Anda di halaman 1dari 42

7 JUMPS

LUKA BAKAR
KELOMPOK 2
ANGGOTA KELOMPOK 2
1. IKE YUNI AZIZAH
2. GRENSIA WIDALYANI SIMANJUNTAK
3. ISHABEL BIELQIS KHANDISYAH
4. KHOIRUNISA
5. LINDA ERICA BUTAR-BUTAR
6. LUTGARDIS ADETA
7. MERSI AMANDA
8. MUHAMMAD AL FARIZI
9. MUTIA ADE PUTRI
10.NABILA RISKIA WARDANI
11.NANDA PRATAMA
12.NUR ASYIKIN
13.NURUL REVINANSYAH
14.NURIN RAMADANI
1. DEFINISI LUKA BAKAR
Menurut Koller (2014), luka bakar adalah kondisi tubuh, terutama jaringan lokal, baik disertai atau tidak
disertai respon sistemik. Hal tersebut disebabkan oleh proses transfer energi dari lingkungan, baik
yang berasal dari sumber fisika (suhu, listrik, mekanik, atau radiasi) maupun dari sumber kimiawi
yang menyebabkan kerusakan sebagian besar jaringan kulit dan subkutan, serta disfungsi beberapa
sistem organ pada tubuh manusia.
Menurut ABA (2016), luka bakar adalah salah satu jenis trauma yang menimbulkan dampak berupa
kerusakan jaringan kulit yang terjadi karena kontak langsung dengan suhu tinggi. Luka bakar
disebabkan oleh trauma akibat kebakaran, kecelakaan kendaraan, terhirup asap, kontak dengan
listrik, zat kimia, dan benda panas.
Menurut WHO (2017), luka bakar adalah salah satu kondisi di mana terjadi kerusakan pada jaringan kulit
atau jaringan lunak lainnya. Penyebab utama luka bakar adalah karena pengaruh suhu tinggi (panas)
atau radiasi, bahan radioaktif, listrik, gesekan atau kontak langsung dengan bahan kimia. Selain
karena suhu tinggi, luka bakar juga dapat disebabkan karena suhu rendah (frosbite) (Seung, Ho, &
Jang, 2015).
2. ETIOLOGI LUKA BAKAR
Menurut Koller (2014), penyebab luka bakar dapat dilihat pada table

Faktor-faktor fisika
Energi panas Luka bakar (combussio)
Menggigil (congelationes)
Tersengat listrik (secara Tegangan tinggi > 1000 V
Tegangan rendah < 1000 V
langsung ataupun tidak)
Radiasi Ultraviolet (UV)
Sinar infared
X-Ray
Ion-ion
Faktor-faktor kimia (korosi-yang tidak korosi)
Asam
Basa
Bahan korosif lainnya
2. ETIOLOGI LUKA BAKAR
Menurut Rudall dan Green, penyebab luka bakar adalah:

1. Luka bakar karena api (Flame burns)


Angka kejadian untuk luka bakar karena api mencapai 50% pada orang dewasa. Sedangkan, pada anak-anak mencapai
70% yang disertai kulit melepuh. Luka bakar karena api dapat disertai gejala lain, seperti terjadi sesak napas karena
ada trauma inhalasi.

2. Luka bakar karena listrik (Electrical burns)


Luka bakar karena listrik mungkin muncul melalui titik masuk dan keluar, di mana arus tersebut mengenai tubuh.
Kerusakan bagian internal yang merupakan jalan masuk listrik dapat terjadi. Hal tersebut dapat diikuti dengan luka
bakar di luar tubuh. Apabila terkena jantung, kemungkinan besar dapat menyebabkan aritmia, tergantung voltage.

3. Luka bakar karena bahan kimia (Chemical burns)


Luka bakar karena bahan kimia dapat disebabkan oleh produk- produk rumah tangga atau produk-produk industri,
misalnya semen basah yang merupakan penyebab umum. Terkecuali hydrofluoric acid, semua alkaline dapat
menimbulkan kerusakan lebih parah daripada asam. Kerusakan karena alkali terjadi selama proses saponifikasi
lemak yang menimbulkan panas dan kerusakan yang lebih.
2. ETIOLOGI LUKA BAKAR

