Anda di halaman 1dari 3

Badan Otonom Economica Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

INTERUPSI: Akankah BEM FE UI 2012 Kiamat?


BEM FE UI 2011, sebagai pembelajaran. Hampir setahun sudah kepengurusan BEM FE UI di tangan Ijul-Ijal. Setahun berjalan mereka telah mencetak berbagai kontribusi untuk FE UI. Gebrakan-gebrakan pun dilakukan, seperti mengadakan kegiatan pemberdayaan sekaligus upaya meningkatkan keinginan mahasiswa untuk masuk ke dunia entrepreneur, yang kemudian diwadahi dengan sebuah kegiatan bernama UIs Studentpreneurs baru pertama kali diadakan di kepengurusan BEM FE UI 2011 ini. Keseriusan BEM FE UI di tangan Ijul-Ijal juga terlihat tidak hanya melalui sokongan pendanaan yang kuat, namun juga sokongan moral dan publikasi untuk kontingen FE UI baik di Olimpiade Ilmiah Mahasiswa (OIM), UI Festival maupun Olimpiade Olahraga UI. Hal ini beralasan karena BEM FE UI menargetkan juara umum di OIM UI dan UI Fest. Hasilnya, di OIM, FE UI berhasil menjadi juara umum, dan itu patut diapresiasi, ungkap Dandy, ketua Kanopi FE UI. Hal ini tentu juga tidak lepas dari terlihat matangnya pelaksanaan Student Research Day. Namun sayangnya, kejayaan FE UI pada Olimpiade Ilmiah Mahasiswa tak mampu dilanjutkan dalam ajang UI Fest perlombaan antarfakultas yang melombakan berbagai cabang seni seperti teater, paduan suara, tari, dan band. Walaupun begitu, BEM FE UI 2011 telah berhasil mendirikan UKF baru bernama Perfek UI (Perfilman Fakultas Ekonomi UI) yang berhasil mencetak prestasi gemilang di ajang UI Fest. Selain Perfek UI, BEM FE UI juga mendirikan KSM (Kelompok Studi Mandiri), yang mungkin signifikansinya baru akan terasa dalam beberapa tahun mendatang. Dari kepanitiaan yang ada dibawah BEM FE UI, JG TC misalnya, sesuai pengakuan Anggi, ketua pelaksana dari kepanitiaan terbesar yang dimiliki oleh FE UI ini, BEM FE UI cukup peduli, mereka telah melaksanakan proses kontrol dengan baik. Mulai dari pelaksanaanbidding, menghadiri berbagai pre-event, hingga hari puncak pelaksanaan. Namun, ada beberapa hal yang masih kami kecewakan dari BEM FE UI terutama dari urusan birokrasi. Kekecewaan JGTC itu terkait hari pelaksanaan Bedah Kampus oleh BEM UI yang bersamaan dengan hari festival JGTC. Seperti yang kita ketahui, tanggal pelaksanaan puncak kegiatan JGTC adalah tanggal 4 Desember 2011 dan ini berbentrokan dengan acara bedah kampus UI yang diadakan oleh BEM UI. Pihak JGTC telah meminta tolong kepada BEM FE UI untuk urusan birokrasi, namun tidak mendapatkan hasil yang memuaskan, terbukti penyelenggaraan JGTC dan Bedah Kampus UI tetap bersamaan. Hal lain yang perlu dievaluasi adalah kisah di balik beban yang sepertinya dibuat-buat oleh BEM FE UI. Pada tahun 2009 dan 2010 FE UI memang berhasil menjadi juara umum di UI Fest. Sehingga Ijul-Ijal menargetkan lagi untuk 2011 mendapatkan juara umum untuk ketiga kalinya, namun hal ini tidak tercapai. Ada indikasi kecurangan oleh panitia pelaksana terhadap hasil juara umum itu sehingga Ijul selaku ketua BEM FE UI dan beberapa pengurus BEM FE UI lainnya sempat melakukan protes keras menuntut hasil juara umum tersebut. Terlepas dari gagalnya para kontingen UI Fest mendapat juara umum, publik FE UI sungguh kecewa terhadap tindakan yang diambil oleh BEM FE UI saat itu. Tuntutan mereka terhadap hasil juara umum UI Fest justru mengurangi nilai baik dari mata publik terhadap FE UI. Ditambah lagi dengan hebohnya beberapa oknum BEM FE UI di sosial media yang berujung pada lahirnya sentimen-sentimen negatif terhadap FE UI dari pihak luar. Memang pada 2009 dan 2010 FE UI berhasil menjadi juara umum UI Fest, namun bukan berarti hal itu menjadi beban bagi kami anak-anak teater, justru menjadi penyemangat. Meskipun tahun 2011 kita tak lagi juara umum, itu tidak terlalu masalah, toh seni itu buat keindahan, bukan untuk mencari permusuhan, ungkap Iwan, salah satu pengurus Teater FE UI ketika ditemui tim Interupsi pada salah satu sesi latihan. Tidak mendapat juara umum, maka tidak mencapai target yang dijanjikan BEM FE UI di awal kepengurusan, hal ini sebenarnya tidak terlalu dipermasalahkan oleh publik FE UI. Kita sendiri

