Paryoto - PPT Cva

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 20

CVA INFARK PADA LANSIA

Paryoto,S.Kep.
Lansia menurut World Health Organisation (2016) adalah seseorang yang telah
memasuki usia 60 tahun ke atas.
Klasifikasi Lansia:
Elderly (Usia Lanjut) antara usia 60-74 tahun
Old (Usia Tua) : 75-90 tahun
Very Old (Usia sangat tua) adalah usia 90 tahun
• Penurunan Kemampuan
Muskuloskeletal
Perubahan • Perubahan Mental
pada Lansia • Perubahan Psikososial
• Perubahan Spiritual
• Penyakit Paru Obstruksi Kronis
• Gagal Jantung Kongestif
Masalah
• Osteoartritis (Oa)
kesehatan lansia
• Infeksi Saluran Kemih
• Diabetes Melitus
CVA (Cerebro Vascular Accident) merupakan kelainan fungsi otak yang timbul
mendadak yang disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah otak
yang bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja dengan gejala–gejala
berlangsung 24 jam atau lebih yang menyebabkan cacat berupa kelumpuhan
anggota gerak, gangguan bicara, proses pikir, daya ingat dan bentuk kecacatan
lain hingga kematian (Muttaqin, 2008).
CVA infark adalah sindrom klinik yang awal timbulnya mendadak, progresif cepat,
berupa defisit neurologi fokal atau global nyang berlangsung 24 jam terjadi karena
trombositosis dan emboli yang menyebabkan penyumbatan yang bisa terjadi di
sepanjang jalur pembuluh darah arteri yang menuju ke otak.
Pemeriksaan Penunjang:
Angiografi serebral
Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT)
CT-Scan
Magnetic Imaging Resonance (MRI)
EEG
Pemeriksaan Laboratorium

Penatalaksanaan :
• Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan lendir yang
sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi, membantu pernafasan.
• Mengendalikan tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk untuk usaha
memperbaiki hipotensi dan hipertensi.
• Berusaha menentukan dan memperbaiki aritmia jantung.
• Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat mungkin
pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan gerak pasif.
• Megendalikan hipertensi dan menurunkan TIK.
• Dengan meninggikan kepala 15-30 o menghindari fleksi dan rotasi kepala yang
berlebih.
ASKEP CVA PADA LANSIA
Nama Ny. M
T.T.L 20-03-1947
Jenis Kelamin Perempuan
Suku Jawa
Pendidikan Terakhir SD
Agama Islam
Status Perkawinan Cerai Mati
TB/BB 147cm/ 60 kg
Alamat/No.Tlp Tempen Baturono,Pasar Kliwon Surakarta

Status Kesehatan Saat Ini


Keluhan Utama Saat Ini nyeri kepala
Riwayat Keluhan Utama kemarin pasien terpleset sehari setelah terplese pasien mengeluhkan nyeri kepala, nyeri kepala
dirasakan saat klien bangun dari tidurnya, nyeri seperti ditusuk tusuk, nyeri dirasakan pada
kepala klien, skala nyeri 7 nyeri dirasakan terus menerus, keluhan juga disertai dengan kepala
terasa pusing, badan terasa gemetar dan tremor, tangan dan kaki kanan terasa lemas dan
berat

Pengetahuan/pemahaman Pasien mengatakan belum mengetahui penyakit apa yang sedang ia alami sekarang
terhadap masalah kesehatan yang
dialami
Obat-obatan yang dikonsumsi Amlodipine 10 mg 1-0-0, Metformin 500 mg 2x1
(nama dosis, tanggal resep
diperoleh)
Status kesehatan umum selama Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit DM dan hipertensi serta rutin dalam
setahun terakhir mengkonsumsi obat dari puskesmas
Status kesehatan umum selama 5 Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit DM dan hipertensi serta rutin dalam
Pemeriksaan Fisik
TTV TD : 138/80 mmHg RR : 20x/menit
N : 110 x/menit S : 36.3 C
o
SpO2 : 97%

Keadaan UMUM (beri check untuk gejala yang dialami) Ya Tidak


Mudah Lelah √
Merasa BB menurun √
Nafsu Makan menurun √
Kepala (beri check untuk gejala yang dialami) Ya Tidak
Sakit kepala/Nyeri kepala √
Kulit kepala bersih √
Rambut bersih dan bersinar √

Neurologi (beri check untuk gejala yang dialami) Ya Tidak


Sakit kepala migrain √
Kejang √
Sinkope √
Paralisis √
Tremor √
Parastesia √
 Pemeriksaan Status Fungsional Lansia/ Tingkat Ketergantungan Lansia (Indeks ADL’s
Barthel) skor 12 = ketergantungan ringan

 Pengkajian Status Fungsional / Tingkat Kemandirian (Indeks KATZ) = skor 2 gangguan


fungsi berat atau lansia memiliki ketergantungan

 Pengkajian Status Kognitif Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ) skor 6
= ‘kerusakan intelektual sedang

 Pengkajian Aspek Kiginitif dan Fungsi Mental Mini Mental State Exam (MMSE) skor 17 =
‘gangguan kognitif ringan’

