Anda di halaman 1dari 24

MO FORENSIK

KELOMPOK 9 0302007249 0302007250 0302007261 0302007265 0302007266 0302007267 0302007310 0302007321 0302007322 0302007323 0302007324 0302007325 0302007326 0302007327 0302007328 STEPHANIE CITRA SARI Y STEVEN TIRTA PUTRA VANIA ZAMBRI VIRA RIEZKY YANWIKA VITTA KUSMA VIVI RIZKI HENSMIT NIK MUHD FARIS BIN NIK MAT NUR ATIQAH BT MOH NASIR NUR FAIRUZ BT MD TERIDI NUR FARAHA BT DAUD NUR HAFIZAH BT MANSOR NUR HIDAYAH BT KASIM NUR NAQIBAH BT IDERIS NUR SHARAFINA BT SAFIEE NURHAFIZA BT SATIN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

17 APRIL 2010 BAB I PENDAHULUAN Ilmu Kedokteran Forensik adalah satu cabang spesialistik yang mempelajari pemanfaatan ilmu kedokteran untuk kepentingan penegakan hokum serta keadilan. Ilmu kedokteran forensic telah dikenal sejak zaman Babilonia, yang mencatat ketentuan bahwa dokter saat itu mempunyai kewajiban untuk memberi kesembuhan bagi para pasiennya dengan ketentuan ganti rugi bila hal itu tidak dicapai. Dalam perkembangannya lebih lanjut, ternyata ilmu kedokteran 2Forensik tidak semata-mata bermanfaat dalam urusan penegakan hukum dan keadilan di lingkup pengadilan saja,tetapi juga bermanfaat dalam segi kehidupan bermasyarakat lain. Untuk data memberi bantuan yang maksimal bagi pelbagai keperluan tersebut di atas, seorang dokter dituntut untuk dapat memanfaatkan ilmu kedokteran yang dimilikinya secara optimal. Dalam menjalankan fungsinya sebagai dokter yang diminta untuk membantu dalam pemeriksaan kedokteran forensik oleh penyidik, dokter tersebut dituntut oleh undang-undang untuk melakukannya dengan sejujur-jujurnya serta menggunakan pengetahuan yang sebaikbaiknya. Oleh itu, dalam bidang ini dipelajari tata laksana mediko-legal, tanatologi, traumatologi, toksikologi, teknik pemeriksaan dan segala sesuatu yang terkait, agr semua dokter dalam memenuhi kewajibannya membantu penyidik, dapat benar-benar memanfaatkan segala pengetahuan kedokterannya untuk kepentingan peradilan sera kepentingan lain yang bermanfaat bagi kehidupan bermasyarakat.

BAB II PEMBAHASAN KASUS KASUS Sesosok mayat bayi ditemukan di suatu tempat sampah. Masyarakat melaporkannya kepada polisi. Mereka juga melaporkan bahwa semalam mereka melihat seorang perempuan yang menghentikan mobilnya di dekat tempat sampah dan berada di sana cukup lama. Seorang dari anggota masyarakat setempat mencatat nomor mobil perempuan tersebut. Polisi mengambil mayat bayi tersebut dan menyerahkannya kepada anda sebagai dokter direktur rumah sakit. Polisi juga mengatakan bahwa sebentar lagi si perempuan yang dicurigai sebagai pelakunya akan dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa. Anda harus mengatur segalanya agar semua pemeriksaan dapat berjalan dengan baik dan akan membriefing para dokter yang akan menjadi pemeriksa. Pada pemeriksaan luar jenazah, dapat dipastikan jenazah adalah bayi laki-laki dengan adanya alat kelamin laki-laki. Pada saat ditemukan, polisi melaporkan bayi dibungkus dengan kain, dengan tali pusat masih melekat pada plasenta, dan keadaan tersebut masih sama sewaktu dibawa ke rumah sakit. Selain itu, ditemukan tanda sianosis di ujung jari, kuku dan mulut. Terdapat juga Tardieus spot pada konjungtiva bulbi,palpebra dan kulit wajah sedangkan pada mulut tidak ditemukan benda asing. Pada permukaan dalam bibir ditemukan luka memar. Selain itu, tidak ditemukan luka lecet atau tanda kekerasan lain pada tubuh dan wajah bayi. Pada pemeriksaan bedah bayi, ditemukan Tardieus spot pada jantung dan paru. Selain itu, diafragama pada bayi ini sudah turun sampai sela iga 4-5. Paru berwarna merah muda, tidak merata dengan pleura yang tegang. Uji apung paru memberikan hasil positif.
3