COPYRIGHT BOE FEUI. DO NOT COPY WITHOUT PERMISSION

Badan Otonom Economica Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


sudah sama-sama bangga dengan berbagai media seni yang kita miliki, kita sama-sama tahu perjuangan yang dilakukan para kontingen itu, dan juara umum itu hanya bonus dari kerja keras yang selama ini dilakukan. Hal berikutnya yang harus diketahui dan dapat dijadikan bahan evaluasi adalah ketidakmampuan BEM FE UI memisahkan pendapat pribadi dengan pendapat mahasiswa FE UI sendiri, dan juga bahkan dengan mereka para kontingen FE UI sungguh memberikan gambaran bahwa BEM FE UI yang makin tidak mampu merepresentasikan suara mahasiswa FE UI. Contohnya masih kasus UI Fest dan juga pada pengawalan isu rektor atau dikenal dengan #SaveUI. Posisi BEM FE UI tahun 2011 ini sebenarnya diuntungkan. Dengan banyaknya pencapaian gemilang dalam bidang seni setahun kepengurusan ini sungguh bisa dimanfaatkan sebagai alat pencitraan yang mampu mengikis stigma-stigma kurang baik yang terbangun dari dalam maupun luar publik FE UI. Namun kembali ke tidak pekanya BEM FE UI dalam menyuarakan berbagai hal yang harusnya mereka suarakan. Sebagai contohnya saja, minggu pertama Desember 2011 kita memiliki dua kegiatan seni yang luar biasa. Teater FE UI yang melakukan pementasan di Taman Ismail Marzuki pada 3 Desember dan JGTC Festifal pada keesokan harinya. Dalam hal ini ketua BEM FE UI sendiri dianggap kurang melakukan komunikasi kepada publik eksternal FE UI. Padahal, ia sebagai pemimpin seharusnya berdiri paling depan untuk memberi tahu publik sehingga hasilnya akan memberikan pandangan positif terhadap BEM FE UI. Ada satu hal lagi mengenai kegagalan BEM FE UI dalam menjaga hubungan baik dengan BO/BSO yang ada, khususnya mengenai program-program kerja yang beririsan antara BEM FE UI dengan BO/BSO. Pertama adalah BPM FE UI, lembaga yang justru menjadi pengawas BEM FE UI. Kegiatan yang beririsan itu bernama Diari atau Dialog Interaktif. Dimana dialog ini bertujuan untuk mempertemukan mahasiswa dengan pihak dekanat dan dalam dialog itu mahasiswa akan menyampaikan berbagai aspirasi sehingga membantu dekanat dalam melakukan berbagai penindakan. Kedua, masih urusan program kerja yaitu UI Booklet yang beririsan fungsinya dengan UI Guide. BEM FE UI menjiplak program kerja milik organisasi lain dan tanpa rasa bersalah bersikeras untuk tetap menyelenggarakan program kerja tersebut. Namun, UI Booklet tidak jadi diterbitkan karena menurut panitia UI Booklet sendiri tidak ada dana untuk produksi. BEM FE UI seakan menelan ludahnya sendiri. Sudah mengambil proker orang, tidak jadi pula diimplementasikan. Dengan organisasi himpunan mahasiswa (MSS-SPA-KANOPI), BEM FE UI juga sempat berselisih. Yaitu pada pelaksanaan mentoring pendidikan. Tadinya, program ini akan diambil alih oleh BEM FE UI, namun pengajarnya tetap dari himpunan mahasiswa. Namun, akhirnya program mentoring pendidikan ini dikembalikan kepada himpunan mahasiswa. Terakhir yang menjadi bukti tidak harmonisnya hubungan antara BEM FE UI kepengurusan Ijul-Ijal dengan BO/BSO adalah terkait isu #SaveUI. Masih jelas di ingatan kita tentang ajakan langsung dari ketua BEM FE UI untuk mogok kuliah ketika awal masa perkuliahan semester ganjil 2011/2012 lalu. Pertama, tindakan ini jelas tidak merepresentasikan keinginan mahasiswa FE UI saat itu. Sepertinya, ketua BEM kita itu lupa mengenai konsepopportunity cost. Kedua, fokus BEM FE UI lebih besar pada urusan politik. Baik itu ditingkat kampus sampai tingkat nasional. Keluhan mahasiswa cukup beralasan, karena memang tidak ada baiknya mogok kuliah ketika di saat yang sama tidak semua anak bangsa ini yang dapat merasakan bangku pendidikan. Ketika sudah diberi kesempatan untuk merubah bangsa ini dengan belajar, maka belajarlah dengan baik. Entah apa yang terjadi di pihak internal BEM FE UI, Ijul selaku ketua BEM FE UI tampak lebih mendominasi. Meskipun ada yang setuju dengan hal itu, tapi tentu saja fungsi Ijal sebagai wakil ketua adalah sebagai pengontrol dapat kita pertanyakan. Hampir setahun BEM FE UI berjalan, tidak terlihat porsi yang wajar antara Ijul-Ijal, khususnya dalam penindakan isu-isu kampus. Meskipun sebagian publik mengakui kehandalan BEM FE UI 2011 cukup baik, yang dapat dilihat

