Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN

ASMA
Kelompok 5
Alia Yulianti 2123001
Rika Lisnawati 2123016
Ujang Mulyono 2123020

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN NONREGULER

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JAWA BARAT


2023
WHO mencatat sebanyak 235 juta orang didunia menderita asma dan
lebih dari 80% kemtian terkait asma terjadi di negara berpenghasilan
menengah ke bawah (WHO, 2019). Data WHO juga menunjukan data
serupa bahwa prevalensi asma terus meningkat dalam tiga puluh tahun
terakhir terutama di negara maju. Hampir sebagian dari seluruh pasien
asma pernah dirawat di rumah sakit dan melakukan kunjungan ke RS.
Penyakit asma masuk dalam sepuluh besar penyebab kesakitan dan
kematian di Indonesia.
SISTEM PERNAFASAN
Sistem pernapasan adalah sistem yang memiliki fungsi utama untuk
melakukan respirasi dimana pernapasan merupakan proses
mengumpulkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Fungsi
utama sistem pernapasan adalah untuk memastikan bahwa tubuh
mengekstrak oksigen dalam jumlah yang cukup untuk metabolisme sel
dan melepaskan karbondioksida (Peate and Nair, 2017).
Sistem pernapasan terbagi menjadi dua yaitu :

1. Sistem pernafasan atas : terdiri dari


hidung, faring dan laring

2. Sistem pernafasan bawah : terdiri dari


trakea, bronkus dan paru-paru (Peate and
Nair, 2011).
PENGERTIAN ASMA
• Asma merupakan penyakit inflamasi kronik pada jalan nafas dan
dikarakteristikkan dengan hiperresponsivitas, produksi mukus, dan edema
mukosa. Inflamasi ini berkembang menjadi episode gejala asma yang
berkurang yang meliputi batuk, sesak dada, mengi, dan dispnea. Penderita
asma mungkin mengalami periode gejala secara bergantian dan berlangsung
dalam hitungan menit, jam, sampai hari (Brunner & Suddarth, 2017).
• Asma merupakan penyakit inflamasi kronis pada saluran napas yang bersifat
reversible ditandai dengan meningkatnya respon trakea dan bronkus
terhadap berbagai rangsangan dengan manisfestasi adanya penyempitan
jalan nafas yanga luas dan derajatnya dapat berubah-ubah secara spontan
yang ditandai dengan mengisi episodik, batuk, dan sesak di dada akibatnya
penyumbatan saluran pernafasan (Hennebergerdkk., 2011).
KLASIFIKASI ASMA
Asma dibedakan menjadi 2 jenis (Amin Huda Nurarif & Hardhi Kusuma,
2015):
• Asma Bronkial
Penderita asma bronkial, hiperaktif dan hipersensitif terhadap
rangsangan dari luar, seperti asap kendaraan, bulu binatang, debu
dalam rumah, dan bahan laim yang menyebabkan alergi.

• Asma Kardial
Asma yang ditimbulkan akibat adanya kelainan jantung.
KLASIFIKASI ASMA
Menurut (Solomon, 2015), Tipe asma berdasarkan penyebab
• Asma alergik/Ekstrinsik
Merupakan suatu bentuk asma dengan alergan seperti bulu binatang, debu, ketombe, tepung sari,
makanan, dan lain-lain.Alergi terbanyak adalah airboner dan musiman (seasonal).Klien dengan
asma alergik biasanya mempunyai riwayat penyakit alergi pada keluarga dan riwayat pengobatan
eksrim atau rhinitis alergik. Paparan terhadap alergik akanmencetus serangan asma. Bentuk asma
ini biasanya di mulai sejak kanak kanak.

• Idiopatik atau nonarelgik asma/instrinsik


Tidak berhubungan secara langsung dengan allergen spesifik. Faktorfaktor seperti common cold,
infeksi saluran nafas atas, aktivitas, emosi/stres, dan populasi lingkungan akan mencetuskan
serangan.