I. Interpretasi Temuan Mayat Bayi Pada pemeriksaan jenazah didapatkan:


1. Organ genetalia eksterna yang ditemukan pada bayi ini menunjukkan bayi ini seorang

laki-laki
2. Tali pusat masih melekat pada plasenta -

ini menunjukkan bahwa bayi ini tidak pernah dirawat.

3. Tanda sianosis di ujung jari, kuku dan mulut

tanda sianosis yang didapatkan pada korban menujukkan ia mengalami kematian disebabkan oleh asfiksia

4. Tardieus spot pada konjungtiva bulbi,palpebra dan kulit wajah ini adalah tanda khas pada kasus asfiksia bintik-bintik kemerahan ini disebabkan oleh pecahnya dinding pembuluh darah kapiler karena hipoksia
5. Pada mulut tidak ditemukan benda asing

hal ini dapat menyingkirkan kemungkinan kematian akibat tercekik benda asing

6. permukaan dalam bibir ditemukan luka memar luka memar ini menujukkan adanya kekerasan tumpul atau terjadi pembekapan

Pada pemeriksaan bedah jenazah bayi didapatkan: 1. Tardieus spot pada jantung dan paru Tardieus spot yang didapatkan menunjukkan berlakunya asfiksia pada korban

2. Diafragama pada bayi ini sudah turun sampai sela iga 4-5
4

- diafragma yang turun menunjukkan dada sudah mengembang dan bayi lahir hidup 3. Paru berwarna merah muda, tidak merata dengan pleura yang tegang ini menunjukkan bayi lahir hidup

4. Uji apung paru memberikan hasil positif. hasil uji apung paru yang positif menunjukkan bayi ini lahir hidup

II. Sebab Kematian Pada kasus ini, berdasarkan tanda-tanda yang didapatkan menunjukkan kemungkinan kematian akibat asfiksia mekanik. Asfiksia mekanik adalah mati lemas yang terjadi bila udara pernafasan terhalau memasuki saluran pernafasan.

III. Kemungkinan Cara Kematian Kemungkinan cara kematian korban ini adalah kematian tidak wajar, yaitu pembunuhan anak sendiri. Oleh karena tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan lain seperti luka lecet, dan hanya ditemukan luka memar, bayi ini paling mungkin mati akibat pembekapan dengan bahan lunak.

IV Visum Et Repertum
5

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jl. Salembar Raya 6 Telp: 3106197, Fax : 3154626 Jakarta 10430 -----------------------------------------------------------------------------------------------VISUM ET REPERTUM ( JENAZAH ) Nomor: 3456-SK III/2345/2-95 Jakarta,15 April 2010

Lamp.: satu sampul tersegel-----------------------------------------------------------------------Perihal: Hasil pemeriksaan Pembedahan---------------------------------------------------------Atas jenazah----------------------------------------------------------------------------PROJUSTITIA Visum Et Repertum Yang bertanda tangan di bawah ini,---------------,dokter ahli kedokteran forensic pada Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta, menerangkan bahwa atas permintaan tertulis dari kepolisian Resort polisi Jakarta Selatan No.Pol.:B/789/VR/XII/95/Serse teretanggal 14 April 2010,maka pada tanggal lima belas April tahun dua ribu sepuluh, pukul delapan lewat tiga puluh menit Waktu Indonesia bagian Barat, bertempat di ruang bedah jenazah Bagian Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia telah melakukan pemeriksaan atas jenazah yang menurut surat permintaan tersebut adalah:
6

