Anda di halaman 1dari 34

THE PREVALENCE OF WORK-RELATED STRESS, AND ITS ASSOCIATION WITH SELF-PERCEIVED HEALTH AND SICK-LEAVE, IN A POPULATION OF EMPLOYED SWEDISH

WOMEN

OLEH : DIAN SETYORINI SUPV : DR. Dra. SUMARNI DW M.Kes

LATAR BELAKANG
Karakteristik pekerjaan seperti kepemimpinan yang tidak cukup baik, ketidakadilan di tempat kerja, & suasana pengaturan pekerjaan yang tidak baik berhubungan dengan ketidak hadiran akibat sakit yang terjadi pada wanita dan pria. Wanita dilaporkan lebih banyak menderita sakit akibat pekerjaan dan lebih banyak meminta cuti sakit dari pada pria.

Lanjutan

Tuntutan pekerjaan yang tinggi, kontrol yang rendah dan dukungan sosial yang rendah pada beberapa penelitian ditemukan peningkatan resiko ketidak hadiran krn sakit & gangguan psikiatrik dan muskuloskeletal. Beban kerja yang tinggi dirasakan secara fisik & psikologis mengakibatkan timbulnya gejala2 penyakit menyebabkan tingginya cuti sakit yang lebih sering terjadi pada wanita.

Lanjutan

Selama 1990 cuti sakit meningkat secara dramatis di swedia, tetapi sudah mengalami penurunan pada beberapa tahun terakhir ini. Cuti sakit pada wanita 18%-30% didominasi oleh diagnosa dari psikiatri misalnya depresi, reaksi-reaksi stres dan sindroma kecemasan disamping alasan kelelahan dan nyeri muskuloskeletal.

Lanjutan

Pada periode waktu yang sama, wanita secara psikososial bekerja pada lingkungan yang buruk yaitu pekerjaan yang stresful, tuntutan & ritme pekerjaan yang semakin meningkat melebihi kemampuan, situasi kerja yang penuh ketegangan, konflik-konflik yang belum terselesaikan & tanggung jawab yang besar menyebabkan wanita kehilangan kendali & kesehatannya.

Lanjutan

Penting untuk mengeksplor lebih lanjut situasi pekerja wanita untuk menentukan langkah2 pencegahan yang dapat mengurangi peningkatan cuti sakit pada wanita, ini penting untuk mengetahui bagaimana umumnya stres akibat kerja pada populasi wanita.

TUJUAN
Untuk meneliti prevalensi dari stres akibat kerja yang berhubungan dengan kesehatan dan cuti sakit pada populasi umum pekerja wanita swedia yang berusia 38 tahun & 50 tahun.

METODE
Desain : Cross-Sectional Population Study Tempat : Gothenburg, Swedia Waktu : Oktober 2004-April 2005 Partisipan: Total partisipan 424 pekerja wanita

KRITERIA
INKLUSI : Buruh atau pekerja wanita Berusia 38 tahun & 50 tahun EKSKLUSI : Tidak berbicara dan tidak mengerti bahasa swedia.

PROSEDUR
Partisipan menjalani setengah hari untuk pemeriksaan kesehatan termasuk wawancara, menjawab daftar pertanyaan, pemeriksaan fisik, pengukuran dan tes darah. Pada akhir pemeriksaan kesehatan semua partisipan menerima daftar pertanyaan & sebuah amplop berperangko untuk mengembalikan daftar pertanyaan itu setelah dilengkapi. 2 orang petugas menelepon setiap 2 minggu untuk mengingatkan.

Lanjutan

Instrumen yang digunakan adalah The Work Stress Questionnaire yang dikembangkan dari penelitian kualitatif. Dua tema utama yang diidentifikasi. Satu yang berhubungan dengan faktor2 pekerjaan dan yang lainnya berhubungan dengan pekerjanya. Kategori ini berisi pertanyaan yang terstruktur.

Lanjutan..

Instrumen penilaian diri sendiri ini terdiri dari 21 pertanyaan yang utama yg dikelompokkan dalam 4 katagori : organisasi yang tidak jelas & konflik serta tuntutan individu & komitmen yg masing2 berisi 7 pertanyaan & jawaban dari pertanyaan itu adalah ya, sebagian & tidak. Untuk katagori pengaruh pekerjaan dan campur tangan / gangguan pekerjaan pada waktu luang berisi 4 dan 3 pertanyaan dgn jawaban antara lain ya, selalu; ya, sering; tidak, jarang & tdk, tdk pernah.

Lanjutan.

2 kategori tambahan yaitu perasaan stres terhadap organisasi yang tidak jelas & konflik serta perasaan stres terhadap tuntutan individu & komitmen masing2 berisi 7 pertanyaan & jawaban dari pertanyaan itu adalah tidak stres sama sekali, kurang stres, stres & sangat stres.

Lanjutan

Variabel yg tereksposure yg telah didefinisikan diatas di validasi dengan sebuah pertanyaan ttg stres akibat pengalaman secara umum dari penelitian populasi pd wanita di Gothenburg, Swedia yang dilakukan lebih awal pada survey longitudinal ini.

ANALISIS STATISTIK
Statistik deskriptif dari stres akibat kerja sudah diperhitungkan. The chi-squared dan Fishers two-tailed exact test digunakan untuk tes perbedaan pada proporsi antara grup-grup : grup umur, tingkat pendidikan, kelas pekerjaan, pengusaha & cuti sakit/tidak cuti sakit. The logistic regression models digunakan utk mengatur grup umur, tingkat pendidikan, kelas pekerjaan & pengusaha.

