limbah B3
Syarat Penyimpanan Limbah B3
pada kemasan drum

• Ditumpuk berdasar jenis jenis kemasan (maksimal 3 lapis,


setiap lapis diberi alas pallet untuk 4 drum)
• Jarak antara tumpukan kemasan dengan atap paling rendah 1
meter
• Disimpan dengan sistem blok dengan ketentuan :
Setiap blok terdiri atas 2 (dua) x 3 (tiga)
Memiliki lebar gang 60 cm (untuk lalu lintas manusia,
forklip
Ketentuan Tumpukan Drum
Tumpukan berdasarkan jenis kemasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a dilakukan dengan ketentuan :
a. untuk kemasan berupa drum logam dengan kapasitas 200
(dua ratus) liter, tumpukan paling banyak 3 (tiga) lapis
dengan setiap lapis diberi alas palet untuk 4 (empat) drum;
dan/atau
b. untuk kemasan berupa drum plastik dengan kapasitas 200
(dua ratus) liter:
1. tumpukan paling banyak 3 (tiga) lapis dengan setiap lapis
diberi alas palet untuk 4 (empat) drum; atau
2. tumpukan lebih dari 3 (tiga) lapis, wajib menggunakan rak
penyimpanan
Pola Penyimpanan Limbah B3
Menggunakan Kemasan Drum
Pola Penyimpanan Limbah B3 Menggunakan
Rak pada Kemasan Drum
Syarat Penyimpanan Limbah B3
pada Jumbo Bag

• Disimpan dengan sistem blok


• Tumpukan setiap blok paling banyak 2 lapis, lapis paling
bawah dialasi palet
• Lebar gang antar blok paling sedikit 60 cm

untuk menyimpan dan mengangkut berbagai produk yang


berbentuk butiran, serbuk, atau serpih
Pola Penyimpanan Limbah B3
Menggunakan Jumbo Bag
Syarat Penyimpanan Limbah B3
pada IBC

• Disimpan dengan sistem blok


• Tumpukan disesuaikan dengan tinggi bangunan setiap blok
paling banyak 2 lapis, lapis paling bawah dialasi palet
• Lebar gang antar blok paling sedikit 60 cm

-- digunakan sebagai alat penyimpanan muatan atau


Limbah B3 fase cair
Pola Penyimpanan Limbah B3
Menggunakan IBC
Contoh Kemasan
Limbah B3 Klinis

141
WARNA KEMASAN LIMBAH B3 MEDIS
DAN SIMBOL MEDIS

MERAH

KUNING

KUNING

UNGU

COKLAT
Pengemasan Limbah Medis
KATEGORI WARNA JENIS KEMASAN
KEMASAN/KONTAINER
Tajam Kuning Anti bocor, anti tusuk, dan
tidak mudah terbuka

Infeksius, patologis dan Kuning Kantong plastik/box yang


anatomi kuat, anti tusuk

Sitoktosis Ungu Kantong plastik, box yang


kuat dan anti bocor

Kimia dan farmasi Coklat Kantong plastik atau box yang


anti bocor

Radioaktif Merah Kantong box dengan simbol


radioaktif

kapasitas maksimal ¾ volume total wadah


CONTOH WADAH LIMBAH
BENDA TAJAM

144
CONTOH PENANGANAN LIMBAH MEDIS YANG BENAR

1. Hanya limbah infeksius 2. Limbah harus ditempatkan


yang boleh dimasukkan ke dalam wadah sesuai dengan jenis
dalam wadah ini – limbah dan karakteristik limbah (lihat
terkena darah atau cairan Permenkes ). Tarik plastik secara
tubuh – [limbah benda tajam perlahan sehingga udara dalam
ditempatkan pada wadah kantong minimum. Jangan
limbah benda tajam] mendorong kantong ke bawah atau
melobanginya untuk mengeluarkan
udara.
145
CONTOH PENANGANAN LIMBAH MEDIS YANG BENAR

3. Putar ujung atas 4. Gunakan kepang 5. Letakkan penutup


plastik untuk plastik untuk membentuk wadah dan tempat pada
membentuk kepang ikatan tunggal. tempat penyimpanan
tunggal. Dilarang mengikat sementara (atau pada
dengan model “telinga lokasi pengumpulan
kelinci”. internal).

