Anda di halaman 1dari 9

STRUKTUR SOSIAL

Wiradi (dalam Peter Hagul, 1992) struktur sosial terdiri atas seperangkat unsur yang mempunyai ciri-ciri tertentu dan seperangkat hubungan di antara unsur-unsur tersebut. Sistem sosial lebih menitikberatkan pada sejumlah orang atau kelompok dan kegiatannya yang mempunyai hubungan timbal balik relatif tetap, struktur sosial membahas pola hak dan kewajiban para pelaku dalam suatu sistem interaksi yang terwujud dari rangkaian-rangkaian hubungan sosial yang relatif stabil dalam jangka waktu tertentu

Hak dan status para pelaku dihubungkan dengan status dan peranan pelaku masing-masing dalam sistem sosial kemasyarakatan. Status yang disandang seseorang terdapat serangkaian hak dan kewajiban yang harus dipenuhi sebagai anggota kesatuan sosial dalam berbagai interaksi sosial di ruang lingkup kesatuan sosial itu. Status dan peranan juga berlaku dalam situasi sosial tertentu yang terdiri atas: Serangkaian norma-norma yang mengatur penggolongan para pelaku menurut status dan peranannya Serangkaian norma-norma itu juga membatasi macam tindakan yang boleh dan yang tidak boleh serta seharunsya diwujudkan oleh para pelakunya .

Struktur sosial dalam masyarakat beraneka ragam bentuk dan coraknya hal ini tergantung keadaan masyarakat. Untuk masyarakat primitif/terisolir/tradisional > strukturnya sederhana > sistem kekerabatan. melalui sistem kekerabatan ini masyarakat dapat mengatur pola interaksi sosialnya sehingga tercapai ketertiban sosial (baik interaksi intensif maupun kurang intensif) Untuk masyarakat modern/maju > strukturnya kompleks > tdk lagi hanya bersumber pada sistem kekerabatan tetapi > sistem ekonomi, sistem pelapisan sosial, politik, budaya atau kombinasinya. Pola interaksi sosialnya lebih bersifat formal sepanjang menguntungkan bagi individu anggota masyarakat yang bersangkutan

Fungsi sosial memainkan peranannya sendiri dalam mempertahankan sistem sosial. fungsi unsur yang satu saling berhubungan timbal balik dengan fungsi unsur lainnya dan sifatnya saling mendukung. Dengan fungsi sosial, masyarakat dapat menentukan batas-batas suatu sistem sosial.
Apabila unsur-unsur sistem sosial melaksanakan fungsinya masing-masing maka akan terjadi integrasi sosial, > integrasi sosial dapat diartikan keselarasan hubungan antara unsur-unsur sistem sosial. Setiap sistem sosial senantiasa mengandung dua hal yaitu : Sub-sub stratum yang melahirkan konflik-konflik sosial; Tata tertib sosial yang bersifat normatif.

Integrasi sosial dalam sistem sosial tidak pernah terjadi secara penuh, ada yang tinggi, sedang dan rendah, kesemuanya itu sangat ditentukan oleh unsur-unsur dalam melaksanakan fungsinya, serta ada saat-saat yang cenderung tertib dan ada pula saat-saat yang cenderung konflik. Konflik yang terjadi di dalam suatu masyarakat dapat timbul karena perbedaan status individu dalam masyarakat serta pengaruh dari luar yang masuk suatu sistem kemasyarakatan sehingga terjadi persaingan kepentingan antar anggota masyarakat > akibat selanjutnya adalah timbul konflik sosial.

Pengaruh Struktur Sosial Terhadap Difusi Inovasi Rogers dan Soemaker (1987) menyatakan bahwa anggota sistem sosial mempunyai perbedaan sedemikian rupa sehingga tercipta suatu struktur sosial di dalamnya. Struktur sosial disusun dari status dan posisi anggota dalam suatu sistem. Pada hakekatnya dalam suatu sistem sosial selalu terdapat struktur. Permasalahannya, ada struktur yang dapat dengan jelas dimengerti anggota-anggotanya ada pula yang abstrak. Sistem-sistem sosial formal dapat dengan mudah diketahui, sedangkan struktur sosial yang non formal atau tradisional memerlukan perenungan beberapa saat.

Hakekatnya struktur sosial berpengaruh pada tingkah laku manusia dan perubahan tingkah laku dalam menjawab rangsangan dari luar. Begitu pula jalannya proses difusi inovasi, struktur sosial mempunyai hubungan saling pengaruh yang komplek dengan proses adopsi inovasi ke dalam suatu sistem sosial. Struktur sosial dapat merintangi atau memudahkan proses difusi, dan sebaliknya difusi dapat mengubah struktur sosial suatu masyarakat. Struktur sosial merintangi atau memudahkan cepatnya penyebaran ide baru dan pengadopsian inovasi melalui apa yang disebut efek sistem. Norma-norma sosial dan hirarki yang ada dalam suatu sistem sosial mempengaruhi perilaku anggota-anggotanya. Inovasi tidaknya seseorang bisa dipengaruhi oleh 2 variabel, yaitu: Sikapnya, pendidikannya, dan lain-lain. Ciri-ciri sosial yang melingkupinya, modern atau tradisional

Struktur Sosial Agraris di Pedesaan Jawa Gunawan Wiradi (dalam Peter Hagul, 1992) Pertanian di Jawa terdiri dari usahatani yang luasnya sempit; Pemilikan tanah cenderung sempit-sempit tetapi relatif merata bila dibanding luar Jawa maupun Negaranegaraa berkembang lainnya; Status atau bentuk pemilikan tanah sangat beragam. Apakah itu berdasarkan hukum adat, kolonial, maupun nasional; Sebagian besar usahatani terdiri dari usahatani yang digarap oleh pemilik tanahnya sendiri; Proporsi penggunaan tenaga kerja luar keluarga untuk kegiatan pra panen sangat besar (untuk kegiatan pemanenan lebih besar lagi);

Hampir semua tenaga kerja luar keluarga terdiri dari tenaga upahan atau bayaran; Terdapat jutaan keluarga tunakisma (orang tidak memiliki tanah); Untuk semua lapisan masyarakat, pendapatan yang berasal dari kegiatan non pertanian merupakan tambahan pendapatan yang sangat penting; Hampir setiap rumah tangga hidup atas dasar apa yang disebut extreme occupational multiplicity dengan suatu pembagian tenaga kerja yang sangat lentur di antara anggota-anggota rumah tangga. Pendapatan keluarga didapat dari berbagai sumber kehidupan pada saat-saat tertentu; Terdapat kelembagaan hubungan kerja tradisional yang beragam dan rumit; Dari ciri tersebut secara ekonomi kurang efisien

Anda mungkin juga menyukai