Penularan melalui nyamuk yang sesuai. Pada manusia cacing ini dapat hidup hingga 5 tahun. Setelah masuk kedalam tubuh manusia cacing akan menyebar di pembuluh darah bening dan menjadi dewasa hingga satu tahun. Cacing dewasa ini yang dapat menyebabkan sumbatan dan menimbulkan keluhan. Saat cacing berada didalam saluran dan kelenjar getah bening akan menimbulkan proses peradangan pada daerah tersebut dan menyebabkan penebalan dinding, dan terbentuknya jaringan-jaringan didalam pembuluh yang menyebabkan sumbatan. Peradangan pada kelenjar getah bening dapat ditandai dnegan nyeri, kelenjar yang mengeras seperti kelereng, demam, sakit kepala, badan, muntah-muntah, lesu dan tidak nafsu makan. Pada keadaan kelenjar yang tersumbat pembuluh-pembuluh yang mengalirkan darah putih ke kelenjar tersebut mengalami pelebaran. Pembuluh-pembuluh tersebut juga mengalami kerusakan sehingga darah putih keluar dan masuk ke ruangan antar jaringan dan menyebabkan bengkak (limphedema). Karena pengaruh dari gravitasi, bagian yang paling dahulu bengkak adalah daerah paling bawah (kaki, kantung kemaluan). Karena perjalanan penyakit ini membutuhkan waktu bertahun-tahun sehingga dapat menimbulkan manifestasi yang berbeda pula yaitu : 1) tanpa gejala, 2) filariasis dengan peradangan, 3) filariasis dengan penyumbatan. Filariasis Tanpa Gejala Umumnya pada daerah endemik, pada pemeriksaan fisik hanya ditemukan pembesaran kelenjar limfe terutama di daerah lipat paha. Pada permiksaan darah ditemukan mikrofiliria dalamjumlah besar disertai adanya eosinofilia. Pada waktu cacing dewasa mati, mikrofilaria menghilang tanpa pasien menyadari pernah mengalami infeksi ini. Filariasis Dengan Peradangan Manifestasi pada infeksi awal adalah peradangan pada kelenjar getah bening (limfangitis). Limfangtis terjadi pada di sekitar larva dan cacing dewasa mudah yang sedang berkembang, mengakibatkan peradangan. Infeksi ini dapat disebabkan oleh reaksi alergi terhadap cacing hidup, cacing mati, atau adanya infeksi tambahan oleh bakteri dan jamur. Keluhan berupa demam, menggigil, sakit kepala, muntah dan kelemahan yang berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu, terutama mengenai saluran limfe ketiak, tungkai, epitrochlear dan alat genital. Peradangan biasanya bersifat lokal disertai dengan demam tinggi, nyeri otot dan sakit kepala. Pada kelenjar yang terinfeksi dapat timbul gejala kemerahan, luka yang tidak sembuh, bisul, dan kehitaman disekitarnya. Bisul yang terjadi akibat filariasis akan mengeluarkan warna cairan kuning jernih, tetapi lebih sering karena disertai dengan infeksi dari bakteri lain, cairan bisul menjadi berwarna putih kekuning-kuningan (nanah). Pemberian antibiotik untuk luka tidak akan memberikan hasil yang baik. Proses perdangan ini yang berkepanjangan akan menyebabkan pembentukan jaringan parut di saluran darah putih dan menyebabkan sumbatan. Gejala lain yang mungkin timbul adalah adanya darah pada air seni yang dapat diketahui melalui pemeriksaan mikroskop, hal ini disebabkan penyebaran cacing dewasa mengenai ginjal dan menyebabkan kerusakan ginjal. Fenomena lain yang dapat terjadi berupa infeksi paru akibat reaksi berlebihan tubuh terhadap cacing filariasis, kondisi ini ditandai dengan : Kadar eosinofil darah tepi yang tinggi Gejala mirip asma Penyakit paru restriktif Kadar antibodi terhadap filaria sangat tinggi Respon yang baik terhadap pengobatan filaria
Filariasis Dengan Penyumbatan Proses peradangan yang menahun menyebabkan pembentukan jaringan parut pada saluran darah puith dan menyebabkan sumbatan. Protein yang menyebar diantara jaringan kaki akan merangsang pembentukan jaringan parut sehingga bengkak yang terjadi akan sulit untuk dihilangkan. Manifestasi gejala ini berupa kaki gajah (elephantiasis). Pada fase ini cacing filariasis sudah tidak terdapat dalam darah lagi. Penyumbatan ini menimbulkan gejala paling sering di kaki tetapi dapat juga lebih tinggi di kantung kemaluan pada laki-laki, atau sekitar kemaluan pada perempuan. Bengkak yang terjadi pada kaki (limphedema) dapat dibagi menjadi 4 tingkat yaitu : Tingkat 1. bengkak yang dapat hilang apabila tungkai diangkat Tingkat 2. bengkak yang tidak dapat hilang apabila tungkai diangkat Tingkat 3. tingkat 2 disertai kulit menjadi tebal Tingkat 4. tingkat 3 disertai pembentukan jaringan fibrosis dan tampak lesi-lesi pada kulit (elephantiasis).