Anda di halaman 1dari 32

Penyelenggaraan Posyandu

Lansia
E. Penyelenggaraan Posyandu Lansia

1. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan


2. Pelaksana

a. Kader

b. Petugas kesehatan

c. Petugas lintas sektor terkait yang bekerjasama dengan kader dalam


melakukan pelayanan di posyandu secara terintegrasi seperti kader Bina
Keluarga Lansia, pekerja sosial dsb

3. Sarana dan Prasarana

d. Tempat kegiatan

e. Meja dan kursi

f. Alat tulis

g. Lansia Kit

h. Form instrumen penilaian Aktifitas Kehidupan Sehari-hari (AKS) risiko jatuh,


penilaian Geriatric Depression Scale, penilaian Abreviated Mental Tast
(AMT) dsb
f. Buku pencatatan kegiatan spt : register bantu, buku
kesehatan lansia

g. Media KIE spt : lembar balik, leaflet, 5 seri media KIE


pemberdayaan lansia

h. Sarana kegiatan pengembangan disesuaikan kondisi


setempat spt : alat permainan asah otak, perangkat
kesenian dll

4. Waktu Pelaksanaan

Diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 x dalam sebulan. Hari


dan waktu dipilih sesuai dengan hasil kesepakatan.

5. Tempat Pelaksanaan

i. Berada ditempat yang mudah didatangi masyarakat


khususnya lansia

j. Ditentukan oleh masyarakat itu sendiri


c. Lokasi tersendiri yang disediakan oleh desa atau pihak

lain bila tidak dimungkinkan dapat dilaksanakan dirumah

penduduk, balai desa dan tempat pos lainnya

d. Dilengkapi atau dekat dengan sarana umum berupa

lapangan yang memadai untuk memfasilitasi lansia

melakukan aktivitas/latihan fisik spt senam vitalisasi otak,

senam lansia, jalan sehat atau mendapatkan penyuluhan

kesehatan secara berkelompok


F. Cara Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Lansia

1. Pengukuran BB

Kondisi/syarat pengukuran :
• Menggunakan timbangan injak/digital yang sudah dikalibrasi
• Letakkan dilantai yang keras dan rata serta posisi jarum
timbangan menunjukkan angka nol
• Upayakan mata pengukur tegak lurus dengan skala

Cara Pengukuran :
• Lansia berdiri tegak dengan memakai pakaian tipis/ringan, tidak
membawa beban/benda dan tanpa alas kaki
• Dibaca hasil, mata kader lurus dengan jarum penunjuk angka
timbangan
2. Pengukuran TB
Kondisi/syarat pengukuran :
• Dilakukan dengan alat mikrotoa atau alat ukur TB 2
meter yaang sudah dikalibrasi
• Mikrotoa diletakkan dilantai yang rata dan dinding yang
tegak lurus. Tarik pita meteran keatas sampai
menunjukkan angka 0, lalu rekatkan/tempelkan
mikrotoa pada dinding
• Hasil pengukuran dibaca pada garis merah dengan
ketelitian 0.1 cm
Cara Pengukuran :
• Lansia berdiri tegak pada permukaan lantai yang rata
tanpa memakai alas kaki ujung tumit kedua telapak
kaki dirapatkan dan menempel didinding dalam posisi
agak terbuka dibagian jari kaki, bokong, punggung,
belakang kepala juga menempel pada dinding, posisi
kepala tegak , pandangan mata lurus kedepan dan
lengan menggantung santai.
• Meteran mikrotoa diturunkan hingga puncak kepala
lansia dan dibaca hasil
3. Pengukuran Lingkar Perut
Cara Pengukuran :
• Lingkat perut diukur menggunakan meteran kain/pita
ukur
• Lansia memakai pakaian ringan, bila pakaian
tebal/berlapis ukur lingkar perut diatas lapisan pakaian
paling dalam
• Pengukuran dilakukan dalam posisi tegak, kedua
tangan disamping dan kaki rapat serta lansia diminta
bernapas biasa
• Pita ukur diletakkan melingkari perut setinggi pusat lalu
dibaca dalam cm
• Dikatakan obesitas sentral jika lingkar perut pada laki ≥
90 cm dan perempuan ≥ 80 cm
4. Pengukuran Tekanan Darah (Perlu Dilatih Terlebih Dahulu oleh
Petugas Kesehatan ) dengan menggunakan alat tensi digital/otomatis.

