Anda di halaman 1dari 3

APPENDICITIS

1. Definisi Appendicitis adalah peradangan dari appendiks vermiformis, dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering.penyakit ini dapat mengenai semua umur baik laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih sering menyereng laki-laki berusia 20 sampai 30 tahun (Arif Mansjoer dkk, 2001). Appendicitis adalah peradangan / inflamasi pada apendiks.

Appendicitis, penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran bawah kanan dari rongga abdomen, untuk bedah abdomen darurat. (Mubarak, 2009)

2. Klasifikasi a. Appendicitis Akut Appendicitis akut adalah appendicitis dengan onset gejala akut yang memerlukan intervensi bedah dan biasanya ditandai dengan nyeri di kuadran abdomen kanan bawah dan dengan nyeri tekan local dan alih, spasme otot yang ada diatasnya. Appendicitis merupakan infeksi bakteris

b. Appendicitis Kronik Diagnosis appendicitis kronik baru dapat ditegakkan jika dipenuhi semua syarat : riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari dua minggu, radang kronik appendiks, dan keluhan menghilang setelah

appendectomy.

3. Epidemiologi Appendicitis merupakan kedaruratan bedah paling sering di

Negara-negara Barat. Namun dalam tiga-empat dasawarsa terakhir kejadiannya menurun secara bermakna. hal ini diduga disebabkan oleh meningkatnya penggunaan makanan berserat dalam menu sehari-hari. Appendicitis dapat ditemukan pada semua umur, hanya pada anak kurang dari 2 tahun jarang dilaporkan. Insiden appendicitis tertinggi pada kelompok umur 20-30 tahun, setelah umur 30 tahun insiden appendicitis mengalami penurunan jumlah. Insiden pada laki-laki dan perempuan umumnya sebdaning, kecuali pada umur 20-30 tahun, insiden laki-laki lebih sering.

4. Etiologi & Faktor Resiko Appendicitis umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri, namun factor pencetusnya ada beberapa kemungkinan yang sampai sekarang belum dapat diketahui secara pasti. Di antaranya faktor penyumbatan (obstruksi) pada lapisan saluran (lumen) appendiks oleh timbunan tinja/feces yang keras (fekalit), hyperplasia (pembesaran) jaringan limfoid, adanya benda asing dalam tubuh. Diantara beberapa faktor diatas, maka yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyebab adalah faktor penyumbatan oleh tinja/feces dan hyperplasia jaringan limfoid. Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri

untuk berkembang biak. Perlu diketahui bahwa dalam tinja/feces manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakteri/kuman Escherichia coli, inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang berakibat pada peradangan usus buntu (Infopenyakit, 2009). Makan cabai bersama bijinya atau jambu klutuk beserta bijinya sering kali tak tercerna dalam tinja dan menyelinap ke saluran appendiks sebagai benda asing. Begitu pula terjadinya pengerasan tinja/feces (konstipasi) dalam waktu lama sangat mungkin ada bagiannya yang terselip masuk ke saluran appendiks yang pada akhirnya menjadi media kuman/bakteri bersarang dan berkembang biak sebagai infeksi yang menimbulkan peradangan usus buntu tersebut. Menurut penelitian epidemiologis menunjukkan kebiasaan

makanmakanan rendah serat akan mengakibatkan konstipasi yang dapat menimbulkan appendicitis. Hal tersebut akan meningkatkan tekanan intra sekal, sehingga timbul sumbatan fungsional appendiks dan meningkatkan pertumbuhan kuman flora pada kolon

(Sjamsuhidajat, 2004).

Anda mungkin juga menyukai