HASIL-HASIL
Proporsi lebih besar secara signifikan pada wanita2 yang berusia 50 tahun yg bekerja sbg pegawai negri (p<0,001). Proporsi lebih besar secara signifikan pada cuti sakit dimiliki grup untuk usia 50 tahun (p<0,006).

PREVALENSI DARI KARAKTERISTIK PEKERJAAN DAN PERASAAN STRES


Prevalensi dari 3 karakteristik pekerjaan yang paling banyak dilaporkan adalah organisasi/pengaturan yg tidak jelas & konflik menaikkan beban kerja (66%), konflik pada pekerjaan(65%) & konflik pada pekerjaan yg berbelit-belit(35%).

Lanjutan

3 karakteristik yang paling banyak dilaporkan pada tuntutan individu & komitmen adalah diambil dari tuntutan yg tinggi dr pekerjaan (93%), sibuk dalam pekerjaan (94%) & berpikir tentang pekerjaan diluar jam kerja (92%). Pengaruh pekerjaan 29% dilaporkan kesulitan dalam menentukan keputusan & 25% dilaporkan kesulitan dalam memutuskan area pekerjaan.

Lanjutan..

Prevalensi dari 3 hal terbesar yang dilaporkan dari perasaan stres terhadap organisasi yang tidak jelas & konflik adalah 38% menaikkan beban kerja, 23% dari konflik pada pekerjaan & 17% untuk laporan terjadinya stres yang disebabkan supervisor tdk menyelesaikan konflik.

Lanjutan..

Prevalensi yang paling besar dari perasaan stres untuk tuntutan individu & komitmen adalah stres yang disebabkan pembatasan perlengkapan yang kuat 44%, tuntutan yang tinggi pada pekerjaan 29% & tanggung jawab yang besar pada pekerjaan 29%.

PREVALENSI DARI STRES AKIBAT KERJA SECARA KESELURUHAN


Secara keseluruhan stres akibat kerja digambarkan dalam bagiam metode, dikelompokkan dalam 4 katagori dari karakteristik pekerjaan & 2 katagori dari perasaan stres untuk karakteristik pekerjaan. 29 % dilaporkan tingkat tinggi dari paparan yang disebabkan organisasi yg tdk jelas & konflik & 26% dilaporkan tingkat tinggi yang disebabkan tuntutan individu & komitmen.

Lanjutan..

10% dari keseluruhan grup dilaporkan perasaan stres yg tinggi dari organisasi yg tdk jelas & konflik. 25% perasaan stres yg tinggi dari tuntutan individu & komitmen. 22% pengaruh pekerjaan. 33% pekerjaan yg ikut campur/berpengaruh pada waktu luang.

DISKUSI
Tujuan penelitian saat ini adalah menyelidiki prevalensi dari tipe yang berbeda pada stres akibat kerja dan ini dihubungkan dengan kesehatan dan cuti sakit pada populasi pekerja wanita yang berusia 38 dan 50 tahun.

Lanjutan..

Tipe yang paling banyak untuk stres akibat kerja adalah bagian pekerjaan yg ikut campur/ berpengaruh pada waktu luang, diikuti stres akibat pengaruh pekerjaan, perasaan stres terhadap organisasi yang tidak jelas & konflik dan perasaan stres terhadap tuntutan individu & komitmen

Lanjutan

Penemuan dari perasaan stres didapatkan lebih rendah bila dibandingkan dengan penelitian yang lain. Di Eropa dilaporkan tahun 2000, 29 % dari pekerja wanita mengalami stres akibat pekerjaan. 2 penelitian di Inggris melaporkan pada guru 43% & petugas polisi 41 % mengalami stres akibat kerja.

Lanjutan..

Usaha yang tinggi dan penghargaan yang rendah disebut usaha-penghargaan yang tidak balans/seimbang dapat menjadi efek yang tidak diinginkan pada kesehatan yang ditunjukkan pada penelitian komparatif di Eropa.

Lanjutan

Pada penelitian kualitatif pendahuluan adalah wanita yang terdaftar mengalami sakit akibat akibat kerja digambarkan mempunyai tuntutan pekerjaan yang tinggi, mempunyai tanggung jawab yang tinggi dan mempunyai kesulitan pembatasan setting mempunyai pengaruh pada meningkatnya pengambilan cuti sakit.

KESIMPULAN
Untuk merencanakan langkah pencegahan, penting untuk mengidentifikasi individu yang rentan terhadap gejala-gejala penyakit & absent sakit akibat stres pekerjaan. Pada penelitian ini menunjukkan hubungan antara stres akibat kerja, gejala penyakit yang ditimbulkan & cuti sakit pada pekerja wanita yang berusia 38 atau 50 tahun.

Lanjutan.

Dengan menggunakan The Work Stress Questionnaire dapat dibedakan antara kejadian negatif pada karakter pekerjaan & persepsi terhadap karakter stres, kita mendapatkan pandangan yang lebih luas tentang kondisi pekerja wanita & harus dapat mengembangkan pengetahuan tentang stres akibat kerja pada wanita.

Lanjutan.

Penemuan ini berdampak secara tidak langsung pada stres akibat kerja diantara populasi umum pada pekerja wanita swedia usia menengah dan penting untuk persoalan/ issu kesehatan masyarakat.

TERIMA KASIH
MOHON MASUKAN DAN SARAN

Anda mungkin juga menyukai