4. Frostbites (luka bakar karena suhu terlalu rendah) (Kumar, Cotran, & Robbins, 2007)
Frostbites adalah suatu kondisi membeku, luka bakar suhu rendah, yang terjadi ketika
jaringan terpapar suhu di bawah titik beku (khasnya sekitar -0,55°C, tapi dapat
terjadi saat suhu mencapai 2°C) untuk periode waktu yang berkelanjutan
(Handford, et al., 2014)
5. Penyebab lain
Penyebab lain yang dapat menimbulkan luka bakar adalah kontak langsung dengan
suhu yang tinggi seperti radiasi, knalpot motor, gesekan dan lama terpapar sinar
ultraviolet
3. PATOFISIOLOGI LUKA BAKAR
3. PATOFISIOLOGI LUKA BAKAR

Luka bakar (Combustio) disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber panas kepada tubuh.
Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik. Destruksi jaringan terjadi
akibat koagulasi, denaturasi protein atau ionisasi isi sel. Kulit dan mukosa saluran nafas atas
merupakan lokasi destruksi jaringan. Jaringan yang dalam termasuk organ visceral dapat mengalami
kerusakan karena luka bakar elektrik atau kontak yang lama dengan burning agent. Nekrosis dan
keganasan organ dapat terjadi. Kedalaman luka bakar
bergantung pada suhu agen penyebab luka bakar dan lamanya kontak dengan gen tersebut. Pajanan
selama 15 menit dengan air panas dengan suhu sebesar 56.10 C mengakibatkan cidera full thickness
yang serupa. Perubahan patofisiologik yang disebabkan oleh luka bakar yang berat selama awal periode
syok luka bakar mencakup hipoperfusi jaringan dan hipofungsi organ yang terjadi sekunder akibat
penurunan curah jantung dengan diikuti oleh fase hiperdinamik serta hipermetabolik. Kejadian
sistemik awal sesudah luka bakar yang berat adalah ketidakstabilan hemodinamika akibat hilangnya
integritas kapiler dan kemudian terjadi perpindahan cairan, natrium serta protein dari ruang
intravaskuler ke dalam ruanga interstisial.
4. MANIFESTASI KLINIS LUKA
BAKAR
4. MANIFESTASI KLINIS LUKA BAKAR
A. Berdasarkan kedalaman luka bakar
1. Luka bakar derajat 1
a. Kerusakan terjadi pada daerah epidermis
b) Kulit kering, hiperemi berupa eritema
c) Tidak dijumpa bullae
d) Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasie) Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 5-
10 hari2)
2. . Luka bakar derajat II
Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupareaksi inflamasi disertasi proses
eksudasi
b) Dijumpai bullae
c) Nyeri karena ujung-ujung syaraf teriritasi
d) Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebihtinggi diatas kulit normal
4. MANIFESTASI KLINIS LUKA BAKAR
B. Berdasarkan derajat luka bakar
dibedakan menjadi 2(dua) , yaitu :
1. Derajat II dangkal (superficial)
(a) Kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis
(b) Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat,kelenjar sebasea masih utuh
(c) Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 10-14 hari)
2.Derajat II dalam (deep)
(a) Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis
(b) Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat,kelenjar sebasea sebagian besar masih utuh
(c) Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung epitel yangtersisa. Biasanya penyembuhan terjadi lebih
dari sebulan
3) Luka bakar derajat III
a) Kerusakan meliputi seluruh lapisan dermis dan lapisan yanglebih dalam
b) Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat,kelenjar sebasea mengalami kerusakan
c) Tidak dijumpai bullaed) Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat. Karena keringletaknya lebih rendah
disbanding kulit sekitare)
4. MANIFESTASI KLINIS LUKA BAKAR
C. Berdasarkan tingkat keseriusan luka bakar
1. Luka bakar mayora
Luka bakar lebih dari 20% pada anak-anakb) Luka bakar fullthickness lebih dari 20%c) Terdapat
luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, danperineumd) Terdapat trauma inhalasi dan
multiple injuri tanpamemperhitungkan derajat dan luasnya lukae) Terdapat luka bakar listrik
bertegangan tinggi

2) Luka bakar moderata


Luka bakar dengan luas 10-20% pada anak-anakb) Luka bakar fullthickness kurang dari 10%c)
Tidak terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga,kaki, dan perineum3) Luka bakar
minor
Luka bakar minor seperti yang didefinisikan oleh Trofini (1991)dan Griglak (1992) dalam (Nurarif
& Hardhi, 2015) adalah :a) Luka bakar dengan luas kurang dari 10% pada anak-anakb) Luka
bakar fullthickness kurang dari 2%c) Tidak terdapat luka bakar di daerah wajah, tangan dan
kakid) Luka tidak sirkumfere) Tidak terdapat trauma inhalasi, elektrik dan fraktur6
5. KLASIFIKASI DAN DERAJAT LUKA BAKAR

