Anda di halaman 1dari 21

d

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM RANCANG BANGUN PEMANCAR DAN PENGENDALI PEMANCAR TELEVISI VHF UNTUK MENGATASI BLANK SPOT Di desa Ngumpul Balong Ponorogo BIDANG KEGIATAN: PKM-T Diusulkan oleh: Ketua Nama NIM Tahun Angkatan 1. Nama NIM Tahun Angkatan 2. Nama NIM Tahun Angkatan : YASIN MUTHAHAR : 11520226 : 2011/2012 Anggota : DICKY KURNIA AL FAJRI : 11520231 : 2011/2012 : DIDIK HERMAWAN : 11520223 : 2011/2012

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO Tahun, 2012

HALAMAN PENGESAHAN USUL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA 1. Judul Kegiatan : Rancang bangun pemancar dan pengendali pemancar televisi VHF untuk mengatasi blank spot di desa Ngumpul Balong Ponorogo : PKM-T : Teknik : : : : : Yasin Muthahar 11520226 S1 Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Ponorogo Tulung Sampung Ponorogo / 085655625047 : yasinlibra@rokeetmail.com

2. Bidang Kegiatan 3. Bidang Ilmu 4. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap b. NIM c. Jurusan d. Universitas e. Alamat Rumah dan No.Telp./HP f. Alamat Email

5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 (dua) orang 6. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar : Didik Riyanto, ST b. NIP : 19740525 200501 1 001 c. Alamat Rumah dan No. Telp./HP : slahung Ponorogo / 08563262022 7. Biaya Kegiatan Total a. Dikti b. Sumber lain 8. Jangka Waktu Pelaksanaan Menyetujui Ka Prodi Elektro ( Desriyanti, ST ) NIS. 044.0335 Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, ( Drs. Sujiono MM. ) NIS. 044 0063 : Rp. 10.000.000,: Rp. 10.000.000,: : 4 (empat) bulan Ponorogo, 13 Oktober 2012 Ketua Pelaksana Kegiatan

( Yasin Muthahar ) NIM. 11520231 Dosen Pendamping

( Didik Riyanto, ST ) NIS. 0440497 2

A. JUDUL Rancang bangun pemancar dan pengendali pemancar televisi VHF untuk mengatasi blank spot di desa Ngumpul Balong Ponorogo B. LATAR BELAKANG MASALAH Media televisi merupakan sarana efektif sebagai media informasi dan komunikasi, selain karena menyajikan dalam bentuk video dan audio, acara yang dikemas oleh stasiun televisi baik swasta maupun nasional mampu menjadi sarana hiburan rakyat yang murah, menarik dan diminati oleh semua lapisan masyarakat dari berbagai status sosial, umur dan jenis kelamin. Namun demikian, geografis Indonesia yang mempunyai banyak gunung menghambat pancaran gelombang elektromagnetik (signal televisi) dengan tidak adanya gelombang yang masuk ke suatu daerah (blank spot area) maka sebagian masyarakat Indonesia masih belum bisa menikmati acara televisi. Pemancar televisi memancarkan gelombang secara vertical dan horizontal sehingga ketika terhalang oleh gunung, bukit atau yang lainnya pancaran tersebut akan terpotong, sehingga untuk daerah pegunungan ataupun perbukitan tidak mendapatkan signal secara merata (dibagian yang terhalang (dibalik gunung) tidak ada signal dan bagian yang tidak terhalang ada signal). Desa Ngumpul merupakan desa yang berada di kecamatan Balong, kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, desa ngumpul mempunyai luas wilayah 1.554 Ha dengan Jumlah penduduk 6.931 jiwa, terbagi menjadi 46 RT dan 62 RW dengan jumlah KK 1.760. Geografis kecamatan Balong yang sebagian besar berupa bukit dan gunung, jurang terjal dan termasuk deretan Pegunungan Seribu yang membujur sepanjang Pulau Jawa. Secara keseluruhan daerahnya bergelombang (88%), (Ponorogo dalam angka, 2007). Desa Ngumpul tidak ada signal televisi yang dapat dinikmati/ditangkap oleh televisi, untuk dapat menikmati siaran televisi harus menggunakan parabola, hal ini dikarenakan letak Geografis Desa Ngumpul Ponorogo yang dikelilingi oleh gunung, sehingga tidak memungkinkan untuk dijangkau oleh pancaran relay station televisi.

