Anda di halaman 1dari 9

F.

PEMBAHASAN Praktikum statistika pengumpulan dan penyajian data telah dilakukan menggunakan sampel malai padi yang telah menguning. Data yang dikumpulkan adalah data panjang malai dan jumlah gabah per malainya. Malai gabah yang didata sejumlah 15 malai, tetapi dalam pelaporannya disajikan 45 data malai dengan 30 data merupakan data dari dua kelompok lain. Untuk mengumpulkan data panjang malai, masing-masing malai diukur panjangnya menggunakan alat ukur panjang berupa penggaris. Sedangkan dalam pengumpulan data jumlah gabah per malai, masing-masing malai dihitung jumlah gabahnya dengan cara hitung manual. Hasil pengunpulan data ini adalah data yang berupa angka. Kemudian data panjang malai dan jumlah gabah per malai disajikan dalam tabel. Setelah data panjang malai dan jumlah malai terkumpul, data yang berupa angka tersebut agar dapat dibaca dengan mudah dan informatif maka perlu disajikan secara sistematis. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan grafik atau diagram. Penyajian data yang pertama adalah dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Di dalam tabel distribusi frekuensi memuat nomor, kelas interval, nilai tengah, kelas boundaris, frekuensi, frekuensi relatif, frekuensi kumulatif kurang dari dan frekuensi kumulatif lebih dari. Dalam membuat tabel distribusi frekuensi, ada beberapa langkah yang harus dilakukan, antara lain secara urut adalah sebagai berikut. 1. Menentukan range atau rentang Rentang = nilai data tertinggi nilai data terendah

2. Menentukan jumlah kelas Interval (JKI), dengan formula :

JKI = 1 + 3,3 log n ; dimana n = jumlah data. 3. Menentukan panjang kelas interval (PKI), PKI = 4. Menentukan ujung kelas bawah dan ujung kelas atas untuk masing-masing kelas interval. Selain itu, ditentukan juga batas kelas bawah dan batas kelas atas ( boundaris kelas). 5. Menentukan nilai tengah dari masing-masing kelas interval. 6. Menghitung jumlah frekuensi dari masing-masing kelas interval. 7. Menghitung frekuensi relatif. 8. Menghitung frekuensi kumulatif kurang dari dan frekuensi kumulatif lebih dari. Berikut ini hasil dari perhintungan dalam langkah-langkah menyajikan data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi pada data jumlah gabah per malai padi yang telah diperoleh : 1. Rentang = nilai tertinggi nilai terendah = 196 53 = 143 2. JKI = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log45 = 6,455 (dibulatkan 7)
3. PKI =

= 22,15 dibulatkan menjadi 22

4. Ujung kelas bawah pada kelas interval pertama ditetapkan 50 walaupun data

terendahnya 53. Hal ini dilakukan karena sebelumnya JKI dibulatkan ke atas,

dari 6,455 menjadi 7. Sehingga jumlah kelas interval nantinya dapat sesuai dengan pembulatan tersebut. Setelah ditetapkan ujung kelas bawah pada interval kelas yang pertama, dengan panjang kelas interval 22 maka dapat ditentukan ujung kelas atas dan ujungujung kelas pada kelas interval berikutnya, sehingga diperoleh 7 kelas interval sebagai berikut : 50-71 ; 72-93 ; 94-115 ; 116-137 ; 138-159 ; 160-181 ; 182203. Perlu juga ditetapkan batas kelas bawah dan batas kelas atas (boundaris kelas) dengan cara ujung kelas bawah dikurangi 0,5 dan ujung kelas atas ditanbah 0,5. Dioperasikan dengan angka 0,5 ini karena data bernilai bilangan bulat positif bukan desimal. Sehingga diperoleh kelas boundaris sebagai berikut : 49,5-71,5 ; 71,5-93,5 ; 93,5-115,5 ; 115,5-137,5 ; 137,5-159,5 ; 159,5-181,5 ; 181,5-203,5. 5. Nilai tengah pada setiap kelas interval diperoleh dengan rumus