1. Menurut Dupuytren:
a. Luka bakar derajat satu
Akibat panas yang suhunya tidak mencapai titik didih atau cairan kimia, Bentuk luka
kemerahan dan sembuh tanpa jaringan parut. Waktu penyembuhan antara beberapa jam
sampai beberapa hari.
b. Luka bakar derajat dua
Akibat panus yang suhunya mencapai titik didih atau lebih tinggi. Pada awalnya terdapat
vesikel kemudian akan terasa sakit dan berwarna hitam. Lapisan kulit superficial sedikit
rusak dan sembuh tanpa jaringan parut.
c. Luka bakar derajat tiga
Akibat cairan yang suhunya diatas titik didih.
Lapisan superfisial kulit seluruhnya rusak dan sembuh …
5. KLASIFIKASI DAN DERAJAT LUKA BAKAR
Derajat luka bakar
Berdasarkan berat atau ringan luka bakar diperoleh beberapa kategori penderita
1. Luka bakar berat
a. derajat 11-111 lebih dari 40%.
b. derajat III pada muka tangan dan kaki.
c. adanya trauma pada jalan nafas tanpa memperhitungkan luka bakar.
d. luka bakar listrik.
e. disertai trauma lainya.

2. Luka bakar sedang


a. derajat 11 15-40%.
b. derajat III<10% kecuali muka tangan dan kaki.

3. Luka bakar ringan.


a. derajat II 15%.
6. LUAS LUKA DAN RESIDU LUKA BAKAR
Akurasi dari perhitungan bervariasi menurut metode yang digunakan dan pengalaman seseorang dalam
menentukan luas luka bakar (Gurnida dan Lilisari, 2011).

1) Metode rule of nine

Dasar dari metode ini adalah bahwa tubuh di bagi kedalam bagian-bagian anatomic, dimana setiap bagian
mewakili 9% kecuali daerah genitalia 1% . Metode ini adalah metode yang baik dan cepat untuk menilai luka
bakar menengah d an berat pada penderita yang berusia diatas 10 tahun. Tubuh dibagi menjadi area 9%. Metode
ini tidak akurat pada anak karena adanya perbedaan proporsi tubuh anak dengan dewasa.

2) Metode Hand Palm

Metode permukaan telapak tangan. Area permukaan tangan pasien (termasuk jari tangan ) adalah sekitar 1% total
luas permukaan tubuh. Metode ini biasanya digunakan pada luka bakar kecil ( Gurnida dan Lilisari, 2011).

3) Metode Lund and Browder

Metode ini mengkalkulasi total area tubuh yang terkena berdasarkan lokasi dan usia. Metode ini merupakan
metode yang paling akurat pada anak bila digunakan dengan benar Metode lund and browder merupakan
modifikasi dari persentasi bagian-bagian tubuh menurut usia, yang dapat memberikan perhitungan yang lebih
akurat tentang luas luka bakar yaitu kepala 20%, tangan masingmasing 10%, kaki masing-masing 10%, dan badan
kanan 20%, badan kiri 20%.
6. LUAS LUKA DAN RESIDU LUKA BAKAR
RESIDU
Perawatan awal pasien yang terkena luka bakar:
•Pemberian cairan intravena yang adekuat
•Akses intravena yang adekuat (terutama pada bagian ekstremitas yang tidak terkena luka bakar).
•Diberikan cairan resusitasi jika ada luka bakar karena adanya akumulasi cairan edema tidak hanyapada jaringan
yang terbakar, tetapi juga seluruh tubuh.
•Tujuan utama dari resusitasi cairan adalah untuk menjaga dan mengembalikan perfusi jaringan tanpa
menimbulkan edema.
•Kehilangan cairan terbesar 4 jam pertama terjadinya luka
•Akumulasi maksimum edema 24 jam pertama setelah luka bakar.
•Prinsip dari pemberian cairan pertama kali adalah pemberian garam ekstraseluler dan airyang hilang pada
jaringan yang terbakar, dan sel-sel tubuh.
•Pemberian cairan paling popular : Ringer Laktat untuk 48 jam setelah terkena luka bakar.
•Output urin yang adekuat adalah 0.5 sampai 1.5mL/kgBB/jam.
Patient medical history
2005
Jupiter is a gas giant and the
biggest in the Solar System