Pemancar televisi VHF yang direncanakan ini merupakan salah satu alternatif yang bisa digunakan untuk mengatasi blank spot dengan biaya yang relatif murah, prinsip pemancar ini adalah mengambil inputan dari parabola untuk dipancarkan ulang melalui pemancar VHF, dan dapat dikelola secara mandiri oleh masyarakat setempat pada pengoprasionalannya melalui pembekalan dan pendampingan sebisanya.

C. PERUMUSAN MASALAH Rumusan masalah dalam program kreatifitas mahasiswa ini adalah : 1. Bagaimana mendesain suatu pemancar televisi yang murah yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk dapat menikmati siaran televisi secara maksimal tanpa harus membeli parabola. 2. Bagaimana perluasan akses informasi melalui media televisi bisa menjangkau masyarakat di daerah blank spot tanpa harus menunggu pemerintah dalam merealisasikannya. D. TUJUAN Tujuan dari penelitian ini adalah :
1.

Merencanakan dan membuat pemancar Televisi VHF, untuk mengatasi blank spot area, dalam hal ini adalah Kecamatan Desa Ngumpul, kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo. Inputan pemancar yang direncanakan ini adalah dari penerimaan Parabola, dipancarkan ulang dengan pemancar televisi VHF.

2.

Perluasan akses informasi, masyarakat terpencil yang selama ini belum bisa menikmati siaran televisi baik televisi nasional maupun swasta diharapkan dengan adanya pemancar televisi ini dapat menikmati siaran, penyebaran informasi melalui media televisi secara merata diharapkan mampu meningkatkan taraf hidup, meningkatkan peradaban, meningkatkan ilmu dan pengetahuan serta sebagai sarana hiburan gratis. Banyaknya informasi yang berasal dari pemerintah baik yang

mengandung unsur pencitraan bangsa, publikasi umum, himbauan, larangan dan anjuran dapat ditangkap secara cepat dan akurat oleh masyarakat melalui televisi, dengan penyebaran informasi yang merata akan diharapkan dapat meningkatkan Nasionalisme sehingga intregasi bangsa Indonesia bisa terjaga. E. KELUARAN YANG DIHARAPKAN Keluaran yang diharapkan berupa pemancar televisi VHF, untuk mengatasi blank spot area, dalam hal ini adalah Desa Ngumpul kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo. Inputan pemancar yang direncanakan ini adalah dari penerimaan Parabola. F. KEGUNAAN Potensi Produk Pemanfaatan pemancar gelombang VHF tidak membutuhkan biaya yang tinggi sehingga dapat meningkatkan efisiensi biaya, padahal Outcome yang dihasilkan relatif sama dengan pancaran gelombang UHF, baik audio maupun video-nya. Nilai Tambah Produk dari Sisi IPTEKS Membangun station relay dengan Penggunaan frekwensi VHF tidak membutuhkan cost yang besar dan dihasilkan outcome yang relatif sama dengan penggunaan frekwensi UHF. Dampak Sosial secara Nasional Pemancar ulang mini yang tercipta ini sebagai alternatif pemecahan daerah blank spot yang mana di Negara kita Indonesia masih banyak dan belum tersentuh dan teratasi pemecahan masalahnya. Manfaat bagi masyarakat Manfaat bagi masyakata, dengan adanya pemancar televisi VHF ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk dapat menikmati siaran televisi walaupun hanya satu chanal (bisa dipilih chanal yang diinginkan).