146
PENGIKATAN KANTONG
LIMBAH YANG SALAH

Beberapa contoh pengikatan kantong limbah yang TIDAK BENAR:


1. Kantong limbah tidak boleh dibiarkan terbuka;
2. Kantong limbah tidak boleh diikat model “kuping anjing”;
3. Kantong limbah tidak boleh diikat dengan selotipe atau sejenis.

147
Simbol dan Label Limbah B3
SIMBOL LIMBAH B3 SESUAI PERMEN LH 14/2013
TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH B3

149
SIMBOL dan LABEL

 Simbol adalah gambar yang menunjukkan karakteristik


limbah B3
 Label adalah setiap keterangan mengenai limbah B3
yang berbentuk tulisan yang berisi informasi
penghasil, alamat penghasil, waktu pengemasan,
jumlah, waktu dihasilkan
 Wajib diberikan pada setiap kemasan atau
tempat/wadah untuk penyimpanan
Syarat Simbol dan Label
• Bujur sangkar diputar 45 derajat sehingga membentuk
belah ketupat. Warna garis sama dengan warna gambar
simbol. Bagian bawah simbol terdapat blok segi lima
terbalik.
• Simbol pada bangunan luar dan dalam minimal ukuran 25 x
25 cm/dapat terlihat jelas pada jarak minimal 20 meter
sedang pada kemasan ukuran 10 x 10 cm)
• Ukuran label sekurang-kurangnya 15 x 20 cm dan tulisan
wajib mudah terbaca
• Warna dan tulisan simbol label tidak boleh luntur dan tidak
mudah rusak
• Label untuk kemasan kosong ( 10 x 10) cm
• Label penunjuk tutup wadah (7x15) cm
JENIS SIMBOL

MUDAH MELEDAK Reaktif


Mudah Menyala : Cairan dan Padatan
Beracun Korosif
Infeksi Berbahaya thd Lingkungan
Label Limbah B3

a) Memuat nama limbah B3


b) Identitas penghasil limbah B3
c) Tanggal dihasilkannya limbah B3
d) Tanggal pengemasan limbah B3

157
PERINGATAN !
LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
PENGHASIL : PT. Praboby
ALAMAT : Ds. Srondol, Kec. Banyumanik,Semarang
TELP/FAX : 024 320802 / 024 320802
NO. PENGHASIL :
NAMA LIMBAH : Sludge IPAL
JENIS LIMBAH : Padat
TGL. DIHASILKAN : 15 Maret 2015
TGL. DIKEMAS : 20 Maret 2015
KODE LIMBAH : B322-3
JUMLAH LIMBAH : 50 kg
SIFAT LIMBAH : Beracun NOMOR : 3
CONTOH PEMASANGAN SIMBOL DAN
LABEL LIMBAH B3
SOP PENYIMPANAN LIMBAH B3
Sarana Penyimpanan Limbah B3
SOP Tanggap Darurat
Sarana Penanggulangan Kondisi Darurat
SOP apabila terjadi tumpahan SOP apabila terjadi kebocoran
Limbah B3 Fase Cair Limbah B3 Fase Gas

 Kenali dan ketahui bahan apa yang tumpah  Kenali dan ketahui jenis Gas apa yang
dan gunakan MSDS (jika perlu) agar tidak bocor dan gunakan MSDS (jika perlu)
salah dalam menangani tumpahan agar tidak salah dalam menangani
 Siapkan dan gunakan APAR jika terjadi kebocoran maupun korban jiwa
reaksi kimia yang yang dapat menimbulkan  Buka pintu dan jendela untuk sirkulasi
api (jika diperlukan) udara
 Gunakan Alat Pelindung Diri yang  Gunakan Alat Pelindung Diri yang
direkomendasikan seperti Pakaian direkomendasikan seperti Pakaian
Pelindung, Helm, Kacamata, Respirator, Pelindung, Helm, Kacamata,
sarung tangan karet dan sepatu safety. Respirator, sarung tangan karet dan
 Gunakan serbuk gergaji / absorben untuk sepatu safety
menyerap dan membatasi agar tumpahan  Matikan dan lepas semua sumber
tidak meluas listrik
 Gunakan sapu untuk meratakan serbuk  Jauhkan atau singkirkan material yang
gergaji mudah terbakar
 Gunakan sekop untuk mengangkat cairan /  Pastikan awal mula muncul gas
tumpahan yang sudah tercampur dengan berasal dari material apa
serbuk gergaji dan absorben ke wadah yang  Lepaskan regulator gas dari tabung
sudah disiapkan gas elpiji (jika ada)
 Segera hubungi HSE apabila penanganan  Segera tinggalkan ruangan dan
cairan atau tumpahan meluas dan hubungi HSE untuk penanganan lebih
mempunyai potensi bahaya yang tinggi untuk lanjut
mendapatkan penanganan lebih lanjut.
WAKTU PENYIMPANAN
LIMBAH B3
Pasal 297 PP No 22 Tahun 2011