2008
Despite being red, Mars is a very
Age cold place, not hot
25

Gender Female 2012


Saturn is a gas giant and has
Location Madrid, Spain several rings
7. PERSIAPAAN,PELAKSANAAN.PEMERIKSAAN PENUNJANG LUKA
BAKAR
PERSIAPAN PELAKSANAAN

Cedera atau kecelakaan ringan dapat dialami siapa saja dilingkungan terdekat sekalipun, seperti
dirumah, sekolah, dan tempat kerja. Dengan persiapan pertolongan pertama, luka kecil tersebut
seharusnya dapat ditangani secepat dan seefektif mungkin. Sayangnya, masih banyak masyarakat
yang keliru dalam memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan. Disinilah pentingnya persiapan
perlengkapan Pertolongan Pertama pada kecelakaan dan tentunya disempurnakan dengan
pengetahuan dasar penanganan luka ringan. Masih banyak masyarakat yang menangani luka bakar
dengan cara turun-temurun yang keliru. Seperti luka diberi mentega, pasta gigi, atau bahkan kecap.
Benda-benda itu sama sekali tidak bermanfaat, justru akan memicu infeksi
7. PERSIAPAAN,PELAKSANAAN.PEMERIKSAAN PENUNJANG LUKA
PEMERIKSAAN PENUNJANG : BAKAR

1. Laboratorium Hitung darah lengkap Leukosit GDA (Gas Darah Arteri) : Hb (Hemoglobin) turun menunjukkan
adanya pengeluaran darah yang banyak sedangkan peningkatan lebih dari 15% mengindikasikan adanya
cedera, pada Ht (Hematokrit) yang meningkat menunjukkan adanya kehilangan cairan sedangkan Ht turun
dapat terjadi sehubungan dengan kerusakan yang diakibatkan oleh panas terhadap pembuluh darah.

2. Leukosit : Leukositosis dapat terjadi sehubungan dengan infeksi

3. 3. GDA (Gas Darah Arteri) : Untuk mengetahui adanya kecurigaaan cedera inhalasi. Penurunan tekanan
oksigen (PaO2) atau peningkatan tekanan karbon dioksida (PaCO2) mungkin terlihat pada retensi karbon
monoksida.

4. 4. Elektrolit Serum : Kalium dapat meningkat pada awal sehubungan dengan cedera jaringan dan penurunan
fungsi ginjal, natrium pada awal mungkin menurun karena kehilangan cairan, hipertermi dapat terjadi saat
konservasi ginjal dan hipokalemi dapat terjadi bila mulai diuresis.
7. PERSIAPAAN,PELAKSANAAN.PEMERIKSAAN PENUNJANG LUKA
PEMERIKSAAN PENUNJANG : BAKAR

5.Alkali Fosfat : Peningkatan Alkali Fosfat sehubungn dengan perpindahan cairan interstisial atau gangguan pompa,
natrium

6. Glukosa Serum : Peninggian glukosa serum menunjukan respon stress

7. Albumin Serum : Untuk mengetahui adanya kehilangan protein pada edema cairan

8. Loop Aliran Volume : Memberikan pengkajian non-invasif terhadap efek atau luasnya cedera

9. EKG : Untuk mengetahui adanya tanda iskemia miokardial atau distrimia

10. Fotografi Luka Bakar : Memberikan catatan untuk penyembuhan luka bakar
8. PENATALAKSANAAN LUKA BAKAR
Pertolongan pertama:

1. Segera hindari sumber api dan mematikan api pada tubuh, misalnya dengan menyelimuti dan menutup
bagian yang terbakar untuk menghentikan pasokan oksigen pada api yang menyala.

2. Singkirkan baju, perhiasan dan benda-benda lain yang membuat efek Torniket, karena jaringan yang terkena
luka bakar akan segera menjadi oedem.