G. TINJAUAN PUSTAKA Suatu system penguat menggunakan komponen aktif untuk memperbesar input sinyal masukan, salah satu komponen aktifnya adalah transistor, apabila dioperasikan pada daerah aktifnya. Transistor mempunyai dua daerah yang dapat dioperasikan yaitu pada daerah jenuh dan pada daerah aktif. Bila transistor digunakan pada daerah aktif maka sinyal keluaran akan berubah sesuai dengan perubahan sinyal input masukan. Jika sinyal masukan melebihi batas suatu ayunan transistor maka transistor berada pada daerah jenuh. Sehingga sinyal kekuatan transistor akan terpotong atau Clipping. Transistor yang dioperasikan pada daerah jenuh biasanya digunakan pada rangkaian-rangkaian digital, dengan dua keadaan yaitu keadaan mati dan keadaan jenuh. Untuk dapat dioperasikan pada daerah aktifnya transistor memerlukan beberapa tambahan komponen pasif seperti Resistor, Kapasitor, Kondensator, Lilitan dan Konduktor. 1. Printed Circuit Board (PCB) Pada umumnya jenis PCB yang banyak beredar dipasaran mempunyai karakteristik dan kegunaan yang berbeda-beda. Ada dua jenis PCB yang beredar di pasaran berdasarkan materiil penyusun yaitu terdiri atas Paper Resin Phenolic dan Epoxy Glass Pabric ( jenis FR-1 / Fire Resistor Grade 1 ) XPC, dan FR-2, sedangkan yang dibuat dari materiil Epoxy Glass Pabric adalah jenis FR-3, FR-4 dan jenis CEM-1. setiap jenis PCB ini mempunyai penggunaan yang khusus seperti XPC yang digunakan untuk radio, Tape, Jam, Keyboard, dan FR-2 yang digunakan untuk mesin-mesin elektris, mesin-mesin otomatis, mesin-mesin pengukuran dan lain-lain. Untuk alat komunikasi digunakan PCB yang mempunyai konstanta dielektris yang sangat kecil. Nilai konstanta dielektris sebuah PCB berkisar antara 10,6 sampai 2,4. untuk frekwensi diatas 50 Mhz digunakan jenis PCB yang lebih kecil dari 4,6.

2. Teknik Penguatan Transistor Dalam merangsang suatu penguat, perlu ditentukan teknik penguatan yang akan digunakan. Ada beberapa teknik penguatan Transistor yang sering digunakan, yaitu penguatan kelas A, B dan C yang masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kecuali penguat kelas A semua jenis penguat ini sudah dibedakan dari penguat sinyal lemah yang lainnya, dari konfigurasi rangkaiannya dan metode operasinya. Untuk penguat daya RF, penggerak mula (Oscilator) penguat sering menggunakan kelas A, dan alasan penguat kelas A diopersikan pada daerah aktif, sehingga keluaran penguat adalah Linear. Tingkat akhir penguat menggunakan kelas C, dengan pertimbangan efisiensi penguatan yang tinggi 3. Penguat Daya kelas A Penguat daya kelas A sering digunakan untuk penguatan sinyal lemah karena kelinearannya, system penguat kelas A adalah mengoperasikan Transistor dalam daerah aktif selama satu siklus penuh, sehingga Transistor tidak mencapai titik pancung (cut-off) atau titik jenh (saturation) karena Transistor dioperasikan pada daerah aktif, maka untuk memperoleh penguatan yang maksimum, maka titik Q (Quscent Point) harus diletakkan di tengah-tengah garis beban. Untuk dapat mengatur titik Q di tengah garis beban perlu dilakukan Analisis garis beban DC dan AC penguat a. Hubungan Daya Pada Penguat Kelas A Rangkaian yang diberikan pada basisnya, dengan titik Q berada ditengah garis beban, dan sinyal output tidak terpotong, maka didapatkan gelombang dan arus maksimum seperti pada gambar 2.

Gambar 2. Bentuk gelombang maksimum untuk Q dipusat Pada gambar 2. terlihat bahwa arus kolektor merupakan gelombang sinus dengan nilai puncak Icq, dan tegangan kolektor emitor 4c mempunyai nilai puncak Vceg, maka daya output maksimum adalah : VCEq ICo . 2 2 VCEq.Icq 2

Po(maks) = Pr msIrms =

atau Po(maks) =

b. Penguatan Kelas A untuk sinyal besar Penguatan sinyal besar, nilai tipikal re = 25 mv/IE tidak berlaku, karena ayunan arus dan tegangan yang besar. Re merupakan resistansi emitor DC sinyal besar untuk Transistor daya, yang diperoleh pada lembar data Transistor, karena kurva Transistor konduktifitas adalah grafik Ic terhadap VE, maka Re didefinisikan sebagai perubahan besar pada arus emitor IE. 4. Penguat Daya Kelas C Penguat kelas C, sering disebut dengan penguat pita sempit / penguat daya tala. Untuk pengoperasian pada kelas c, Transistor digunakan pada ketiga daerah. Operasinya, yaitu terputus, aktif dan jenuh. Penguat ini memerlukan penggerak yang secara proktif sukar diberikan karena induktansi kecil yang diperlukan sulit dilaksanakan pada pada rangkaian tala. Penguat kelas c banyak menggunakan Transistor bipolar dengan pertimbangan resistansi jenuh yang rendah (disbanding FET), tetapi yang menyulitkan adalah mendapatkan gelombang keluaran penguat 8

berupa gelombang sinus. Kapasitansi tidak linear yang parallel dengan induktansi tidak berperan sebagai rangkaian resonansi, sebaliknya menghasilkan bentuk gelombang tegangan yang berisi harmonisasiharmonisasi dalam menanggapi arus sinusoidal.
co L4 cb L3 L2 c5 R6

RB

Gambar 3. Rangkaian Penguat Daya kelas C Secara analitis sangat rumit dan sangat berbeda dengan penguat yang lain, karena itu digunakan pendekatan-pendekatan dan diasumsi yang dapat menghasilkan keluaran penguat sesuai dengan keinginan. Pada operasi kelas C arus kolektor mengalir kurang dari 180o, dan beroperasi berdasarkan atas kerja clamping, sehingga arus kolektor akan membentuk pulsa sempit, pada gambar 3. inductor L3 dan C1 berfungsi sebagai pelewat pita rendahyang dalam penguat kelas C dapat berfungsi juga sebagai peredam harmonis yang timbul pada sumber penguat. Titik Q penguat kelas C diletakkan di titik sumbat (cut-off), sehingga di kolektor tidak mengalir arus. Jika pada masukan basis tidak ada sinyal yang masuk. Jika ada sinyal yang masuk, maka Cb akan terisi sampai kira-kira tegangan puncak input, pada periode positif dan pada periode negative Cb akan mengalami pengosongan melalui resistor RB. Tidak seluruh muatan kapasitor mengalir, sebab periode T dari sinyal input lebih kecil dari waktu pengosongan RC. Dengan demikian, gelombang arus kolektor berupa serentetan pulsa-pulsa kecil. Untuk penguat kelas C, titik Q diletakkan pada titik sumbat seperti pada gambar 4.

Gambar 4. Letak titik Q untuk penguat kelas C 5. Jaringan Penyesuai Impedansi Pada umumnya pembuat daya kelas C menggunakan daerah frekwensi yang relative sempit dan umumnya memerlukan impedansi penggerak dan impedansi kolektor yang menyertakan baik resistansi maupun reaktansinya, karena alat-alat cukup kuat digerakkan untuk menuju daerah jenuh selama hamper setiap setengah siklus RF, maka daya keluaran merupakan fungsi tegangan sumber kolektor. Karena itu sangat penting untuk memberikan impedansi bebam kolektor dalam perencanaan penguat daya kelas C. Tujuan yang paling jelas dari rangkaian penyesuai impedansi (matching) adalah mengubah impedansi beban atau penggerak menjadi impedansi beban kolektor atau impedansi penggerak basis, yang diperlukan untuk menghasilkan daya keluaran yang diperlukan pada tegangan catu dan frekwensi yang ditentukan rangkaian penyesuai impedansi keluaran juga digunakan untuk mengurangi harmonis kedua sampai batas yang dapat diterima konfigurasi, yang sering digunakan untuk penguat daya adalah jaringan L dan T, yang untuk L, inductor seri dan kapasitor parallel, perbandingan resistansi masukan dan keluaran akan memberikan harga Q rangkaian yang digunakan untuk menentukan nilai inductor untuk kompensasi fase tegangan AC yang tertinggal, dan nilai kapasitor untuk kompensasi terhadap fase tegangan yang mendahului untuk penyesuai tipe T diperlihatkan pada gambar 6. untuk nilai R1 > R2

10

xc2

xL

xL

xc2

x2

xc1

R1

xc1

(a)

(b)

Gambar 6. Rangkaian Penyesuai Impedansi tipe T(L-C-C)

6. Frekwensi Dan Antena Bahwa Pancar ulang ini kita terima melalui Fiked Parabola pada frekwensi pembawa (Carrier) misalnya; SCTV pada frekwensi 03727 Simbol Ratio 06620. sedang untuk pancar ulang kami pancarkan pada frekwensi 226,25 MHz chanal 10 VHF. Antenna penerima menggunakan Receiver ( Digital, VCR) dan sebuah antenna Parabola dengan Frekwensi LNB 05150 pada frekwensi Very Low dan untuk frekwensi tinggi juga menggunakan 05150 dan juga menggunakan tipe LNB normal, penerimaan Parabola ditempatkan dengan arah parabola miring keutara dengan arah posisi 113o E pada sateli Palapa C2 dengan posisi Skew Vertikal, Dan untuk sisi pengirim pancar ulang menggunakan antenna Ring yang biasanya dioperasikan pada frekwensi 144 146 250 MHz. Dan juga didukung dengan menggunakan cable RG-8U dengan beban maksimum 50-70 pada standing wave ratio (SWR) 1:1 dengan daya keluaran 10 Watt.

H. METODE PELAKSANAAN Metodologi penelitian meliputi studi pustaka, observasi, pengumpulan data, pengolahan data, menarik kesimpulan, perencanaan alat, Pengukuran dan pengetesan modul-modul, uji coba alat, evaluasi, Integrasi system Pemancar, observasi penentuan titik lokasi pemancar dan pemasangan alat di lokasi,

11

Assembling sub system membuat modul-modul PSU, Modulator, Exciter, RF Driver, RF Power Ampl, antenna, distributor, Instalasi system pemancar. 1. Desain Riset Pemancaran induk menerima inputan dari parabola dan akan dipancarkan pada frekwensi 226,25 MHz chanal 10 UHF. Penguat daya RF yang direncanakan adalah penguat yang mempunyai frekwensi 226,25 MHz, daya keluaran 10 Watt (Maximum), beban 50 ohm, dalam perancangan penguat ini diperlihatkan adalah jenis PCB yang digunakan, komponen yang digunakan, bentuk jalur-jalur pada PCB, dan catu daya, seperti halnya dalam penguat audio, untuk menghasilkan daya keluaran yang besar, digunakan penguat bertingkat (cascade). Penguat daya RF 100 MHz, ini dibuat dengan 2 blok penguat, yaitu bagian penggerak yang dapat mengeluarkan daya output sebesar 1 watt, dan bagian penguat akhir yang dapat mengeluarkan daya 10 watt ke beban 50 ohm dengan catu daya sebesar 12 Volt.

Antena Parabola Menerima signal Televisi UHF Antena Pemancar Signal Televisi UHF

Rangkaian VCR

Rangkaian Penggerak Awal

Rangkaian Penguat Akhir

Gambar 7. Blok Diagram Rangkaian Pada gambar 7. rangkaian masukan terdapat oscillator yang berfungsi sebagai modulator, jenis modulasi adalah langsung dan output berupa Radio Frekwensi (RF) dengan daya 1 mw sampai 10 mw. Rangkaian penggerak awal berfungsi sebagai penguat awal RF output VCO dengan daya sekitar 1 sampai 3 watt. Rangkaian penguat akhir berfungsi untuk menguatkan RF yang dihasilkan rangkaian penggerak awal dengan daya output 5 sampai 10 watt. (rangkaian penggerak awal (gambar 2) dan rangkaian penguat akhir (gambar 3)).

12

100

1 nF

47 k

0,339uH

47

1 nF

Vcc 12 V

60pF/70%

60pF/70%

60pF/50% 2SC2053 2SC2026 60pF/70% 60pF/70% 2SC1970

60pF/70%

60pF/70%

1k

880

15 k

100

Gambar 8. Rangkaian Penggerak Awal


1 nF
6,99uH

1 nF
38,2uH 60pF 0,298uH 0,975uH 60pF OUT

C1946 60pF C1971 60pF 0,298uH 0,298uH

Gambar 9. Rangkaian Penguat Akhir

2. Rangkaian Penggerak Rancangan rangkaian penggerak ini dibuat dengan menggunakan 3 tingkat penguat yang dapat menguatkan daya input sekitar 1 mw menjadi 5 w, maka setiap tingkat dibuat penguatan 10 kali. Tipe Transistor yang dipilih adalah Transistor yang mempunyai frekwensi cut-off melebihi 100 MHz., dan tegangan kolektor melebihi 12 V. Penguat dibuat dengan system bertingkat. Penguat tingkat pertama dan kedua dibuat dengan system kelas A, dan penguat tingkat ketiga menggunakan system penguat kelas C tak tertala. Nilai-nilai komponen dicari dengan perhitungan yang dimulai dari