COPYRIGHT BOE FEUI. DO NOT COPY WITHOUT PERMISSION

Badan Otonom Economica Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


dari terwujudnya berbagai program kerja, tetap saja penokohan Ijul-Ijal yang salah akan menjadi bumerang untuk kesuksesan-kesuksesan itu. Selama setahun belakangan, BEM FE UI seakan-akan bertindak bukan sebagai badan eksekutif, melainkan sebagai BSO. Alasannya adalah karena terlalu banyak kepanitiaan di tangan BEM FE UI. Di satu sisi hal ini baik, namun di lain sisi hal ini justru menyebabkan berbagai akibat negatif, seperti kurangnya perhatian BEM FE UI untuk advokasi berbagai urusan kemahasiswaan, contohnya ketika terjadi kenaikan biaya semester pendek tahun ajaran lalu. Banyak mahasiswa yang mengharapkan BEM FE UI mampu menekan dekanat agar kenaikan tidak terjadi, namun meskipun BEM FE UI terlihat telah melakukan upaya advokasi, tetap saja akhirnya biaya semester pendek naik. Tidak hanya biaya semester pendek sebenarnya, fasilitas-fasilitas di FE UI juga masih kurang baik sehingga menyebabkan tidak optimalnya proses belajar-mengajar. Lalu apa yang kita harapkan untuk BEM FE UI kepengurusan selanjutnya? Publik mengharapkan lembaga eksekutif yang seharusnya mampu mewadahi berbagai kebutuhan mahasiswa, bukan berjalan sebagai lembaga sendiri yang seolah-olah tidak dipilih oleh satu pun mahasiswa FE UI pun untuk memimpin. Apakah BEM FE UI 2012 akan mampu menghindari berbagai masalah dengan BO/BSO? Apakah BEM FE UI 2012 tidak hanya akan melempar janji-janji palsu seperti yang dilakukan oleh BEM FE UI 2011 mengenai sinergisasi antara BO/BSO?. Berbagai kesalahan dan kegagalan oleh kepengurusan Ijul-Ijal hendaknya dapat menjadi pembelajaran bagi mereka sendiri, BEM FE UI dan terutama publik FE UI, tidak terkecuali kedua calon kandidat penerus Ijul-Ijal. Tidak pula publik berharap kesuksesan, pencapaian, dan nilai-nilai baik yang telah ditanamkan oleh kepengurusan Ijul-Ijal hilang pada kepengurusan berikutnya. (Jombang Santani Khairen)

COPYRIGHT BOE FEUI. DO NOT COPY WITHOUT PERMISSION

Anda mungkin juga menyukai