3. Setelah sumber panas dihilangkan rendam daerah luka bakar dalam air atau menyiramnya dengan air mengalir
selama sekurang-kurangnya lima belas menit. Akan tetapi, cara ini tidak dapat dipakai untuk luka bakar yang
lebih luas karena bahaya terjadinya hipotermi. Es tidak seharusya diberikan langsung pada luka bakar apapun.
8. PENATALAKSANAAN LUKA BAKAR
Hal hal yang harus dipertimbangkan oleh Dietisien ketidakmampuan belajar atau Delayed development, dan
dalam merencanakan terapi diet. pengalaman rawat inap sebelumnya
1. Status dan lokasi luka bakar 12. Indikasi variasi perawatan, seperti bedah
2. Proses perbaikan kulit rekonsrtuksi perbahan
3. Fngsi dan kondisi saluran nafas. psikologi, dil.
4. Kondisi fisik dan status gizi sebelum terjadinya luka 13. Latar belakang budaya dan kepercayaan.
bakar. 14. Respon pasanagan, orang tua, pengasuh atau
5. Peningkatan suhu tubuh /demam anggota keluarga.
6. Fungsi saluran cerna. 15. Kebutuhan pengaturan makanan khusus, missal :
7. Status psikososial pasien dan keluarga. alergi, diet DM, dil.
8. Usia dan jenis kelamin pasien.
9. Tingkat kesadaran pasien
10. Terapi untuk mengurangi rasa sakit dan sedasi
11. Faktor individu pasien, seperti kepatuhan dan
prioritas individu, adanya masalah perilaku sebelum
cedera luka bakar, riwayat psikologis atau psikiatri,
8. PENATALAKSANAAN LUKA BAKAR
TUJUAN TATA LAKSANA DIET
1. Memberikan makanan sedini mungkin untuk mencegah sindrom respon inflamasi sistemik, kegagalan multi
organ dan infeksi
2. Mempertahankan keseimbangan energi dan nitrogen positif dg cara :
• Pemberian energi sesuai kebutuhan
• Protein tinggi
• Cukup vit dan mineral.
3. Mempercepat penyembuhan luka serta pemulihan keadaan umum pasien

Syarat Diet :
1. Nutrisi Enteral Dini (NED), dalam 12-24 jam dirawat.
(ESPEN 2013) . Pasien dengan residu lambung < 200 ml dan abdomen tidak distensi dpt diberikan enteral dg
kecepatan 0,5 - 1ml/kgBB/jam. Kebutuhan energi 20 - 25 kkal/kgBB/hari
2. Kebutuhan energi :
Dewasa :
Curreri : 25 kkal/kg BB aktual + 40 kkal x % luka bakar.. Jika luas luka bakar > 50%, gunakan maksimum 50%.
9. ASUHAN KEPERAWATAN LUKA BAKAR
KASUS
Seorang perempuan berusia 30 tahun dirawat di ruang bedah dengan keluhan luka bakar akibat
tersiram minyak saat memasakHasil pengkajian luka bakar dengan kedalaman deep partial thickness,
terasa nyeri dengan skala nyeri 6kulit terlihat hiperemis, terdapat bula, permukaan luka basah dan
terdapat edematerdapat eskar putih kasar pada abdomen anteriorLuka bakar terjadi pada bagian
ekstremitas kanan atas, daerah badan anterior serta ektremitas kanan bawah. Berdasarkan perhitungan
dengan rule of nine didapatkan luas luka bakar 45%Pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan tekanan
darah 140/70 mmHg. frekuensi nadi 112 kali/menit, RR 30 kali/menit dan suhu 37,9 °C, saturasi
oksigen 80%Pasien terlihat lemahmerintih kesakitan, gelisah dan tampak cemasBerat badan pasien 65
KgTerapi yang didapatkan saat ini terpasang infus RL pada vena antecubiti kiri, oksigen 2-3 L/menit,
InjKetorolak 1 amp/ 8 jam, Inj Cefriaxon, InjCeftazidime gr/12 jam, InjMetronidazol 500 mg/8
jamPemeriksaan laboratorium Hemoglobin: 10 g/dL, Hematokrit: 32,90%, Albumin 2,7 gr/dL,
Leukosit 10.750 mm³Pasien direncanakan akan dilakukan debridement
9. ASUHAN KEPERAWATAN LUKA BAKAR
PENGKAJIAN Pemeriksaan Fisik
TD : 140/70 mmHg
Anamnesis ND : 112 kali/menit
Nama : Ny A RR : 30 kali/menit
Jenis Kelamin : Perempuan T : 37,9 C
Usia : 30 Tahun Saturasi oksigen 80%
Keluhan Utama : terdapat luka bakar akibat
tersiram minyak saat memasak.
Riwayat Penyakit Sekarang : Kecelakaan
Klasifikasi Data
DO : Luka bakar dengan kedalaman deep partial
thickness,terasa nyeri dengan skala nyeri 6,kulit
terlihat hiperemis,terdapat bula, permukaan luka
basah dan terdapat edema,terdapar eskar putih kasar
pada abdomen anterior.luka bakar terjadi pada
bagian ektrmitas kanan atas,daerah badan anterior
serta ekstremitas kanan bawah.
DS : Pasien terlihat lemah,merintih kesakitan,gelisah
dan tampak cemas.
9. ASUHAN KEPERAWATAN LUKA BAKAR
9. ASUHAN KEPERAWATAN LUKA BAKAR