Nama: -------------------------------------------------------------------------------------------Jenis kelamin: laki-laki--------------------------------------------------------------------------Umur:-------------------------------------------------------------------------------------------Kebangsaan:-------------------------------------------------------------------------------------Agama;-------------------------------------------------------------------------------------------Pekerjaan:---------------------------------------------------------------------------------------Alamat:---------------------------------------------------------------------------------------------HASIL PEMERIKSAAN I.PEMERIKSAAN LUAR : 1. Organ genetalia yang ditemukan pada bayi ini menunjukkan bayi ini seorang laki-laki
2. Tali pusat masih melekat pada plasenta 3. Tanda sianosis di ujung jari, kuku dan mulut

4. Tardieus spot pada konjungtiva bulbi,palpebra dan kulit wajah


5. Pada mulut tidak ditemukan benda asing 6. Permukaan dalam bibir ditemukan luka memar

II.PEMERIKSAAN DALAM :
1. Tardieus spot pada jantung dan paru

2. Diafragama pada bayi ini sudah turun sampai sela iga 4-5 3. Paru berwarna merah muda, tidak merata dengan pleura yang tegang
4. Uji apung paru memberikan hasil positif

KESIMPULAN : Pada mayat bayi laki-laki ini ditemukan luka memar pada permukaan dalam bibir yang dapat disebabkan oleh pembekapan bahan lunak dengan sebab kematian asfiksia mekanik. Pada mayat bayi laki-lai ini juga ditemukan Tardieus spot pada pada konjungtiva bulbi,palpebra, paru, jantung dan kulit wajah kerana pecahnya pembuluh darah kapiler yang disebabkan poleh asfiksia Demikian saya uraikan dengan sebenar-benarnya berdasarkan keilmuan saya yang sebaik-baiknya mengingat sumpah sesuai dengan KUHAP Dokter yang memeriksa, Dr. Kelompok 9 Nip 130..

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA ASPEK HUKUM Pasal 341 KUHP Seorang ibu dengan sengaja menghilangkan jiwa anaknya pada ketika dilahirkan atau tidak berapa lama sesudah dilahirkan, karena takut ketahuan bahwa ia sudah melahirkan anak, dihukum, karena makar mati terhadap anak , dengan hukuman penjara selamalamanya 7 tahun. Pasal 342 KUHP Seorang ibu yang dengan sengaja akan menjalankan keputuan yang diambilnya sebab takut ketahuan bahwa ia tidak lama lagi akan melahirkan anak, menghilangkan jiwa anaknya itu pada ketika dilahirkan atau tidak lama kemudian dari pada itu, dihukum karena pembunuhan anak yang direncanakan dengan hukuman penjara selama-lamanya 9 tahun. Pasal 342 KUHP Bagi orang lain yang turut campur dalam kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dianggap kejahatan itu sebagai makar mati atau pembunuhan Pasal 181 KUHP Barang siapa mengubur, menyembunyikan, mengangkut atau menghilangkan mayat dengan maksug hendak menyembunyikan kematian dan kelahiran orang itu, dihukum penjara selama-lamanya 9 bulan atau denda sebanyak-banyaknya empat ribu lima ratus rupiah. Pasal 304 KUHP
9