Secara urut nilai tengah dari kelas interval pertama hingga ketujuh adalah 60,5 ; 82,5 ; 104,5 ; 126,5 ; 148,5 ; 170,5 ; 193,5. 6. Jumlah frekuensi dari setiap kelas interval telah dihitung. Secara urut frekuensi dari kelas interval pertama hingga ketujuh adalah 10, 18, 11, 3, 1, 1, 1. 7. Frekuensi relatif dihitung dengan formula Frekuensi relatif x 100% Untuk kelas I, Fr = x 100% = 22,22% =

Kelas II ,

Fr =

x 100% = 40,00% Kelas III, Kelas IV, Fr = Fr = x 100% = 24,44%

x 100% = 6,67% Kelas V, Fr =

x 100% = 2,22% Kelas VI, Fr =

x 100% = 2,22% Kelas VII, Fr =

x 100% = 2,22% Frekuensi relatif dari ketujuh kelas interval diatas apabila dijumlah hasilnya hanya 99,99%. Seharusnya jumlah seluruh frekuensi relatif adalah 100% hal ini dikarenakan adanya pembulatan hasil akhir perhitungan frekuensi relatif (pembulatan 2 angka di belakang koma). Apabila perhitungan tidak dibulatkan misalnya dihitung dengan microsoft excel maupun software statistik lainnya maka jumlah frekuensi relatif akan tepat 100%
8. Ada dua macam sebaran frekuensi kumulatif yang dikenal yaitu frekuensi

kumulatif yang makin meningkat yang disebut juga frekuensi kumulatif lebih dari (greater than), dan frekuensi kumulatif yang makin menurun yang disebut juga frekuensi kumulatif kurang dari (less than). Frekuensi kumulatif kurang dari diperoleh dengan menjumlahkan frekuensi dari kelas interval pertama sampai kelas interval terakhir. Untuk data jumlah gabah per malai frekuensi kumulatif kurang darinya secara urut adalah 10, 28, 39, 42, 43,44, 45.

Sedangkan untuk frekuensi kumulatif lebih dari diperoleh dengan mengurangi total frekuensi (45) dengan frekuensi kelas interval pertama hingga terakhir. Frekuensi kumulatif lebih dari untuk data jumlah gabah per malai adalah 45, 35, 17, 6, 3, 2, 1.

Berikut ini hasil dari perhintungan dalam langkah-langkah menyajikan data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi pada data panjang malai padi yang telah diperoleh : 1. Rentang = nilai tertinggi nilai terendah = 25 16,5 = 8,5 2. JKI = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log45 = 6,455 (dibulatkan 7)
3. PKI

= 1,32 dibulatkan menjadi 1,3

Pembulatan panjang kelas interval panjang malai menjadi 1,3. Pembulatan ini berbeda dengan pembulatan PKI jumlah gabah per malai sebelumnya yang merupakan bilangan bulat positif. Hal ini disebabkan karena nilai data panjang malai antara yang satu dengan yang lain selisihnya sangat kecil, rentangnya pun hanya 8,5. 4. Ujung kelas bawah pada kelas interval pertama ditetapkan 16,3. Setelah ditetapkan ujung kelas bawah pada interval kelas yang pertama, dengan panjang kelas interval 1,3 maka dapat ditentukan ujung kelas atas dan ujung-ujung kelas pada kelas interval berikutnya, sehingga diperoleh 7 kelas interval sebagai berikut : 16,3-17,5 ; 17,6-18,8 ; 18,9-20,1 ; 20,2-21,4 ; 21,522,7 ; 22,8-24,0 ; 24,1-25,3. Perlu juga ditetapkan batas kelas bawah dan batas kelas atas (boundaris kelas) dengan cara ujung kelas bawah dikurangi 0,05 dan ujung kelas atas ditambah

0,05. Dioperasikan dengan angka 0,05 ini karena data bernilai bilangan desimal dengan satu angka dibelakang koma. Hal ini berbeda dengan penentuan kelas boundaris pada penyajian data jumlah gabah per malai karena nilai datanya yang berupa bilangan bulat positif. Untuk data lain misalnya benilai 11,11 (dua angka d belakang koma) maka menentukan batas kelas adalah dikurang atau ditambah bilangan 0,005. Sehingga diperoleh kelas boundaris data panjang malai sebagai berikut : 16,25-17,55 ; 17,55-18,85 ; 18,85-20,15 ; 20,15-21,45 ; 21,45-22,75 ; 22,7524,05 ; 24,05-25,35. 5. Nilai tengah pada setiap kelas interval diperoleh dengan rumus

Secara urut nilai tengah dari kelas interval pertama hingga ketujuh adalah 16,9; 18,2 ; 19,5 ; 20,8 ; 22,1 ; 23,4 ; 24,7. 6. Jumlah frekuensi dari setiap kelas interval telah dihitung. Secara urut frekuensi dari kelas interval pertama hingga ketujuh adalah 2,1,8,13,11,8,2. 7. Frekuensi relatif dihitung dengan formula Fr = x 100%

Kelas I, Kelas II, Kelas III, Kelas IV,

Fr = Fr = Fr = Fr =

x 100% = 4,44% x 100% = 2,22% x 100% = 17,78% x 100% = 28,89%

Kelas V, Kelas VI, Kelas VII,

Fr = Fr = Fr =

x 100% = 24,44% x 100% = 17,78% x 100% = 4,44%

Seperti halnya pada frekuensi relatif jumlah gabah per malai, frekuensi relatif dari ketujuh kelas interval panjang malai diatas apabila dijumlah hasilnya hanya 99,99%. Seharusnya jumlah seluruh frekuensi relatif adalah 100% hal ini dikarenakan adanya pembulatan hasil akhir perhitungan frekuensi relatif (pembulatan 2 angka di belakang koma). Apabila perhitungan tidak dibulatkan misalnya dihitung dengan microsoft excel maka jumlah frekuensi relatif akan tepat 100%. 8. Frekuensi kumulatif kurang dari diperoleh dengan menjumlahkan frekuensi dari kelas interval pertama sampai kelas interval terakhir. Untuk data panjang malai frekuensi kumulatif kurang darinya secara urut adalah 2, 3, 11, 24, 35, 43, 45. Sedangkan untuk frekuensi kumulatif lebih dari diperoleh dengan mengurangi total frekuensi (45) dengan frekuensi kelas interval pertama hingga terakhir. Frekuensi kumulatif lebih dari untuk data jumlah gabah per malai adalah 45, 43, 42, 34, 21, 10, 2. Selain dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, data juga dapat disajikan dalam bentuk diagram ataupun grafik. Ada beberapa jenis diagram yang dapat digunakan untuk menyajikan data. Antara lain diagram balok, histogram, poligon frekuensi, dan ogif. Diagram balok dalam penyaiannya menggunakan kelas interval dengan frekuensinya. Histogram merupakan penyajian boundaris kelas dengan frekuensinya, poligon frekuensi menggambarkan nilai tengah dengan frekuensinya lalu kemudian dihubungkan. Ogif ada dua yaitu ogif positif dan ogif negatif. Ogif positif menghubungkan batas kelas dengan frekuensi kumulatif

kurang dari, sedangkan ogif negatif menghubungkan batas kelas dengan frekuensi kumulatif lebih dari. Setelah data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, dapat diketahui perbedaan penyajian menggunakan tabel dengan menggunakan diagram/grafik. Penyajian menggunakan tabel dilakukan apabila ingin menonjolkan angka-angka dari hasil pengumpulan data. Sedangkan jika ingin menonjolkan kecenderungan suatu data (naik/turun/naik-turun/konstan) maka data disajikan dalam bentuk diagram atau grafik.

G. KESIMPULAN Setelah pelaksanaan praktikum pengumpulan dan penyajian data, dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain :
1. Dalam statistika, pengumpulan data dan pengambilan sampel harus dilakukan

dengan baik, yaitu harus obyektif, konsisten.

representatif, lengkap, akurat dan

2. Penyajian data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi menjadikan data

mudah dipahami dan komunikatif, tabel distribusi frekuensi memuat nomor, kelas interval, nilai tengah, boundaris kelas, fekuensi, frekuensi relatif, serta frekuensi kumulatif (kurang dari dan lebih dari) 3. Penyajian data juga dapat menggunakan diagram atau gambar, antara lain diagram batang, histogram, poligon frekuensi dan ogif. 4. Penyajian data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi lebih menonjolkan (menampilkan) angka-angka, sedangkan penyajian data dalam bentuk diagram lebih menonjolkan kecenderungan suatu data.

Anda mungkin juga menyukai