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d Agen pencedera kimiawi(terbakar)
2. Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas(nyeri)
3. Risiko infeksi d.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer(kerusakan
integritaskulit)
4. Ansietas b.d kekhawatiran mengalami kegagalan.
5. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri
9. ASUHAN KEPERAWATAN LUKA BAKAR
NO DIANGNOSA KRITERIA HASIL (KH) INTERVENSI (SIKI)
KEPERAWAT
AN
1. Nyeri akut Tingkat nyeri setelah Manajemen Nyeri Tindakan:
b.d agen dilakukan Observasi
pencedera keperawatan selama 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
kimiawi 3x24 jam makan intensitas nyeri
(terbakar) tingkat nyeri 2. Identifikaal skala nyerl identifikasi respons nyeri non verbal
menurun. Kriteria 3. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
hasil: Teraupetik
1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
(mis. kompres hangat dingin,)
Keluhan nyeri 2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu
menurun ruangan, pencahayaan kebisingan)
Meringis menurun 3. Fasilitasi istirahat dan tidur
Sikap protektif Edukasi
menurun Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Gelisah menurun Jelaskan strategi meredakan nyeri
Kesulitan tidur Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
menurun Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, Jika Perlu
9. ASUHAN KEPERAWATAN LUKA BAKAR
NO DIANGNOSA KRITERIA HASIL (KH) INTERVENSI (SIKI)
KEPERAWATAN
2. Pola napas tidak Pola napas setelah Manajemen jalan napas
efektif b.d dilakukan 2x24 jam maka Observasi
1.Monitor jalan napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
hambatan upaya pola napas membaik.
2.Monitor bunyi napas (gurgling, mengi, wheezing, ronhki
napas (nyeri) Kriteria hasil: kering)
3.Monitor sputum (jumlah, aroma, warna)
Dispnea membaik Teraupetik
Penggunaan otot bantu 1.Pertahankan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift
napas membaik (jaw-thrus jika curiga trauma servikal)
Pemanjangan fase 2.Posisikan semi-fowler atau fowler
eskpirasi membaik 3.Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
1.Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
2.Anjurkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
1.Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspetoran,
mukolitik, jika perlu
9. ASUHAN KEPERAWATAN LUKA BAKAR
NO DIANGNOSA KRITERIA HASIL (KH) INTERVENSI (SIKI)
KEPERAWAT
AN
3. Risiko Tingkat infeksi setelah Pencegahan infeksi
infeksi d.d dilakukan 2x24 jam Tindakan
ketidakadeku maka tingkat infeksi Observasi
atan menurun. Kriteria 1.Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
pertahanan hasil: Teraupetik
tubuh primer Demam menurun 1.Batasi jumlah pengunjung
(kerusakan Kemerahan menurun 2.Berikan perawatan kulit pada area edema
integritas Nyeri menurun 3.Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
kulit) Bengkak menurun lingkungan pasien
4.Pertahankan teknik aseptik pada pasien beriko tinggi
Edukasi
1.Jelaskan tanda dan gejala infeksi
2.Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
3.Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
4.Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Kolaborasi
1.Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
9. ASUHAN KEPERAWATAN LUKA BAKAR
NO DIANGNOSA KRITERIA HASIL (KH) INTERVENSI (SIKI)
KEPERAWAT
AN
4. Ansietas Tingkat ansietas Reduksi ansientas
Tindakan
b.d setelah dilakukan
ObservasI:
kekhawatira 2x24 jam maka 1. identifikasi saat tingkat ansietas berubah (kondisi, waktu, stresor)
n tingkat ansietas 2. identifikasi kemampuan mengambil keputusan
mengalami menurun. Kriteria 3. monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
kegagalan hasil: Teraupetik
Verbalisasi 1. ciptakan suasana teraupetik untk menumbuhkan kepercayaan
kebingungan 2. temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan
menurun 3.dengarkan dengan penuh perhatian
Verbalisasi khawatir 4. motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
akibat kondisi yang Edukasi
1. Informasikan secara faktual mengenai diagnosa, pengobatan, dan
dihadapi menurun
prognosis
Perilaku gelisah 2. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
menurun 3. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
Perilaku tegang 4. Latih teknit relaksasi
menurun Kolaborasi
Konsentrasi 1. Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu
menurun
pola tidur menurun
9. ASUHAN KEPERAWATAN LUKA BAKAR
NO DIANGNOSA KRITERIA HASIL (KH) INTERVENSI (SIKI)
KEPERAWAT
AN
5. Dukungan mobilitas
Gangguan setelah dilakukan 3x24 jam Tindakan:
mobilitas maka mobilitas fisik Observasi
fisik b.d 1.Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
meningkat.
nyeri 2.Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
Mobilitas Kriteria hasil: 3.Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai
mobilitas
fisik  Pergerakan ekstermitas 4.Monitor kondisi umum selama melakukan mobilitas
meningkat Teraupetik
1.Fasilitas melakukan pergerakan, jika perlu
 Kekuatan otot 2.Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan
meningkat pergerakan
Edukasi
 Rentang gerak (ROM) 1.Jelaskan tujuan dan prosedur mobilitas
2.Anjurkan melakukan mobilitas dini
3.SSSSSSAjarkan mobilitas sederhana yang harus dilakukan ( duduk
ditempat tidur)
10. MANAJEMEN KASUS LUKA BAKAR
1. Cara Mengatasi Luka Bakar Ringan