Barang siapa dengan sengaja menyebabkan atau membiarkan orang dalam kesengsaraan, sedang ia wajib memberi kehidupan perawatan atau pemeliharaan pada orang itu karena hukum yang berlaku atasnya atau karena menurut perjanjian, dihukum penjara selama 2 tahun 8 bulan atau denda sebanyak-banyaknya empat ribu lima ratus rupiah. Pasal 305 KUHP Barang siapa menaruhkan anak yang dibawah umur 7 tahun disuatu tempat supaya dipungut oleh orang lain, atau dengan maksud akan terbebas dari pada pemeliharaan anak itu , meninggalkannya , dihukum penjara sebanyak-banyaknya 5 tahun 6 bulan. Pasal 306 KUHP (1) Kalau salah satu perbuatan yang diterangkan dalam pasal 304 dan 306 itu menyebabkan luka berat , maka si tersalah dihukum penjara selama-lamanya 7 tahun 6 bulan. (2) Kalau salah satu perbuatan ini menyebabkan orang lain mati, sitersalah itu dihukum penjara selama-lamanya 9 tahun. Pasal 307 KUHP Kalau sitersalah karena kejahatab yang diterangkan dalam pasal 305 adalah bapa atau ibu anak itu, maka baginya hukuman yang ditentukan dalam pasal 305 dan 306 dapat ditambah dengan sepertiganya. Pasal 308 KUHP Kalau ibu menaruh anaknya disuatu tempat supaya dipungut oleh orang lain tidak lama sesudah anak itu dilahirkan oleh karena takut akan diketahui orang ia melahirkan anak atau dengan maksud akan terbebas dari pemeliharaan anak itu, meninggalkannya , maka
10

hukuman maksimum yang tersebut dalam pasal 305 dan 306 dikurangi sehingga seperduanya.

PROSEDUR MEDIKO-LEGAL 1. Penemuan dan pelaporan o Dilakukan oleh warga masyarakat yang melihat, mengetahui atau mengalami suatu kejadian yang diduga merupakan suatu tindak pidana. o Pelaporan dilakukan ke pihak yang berwajib,dalam hal ini Kepolisian RI dan lain-lain. 2. Penyelidikan o Dilakukan oleh penyelidik untuk mengetahui apakah benar ada kejadian seperti yang dilaporkan. o Menurut Pasal 4 KUHAP, penyelidik adalah setiap pejabat polisi negara Republik Indonesia. 3. Penyidikan o Dilakukan oleh penyidik o Tindak lanjut setelah diketahui benar-benar terjadi suatu kejadian. o Penyidik dapat meminta bantuan seorang ahli. o Menurut pasal 2 PP No 27/1983, penyidik adalah Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia dengan pangkat serendah-rendahnya Pembantu Letnan Dua, dan pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang sekurang-kurangnya Pengatur Muda Tingkat 1(golongan II/b). 4. Pemberkasan perkara
11

o Dilakukan oleh penyidik, menghimpun semua hasil penyidikannya dan diteruskan ke penuntut umum. 5. Penuntutan o Dilakukan oleh penuntut umum di siding pengadilan setelah berkas perkara yang lengkap diajukan ke pengadilan. 6. Persidangan o Persidangan pengadilan dipimpin oleh hakim atau majelis hakim. o Dilakukan pemeriksaan terhadap terdakwa, para saksi dan juga para ahli. o Dokter dapat dihadirkan di sidang pengadilan untuk bertindak selaku saksi ahli atau selaku dokter pemeriksa. 7. Putusan pengadilan o Vonis dijatuhkan oleh hakim dengan ketentuan, yaitu keyakinan pada diri hakim bahwa memang telah terjadi suatu tindak pidana dan bahwa terdakwa memang bersalah. Keyakinan hakim harus ditunjang oleh sekurang-kurangnya dua dari lima alat bukti yang sah, yaitu keterangan saksi, keterangan terdakwa, keterangan ahli, surat dan petunjuk.

PEMERIKSAAN BAYI Diantara masalah-masalah yang perlu dijawab oleh seorang dokter adalah: 1. Apakah bayi dilahirkan hidup atau mati? 2. Berapakah umur bayi tersebut? 3. Apakah bayi tersebut sudah dirawat?
12

4. Apakah sebab kematian?

Penentuan lahir mati atau lahir hidup Tanda-tanda Tanda-tanda maserasi Lahir hidup Lahir mati - Baru terlihat setelah 8-10 hari kematian inutero.
-

Bila kematian baru terjadi 3 atau 4 hari: Perubahan berupa vesikel atau bula yang berisi cairan kemerahan, epidermis bewarna putih dan berkeriput, bau tengik, dan tubuh mengalami perlunakan.

