Energi, Eksergi, Ekonomi dan Lingkungan dari Sistem Pendingin Udara Konvensional Rinaldy Dwi Agustian 2203201 Latar Belakang ● Kekhawatiran akan kekurangan energi di masa depan meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat konsumsi energi. ● Pada tahun 2015, PBB menyampaikan rekomendasi yang menegaskan perlunya peningkatan efisiensi energi yang berkontribusi terhadap keamanan energi, lingkungan yang lebih baik, dan kualitas hidup. ● Makalah ini memperkenalkan modifikasi baru untuk sistem pendingin udara konvensional melalui pemanfaatan sistem penyimpanan es termal yang terintegrasi dengan panel surya. Rumusan Masalah Sistem mana yang paling tepat menurut pengoperasian yang berbeda kondisi antara iklim panas-lembab dan panas- 01 kering? Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui sistem yang paling tepat menurut pengoperasian yang berbeda kondisi antara iklim panas-lembab dan panas-kering. 2. Untuk mempelajari dampak lingkungan dari penggunaan sistem proposal di iklim panas-kering dan panas-lembab. Hasil Penelitian • Penelitian ini dilakukan pada dua jenis sistem pendingin udara yang umum. Yang pertama terdiri dari air handling unit (AHU), sedangkan yang kedua termasuk unit koil kipas (FCU). • Penelitian dilakukan dengan cara simulasi secara usulan dan konvensional sistem mencakup waktu hingga satu tahun dan dipelajari setiap jamnya. Gambar ini menyajikan besarnya energi listrik yang dihasilkan dari panel surya PV dari dua kota yang berbeda yakni Alexandria dan Aswan. Terdapat 2 alat yang digunakan dalam penelitian ini untuk melakukan ujicoba Proposed Ice-Storage All-Water air conditioning System Pada alat ini tujuh puluh lima unit koil kipas diumpankan oleh air dingin melalui jaringan pipa air dingin (biru saluran) lalu jaringan tersebut disuplai dengan air dingin dari dua sumber. Sumber pertama adalah air dingin yang berasal dari penyimpanan es unit, yang bekerja pada periode puncak, dan sumber lainnya evaporator unit pendingin refrigerant bekerja normal waktu. Proposed Ice-Storage All-Air Air conditioning System
Sedangkan pada alat kedua ini, air dingin
berasal dari kedua sumber yakni unit penyimpan es dan unit pendingin. Air dingin tersebut akan disuplai ke koil pendingin unit penanganan udara. Udara akan didinginkan di dalam AHU dan disuplai ke berbagai zona melalui jaringan saluran (garis biru) Gambar ini menunjukkan kumulatif pembelian energi listrik bulanan untuk sistem semua air yang lama dan sistem yang diusulkan untuk masing-masing sistem dari dua kota yang diteliti Gambar ini menunjukan sistem aliran air dan listrik yang dihasilkan dari jaringan nasional untuk kota Alexandria dan Aswan Kesimpulan • Hasil penelitian menunjukkan bahwa, sistem yang diusulkan lebih efektif dengan pendekatan iklim panas-lembab dibandingkan iklim panas-kering dan lebih efisien dengan sistem semua air dibandingkan dengan sistem semua udara. • Dampak lingkungan dari dua sistem pendingin udara tenaga surya yang diusulkan baik karena dapat mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) dari pembangkit tenaga listrik yang biasanya digunakan. Jumlah emisi CO2 telah berkurang meskipun kapasitas pendinginan yang dibutuhkan sama. Pengurangan CO2 emisi berbanding lurus dengan pencapaian bahan bakar penghematan melalui usulan sistem pendingin udara tenaga surya dengan sistem penyimpanan es Terima Kasih