Pertolongan pertama pada luka bakar ringan cukup dilakukan di rumah karena tidak menimbulkan kondisi yang
serius. Meski tidak ditangani dengan tindakan medis, penanganan di rumah tetap akan efektif apabila Anda
melakukan langkah-langkah yang tepat.Berikut langkah-langkah pertolongan pertama pada luka bakar ringan:

2. Bilas area yang terdampak dengan aliran air yang sejuk. Anda juga bisa merendamnya di air sampai rasa
nyeri atau panas mereda.

3. Gunakan kompres jika tidak tersedia air mengalir.

4. Hindari penggunaan es batu.

5. Tutup luka bakar dengan kain bersih atau perban steril.

6. Berikan olesan petroleum jelly atau gel lidah buaya pada luka bakar untuk memberikan efek menyejukkan
pada kulit.

7. Hindari mengoleskan minyak, losion, atau krim, terlebih yang mengandung aroma, pada area luka bakar.

8. Konsultasikan pada dokter apabila luka tak kunjung membaik setelah melakukan pertolongan pertama.
10. MANAJEMEN KASUS LUKA BAKAR
2. Penanganan Luka Bakar Sedang
Anda bisa melakukan pertolongan pertama pada luka bakar sedang secara mandiri dari rumah
apabila kondisinya tidak terlalu serius. Penanganannya tidak jauh berbeda dengan luka bakar ringan,
yaitu:
3. Gunakan kompres atau rendam luka dalam air sejuk selama 10-15 menit.
4. Hindari penggunaan es batu karena dapat menyebabkan rasa sakit serta kerusakan kulit lebih
lanjut.
5. Hindari memecahkan lepuhan luka karena berisiko menyebabkan infeksi luka.
6. Usahakan menutup luka bakar dengan perban steril dan pastikan perban tidak terlalu kencang
agar tidak menempel pada luka dan tidak menyumbat aliran darah.
7. Bila luka bakar melebar, segera pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
10. MANAJEMEN KASUS LUKA BAKAR
3.Cara Mengobati Luka Bakar Berat
Pertolongan pertama pada luka bakar harus dilakukan secara perlahan dan hati-hati. Pasalnya,
penderita luka bakar berat rentan mengalami infeksi, sehingga perawatan medis adalah penanganan
paling tepat.Ada beberapa langkah pertolongan pertama pada luka bakar berat yang dapat Anda
lakukan sebelum mendapat pertolongan medis yaitu:
1. Jauhkan korban dari sumber kebakaran atau sumber yang menyebabkan luka bakar.
2. Gunakan perban steril untuk menutupi area yang terbakar secara longgar.
3. Hindari merendam luka bakar di dalam air dan jangan mengoleskan salep atau krim tanpa
anjuran dari dokter.
4. Hindari memberikan air dingin pada luka bakar yang melebar untuk mencegah hipotermia dan
hipovolemia.
5. Pisahkan jari kaki atau tangan yang terluka menggunakan perban atau kain yang steril.Gunakan
selimut untuk menutupi bagian tubuh yang terluka.
11. PENDIDIKAN KESEHATAN
1. Pencegahan primer f. Segera rujuk ke fasilitas kesehatan