Organ-organ tampak basah tetapi tidak

Pengembangan dada

Dada sudah mengembang

berbau busuk Iga masih mendatar dan diafragma masih setinggi iga 3-4.

Diafragma sudah turun sampai sela iga


13

Pemeriksaan makroskopik paru

4-5 Paru sudah mengisi rongga dada dan menutupi sebahagian kandung jantung.

Paru-paru masih tersembunyi dibelakang kandung jantung atau telah mengisi rongga dada.

Paru berwarna merah muda tidak merata dengan pleura tegang.


-

Paru-paru bewarna kelabu ungu merata seperti hati, konsistensi padat,tidak teraba derik udara dan pleura yang longgar

Menunjukkan gambaran mosaic kerana alveoli telah berisi udara.

Gambaran marmer akibat pembuluh daran interstitial berisi darah

Konsistensi seperti spons dan teraba derik udara.

Pengirisan paru dalam air : terlihat jelas keluarnya gelembung udara dan darah.

Berat paru bertambah 2 kali kerana


14

berfungsinya sirkulasi Uji apung paru Pemeriksaan mikroskopik paru -

darah jantung paru. Hasil positip Alveoli paru mengembang sempurna dengan atau tanpa emfisema obstruktif

-Hasil negatip Tanda khas untuk paru bayi yang belum bernafas adalah adanya tonjolan yang berbentuk seperti bantal yang akan bertambah tinggi dan dasar menipis sehingga tampak seperti dada (club like)

Tidak terlihat projection.

Perwarnaan Gomori atau Ladewig: serabut retikulin tampak tegang.


-

Pada paru bayi yang belum bernafas dan sudah membusuk dengan pewarnaan Gomori atau Ladewig: Tapak serabut retikulin pada permukaan dinding alveoli berkelokkelok seperti rambut yang kerinting

15

Penentuan Umur Bayi Penentuan umur janin atau embrio dalam kandungan rumus De Haas adalah untuk 5 bulan pertama, panjang kepala tumit(cm)=kuadrat umur gestasi (bulan) dan selanjutnya = umur gestasi(bulan) x 5. Penentuan sudah atau belum dirawat Tali pusat Telah terikat,diputuskan dengan gunting atau pisau lebih kurang 5cm dari pusat bayi dan diberi obatt antiseptic
-

Pada kasus pembunuhan tali pusat terputus dekat perlekatannya pada uri atau pusat bayi dengan ujung yang tidak rata.

Verniks Kaseosa(Lemak Bayi) Pada yang telah dirawat ia telah dibersihkan demikian pua bekas-bekas darah Pada bayi yang dibuang ke dalam air, verniks tidak akan hilang selluruhnya dan dapat ditemukan didaerah lipatan kulit,ketiak,belakang telinga,lipat paha dan lipat leher. Pakaian Pada bayi yang teah dirawat bayi akan dipakaikan baju atau penutup seluruh tubuh pada bayi.

Penentuan Sebab Kematian


16

Penyebab kematian tersering pada pembunuhan anak sendiri adalah mati lemas (asfiksia). Kematian dapat pula diakibatkan oleh proses persalian (trauma lahir), kecelakaan, pembunuhan atau alamiah. Trauma lahir Kaput subsedaneum Sefal hematom Perdarahan intracranial Perdarahan subaraknoid atau interventrikuler Perdarahan epidural

Pembunuhan
-

Cara tersering dijadikan adalah yang menimbulkan asfiksia: pembekapan, penyumbatan jalan nafas, penjeratan, pencekikkan dan penenggelaman

Pembunuhan dengan kekerasan tumpul jarang dijumpai sekiranya ada menyebabkan patah atau retak tulang tengkorak dan memar jaringan otak.

Pembunuhan dengan senjata tajam jarang ditemukan. Sekiranya ada, akan ditemukan tusukan didaerah palatum mole melalui foramen magnum dan merusak medulla oblongata.

Pembunuhan dengan jalan membakar menyiramkan cairan panas, memberikan racun dan memuntir kepala sangat jarang terjadi.