1) Dalam hal penyimpanan limbah B3 melampui jangka waktu


sebagaimana dimaksud dalam pasal 296 ayat (1) huruf b,
pemegang izin pengelolaan limbah B3 untuk kegiatan
penyimpanan limbah B3 wajib :
a. Melakukan pemanfaatan limbah B3, pengolahan limbah B3
dan/atau penimbunan limbah B3 dan/atau
b. Menyerahkan limbah B3 kepada pihak lain

176
Masa Penyimpanan > Jangka Waktu

Pemegang izin pengelolaan limbah B3


u/ penyimpanan wajib :

• Melakukan pemanfaatan limbah B3, pengolahan


limbah B3, dan/atau penimbunan limbah B3
• Menyerahkan limbah B3 kpd pihak lain yang berizin

177
WAKTU PENYIMPANAN LIMBAH B3
(PP 22/2021)

LIMBAH B3 YANG DISIMPAN WAKTU PENYIMPANAN (MAKSIMUM)


 Limbah B3 yang dihasilkan 50 (lima 90 (sembilan puluh) hari sejak Limbah
puluh) kilogram per hari atau B3 dihasilkan
lebih;
 Limbah B3 yang dihasilkan kurang 180 (seratus delapan puluh) hari sejak
dari 50 (lima puluh) kilogram per Limbah B3 dihasilkan
hari untuk Limbah B3 kategori 1;
 Limbah B3 yang dihasilkan kurang 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari
dari 50 (lima puluh) kilogram per sejak Limbah B3 dihasilkan
hari untuk Limbah B3 kategori 2
dari sumber tidak spesifik dan dari
sumber spesifik umum;
 Limbah B3 kategori 2 dari sumber 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari
spesifik khusus. sejak Limbah B3 dihasilkan
178
MASA PENYIMPANAN LIMBAH B3
WAKTU PENYIMPANAN LIMBAH B3 Untuk limbah bahan kimia kedaluwarsa,
(Permenkes No 7 Tahun 2019) tumpahan, atau sisa kemasan; radioaktif;
tentang Kesehatan Lingkungan RS farmasi; sitotoksik; peralatan medis yang
memiliki kandungan logam berat tinggi;
Lampiran Halaman 54 : dan tabung gas atau kontainer bertekanan
• Penyimpanan Limbah medis disimpan di tempat Penyimpanan Limbah
B3 sebelum dilakukan Pengangkutan
kategori infeksius, patologis, Limbah B3, Pengolahan Limbah B3,
benda tajam disimpan pada dan/atau Penimbunan Limbah B3 paling
TPS dengan suhu ≤ 0◦ C (masa lama:
simpan s.d. 90 hari) 1. 90 (sembilan puluh) hari, untuk Limbah
B3 yang dihasilkan sebesar 50 kg (lima
• Penyimpanan Limbah medis puluh kilogram) per hari atau lebih; atau
kategori infeksius, patologis, 2. 180 (seratus delapan puluh) hari, untuk
benda tajam disimpan pada Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari
50 kg (lima puluh kilogram) per hari
TPS dengan suhu 3 s.d. 8◦ C untuk Limbah B3 kategori 1, sejak
(masa simpan s.d. 7 hari) Limbah B3 dihasilkan.
[Pasal 8 ayat (2) huruf b, 179

Anda mungkin juga menyukai