• Asma campuran (Mixed Asma)


Merupakan bentuk asma yang paling sering.Asma campuran dikarateristikkan dengan bentuk kedua
jenis asma alergik dan idiopatik atau nonalergik.
GEJALA ASMA
• Batuk-batuk
• Sesak nafas
• Bunyi saat bernafas (wheezing atau mengi)
• Rasa tertekan pada dada
• Gangguan tidur pada malam hari karena batuk yang berlebihan dan sesak
nafas
• produksi sputum
• penurunan toleransi kerja
• nyeri tenggorokkan
• pada asma alergik dapat disertai dengan pilek atau bersin.
GEJALA ASMA
• Gejala asma dapat menjadi lebih buruk akibat adanya komplikasi terhadap asma
tersebut sehingga bertambahnya gejala terhadap distres pernafasan atau yang
lebih dikenal dengan Status Asmaticus (Brunner & Suddart, 2011).
• Status Asmaticus ditandai dengan adanya suara nafas wheezing, yang kemudian
berlanjut menjadi pernafasan labored (perpanjang ekshalasi), perbesar vena
leher, hipoksemia, respirasi alkalosis, repspirasi sianosis, dyspnea, kemudian
berakhir tachypnea. Namun besarnya obstruksi di bronkus maka suara wheezing
akan menghilang dan akan menjadi pertanda bahaya gagal pernafasan (Brunner

• Pada serangan asma yang lebih berat, gejala-gejala yang timbul makin banyak,
antara lain: silent chest, sianosis, gangguan kesadaran, hyperinflasi dada,
tachicardi dan pernafasan cepat dangkal. (Tanjung, 2003)
PENYEBAB
• faktor intrinsik
Yaitu psikologi dapat mencetuskan suatu serangan asma, karena rangsangan tersebut dapat
mengaktivitas sistem parasimpatis yang diaktifkan oleh emosi rasa takut dan cemas. Karena
rangsangan parasimpatis ini juga dapat mengaktifkan otot polos bronkious, maka apapun yang
meningkatkan aktifitas parasimpatis dapat mencetuskan asma. Dengan demikian dapat mengalami
asma mungkin serangan terjadi akibat gangguan emosi.

• Kegiatan jasmani
Yaitu asma yang timbul karena bergerak badan atau olahraga terjadibila seseorang mengalami gejala –
gejala asma selama atau setelah olahraga atau melakukan gerak badan. Pada saat penderita sedang
istirahat, ia bernafas melalui hidung, udara dipanaskan dan akan menjadi lembab. Saat melakukan
gerak badan pernafasan terjadi melalui mulut, nafasnya semakin cepat dan volume udara yang dihirup
semakin banyak, hal ini lah yang menyebabkan otot yang peka disaluran pernafasan mengencang
sehingga saluran udara menjadi lebih sempit, yang menyebabkan bernafas menjadilebih sulit sehingga
terjadilah gejala asma.
PENYEBAB
• Faktor Ekstrinsik
Yaitu allergen yang merupakan faktor pencetus asma yang sering dijumpai. Seperti debu,
bulu, polusi udara dan sebagainya yang dapat menimbulakn serangan asma pada
penderita yang peka. Dan juga terdapat pada obat – obatan yang sering mencetus
serangan asma adalah reseptor beta, atau biasanya disebut dengan beta blocker.

• Faktor lingkungan
Seperti cuaca yang lembab serta hawa gunung sering mempengaruhi asma. Atmosfir yang
mendadak menjadi dingin sering merupakan faktor provokatif untuk serangan. Kadang –
kadang asma berhubungan dengan satu musim. Lingkungan lembab yang disertai dengan
banyaknya debu rumah atau berkembanganya virus infeksi saluran pernafasan,
merupakan pencetus serangan asma yang perlu diwaspadai (Hasdianah,2014)
PATOFIOSLOGI
KOMPLIKASI
• Gagal napas
• Bronkhitis
• Pneumotoraks (penimbunan udara pada rongga dada disekeliling paru
yang menyebabkan paru-paru kolaps)
• Pneumodiastinum penimbunan dan emfisema subkitus
• spergilosis bronkopulmoner alergik
• Atelektasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan radiologi , Rontgen dada/thorax
• Pemeriksaan tes kulit
• EKG
• Scaning paru
• Spirometri
• AGD
PENATALAKSANAAN
• Pemberian obat-obatan
• Berhenti merokok
• Aktifitas fisik secara teratur
• Mencegah paparan alergen ditempat kerja, di dalam maupun di luar ruangan
• Mencegah penggunaan obat yang dapat memperberat asma
• Tekinik pernapasan yang benar (Breathing Exercise, yoga dan senam asma)
• Diet sehat dan menurunkan berat badan
• Mengatasi sres emosional
• Imunoterapi allergen
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT
ASMA

Anda mungkin juga menyukai