17

PEMERIKSAAN MAYAT BAYI Pemeriksaan luar Kulit Tanda - Sudah dibersihkan atau belum Mulut Tali pusat Keadaan verniks kaseosa Warna Berkeriput atau tidak Kehadiran benda asing Sudah terputus atau masih melekat pada uri Potongan rata atau tidak Tanda sudah diberi antiseptic atau belum Tanda-tanda kekerasan pada tali pusat hematoma tau Wharton s Jelly Kepala Tanda-tanda Kekerasan berpindah tempat. Apakah terdapat kaput suksedaneum atau molase tulang-tulang tengkorak. Ada atau tidak tanda pembekapan di sekitar mulut dan hidung. Tanda memar pada mukosa bibir dan pipi. Tanda pencekikan atau jerat pada leher Mulut Tanda asfiksia
18

Memar atau lecet pada tengkuk Apakah terdapat benda asing Perhatikan palatum mole tedapat robekan atau tidak Tardieus Spot pada permukaan

Tulang belakang Kepala

paru,jantung,thymus dan epiglottis Apakah terdapat kelainan congenital dan tanda-tanda kekerasan. Perhatikan apakah terdapat perdarahan subdural atau subaraknoid.

Perhatikan keadaan falks serebri dan tentorium cerebri.

PEMERIKSAAN IBU Pemeriksaan untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan antara mayat bayi dengan si perempuan tersebut:
o

Tes DNA mitokondria Mitokondria memiliki molekul DNA sendiri yang disebut sebagai DNA

mitokondria. Pada manusia genom mitokondria DNA mengandung sekitar 16.000 pasang basa DNA, dimana ini hanya mewakili sebagian dari total pasang basa DNA yang terdapat pada inti sel. Yang membuat DNA ini istimewa, tidak seperti DNA nukleus yang diwarisi secara seimbang dari ayah dan ibu, DNA ini diwarisi hanya dari sang ibu, karena semua mitokondria manusia diturunkan dari mitokondria sel telur ibu. Sehingga, kita bisa melakukan tes untuk membandingkan mitokondria anak dan ibu untuk menentukan hubungan mereka.(adanya kemiripan)Karena mitokondria merupakan struktur yang kuat dan melindungi DNA yang dikandungnya, DNA mitokondria sangat berguna juga untuk mengidentifikasi korban-korban bencana alam dimana DNA nukleus sudah terdegradasi
19

ataupun rusak. Sebagian besar sel di tubuh kita mengandung antara 500 sampai 1000 copy dari molekul DNA mitokondria yang membuatnya lebih mudah untuk ditemukan dan diekstrak daripada DNA nukleus. Cara pengambilan sampel: Sampel darah diambil sebanyak 2 ml dengan menggunakan tabung EDTA kemudian diberi label yang jelas, dan tanggal pengambilan sampel. Sampel disimpan pada suhu 4C.

Tes golongan darah Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan

jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian. Cara yang biasa dilakukan adalah absorpsi elusi dengan prosedur sebagai berikut : 2-3 helai benang mengandung bercak darah kering difiksasi dengan metil alkohol selama 15 menit. Benang diangkat dan dibiarkan mengering. Selanjutnya dilakukan penguraian benang tersebut menjadi serat-serat halus dengan mengguakan dua buah jarum. Lakukan juga pada darah yang tidak mengandung bercak darah sebagai kontrol negatif.
-

Serat benang dimasukkan ke dalam dua tabung reaksi. Ke dalam tabung pertama yang mengandung golongan darah A diteteskan serum anti-A dan pada tabung kedua yang
20

mengandung golongan darah B diberi serum anti-B hingga serabut benang terendam seluruhnya. Kemudian tabung-tabung disimpan dalam lemari pendingin dengan suhu 4C selama satu malam.
-

Kemudian dilakukan pencucian dengan menggunakan larutan garam faal dingin (4C) sebanyak 5 - 6 kali, lalu tambahkan 2 tetes suspensi 2% sel indikator, pusing dengan kecepatan 1000 RPM selama 1 menit. Bila tidak terjadi aglutinasi, cuci sekali lagi dan kemudian tambahkan 1-2 tetes garam faal. Panaskan pada suhu 56C selama 10 menit dn pindahkan pada tabung lain. Tambahkan 1 tetes suspensi sel indikator ke dalam masing-masing tabung, biarkan selama 5 menit pada kecepatan 1000 RPM.