 Pengkajian Inventaris Depresi BECK Total Skore : 7 Kesimpulan : Dari hasil diatas
menunjukkan skor 7 = ‘depresi ringan‘

 Pengkajian APGAR Keluarga dengan Lansia skor 9 = ‘fungsi sosial keluarga sehat”

 SKALA RESIKO JATUH ONTARIO MODIDIED STRATIFY-SYDNEY SCORING UNTUK


GERIATRI skor 24 = ‘resiko tinggi'
Pemeriksaan Radiologi
 X-Foto Cervical
Lusensi linear samar pada processus
articularis superior C7 yang tampak
pada posisi
lateral kiri, suspek fraktur spondilosis
cervicalis

 X-Foto Thorax
Kardiomegali
Gambaran Bronkhopneumonia
Obat-Obatan
 CT-Scan
Inf NaCl 0,9% 20 tpm, Inj Ranitidine 50 mg/12 jam,Inj
Infark capsula interna dextra
Citicolin 500 mg/12 jam inj Piracetam 3 gr/6 jam, Inj
Atropi cerebri
MP 62,5 mg/ 12 jam, Novorapid 3x6 iu, Nac 3x6 iu ,
Sinusitis sphenoidalis sinistra
Bicat 3x1, As. Folat 1x1 Miniaspi 1x1, Disolf 1x1,
Licokalk 2x1, Gabapentin 1x100 mg malam
ANALISA DATA
Data Masalah Etiologi
DS: iskemi pada otak agen pencedera fisiologi (iskemia)
- P: nyeri kepala dirasakan saat klien bangun dari ↓
tidurnya syok neurologik
- Q: nyeri seperti ditusuk tusuk, R: nyeri dirasakan ↓
pada kepala klien metabolisme anaerob
- S: skala nyeri 7 ↓
- T: nyeri dirasakan terus menerus penumpukan asam laktat

DO: TIK↑
- klien nampak cemas dan gelisah ↓
- klien nampak tidak fokus saat diajak bicara Nyeri Akut
- klien nampak meringis menahan sakitnya
- KU sedang
- TD : 138/80 mmHg
- RR : 20x/menit
- N : 110x/menit
- S : 36.3oC
- SpO2 : 97%
DS:
Pasien mengatakan bahwa badan terasa
Infark jaringan otak gangguan neuromuskular
gemetar dan tremor disertai tangan dan ↓
kaki kanan terasa lemas dan berat gangguan neuromuskular
Pasien mengatakan merasa cemas dan ↓
takut karena kaki dan tangan kanannya
terasa lemas kerusakan pusat
gerak motorik pada lobus
DO: frontalis
Pasien nampak lemah
Pasien tampak terbaring ditempat tidur

Skor Indeks ADL’s Barthel 12 = gangguan mobilitas fisik
‘ketergantungan ringan’
Skor KATZ 2 ‘gangguan fungsi berat atau
lansia memiliki ketergantungan’
Kekuatan otot 4545
DS: Infark jaringan otak kekuatan otot menurun
Pasien mengatakan badan ↓
terasa gemetar dan tremor, gangguan neuromuskular
tangan dan kaki kanan terasa ↓
lemas dan berat kerusakan pusat
gerak motorik pada lobus
DO: frontalis
Pasien nampak lemah ↓
Pasien tampak terbaring kekuatan otot menurun
ditempat tidur ↓
Hasil pengkajian Resiko Risiko Jatuh
Jatuh skor : 24 (resiko tinggi)
Kekuatan otot pasien
4545
Analisis Jurnal
Judul jurnal
Pencarian jurnal Pengaruh Teknik Slow Stroke Back
P : Nyeri Kepala Massage (SSBM) Terhadap Penurunan
I: Slow Stroke Back Massage (SSBM) Nyeri Kepala dan Tekanan Darah Pada
C : Tidak ada Lansia Penderita Hipertensi di Desa Batu
O : Penurunan nyeri kepala dan tekanan darah Belah Wilayah Kerja Puskesmas Air Tiris

Pengarang
Mahfuzah Tahun terbit, no. dan volume
Alini Tahun terbit : Tahun 2023
Ridha Hidayat No. dan volume : Jurnal Ners Volume 7 Nomor 1
Riski Kurniadi

Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh teknik slow stroke back
massage (SSBM) terhadap penurunan nyeri kepala dan tekanan darah pada lansia
penderita hipertensi di Desa Batu Belah Wilayah Kerja Puskesmas Air Tiris tahun
2022.
Metode yang digunakan dalam jurnal
Metode pengambilan sampel purposive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah numeric
rating scale, spignomanometer dan lembar observasi. Analisa yang digunakan adalah
univariat dan bivariat menggunakan uji parametrik Paired Sample T-test

Kesimpulan
Ada pengaruh teknik slow stroke back massage terhadap penurunan nyeri
kepala dan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Desa Batu Belah
Wilayah Kerja Puskesmas Air Tiris.

Anda mungkin juga menyukai