Anda di halaman 1dari 35

Kebijakan

Penanggulangan
Penyakit Menular KLB
dan Wabah
di Indonesia

Subdit Surveilans
Direktorat Surveilans dan Karantina
Kesehatan, Kemenkes R.I
Hasil
Pembelajaran
(TPU)

Setelah mempelajari materi,


peserta mampu menjelaskan
Kebijakan Penanggulangan
Penyakit KLB dan Wabah di
Indonesia
Indikator Hasil
Belajar
(TPK)
Peserta mampu:
a) Menjelaskan kebijakan
Penanggulangan KLB/Wabah
b) Menjelaskan Strategi
penanggulangan KLB/Wabah
POKOK
BAHASAN

1
Kebijakan
Penanggulangan
KLB/Wabah
Penyakit menular
di Indonesia
KERENTANAN
INDONESIA 35 BANDARA dengan akses langsung
ke LN (Asia, Australia, Eropa)

135 PELABUHAN LAUT dengan


akses langsung ke LN (Asia, Australia,
Eropa, Afrika dan Amerika)

10 Perlintasan Lintas Darat Batas


Negara (PLBDN) dengan Papua
Nugini, Timor Leste, Malaysia.

PERAIRAN TERBUKA – JALUR LINTAS


NEGARA – DAERAH TROPIS TERBESAR
PINTU MASUK
NEGARA
12/15/2023 5
SITUASI GLOBAL COVID-19
RANGKUMAN
22 OKTOBER 2021
KASUS KONFIRMASI 4.238.594 SPESIMEN DIPERIKSA 44.580.411
Harian 760 56000 Harian 250.740 300000
7DMA 797 7DMA 241.078
(↓- 21,88 %)* (↓ -4,99%)*
28000 150000
7DMA Pos-Rate 0,50%

NAAT Antigen
0
0 l
l Harian 96.807 153.933 n ar ay Ju
p
n ar ay Ju ep Ja M M 1- Se
-Ja -M M - S 1 - 1- 1- 1-
1 1 1- 1 1- 7DMA 83.490 157.588

KEMATIAN 143.153 RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT

Harian 33 2000
Harian 4.180 100000
7DMA 38 7DMA 4.435
(↓ 19,76%)* (↓ -12,71%)*
1000
CFR 3,38% 50000
BOR 7DMA 5%
Isolasi Intensif
0
r r l t
J an Feb Ma Ap ay Jun -Ju Aug Sep -Oc Harian 3.464 716 0
1- 1- 1- 1- 1-M 1- 1 1- 1- 1 n ar ay Ju
l p
-Ja M -M 1- Se
7DMA 3.664 771 1 1- 1 1-

* Keterangan: tren dihitung dengan membandingkan 7DMA seminggu terakhir dengan 7DMA seminggu sebelumnya..
konfirmasi harian

0
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
6-Mar

23-Mar

ian)
9-Apr

26-Apr

Kasus Aktif
NASIONAL

13-May
22 OKTOBER 2021

Cuti Bersama Hari Raya Idul

Konfirmasi harian
30-May Fitri

16-Jun

3-Jul

Moving average (Konfirmasi har-


20-Jul

6-Aug Libur 17 Agustus dan 1 Muharram


23-Aug

9-Sep PSBB 2

26-Sep

13-Oct Libur Maulid Nabi


30-Oct

16-Nov

3-Dec

20-Dec
Cuti Bersama dan Hari Raya
Natal
6-Jan Libur Tahun Baru

23-Jan

9-Feb
Tahun Baru Imlek

26-Feb

15-Mar
Wafat Isa Al
1-Apr
Masih
TREN KASUS KONFIRMASI & KASUS AKTIF

18-Apr

5-May Cuti Bersama Hari Raya Idul


22-May
Fitri

8-Jun

25-Jun

12-Jul

29-Jul

15-Aug

1-Sep

18-Sep

5-Oct

22-Oct
0
100,000
200,000
300,000
400,000
500,000
600,000

kasus
aktif
CASE FATALITY RATE (CFR) KUMULATIF
BERDASARKAN KELOMPOK UMUR (%)
14 OKTOBER 2021
40.0

30.0

20.0

13.4

10.0
60+ tahun

6.5
50-59 tahun
1.3
0.0 0.3 18-49 tahun
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
r- r- r- y- y- y- n- n- n- l- l- l- g- g- p- p- p- t- t- t- v- v- v- c- c- n- n- n- b- b- b- r- r- r- r- r- y- y- y- n- n- n- l- l- l- g- g- g- p- p- t- t-
Ap Ap Ap a a a Ju Ju Ju -Ju -Ju -Ju u u Se Se Se Oc Oc Oc o o o De De Ja Ja Ja Fe Fe Fe a a a Ap Ap a a a Ju Ju Ju -Ju -Ju -Ju u u u Se Se Oc Oc 0-17 tahun
1- 12- 23- 4-M 5-M 6-M 6- 17- 28- 9 20 31 11-A 22-A 2- 13- 24- 5- 16- 27- 7-N 18-N 29-N 10- 21- 1- 12- 23- 3- 14- 25- 8-M 9-M 0-M 10- 21- 2-M 3-M 4-M 4- 15- 26- 7 18 29 9-A 20-A 31-A 11- 22- 3- 14-
1 2 1 3 1 2