Pembacaan hasil dilakukan secara makroskopik. Bila terjadi aglutinasi bererti darah mengandung antigen yang sesuai dengan antigen sel indikator.

Dari tes bisa diketemukan kemungkinan adanya hubungan ibu dan anak, sehinga hasilnya tidak mutlak menunjukkan si pelaku.

Pemeriksaan terhadap tersangka ibu:


21

Tes DNA mitokondria Tes golongan darah Pemeriksaan kejiwaan Dilakukan untuk mengetahui keadaan psikis sang ibu saat melakukan kejahatan. Pasal 44 ayat 1 KUHP berbunyi : Barangsiapa melakukan perbuatan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan padanya disebabkan karena jiwanya cacat dalam tumbuhnya (gebrekkige ontwikkeling) atau terganggu karena penyakit (ziekelijke storing), tidak dipidana. Apabila psikosis ditemukan, maka harus dibuktikan apakah penyakit itu telah ada sewaktu tindak pidana dilakukan.

Tanda-tanda baru melahirkan :


1. Perlukaan pada vagina oleh karena proses kelahiran 2. Kadar prolaktin yang tinggi 3. Tubuh yang gemuk

4. Perubahan Pada Vulva, Vagina dan Perineum. Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan, setelah beberapa hari persalinan kedua organ ini kembali dalam keadaan kendor. Rugae timbul kembali pada minggu ke tiga. Himen tampak sebagai tonjolan kecil dan dalam proses pembentukan berubah menjadi karankulae mitiformis yang khas bagi wanita multipara. Ukuran vagina akan selalu lebih besar dibandingkan keadaan saat sebelum persalinan pertama. Perubahan pada perineum pasca melahirkan terjadi pada saat perineum mengalami robekan. Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan ataupun dilakukan episiotomi dengan indikasi tertentu. Meskipun demikian, latihan
22

otot perineum dapat mengembalikan tonus tersebut dan dapat mengencangkan vagina hingga tingkat tertentu. Hal ini dapat dilakukan pada akhir puerperium dengan latihan harian. 5. Ukuran uterus pada masa nifas akan mengecil seperti sebelum hamil. Perubahan-perubahan normal pada uterus selama postpartum adalah sebagai berikut:

Involusi Uteri Plasenta lahir 7 hari (minggu 1)

Tinggi Fundus Uteri Setinggi pusat Pertengahan pusat dan simpisis Tidak teraba Normal

Berat Uterus 1000 gram 500 gram

Diameter Uterus 12,5 cm 7,5 cm

14 hari (minggu 2) 6 minggu

350 gram 60 gram

5 cm 2,5 cm

Gambar. Tinggi fundus uteri pada masa nifas

23

DAFTAR PUSTAKA

1) Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S et al. Ilmu Kedokteran Forensik:pembunuhan anak sendiri. Jakarta:Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1997. p. 165-77.
2) Anonymous. Peraturan Perundang-undangan Bidang Kedokteran:hukum pidana yang

berkaitan dengan profesi dokter. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1994. p. 40-41
3) Idries AM. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik:visum et repertum. 1 st ed. Jakarta:

Binarupa Aksara: 1997. p. 72-74. 4) Anonymous. Teknik Autopsi Forensik. Jakarta: Bagian kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran UI; 2000.
5) Tanatologi Forensik.2009. Available at:

http://klinikindonesia.com/forensik/tanatologi.php, Accessed, April 16, 2010.


6) Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sisitem Endokrin. February 28, 2010.

Available: http://www.lusa.web.id/perubahan-fisiologis-masa-nifas-pada-sistemendokrin/#more-725. Accessed, April 16, 2010.

24

Anda mungkin juga menyukai