Saat ini, UI tengah menjadi bahan perbincangan yang ramai di media massa. Bukan karena prestasinya, namun terkait dengan kebijakan pemimpinnya nya yang kontroversial. Pada 21 Agustus 2011, Rektor UI Gumilar Rusliwa Sumantri menganugerahkan gelar Doctor Honoris Causa kepada Raja Abdullah bin Abdul-Azis dari Arab Saudi dalam bidang kemanusiaan. Sungguh kontroversial,mengingat gelar ini diberikan kepada perwakilan dari negara yang telah berulang kali mengabaikan hak asasi tenaga kerja Indonesia. Reaksi atas tindakan ini muncul dari berbagai kalangan. Rektor UI akan dipanggil ke sidang paripurna MWA tanggal 14 September 2011 untuk mempertanggungjawabkan tindakannya. Para guru besar pun rela turun gunung karena melihat ada yang tidak beres di kampus kita tercinta. Pada 5 September 2011, salah satu guru besar FE UI Emil Salim memberikan orasi yang menitikberatkan pada independensi dan good governance UI. Memang, masalah penganugerahan gelar doktor kehormatan ini hanyalah puncak yang mencuat dari gunung es polemik UI. Jauh tersembunyi di dasarnya, berbagai permasalahan telah terjadi sejak dahulu, misalnya sistem BOP-Berkeadilan yang kian lama kian memberatkan mahasiswa serta sistem keuangan UI yang tidak kunjung transparan. Era pemerintahan Gumilar (2007-sekarang) melahirkan banyak kebiijakan baru yang mewarnai kampus kuning ini. Sebagai rektor muda yang enerjik dan segar, publik banyak menumpukan harapan agar beliau mampu mengangkat nama UI sebagai world class universitytanpa meninggalkan identitasnya sebagai kampus rakyat. Sebagai world class university,UI telah menuai prestasi yang cukup baik. Tahun ini, kampus kita telah berhasil menempati peringkat 217 di dunia (tahun sebelumnya peringkat 236) menurut versi Quacquarelli Symonds World Class University Ranking. Dalam penilaianWebometrics Ranking of World Universities pun, UI menempati peringkat pertama di Indonesia dan peringkat 12 di Asia Tenggara sebagai perguruan tinggi dengan maksimalisasi penggunaan website kampus terbaik. Namun, dalam realitanya sebagai kampus rakyat, masih banyak hal yang perlu kita pertanyakan. Salah satu kebijakan yang beliau terapkan pada masa kepemimpinannya adalah sistem BOPBerkeadilan. Sesuai namanya, sistem BOP-Berkeadilan yang mulai diterapkan sejak tahun 2008 memiliki konsep yang memang adil karena besaran biaya kuliah mahasiswa ditetapkan berdasarkan kemampuan finansial mereka. Melalui sistem ini, seharusnya tidak ada pihak yang