Cara Pengukuran :
 Pastikan baterai masih berfungsi dengan baik, masukkan baterai, semua
simbol akan muncul dalam 3 detik.
 Lansia diminta duduk dengan posisi badan tegak Lipat lengan baju hingga
memungkinkan manset menempel pada kulit lengan.
 Masukkan lengan ke dalam lingkaran manset dan letakkan tangan dalam
posisi manset sejajar jantung.
 Tekan tombol start untuk memulai pengukuran dan manset akan
mengembang. Ketika pengukuran selesai hasil akan muncul dilayar monitor
selama 1 menit
Cara membaca hasil :

 Monitor akan mati secara otomatis setelah 1 menit bila tidak ada pengguna
lagi keluarkan baterai dari tensimetar
5. Pemeriksaan Tingkat Kemandirian Lansia (Perlu
dilatih Terlebih Dahulu oleh Petugas Kesehatan)
dengan menggunakan Instumen Aktivitas
Kehidupan Sehari-hari (AKS) dengan Indeks
Barthel modifikasi
Cara Pelaksanaan :
• Kader menanyakan 10
• Kegiatan sehari-hari yang tercantun di kuesioner
dan memberi skala angka (seperti yang tertera
berikut ini). Selanjutnya dilakukan penjumlahan
skor hasil akhir pemeriksaan
Contoh :
Penilaian Aktivitas Kehidupan Sehari-hari (AKS)/Activity of Daily Living (ADL) dengan Indeks
Barthel Modifikasi

SKO
NO FUNGSI KETERANGAN HASIL
R
1 Mengendalikan rangsang BAB 0 Tidak terkendali/tak teratur (perlu pencahar)
1 Kadang-kadang tak terkendali (1 x / minggu) 2
2 Terkendali teratur
2 Mengendalikan rangsang BAB 0 Tak terkendali atau pakai kateter
1 Kadang-kadang tak terkendali (hanya 1 x / 24 jam) 2
2 Mandiri
3 Membersihkan diri (mencuci
0 Butuh pertolongan orang lain
wajah, menyikat rambut, mencukur 1 Mandiri 1
kumis, sikat gigi)
4 Penggunaan WC (keluar masuk 0 Tergantung pertolongan orang lain
WC, melepas/memakai celana, 1 Perlu pertolongan pada beberapa kegiatan tetapi
dapat mengerjakan sendiri beberapa kegiatan yang 2
cebok, menyiram)
2 lain
Mandiri
5 Makan minim (jikan makanan 0 Tidak mampu
harus berupa potongan, dianggap 1 Perlu ditolong memotong makanan 2
dibantu) 2 Mandiri
6 Bergerak dari kursi roda ke tempat 0 Tidak mampu
tidur dan sebaliknya (termasuk 1 Perlu banyak bantuan untuk bias duduk (2 orang)
2 Bantuan minimal 1 orang 3
duduk di tempat tidur)
3 Mandiri
7 Berjalan di tempat rata (atau jika 0 Tidak mampu
tidak bias berjalan, menjalankan 1 Bisa (pindah) dengan kursi roda
2 Berjalan dengan bantuan 1 orang 3
kursi roda)
SKO
NO FUNGSI KETERANGAN HASIL
R
8 Berpakaian (termasuk memasang 0 Tergantung orang lain
tali sepatu, mengencangkan 1 Sebagian dibantu (mis: mengancing baju) 2
sabuk) 2 Mandiri
9 Naik turun tangga 0 Tidak mampu
1 Butuh pertolongan 1
2 Mandiri
10 Mandi 0 Tergantung orang lain
1 Mandiri 1
Total 19
Skor Barthel Index (Nilai AKS / ADL):
20 : Mandiri (A)
12 – 19 : Ketergantungan ringan (B)
9 – 11 : Ketergantungan sedang (B)
5–8 : Ketergantungan berat (C)
0–4 : Ketergantungan total (C)

