BEDAH
(PAB)
KELOMPOK 6
PELAYANAN SEDASI
(STANDAR PAB 3)
RUANG OPERASI
(STANDAR PAB 8)
ORGANISASI DAN MANAJEMEN
STANDAR PAB I
Rumah sakit menyediakan pelayanan anestesi (termasuk sedasi sedang dan dalam) untuk memenuhi
kebutuhan pasien dan pelayanan tersebut memenuhi peraturan perundang-undangan serta standar profesi
STANDAR PAB 2
Ada staf medis anestesi yang kompeten dan berwenang, bertanggung jawab untuk mengelola pelayanan
anestesi, serta sedasi moderat dan dalam.
Pelayanan anestesi, serta sedasi moderat dan dalam berada di bawah penanggung jawab pelayanan
anestesi yang memenuhi peraturan perundang-undangan.
BA
CK
PELAYANAN SEDASI
Standar PAB 3
Pemberian sedasi moderat dan dalam dilakukan sesuai dengan regulasi yang ditetapkan.
Prosedur pemberian sedasi moderat dan dalam yang diberikan secara intravena tidak bergantung pada
berapa dosisnya.
a. Ada regulasi rumah sakit yang menetapkan pemberian sedasi yang seragam di semua tempat di rumah
sakit sesuai dengan peraturan perundangan
c. Peralatan emergensi tersedia dan dipergunakan sesuai dengan jenis sedasi, usia, dan kondisi pasien
d. Staf yang terlatih dan berpengalaman dalam memberikan bantuan hidup lanjut
PELAYANAN SEDASI
Para profesional pemberi asuhan (PPA) kompeten dan berwenang memberikan pelayanan sedasi moderat dan
dalam serta melaksanakan monitoring.
Kualifikasi dokter, dokter gigi, atau petugas lain yang bertanggung jawab terhadap pasien yang
menerima tindakan sedasi sangat penting.
a. Profesional pemberi asuhan (PPA) yang bertanggung jawab memberikan sedasi adalah orang yang
kompeten
b. Profesional pemberi asuhan (PPA) yang bertanggung jawab melakukan pemantauan selama diberikan
sedasi adalah orang yang kompeten
c. Kompetensi semua staf yang terlibat dalam sedasi tercatat dalam dokumen kepegawaian.
PELAYANAN SEDASI
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk tindakan sedasi (moderat dan dalam) baik cara memberikan dan
memantau berdasar atas panduan praktik klinis.
Tingkat kedalaman sedasi berlangsung serta berlanjut dari mulai ringan sampai sedasi dalam dan
pasien dapat menjalaninya dari satu tingkat ke tingkat yang lain.
b. Seorang yang kompeten melakukan pemantauan pasien selama sedasi dan mencatat hasil monitor
dalam rekam medis
Risiko, manfaat, dan alternatif berhubungan dengan tindakan sedasi moderat dan didiskusikan dengan pasien
dan keluarga pasien atau dengan mereka yang membuat keputusan yang mewakili pasien.
Rencana tindakan sedasi memuat pendidikan kepada pasien, keluarga pasien, atau mereka yang
membuat keputusan mewakili pasien tentang risiko, manfaat, dan alternatif terkait tindakan sedasi.
a. Pasien dan atau keluarga atau pihak lain yang berwenang yang memberikan keputusan dijelaskan
tentang risiko, keuntungan, dan alternatif tentang tindakan sedasi.
b. Pasien dan atau keluarga atau pihak lain yang berwenang diberi edukasi tentang pemberian analgesi
pascatindakan sedasi
STANDAR PAB 4
Profesional pemberi asuhan (PPA) yang kompeten dan berwenang pada pelayanan anestesi melakukan asesmen
pra-anestesi.
STANDAR PAB 5
Rencana, tindakan anestesi, dan teknik yang digunakan dicatat serta didokumentasikan direkam medis pasien.
Tindakan anestesi direncanakan secara saksama dan didokumentasikan dalam rekam medis.
a. Ada regulasi pelayanan anestesi setiap pasien yang direncanakan dan didokumentasikan.
b. Obat-obat anestesi, dosis, dan rute serta teknik anestesi didokumentasikan di rekam medis pasien.
c. Dokter spesialis anestesi dan perawat yang mendampingi/penata anestesi ditulis dalam form anestesi.
ASUHAN PASIEN ANESTESI
Risiko, manfaat, dan alternatif tindakan anestesi didiskusikan dengan pasien dan keluarga atau orang yang
dapat membuat keputusan mewakili pasien.