0-17 tahun 18-49 tahun 50-59 tahun 60+ tahun

Ket: Distribusi kelompok umur hanya dari identitas kasus yang dilaporkan lengkap di
Allrecord. Data bersumber dari rekapan data individu. Masih ada perbedaan data meninggal
rilis dan Allrecord.
CASE FATALITY RATE COVID-19 MENURUT PROVINSI
2 MARET 2020 – 22 OKTOBER 2021
Papua Barat 1.5%
DKI Jakarta 1.6%
Papua 1.6%
Maluku 1.8%
Banten 2.0%
Sulawesi Selatan 2.0%
Bengkulu 2.0%
Jawa Barat 2.1%
Nusa Tenggara Timur 2.1%
Kalimantan Utara 2.2%
Sumatera Barat 2.4%
Maluku Utara 2.5%
Kalimantan Barat 2.6%
Sulawesi Tenggara 2.6%
Jambi 2.6%
Sumatera Utara 2.7%
Kep. Bangka Belitung 2.8%
Sulawesi Barat 2.8%
Nusa Tenggara Barat 2.9%
Sulawesi Utara 3.0%
Kalimantan Tengah 3.1%
Riau 3.2%
Kep. Riau 3.2%
DI Yogyakarta 3.4%
INDONESIA 3.4%
Sulawesi Tengah 3.4%
Kalimantan Selatan 3.4%
Kalimantan Timur 3.4%
Bali 3.5%
Gorontalo 3.9%
Sumatera Selatan 5.1%
Aceh 5.3%
Jawa Tengah 6.2%
Jawa Timur 7.4%
Lampung 7.7%
-1% 0% 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8%

Dianalisis oleh Pusdatin Kemenkes


JUMLAH KASUS POSITIF
MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
8 AGUSTUS 2021

Umur

60+ tahun

46-59 tahun

31-45 tahun

18-30 tahun

Laki-laki 6-17 tahun Perempuan


2-5 tahun

0-1 tahun

600,000 500,000 400,000 300,000 200,000 100,000 0 0 100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000

Ket: Distribusi jenis kelamin dan umur hanya dari identitas kasus yang dilaporkan lengkap
KASUS COVID-19 BERDASARKAN PENYAKIT PENYERTA
8 AGUSTUS 2021

Kasus Positif (N = 13.518) Kasus Meninggal (N = 2.190)

Tidak memiliki penyakit penyerta 5,393 Diabetes 512


Hipertensi 2,562 Hipertensi 488
Diabetes 1,917 Pneumonia 350
Pneumonia 1,388 Tidak memiliki penyakit penyerta 294
Jantung 859 Jantung 259
Hamil 497 Ginjal 110
PPOK 271 PPOK 71
Ginjal 240 Penyakit pernafasan lain 26
Gangguan imun 108 Keganasan 26
Keganasan 91 Gangguan imun 20
Penyakit pernafasan lain 90 Hamil 9
Asma 46 TBC 9
TBC 28 Asma 8
Hati 28 Hati 8
0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 0 100 200 300 400 500 600

Ket: Distribusi kasus penyerta hanya dari identitas kasus yang dilaporkan lengkap
TREN KASUS KONFIRMASI
PER 100.000 PENDUDUK/MINGGU
Keterangan:

Tren Meningkat
Tren Menurun

• Data yang digunakan


merupakan data satu bulan
terakhir
• Tren dihitung dengan
membandingkan data satu
minggu terakhir dengan
(arsiran gelap) satu minggu
sebelumnya (arsiran terang)
• TK: Level Transmisi
Komunitas

Jumlah
Level TK
Prov
TK 1: <20 kasus
/100rb pddk/mgg 33

TK 2: 20-50
kasus /100rb
1
pddk/mgg

TK 3: 50-150
Peningkatan kasus /100rb 0
Tertinggi: pddk/mgg
1. Gorontalot
2. Kalimantan Barat TK 4: >150
3. Sulawesi kasus /100rb
Tenggara 0
ppdk/mgg
4. DKI Jakarta
5. Jawa Barat
TREN RAWAT INAP RS
PER 100.000 PENDUDUK/MINGGU
Keterangan:

Tren Meningkat
Tren Menurun

• Data yang digunakan


merupakan data satu bulan
terakhir
• Tren dihitung dengan
membandingkan data satu
minggu terakhir dengan
(arsiran gelap) satu minggu
sebelumnya (arsiran terang)
• TK: Level Transmisi
Komunitas

Jumlah
Level TK
Prov
TK 1: <5 kasus
/100rb pddk/mgg 34

TK 2: 5-10
kasus /100rb
0
pddk/mgg

TK 3: 10-30
Peningkatan kasus /100rb
0
Tertinggi: pddk/mgg
1. Kalimantan Timur
2. Aceh
3. Sulawesi Barat TK 4: >30 kasus
4. Sulawesi Selatan /100rb ppdk/mgg 0
5. Maluku Utara
TREN KASUS MENINGGAL
PER 100.000 PENDUDUK/MINGGU
Keterangan:

Tren Meningkat
Tren Menurun

• Data yang digunakan


merupakan data satu bulan
terakhir
• Tren dihitung dengan
membandingkan data satu
minggu terakhir dengan
(arsiran gelap) satu minggu
sebelumnya (arsiran terang)
• TK: Level Transmisi
Komunitas

Jumlah
Level TK
Prov
TK 1: <1 kasus
/100rb pddk/mgg 33

TK 2: 1-2 kasus
/100rb pddk/mgg 1

TK 3: 2-5 kasus
/100rb pddk/mgg 0
Peningkatan
Tertinggi:
1. Kalimantan Utara TK 4: >5 kasus
2. Maluku /100rb ppdk/mgg 0
3. Papua Barat
4. Maluku Utara
5. Kalimantan
Selatan
TREN TESTING: POSITIVITY RATE
PER MINGGU
Keterangan:
Tren Meningkat
Tren Menurun

• Data yang digunakan


merupakan data 1 bulan
terakhir
• Tren dihitung dengan
membandingkan data satu
minggu terakhir dengan
(arsiran gelap) satu minggu
sebelumnya (arsiran
terang)
• KR: Level Kapasitas
Respon

Jumlah
Level KR
Prov
MEMADAI:
34
<5 % / mgg
SEDANG:
0
5-10% / mgg
TERBATAS:
0
>15% / mgg

Peningkatan tertinggi :
1. Kalimantan Barat
2. Gorontalo
3. Sulawesi Tenggara
4. Sulawesi Selatan
5. Papua
TREN TRACING: RASIO KONTAK ERAT
PER MINGGU
Keterangan:

Tren Menurun
Tren Meningkat

• Data yang digunakan


merupakan data 1 bulan
terakhir
• Tren dihitung dengan
membandingkan data satu
minggu terakhir dengan
(arsiran gelap) satu minggu
sebelumnya (arsiran
terang)
• KR: Level Kapasitas
Respon

Jumlah
Level KR
Prov
MEMADAI:
5
> 9 / mgg
SEDANG:
14
5-9 / mgg
TERBATAS:
15
<5 / mgg

Peningkatan Tertinggi:
1. Kalimantan Selatan
2. Sumatera Selatan
3. Aceh
4. Bali
5. Jambi
TREN TREATMENT: BED OCCUPANCY RATE (BOR)
PER MINGGU
Keterangan:

Tren Meningkat
Tren Menurun

• Data yang digunakan


merupakan data 1 bulan
terakhir
• Tren dihitung dengan
membandingkan data satu
minggu terakhir dengan
(arsiran gelap) satu minggu
sebelumnya (arsiran
terang)
• KR: Level Kapasitas
Respon

Jumlah
Level KR
Prov
MEMADAI:
34
<60% / mgg
SEDANG:
60 – 80% / mgg
TERBATAS:
>80% / mgg

Peningkatan Tertinggi:
1. Nusa Tenggara Timur
2. Kalimantan Barat
3. Kep. Bangka Belitung
4. Kep. Riau
5. Maluku Utara
Penyakit Potensial KLB
(PMK 1501/2010)
1. Kholera 10. Avian Influenza H5N1
2. Pes 11. Antraks
3. DBD 12. Leptospirosis
4. Campak 13. Hepatitis
5. Polio 14. Influenza A (H1N1)
6. Difteri 15 Meningitis
7. Pertusis 16. Yellow Fever
8. Rabies 17. Chikungunya
9. Malaria
2
Kebijakan yang
mendasari
Penanggulangan
KLB /Wabah
#1
The purpose and scope of the
International Health
Regulations (2005) are “to
prevent, protect against,
control and provide a public
health response to the
international spread of
disease in ways that are
commensurate with and
restricted to public health
risks, and which avoid
DASAR HUKUM
UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 949/Menkes/SK/VIII/ 2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan


Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 658/MENKES/PER/VIII/2009 tentang Jejaring Laboratorium


Diagnosis Penyakit Infeksi New-Emerging dan Re-emerging

Peraturan Menteri kesehatan Nomor 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular


Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 Tahun 2014 tentang Penanggulangan Penyakit Menular

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 92 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Komunikasi Data
Dalam Sistem Informasi Kesehatan Terintegrasi

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1479/Menkes/SK/ X/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan


Sistem Surveilans Epidemologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Terpadu
KEBIJAKAN & STRATEGI
PENANGGULANGAN KLB/WABAH
Kerangka Strategi
• Kemampuan deteksi dini, verifikasi,
investigasi, notifikasi, dan respon
• Penguatan koordinasi dan jejaring
kerja

Pengembangan sistem - Jml Kasus


 Pencegahan minimal
Penguatan Sumber Daya Sustaina KLB, KKMMD - Jml Kematian
bility  Pencegahan minimal
Penguatan Jejaring Perluasan - Daerah
KLB, KKMMD terjangkit
Penguatan Peraturan minimal

Tanggung jawab:
 Pemerintah Pusat STATUS
 Pemerintah Provinsi KESMAS
 Pemerintah Kab/Kota MENINGKAT
 Masyarakat
Reguler

• Epidemiologi
• Lab. Mikrobiologi
(apabila diperlukan)
Kejadian

PE / Investigasi
I C S Respon
Dini
Penanggulangan

• Tatalaksana kasus
• Disposal
• ORI atau Vaksinasi
terbatas
• Biosecurity dan
Biokontainment
• Pembatasan mobilitas
Darurat
PMK 82/2004 Ttg Penanggulangan
Penyakit Menular

• Penanggulangan Penyakit Menular dilakukan


melalui upaya pencegahan, pengendalian, dan
pemberantasan

• Upaya pencegahan dilakukan untuk memutus


mata rantai penularan, perlindungan spesifik,
pengendalian faktor risiko, perbaikan gizi
masyarakat dan upaya lain sesuai dengan
ancaman Penyakit Menular.
Upaya Pengendalian & Pemberantasan

• Upaya pengendalian dilakukan untuk


mengurangi atau menghilangkan faktor
risiko penyakit dan/atau gangguan
kesehatan.

• Upaya pemberantasan dilakukan untuk


meniadakan sumber atau agen penularan,
baik secara fisik, kimiawi dan biologi
Kegiatan Pengendalian & Pemberantasan

a. Promosi kesehatan;
b. Surveilans kesehatan;
c. Pengendalian faktor risiko;
d. Penemuan kasus;
e. Penanganan kasus;
f. Pemberian kekebalan (imunisasi)
g. Pemberian obat pencegahan secara
massal
Strategi Penanggulangan KLB/Wabah
1. Penatalaksanaan kasus pada manusia
2. Perlindungan pada kelompok risiko tinggi
3. Surveilans Epidemiologi pada hewan dan
manusia
4. Komunikasi resiko, edukasi dan peningkatan
kesadaran masyarakat
5. Penguatan dukungan peraturan
6. Peningkatan kapasitas
7. Penelitian kaji tindak
8. Monitoring dan evaluasi
Penatalaksanaan Kasus Pada Manusia

1. Penetapan RS Rujukan
2. Penetapan RS yang memiliki R Isolasi MDR dan terlatih
pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
3. Penetapan RS Rujukan Regional dan Nasional
4. Penyusunan PedomanTatalaksana kasus dan sistim rujukan
Perlindungan Kelompok Risti

1. Pemberian Vaksinasi
2. Pemberian Profilaksis
3. Penyediaan APD
4. dll
Surveilans Epidemiologi
Pada Hewan dan Manusia

1. Melakukan Surveilans Integrasi


2. Memperkuat surveilans di POE
3. Memperkuat surveilans di wilayah (IBS, EBS)
4. Meningkatkan SKDR berbasis web
5. Meningkatkan surveilans berbasis laboratorium
6. Meningkatkan jejaring (nasional dan internasional )
Komunikasi Risiko, Edukasi, dan Peningkatan Kesadaran Masyarakat

1. Membuat modul
2. Melakukan komunikasi lewat media cetak dan
elektronik
3. Pembuatan Film
4. Membuat banner tentang penyakit EIDs
Peningkatan Kapasitas
1. Penguatan Surveilans  Pelatihan Petugas
Kab/Kota, Pembentukan/Refreshing TGC,
Joint outbreak Investigation, Pendidikan
tenaga epidemiilogi, Simulasi KK-MMD di
POE dll
2. Penguatan Laboratorium  Maping kesiapan
laboratorium, Pelatihan Petugas
Laboratorium dalam melakukan biosafety dll
3. Peningkatan RS  Maping kesiapan RS,
TERIMA KASIH

35

Anda mungkin juga menyukai