Anda di halaman 1dari 2

REVIEW Ch.

7 | The Nature of Quantitative Research


Bryman, A. (2008). Social research methods. Oxford: Oxford University Press.

Mohammad Zubair Al Kaubraa | 15067561

Secara garis besar, penelitian kuantitatif dideskripsikan sebagai pengumpulan data


numerik, menyajikan pembahasan hubungan antara penelitian dan teori secara deduktif,
merupakan ranah dari ilmu alam serta positivis. Terdapat beberapa langkah yang dilakukan
dalam penelitian ini, yaitu dimulai dengan pemilihan teori, yang menunjukan sifat
deduktifnya. Kemudian dilanjutkan oleh hipotesis untuk diuji. Langkah ketiga adalah
menyusun

research design tentang bagaimana riset dilakukan. Selanjutnya melakukan

operasionalisasi atau memilih alat pengukuran konsep. Kemudian memilih lokasi dan subjek
penelitian yang relevan. Langkah ketujuh adalah menyusun instrument penelitian atau dalam
kata lain mengkoleksi data. Setelah data didapat maka diproses dan kemudian dianalisis.
Setelah dianalisis maka peneliti akan menemukan berbagai temuan untuk kemudian dicatat
menjadi hasil penelitian. Hasil penelitian peneliti dapat memicu penelitian lain yang membuat
siklus penelitian berlanjut dari langkah awal. Meskipun pada dasarnya langkah-langkah
penelitian seperti yang dijelaskan, bukan tidak mungkin penelitian terjadi tidak selinear ini.
Konsep adalah pondasi dari teori yang merepresentasikan pokok-pokok penelitian.
Dalam penelitian kuantitatif, sebuah konsep harus diukur dan dapat berbentuk variabel bebas
ataupun terikat. Konsep dapat memberikan penjelasan tentang aspek tertentu dalam
kehidupan sosial atau dapat menjadi hal yang ingin kita jelaskan. Konsep harus dapat diukur
karena pengukuran memungkinkan kita untuk menggambarkan perbedaan yang jelas antara
subjek yang diteliti. Selain itu, pengkuran memberikan pegangan yang konsisten dalam
mengukur perbedaan tersebut. Pengkuran juga memberikan dasar untuk estimasi yang lebih
tepat dalam tingkat hubungan antar konsep.
Dalam melakukan pengukuran terhadap suatu konsep, maka diperlukan indikator.
Indikator dapat dibuat melalui pertanyaan (dalam wawancara terstrukur atau kuesioner),
pencatatan perilaku individu melaui observasi, statistik resmi, ataupun melakukan analisis
konten media massa. Dalam melakukan penelitian biasanya digunakan beberapa indikator.
Hal tersebut disebabkan apabila penelitian hanya menggunakan satu indikator, maka dapat
menyebabkan

kesalahpahaman

memahami

subjeknya.

Satu

indikator

juga

dapat

hanyamemberikan informasi yang dangkal dan terlalu general. Selain itu dengan multiindikator dapat memberikan perbedaan yang lebih jelas. Peneliti harus memahami bahwa ada
kemungkinan konsep yang dipilih memiliki berbagai dimensi, oleh karena itu mereka harus
memahami aspek-aspek yang membangunnya.
Namun, bukan berarti bahwa penggunaan satu indicator saja dipastikan bahwa
penelitian tersebut lemah. Karena yang paling krusial adalah memastikan bahwa pengukuran
tersebut reliabel dan valid. Reliabilitas merujuk pada konsistensi dari pengukuran tersebut.
Reliabilitas memiliki tiga faktor, yang pertama adalah stabilitas, yaitu apakah yang dihasilkan
dari pengukuran tersebut tetap stabil meskipun diuji dalam penelitian yang berbeda. Kedua
adalah reliabilitas internal untuk memeriksa apakah indikator konsisten dalam pembentukan
ukuran atau indeks. Terakhir adalah konsistensi inter-observer, apakah ketika melibatkan
beberapa observatory, penilaian masing-masing sesuai dan konsisten. Sedangkan validitas
menjelaskan apakah indicator benar-benar dapat menjelaskan dan mengukur konsep. Bryman
(2008: 173) menekankan perlunya memahami bahwa validitas memerlukan reliabilitas.
Terdapat empat perhatian dalam penelitian kuantitatif. Pertama adalah pengukuran
karena menentukan validitas dan realibilitas penelitian. Kemudian kausalitas, karena
penelitian kuantitatif berusaha untuk menjelaskan penyebab terjadinya sesuatu bukan hanya
mendeskripsikan keadaan. Generalisasi, juga menjadi perhatian, karena penliti kuantitatif
berusaha untuk menerapkan temuannya melebihi konteks penelitian itu sendiri. Terakhir
adalah peneliti berusaha menjelaskan penelitiannya sendiri, sehingga meungkinkan peneliti
lain untuk mereplikasi penelitiannya.
Namun, penelitian kuantitatif menghadapi berbagai kritik. Peneliti sosial kuantitatif
dianggap gagal untuk membedakan manusia dan institusi sosial dengan alam. Yang kedua,
proses pengukuran dianggap memiliki ketelitian dan keakuratan yang palsu dan dibuat-buat.
Adapula anggapan bahwa ketergantungan pada instrument dan prosedur membatasi hubungan
antara penelitian dan kehidupan sehari-hari yang sesungguhnya. Kritik lainnya adalah bahwa
analisis hubungan antara variabel menciptakan pandangan statis dari kehidupan sosial yang
independen dari kehidupan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai