Anda di halaman 1dari 3

Kekuatan dan Keutamaan Karakter oleh Mutiara Khairani, 1206255886 Judul: Kekuatan dan Keutamaan Karakter Pengarang: Bagus

Takwin Data Publikasi: Allport, G. W. 1937. Personality: A psychological Interpretation. New York: Holt Allport, G.W. 1961. Becoming: Basic Conderation for a Psychology of Personality. New Haven: Yale University Press. Bagus Takwin menuliskan sebuah tulisan berjudul Kekuatan dan Keutamaan Karakter dalam modul MPKT-A Tahun Ajaran 2012-2013. Diawali dengan sebuah pendahuluan yang memaparkan bahwa persoalan tentang karakter cukup menonjol belakangan ini. Dibahas pula tentang peran karakter dalam mencapai kebahagiaan, yakni pengertian kebahagiaan otentik yang berasal dari diri sendiri pada kekuatan dan keutamaan karakter. Dengan kekuatan dan keutamaan karakter, manusia dapat menghasilkan perasaan positif dalam situasi apa pun. Dalam bab ini, Bagus Takwin mulanya menjelaskan pengertian karakter dengan merujuk kepada Allport. Lalu akan dibahas kekuatan dan keutamaan karakter yang mana adalah hasil pemikiran Peterson dan Seligman. Kemudian dibahas spritualitas sebagai dasar kekuatan karakter. Penjelasan pengertian karakter dimulai dengan membedakan karakter dengan kepribadian karena kedua istilah ini sering tertukar definisinya. Menurut Allport kepribadian adalahhal yang terorganisasi (tidak acak-acakan), unsurnya tidak berdiri sendiri, dan bersifat dinamis dari keseluruhan sistem psiko-fisik. Maksud dari arti kata dinamis adalah kepribadian manusia yang terus berkembang menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa baik faktor internal manusia (diri sendiri) maupun faktor eksternal (seperti lingkungan) mempengaruhi kepribadian manusia. Allport juga menambahkan 3 pengertian lain kepribadian. Pertama, kepribadian adalah perpaduan sifat mayor dan minor. Kedua, kepribadian merupakan paduan faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosial yang mengarahkan manusia kepada kegiatan spesifik. Ketiga, seorang ahli psikologi berpendapat bahwa dirinya dapat memahami orang lain hanya jika keseluruhan sejarah hidup orang itu telah ditelitinya. Definisi karakter sendiri menurut Allport adalah kepribadian yang dievaluasi. Maksudnya, karakter adalah bagian kepribadian yang ditampilkan keluar disesuaikan dengan nilai dan norma tertentu. Singkatnya karakter adalah kumpulan sifat mental dan etis yang menjadi ciri khas seseorang. Karakter dapat diperoleh melalui pengasuhan dan pendidikan meskipun potensi awal sudah terdapat pada masing-

masing orang. Tetapi untuk memperoleh karakter yang kuat, orang perlu menjalani beberapa proses pemelajaran dan pelatihan. Seperti apa yang disampaikan Santoso (1979) bahwa pendidikan pada intinya merupakan proses pembentukan karakter. Identifikasi karakter dapat dilakukan melalui pengenalan terhadap ciri-ciri keutamaan yang muncul dalam perilaku khusus dan respons secara umum. Peterson dan Seligman mengembangkan klasifikasi keutamaan karakter dan pendekatan metodik untuk mengidentifikasinya. Peterson dan Seligman juga mengemukakan tiga level konseptual dari karakter yaitu keutamaan, kekuatan, dan tema situasional dari karakter. Cara mengenali keutamaan berbeda dengan cara mengenali kekuatan karakter, begitu pula dengan cara mengenali tema situasional. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia terlebih dahulu mengenali tema situasional dari karakter sehingga jika tiga level ini diurutkan maka tema situasional terletak di level bawah. Kekuatan dapat dipastikan jika adanya perilakuperilaku sesuai tema situasional tertentu dalam beberapa situasi sehingga kekuatan karakter berada di level tengah. Jika dalam berbagai situasi dan dalam rentang waktu yang relatif lama seseorang menunjukkan berbagai kekuatan secara konsisten maka dapat dikenali keutamaan karakter, hal ini juga yang membuat keutamaan karakter berada di level paling atas. Keutamaan secara umum terdiri dari kebijaksanaan, kesatriaan, kemanusiaan, keadilan, pengelolaan diri, dan transendensi. Enam keutamaan ini muncul secara konsisten dalam berbagai survey sehingga dapat dikatan sebagai keutamaan universal. Jika enam keutamaan ini berada di atas batas nilai standar pada manusia maka orang itu dipercayai sebagai orang yang memiliki karakter yang baik. Setiap keutamaan karakter didukung oleh beberapa kekuatan, contohnya keutamaan kebijaksanaan yang mencakup kekuatan kreativitas dan cinta pembelajaran. Kekuatan karakter ini memiliki kesamaan peran dalam keterlibatannya menghasilkan pengetahuan. Kreativitas memberikan kemampuan untuk berpikir tentang suatu hal yang baru dalam menyelesaikan suatu hal. Kreativitas memungkinkan orang untuk dapat menemukan solusi atau cara-cara untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi di kehidupan sehari-hari. Dengan kekuatan cinta pembelajaran, orang akan belajar baik secara sendiri maupun formal untuk mengembangkan dirinya menjadi lebih baik. Kedua, keutamaan kemanusiaan yang terdiri dari kekuatan kebaikan hati dan kecerdasan sosial. Kebaikan hati meliputi kedermawanan, pemeliharaan, dan kasih sayang yang membuat orang mau membagi kesenangan dengan orang lain. Kecerdasan sosial memampukan orang memahami orang lain, orang yang mempunyai kekuatan karakter ini dapat menempatkan dirinya sesuai dengan kebutuhan orang lain tanpa mengorbankan kebutuhan diri sendiri.

Selanjutnya adalah keutamaan kesatriaan yang tediri dari kekuatan kegigihan dan vitalitas. Kekuatan kegigihan dibutuhkan karena sifatnya yang memampukan orang untuk menyelesaikan apa yang sudah dimulai dan bertahan untuk menyelesaikannya walaupun ada hambatan. Vitalitas yang mencakup semangat dan antusiasme adalah kekuatan yang membuat orang menjalani hidup dengan penuh kebahagiaan. Keempat, keutamaan keadilan yang meliputi kepemimpinan dan kesetaraan. Sesuai dengan kata adil dalam keadilan, orang dengan kekuatan kesetaraan memperlakukan orang sesuai dengan proporsi yang dibutuhkannya. Sedangkan kepemimpinan memungkinkan orang untuk menyelesaikan tugas dan pada waktu yang sama ia juga menjalin hubungan baik antar anggota kelompok maupun hubungan ia dengan kelompok. Keutamaan pengelolaan diri mencakup kerendahatian dan hati-hati terhadap pertimbangan. Kerendahatian penting dimiliki karena orang dengan kekuatan rendah hati mengedepankan prestasi daripada pengakuan atas keberhasilan. Yang terakhir adalah keutamaan transendensi, yakni keutamaan yang menghubungkan kehidupan manusia dengan seluruh alam semesta. Keutamaan transendensi meliputi apresiasi terhadap keindahan dan spiritualitas. Pada diri sendiri, orang dengan kekuatan penghargaan terhadap keindahan biasanya akan menghasilkan keindahan. Kekuatan ini memungkinkan orang mampu menangkap inspirasi untuk menampilkan diri yang lebih baik. Spiritualitas membuat orang meyakini keyakinan tentang tujuan hidup yang lebih tinggi. Orang dengan kekuatan ini menampilkan perilaku konsisten sesuai dengan aturan yang mendasari tujuan hidupnya. Pembentukan karakter sangat kuat hubungannya dengan pencapaian kebahagiaan. Kesimpulannya, orang yang memiliki karakter yang kuat adalah orang yang berbahagia dan juga dapat membagikan hawa positif kepada lingkungannya. Peterson dan Seligman menjelaskan penelitian mereka menunjukkan adanya keberadaan potensi setiap keutamaan karakter pada diri manusia. Singkatnya, setiap manusia memiliki potensi untuk mencapai kebahagiaan dan tinggal bagaimana kita mengaktualisasikannya. Menurut Seligman, tidak ada jalan pintas untuk mempersingkat pencapaian kebahagiaan. Kebahagiaan hanya dapat dicapai dengan memandang hidup sebagai hal yang bermakna dan berharga. Jika dipahami lebih lanjut maka kita akan mengerti bahwa selama ini inti dari pendidikan adalah pembentukan karakter. Kita harus memulai dengan belajar berpikir positif, memandang hidup dan orang lain sebagai hal yang baik, dan memaknai dunia.

Anda mungkin juga menyukai