Proses perencanaan anestesi mencakup edukasi pasien dan keluarga atau pembuat keputusan atas
risiko, manfaat, dan alternatif yang berhubungan dengan perencanaan anestesia dan analgesia pascatindakan
operatif.
a. Pasien dan atau keluarga atau pihak lain yang berwenang yang memberikan keputusan dijelaskan
tentang risiko, keuntungan, dan juga alternatif tindakan anestesi.
b. Pasien dan atau keluarga atau pihak lain yang berwenang diberikan edukasi pemberian analgesi
pascatindakan anestesi.
STANDAR PAB 6
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk menentukan status fisiologis dimonitor selama proses anestesi dan
bedah sesuai dengan panduan praktik klinis serta didokumentasikan di dalam form anestesi.
Monitoring fisiologis memberikan informasi terpercaya tentang status pasien selama anestesi berjalan
(umum, spinal, regional, lokal) dan pascaoperasi.
a. Ada regulasi jenis dan frekuensi pemantauan selama anestesi dan operasi dilakukan berdasar atas
status pasien pra-anestesi, metode anestesi yang dipakai, dan tindakan operasi yang dilakukan.
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk memonitor status pasca-anestesi setiap pasien dan dicatat dalam rekam
medis pasien. Pasien dipindahkan dari ruang pemulihan oleh staf yang kompeten dan berwenang atau berdasar
atas kriteria baku yang ditetapkan.
Monitoring selama periode anestesi menjadi acuan untuk monitoring pada periode pasca-anestesi.
b. Waktu masuk ruang pemulihan dan dipindahkan dari ruang pemulihan dicatat dalam form anestesi.
c. Pasien dimonitor dalam masa pemulihan pasca-anestesi sesuai dengan regulasi rumah sakit.
STANDAR PAB 7
Asuhan setiap pasien bedah direncanakan berdasar atas hasil asesmen dan dicatat dalam rekam medis pasien.
Asesmen prabedah (berbasis IAR) menjadi acuan untuk menentukan jenis tindakan bedah yang tepat
dan mencatat temuan penting.
a. Ada regulasi asuhan setiap pasien bedah direncanakan berdasar atas informasi dari hasil asesmen.
b. Diagnosis praoperasi dan rencana operasi dicatat di rekam medik pasien oleh dokter penanggung jawab
pelayanan (DPJP) sebelum operasi dimulai.
c. Hasil asesmen yang digunakan untuk menentukan rencana operasi dicatat oleh dokter penanggung
jawab pelayanan (DPJP) di rekam medis pasien sebelum operasi dimulai.
ASUHAN PASIEN BEDAH
Risiko, manfaat dan alternatif didiskusikan dengan pasien dan atau keluarga atau pihak lain yang berwenang
yang memberikan keputusan.
Pasien, keluarga, dan mereka yang memutuskan menerima cukup penjelasan untuk berpartisipasi
dalam keputusan asuhan pasien dan memberikan persetujuan yang dibutuhkan.
a. Pasien, keluarga, dan mereka yang memutuskan diberikan edukasi tentang risiko, manfaat, komplikasi,
serta dampak dan alternatif prosedur/teknik terkait dengan rencana operasi.
b. Edukasi memuat kebutuhan, risiko, manfaat, dan alternatif penggunaan darah dan produk darah.
ASUHAN PASIEN BEDAH
Untuk mendukung kesinambungan asuhan pasien pascaoperasi maka laporan operasi dicatat segera setelah
operasi selesai, sebelum pasien dipindah dari daerah operasi atau dari area pemulihan pasca-anestesi.
a. Ada regulasi laporan operasi yang meliputi sekurang-kurangnya butir 1 sampai dengan 8 pada maksud
dan tujuan.
b. Ada bukti laporan operasi
c. Laporan operasi dapat dicatat di area asuhan intensif lanjutan
ASUHAN PASIEN BEDAH
Banyak tindakan bedah menggunakan implan prostetik antara lain panggul, lutut, pacu jantung, dan
pompa insulin.
a. Ada regulasi
c. Bila implan yang dipasang dilakukan penarikan kembali (recall) ada bukti rumah sakit dapat
melakukan telusur terhadap pasien terkait.
d. Ada bukti alat implan dimasukkan dalam prioritas monitoring unit terkait. BA
CK
RUANG OPERASI
STANDAR PAB 8
Desain tata ruang operasi harus memenuhi syarat sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan.
Tindakan bedah merupakan tindakan yang berisiko tinggi dan rumit sehingga memerlukan ruang
operasi yang mendukung terlaksananya tindakan bedah untuk mengurangi risiko infeksi.
d. Ada bukti monitoring dan evaluasi pelaksanaan surgical safety check List.
e. Ada bukti monitoring dan evaluasi pemantauan diskrepansi diagnosis pre dan posoperasi.
f. Program mutu pelayanan bedah diintegrasikan dengan program mutu rumah sakit.
BA
CK
TERIMA KASIH