Pada contoh diatas, nilai yang didapat adalah 19. Berarti lansia yang diperiksa
memiliki ketergantungan ringan (tingkat B).
FORMAT PENILAIAN AKTIVITAS INSTRUMENTAL KEGIATAN S
EHARI-HARI (AIKS)
Skor Hasil
Dapat melakukan pekerjaan rumah tangga
Merawat rumah sendiri atau bantuan kadang- 1
kadang 1
Mengerjakan pekerjaan ringan sehari-hari 1 Skoring AIKS/IADL
(merapikan tempat tidur, mencuci piring) 0
Dikerjakan oleh 0
Perlu bantuan untuk semua perawatan rumah orang lain
sehari-hari
Tidak berpartisipasi dalam perawatan rumah Perlu bantuan 1
sepanjang waktu
Dapat mencuci pakaian
Perlu bantuan 2
Mencuci semua pakaian sendiri 1 sesekali
Mencuci pakaian yang kecil 1
Semua pakaian dicuci oleh orang lain 0 Independen/mandiri 3-
8
Dapat mengatur obat - obatan
Meminum obat secara tepat dosis dan waktu 1
tanpa bantuan 0
Tidak mampu menyiapkan obat sendiri
Dapat mengatur keuangan
Mengatur masalah finansial (tagihan, pergi ke 1
bank) 1
Mengatur pengeluaran sehari-hari, tapi perlu
bantuan untuk ke bank untuk transaksi penting 0
Tidak mampu mengambil keputusan finansial
atau memegang uang
G. Pencatatan dan Pelaporan yang Dilakukan oleh Kader
dalam Pelaksanaan Posyandu Lansia

Kader ikut berperan membantu petugas kesehatan


dalam melakukan pencatatan dan pelaporan
hasil kegiatan dan juga melakukan pencatatan
di Buku Kesehatan Lansia.

Hal-hal yang dicatat adalah proses pelaksanaan


dan hasil kegiatan yang dilakukan pada saat
penyelenggaraan posyandu lansia.
Kasus,
Seorang pasien dengan Nama Ny Sutinah, dengan usia : 72 tahun dengan alamat :
Medan Petisah, datang pertama kali ke Posyandu Lansia Melati.
Pasien datang dengan keluhan : Kepala sering pusing.
Tidak ada keluhan gangguan penglihatan dan pendengaran.
Hasil pemeriksaan fisik pasien:
TSB, CM, TD: 150/90 mmHg, TB/BB: 162 cm/54 kg
Nadi : 98 x/menit, regular, isi cukup
Napas : 20 x/menit, regular
Suhu : 36,5 OC
Mulut : oral higiene baik
Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-
Leher : JVP 5-2 cmH20
KGB : tidak teraba pembesaran
Paru : vesikuler, rh -/-, wh-/-
Jantung : BJ I dan II normal, murmur-, gallop –
Abdomen: datar lemas, H/L ttb, BU+N
Ekstremitas : akral hangat, edema -/-
Hasil pemeriksaan Score ADL Barthel : 20, dan hasil penilaian status mental dengan
metode 2 menit negatif. Hasil pemeriksaan dengan metode Mini Cog dan Clock
Drawing Test negatif.
Hasil pemerikaan laboratorium sederhana : Hb : 13,5, Kolesterol darah total 205 mg/dL,
Gula darah sewaktu : 120 mg/dL dan Asam urat : 5 mg/dL.
Di rumah ibu tersebut merawat cucunya yang berusia 4 tahun.
FORMAT PENCATATAN DAN PELAPORAN KESEHATAN LANJUT USIA DI POSYANDU LANSIA
POSYANDU :
DESA/
:
KELURAHAN
PUSKESMAS :
KECAMATAN :
BULAN :

Jml
Umur Kas
Pen
us
Ku Kegiatan sehari- Hasil pemeriksaan gob Pem
Kon
nju atan
hari selin Pen berd K
Nama nga g yulu ayaa et
No n
Lansia G Tek. Kole Gula Asa n
45- 60- > Kema Ggn han .
g IMT Dara Hb ster Dara m Gg Ggn Ggn pen Di Di Lans
59 69 70 ndirian ia
n h ol h Urat n kog Pen den o ru B L S
ginj gliha b ju
M nitif gara
B L L P L P L P A B C L N K T NRN K N T N T N T al tan
n
ati k
E
1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 12 13 14 15 16 19 20 21
0 7 8 2
1
2
3
4
JUMLAH

Mengetahui
Penanggung jawab Ketua kader
wilayah Posyandu ......
FORMAT PENCATATAN DAN PELAPORAN KESEHATAN LANJUT USIA DI PUSKESMAS
PUSKESMA
S :
KECAMATA
N :
BULA
N :

Usia Kegi J
≥ 60 atan Pe u
J Sasa Kunjungan tahu seha Jumlah Lansia dengan Kelainan
Jml ngo m
J ran La bat
u n ri- la Ju
u nsi an Ko
m yang hari Pe h ml
m a nse
la diskr Gg m P ah
la 4 6 G Gg dg ling
h ining Kem be a Ku
h 5- 0- ≥ 45- 60- G IMT
Tek. Ko As. G
g n
n
Lai n Pe
P kese andir rd nt nj
Nam P 5 6 7 59 69 ≥70 gn
Dara Hb les
D
Ur gn
n Pe
pe
n- kel ny K
a 0 hata ian h Ku ter
at ko nd ay i un
No a o 9 9 M ra ol M gi ngli lai ain D D ulu e
nt nnya tin gn en aa W ga
Desa s E ng tin
nj hat n an io ir ha t.
i ggi ggi itif gar n re n
y L P LP L P L P L K T R al an u n
W an b La d R
a j
re at ns h u
n u
d i BLS ia a m
d LPLPLP ABC k
h di ah
u BLBLBLBLBLBLBLBL LPLPLPLPLPLPLPL P L PLPLP L P L P L P L P
a bi
n
a
2 2 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 23 24 25 26 27
1 2 8
1
2
H. Pemberian Makanan Tambahan Penyuluhan (PMT Penyuluhan)

Beberapa hal yang diperhatikan dalam


menyediakan PMT penyuluhan bagi lansia :
1. Bentuk makanan disesuaikan dengan
kemampuan makan lansia (sayuran dipotong
lebih kecil, dimasak sampai empuk, daging
dicincang)
2. Porsi makan dibuat kecil dengan komposisi
sesuai “Isi Piringku”
Lanjutan Pemberian Makanan Tambahan Penyuluhan (PMT
Penyuluhan)
3. Tingkatkan cita rasa dengan menggunakan bumbu spt : bawang
merah, bawang putih, jahe, kunyit dll
4. Batas penggunaan garam, gula dan lemak
5. Makanan yang dikukus, dipanggang, direbus lebih baik daripada
digoreng
I. Peran Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu
1. Sebelum hari Pelaksanaan Posyandu Lansia
• Menyebarluaskan informasi tentang hari bukan posyandu melalui
pertemuan warga setempat
• Mempersiapkan tempat pelaksanaan posyandu lansia
• Melakukan pembagian tugas antar kader
• Berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas sektor lainnya
• Menyiapkan PMT penyuluhan
2. Pada Hari Pelaksanaan Posyandu
3. Diluar Hari Pelaksanaan Posyandu Lansia
• Melakukan pemutakhiran data sasaran pra lansia dan
lansia di wilayah kerja posyandu
• Membuat laporan data pelayanan kesehatan di
posyandu lansia
• Melakukan tindak lanjut dengan melakukan kunjungan
rumah terhadap sasaran yang tidak datang
• Memberitahukan kepada kelompok sasaran agar
berkunjung ke posyandu lansia saata hari buka
• Melakkukan kunjungan tatap muka ke tokoh
masyarakat, dan menghadiri pertemuan rutin kelompok
masyarakat atau organisasi keagamaan
Ad. 4 Mengisi dan Memanfaatkan Buku Kesehatan Lansia

Buku kesehatan lanjut usia merupakan buku pemanatauan


kesehatan bagi lansia yang berisi riwayat kesehatan, catatan
keluhan, hasil pelayanan kesehatan dan informasi serta
edukasi kesehatan lansia. Dalam hal ini kader diharapkan
dapat membantu dalam pengisisan dan mengingatkan lansia,
keluarga dan pendamping dalam pemanfaatan buku
kesehatan lansia tersebut.
Buku Kesehatan Lansia digunakan sebagai :
 Dokumen pencatatan pelayanan kesehatan
 Alat pemantauan kesehatan
 Media informasi dan edukasi terkait kesehatan lansia
Ad. 5 Memfasilitasi Kegiatan Pemberdayaan Lansia dan Masyarakat

Lansia yang mandiri dan ketergantungan ringan


dapat diberdayakan dalam berbagai bidang mis :
bidang kesehatan, pertanian, ekonomi,
pendidikan, pariwisata, kebudayaan dan lain
sebagainya.
 Bidang Kesehatan : Pemberdayaan lansia dapat
didukung untuk berperan mengajak dan memotivasi
keluarga untuk menerapkan perilaku hidup sehat pada
masing-masing kelompok umur (kesehatan ibu, bayi,
balita, anak usia sekolah dan remaja, usia reproduksi,
usia pra lansia dan lansia sendiri)
LanjutanMemfasilitasi Kegiatan Pemberdayaan Lansia dan
Masyarakat…..

Bidang Ekonomi :
membuat kerajinan perlu
kerjasama dengan sektor koperasi dan usaha kesil dan
menengah, sektor pertanian, perdagangan,
perindustrian dsb.

Bidang Sosial : kegiatan pemberdayaan lansia dalam


peningkatkan kesejahteraan sosial lansia mis : aktif
pada kegiatan Program Keluarga Harapan (PKH)

Bidang Kependudukan Keluarga Berencana dan


Pembinaan Keluarga (KKBPK) : kegiatan
pemberdayaan lansia dalam peningkatkan ketahanan
Lanjutan Memfasilitasi Kegiatan Pemberdayaan Lansia dan
Masyarakat…..

Bidang Pendidikan : ikut dalam pembinaan PAUD


Bidang Pariwisata : aktif dalam kelompok
kesenian atau budaya
Bidang Kerohanian : membina kegiatan
peribadatan
Pemberdayaan lansia dilakukan oleh petugas
puskesmas dengan beberapa tahap kegiatan dapat
dilaksanakan secara terintegrasi dengan
pelaksanaan kegiatan posyandu lansia dengan
melibatkan kader , pekerja sosial dan pihak terkaait
lainnya.
Peran Kader pada pemberdayaan Lansia dalam Meningkatkan
Status Kesehatan Keluarga
Ad. 6 Penyuluhan Kesehatan
Pengertian :
Penyuluhan kesehatan merupakan suatu kegiatan
pendidikan melalui penyebaran informasi yang
bertujuan membuat orang sadar, tahu dan mengerti
juga mau dan mampu melakukan anjuran dan pesan
kesehatan
Tujuan :
Perubahan perilaku pada sasaran penyuluhan baik
perorangan, kelompok maupun masyarakat agar
sesuai dengan norma kesehatan
Kelebihan :
• Dapat menjangkau lebih banyak orang
• Kader lebih mudah mempersiapkan informasi-
Kekurangan :
Sasaran atau pendengar tidak bisa menceritakan pendapat dan
pengalamannya, karena biasanya dilakukan komunikasi satu
arah.
Untuk mengurangi kekurangan tersebut dalam melakukan
penyuluhan kader dapat memberikan kesempatan kepada
sasaran untuk bertanya dan mengemukakan pendapat.
Metode Penyuluhan :
• Satu arah : penyuluh yang aktif, peserta penyuluhan tidak aktif
• Dua arah : Penyuluh dan peserta penyuluhan terlibat aktif
Ciri-ciri Penyuluhan yang baik :
• Berikan perhatian penuh dengan orang yang diajak bicara dan
upayakan untuk tidak terganggu dengan hal lain
• Mendengarkan pendapat sasaran dengan pikiran terbuka dan
tidak menyalahkan
• Mengulangi perkataan orang yang diajak bicara untuk
menghindari permasalahan yang mungkin terjadi
Faktor yang perlu diperhatikan dalam
melakukan penyuluhan :
 Tingkat pendidikan
 Tongkat sosial ekonomi
 Adat Istiadat
 Kepercayaan masyarakat
 Ketersediaan waktu masyarakat

Sikap penyuluh yang baik :


 Sabar
 Mendengarkan dan tidak mendonminasi
 Menghargai dan rendah hati
 Mau belajar
 Bersikap sederajat dan akrab
 Tidak menggurui
 Tidak memihak, menilai dan mengkritik
 Bersikap terbuka
 Bersikap positif
Langkah-langkah Melakukan Penyuluhan
1. Persiapan
 Materi yang akan disampaikan
 Peralatan untuk membantu pelaksanaan penyuluhan
 Tempat pelaksanaan
 Menyusun perencanaan pelaksanaan penyuluhan
2. Pelaksanaan
Kader melakukan penyuluhan sesuai dengan
metode yang telah ditentukan
3. Evaluasi
Untuk melihat hambatan dan kendala yang
ditemukan selama melakukan penyuluhan
sehingga pertemuan selanjutnya dapat
dilakkukan dengan baik lagi
.

Anda mungkin juga menyukai