2. .Pencegahan Sekunder
a. Hindari membiarkan memasak diatas kompor tanpa
pengawasan
a. Hentikan pajanan segera
b. Lepaskan semua pakaian atau perhiasan di
sekitar area kulit yang terbakar, hati hati,
b. Jauhkan cairan panasdari jangkauan anak-anak
tidak perlu melepaskan apapun yang meekat
pada kulit yang terbakar, karena akan
c. Cabut saklar elektronik seperti setrika saat tidak di menimbulkan nyeri
gunakan
c. Dinginkan luka bakar dengan air mengalir,
suhu ruangan selama 20 menit setelah terjadi
d. Membersihkan dan menutup luka bakar cidera

e. Jauhkan luka bakar dari paparan sinar matahari


langsung
11. PENDIDIKAN KESEHATAN
3. Pencegahan tersier
a.Peregangan
b. Penguatan
c. Latihan kerja dalam kehidupan sehari-hari
d.Rehabilitasi psikis
e. Rehabilitasi fisikb. Penguatan
c. Latihan kerja dalam kehidupan sehari-hari
d.Rehabilitasi psikis
e.Rehabilitasi fisik
12. HASIL-HASIL PENELITIAN
12.HASIL-HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian menurut Fatchurrozak bakar. Pertolongan pertama pada luka bakar
Hiamawan, tahun 2022 di kota Tegal, terbanyak dilakukan menggunakan pasta gigi
menunjukkan sebagian besar responden pada luka bakar sejumlah 12 responden
merupakan perempuan usia dewasa 36-45 (21%).Menurut Herndon (2018), tindakan
tahun (66,6%). Hal tersebut menandakan pertama untuk jenis luka bakar ringan yaitu
penelitian ini dilakukan dengan responden dengan menggunakan air mengalir pada daerah
yang senada dengan teori. Menurut Herndon yang terkena luka bakar guna untuk
(2018), kejadian luka bakar sering terjadi pada mengurangi nyeri.Berdasarkan teori menurut
perempuan dewasa.Berdasarkan hasil Mattew P et all, (2015) menjelaskan bahwa
penelitian menggambarkan bahwa jenis penanganan pertama yang dapat dilakukan
tindakan yang tepat dilakukan untuk dirumah jika terjadi luka bakar derajat satu
pertologan pertama dengan air mengalir hanya yaitu membebaskan korban dari sumber
dilakukan 8 responden (14%) dan 22 terjadinya luka bakar, kemudian dialirkan air
responden (86%) belum tepat dalam bersih (bukan air es) pada daerah yang terkena
memberikan pertolongan pertama pada luka luka bakar.
13. PERAN PERAWAT

PERAN PERAWAT LUKA BAKAR


Perawat mengawasi perawatan pasien secara keseluruhan, mengoordinasikan kegiatan
dengan disiplin lain seperti terapi okupasi dan fisik, layanan sosial, layanan nutrisi dan
farmasi. Pada saat yang sama, perawat luka bakar juga merupakan spesialis perawatan
luka. Saat luka bakar sembuh, baik secara spontan atau melalui eksisi dan pencangkokan,
perawat bertanggung jawab atas perawatan luka dan mencatat perubahan halus yang
memerlukan perhatian segera, pencegahan infeksi, dan manajemen nyeri.

TUGAS PERAWAT DALAM ADVOKASI PASIEN


• Pelindung
• Mediator
• pelaksana tindakan
DAFTAR PUSTAKA:
● Amin Huda. N, Hardhi Kusuma. 2015. NANDA NIC-NOC
Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
Jilid 2. Yogyakarta: Mediaction
● Buku ajar keperawatan medical bedah edisi 8: Brunner &
Suddarth. (2013)Jakarta: EGC.David Perdanakusuma & Lynda
Hariani(2015)Modern Wound Managemen Indication &
AplicationPengetahuan Praktis. PT REVKA PETRA MEDIA
● Eva Susanti, Prahardian Putri, 2021. “Pelatihan Bagi Siswa
Palang Merah Remaja Dalam Rangka Pertolongan Pertama Pada
Luka (Training For Youth Red Cross Students In Giving First
Aid To Wound)”. Palembang : Jurnal Abdikemas Vol.3 No.2
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai