Teks Eksplanasi Kelompok 5
Teks Eksplanasi Kelompok 5
si a rt in y a “ p e n je la sa n ” a ta u
• Menurut KBBI (2008), eksplana s
te k s y a n g b e ri si te n ta n g p ro se
“paparan“. Teks eksplanasi adalah u
k e jad ian -k e ja d ia n a la m , so si a l, il m
‘m e ng a pa ’ da n ‘b ag a im a n a ’
a , d a n la in n y a d a p a t te rj ad i.
pengetahuan, buday
Jenis Teks
Eksplanasi
Teks eksplanasi terbagi atas empat jenis.
Jenis teks eksplanasi dibedakan
berdasarkan proses penjabaran serta
tema yang dibahas. Berikut jenis-jenis
teks eksplanasi:
Jenis Teks Eksplanasi
berdasarkan
fakta (faktual).
6. Menggunakan squence markers,
contoh pertama, kedua, ketiga dan
sebagainya. Atau bisa dengan pertama,
3. Sifatnya informatif dan berikutnya, terakhir
tidak berusaha
memengaruhi pembaca
untuk percaya terhadap hal
7. Artikel pendukung, contoh: "Teks
yang dibahas.
Eksplanasi Sosial Beserta Strukturnya"
Struktur Teks Eksplanasi
Seperti halnya teks pada Dalam teks eksplanasi Bagian utama dari teks Pada bagian interpretasi ini
umumnya, judul adalah dapat memulai dengan naratif adalah untuk dapat diisi dengan
menjelaskan urutan dari pendapat atau sudut
Judul
hal yang wajib. Tulislah Pernyataan
pernyataan umum.Umum
Untuk Urutan sebab-akibat Interprestasi
sebab sampai akibat. Pada pandang penulis, tentunya
dengan bahasa yang membuat pernyataan bagian ini adalah gambaran berdasarkan data dan
singkat, padat, dan jelas umum, kalian dapat lebih detail bagaimana penjelasan dari fenomena
proses dimulai, apa saja
dalam kaitannya dengan menuliskannya dengan itu sendiri. Lalu, pada
tahapan hingga fenomena
penulisan judul yang baik. informasi sederhana bagian akhir ditutup
ini terjadi, lalu apa efeknya,
dengan kesimpulan.
tentang fenomena bagaimana menyikapi
Kesimpulan harus ditulis
tersebut. fenomena serupa jika
secara singkat, padat, dan
terulang di kemudian hari.
jelas.
Kebahasaan Teks Eksplanasi
• Menggunakan kalimat pasif. Hal ini bisa dilihat dari penggunaan kata
kerja berawalan di- atau ter- dalam teks eksplanasi
• Menggunakan kata kerja material dan rasional, yaitu kata kerja yang
menyatakan tindakan yang melibatkan panca indra (material)
Demonstrasi massa tidak selalu disebabkan oleh urusan perut, bahkan banyak peristiwa yang sama sekali tidak
didasari oleh motif itu. Dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia, Abraham Maslow membaginya ke dalam
beberapa tingkatan. Kebutuhan yang paling mendasar adalah makan dan minum. Sementara itu, yang paling
puncak adalah kebutuhan akan aktualisasi diri.
Namun demikian, pada umumnya demonstrasi massa justru lebih didasari oleh kebutuhan tingkatan akhir itu.
Masyarakat berdemonstrasi karena membutuhkan pengakuan dari pemerintah ataupun pihak-pihak lain agar hak-
hak dan eksistensi mereka diakui. Karena merasa dibiarkan, hak-haknya diingkari, bahkan dinistakan, kemudian
mereka berusaha untuk menunjukkan jati dirinya dengan cara berdemonstrasi.
Banyak fakta dapat membuktikannya. Demonstrasi massa pada awal reformasi di negeri ini pada tahun 1997–
1998, bukan dilakukan oleh rakyat miskin ataupun orang-orang lapar. Justru hal itu dilakukan oleh warga dari
kalangan menengah ke atas, dalam hal ini adalah mahasiswa dan golongan intelektual. Belum lagi jika merujuk
pada kasus-kasus yang terjadi di luar negeri. Dalam beragam skala (besar atau kecil), demonstrasi bukan hal aneh
lagi bagi negara-negara Eropa. Demonstrasi yang mereka lakukan sudah tentu tidak didorong oleh kondisi perut
yang lapar karena mereka pada umumnya dalam kondisi yang sangat makmur.
Ulasan:
Dengan fakta semacam itu, nyatalah bahwa kemiskinan bukanlah
penyebab utama untuk terjadinya gelombang demonstrasi. Akan
tetapi, fenomena tersebut lebih disebabkan oleh kemampuan
berpikir kritis dari warga masyarakat. Mereka tahu akan hak-
haknya, mengerti pula bahwa di sekitarnya telah terjadi
pelanggaran dan kesewenang-wenangan. Mereka kemudian
melakukan protes dan menyampaikan sejumlah tuntutan. Apabila
faktor-faktor itu tidak ada di dalam diri mereka, apapun yang
terjadi di sekitarnya, mereka akan seperti kerbau dicocok hidung:
manggut-manggut dan berkata “ya” pada apapun tindakan dari
pimpinannya meskipun menyimpang dan bahkan menzalimi
mereka sendiri.
Ibu Hajah pergi mengaji