13

tingkat yang paling akhir, karena resistansi input pada penguat bertingkat sebelumnya.
12 V 1 nF
46nH 0,796uH

7,728pF

1w
100 mw 2SC1970 45,06pF 100 0,726uH

Gambar 10. Rangkaian Penggerak Tingkat Tiga 3. Rangkaian Penguat Akhir Rangkaian penguat akhir harus mempunyai Gain penguatan sebesar 5 kali, namun transistor daya RF tinggi biasanya hanya mempunyai harga hfe = 10, sehingga digunakan 2 tingkat penguat kelas C, dengan system bertingkat jalur catu daya yang digunakan pada rangkaian penguat akhir, untuk masing-masing transistor dipisah yang dimaksudkan agar oscillator yang masuk pada jalur catu daya tidak mempengaruhi transistor yang lain. Karena jika jalur daya dipisahkan, dan untuk tiap jalur catu daya diberikan kapasitor feedrought 1 nf, sebagai perata terhadap gelombang osilasi yang mungkin mencapai rangkaian catu daya. RFC pada basis tiap transistor tak harus diberi ferrite bead, dengan tujuan agar induktansi inductor dapat dinaikkan, sehingga daya yang disalurkan penguat sebelumnya tidak mengalami kehilangan daya yang terlalu besar.

14

12 V
1nF 38,2 nH 2,98 nH

60 pF

3w

1w
0,297 uH

2SC1971 0,330 pF

Gambar 11. Rangkaian penguat Akhir 4. Perencanaan Antena Antenna penerima menggunakan Receiver (Digital, VCR) dan sebuah antenna Parabola dengan Frekwensi LNB 05150 pada frekwensi Very Low dan untuk frekwensi tinggi juga menggunakan 05150 dan juga menggunakan tipe LNB normal. Penerimaan Parabola ditempatkan dengan arah parabola miring keutara dengan arah posisi 113o E pada satelit Palapa C2 dengan posisi Skew Vertikal. Sedangkan untuk sisi pengirim pancar ulang menggunakan antenna Ring yang biasanya dioperasikan pada frekwensi 144 146 250 MHz. Dan juga didukung dengan menggunakan cable RG-8U dengan beban maksimum 50-70 pada standing wave ratio (SWR) 1:1 dengan daya keluaran 10 Watt.

15

I. JADWAL KEGIATAN KEGIATAN Observasi lapangan Lokasi Toko elektronik Perencanaan Alat dan pembuatan Uji Coba Alat di Laboratorium Uji coba dan Pemasangan Alat di lokasi Pelatihan kepada petugas (masyarakat) Penyusunan Laporan J. RANCANGAN BIAYA No. 1. Jenis Pengeluaran Peralatan Transistor C 1946 PCB Trafformator 30 Ampere Antena pemancar Kabel RG U 8 Oscillator Tenol, tester dan solder Volume Biaya Satuan Jumlah BULAN 2 3 4

2 4 1 1 50 1 lot

250.000 100.000 500.000 1000.000 7.500 300.000

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

500.000,400.000,750.000,1000.000,375.000,300.000,145.000,-

Rp. 3.470.000,4. Akomodasi : Perjalanan Penginapan Konsumsi (4 orang x 9 seasion) Evaluasi dan Mentoring Lain-lain Diskusi Rapat Dokumentasi Laporan 30 10 36 30.000 50.000 30.000 Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 900.000,500.000,1.080.000,2.480.000,1.000.000,1.000.000,1.400.000,250.000,400.000,3.050.000,-

5. 6.

10 kali 5 kali 7 kali 1 paket 1 paket

100.000 200.000 200.000 250.000 400.000

16

Jumlah total K. DAFTAR PUSTAKA

Rp. 10.000.000,-

A. Irawan, Drs. RM. Francis D. Yuri, Radio pemancar, Bahagia Batang, 1991 Coughlin Robert F and Frederick F/Driscoll, Penguat Operasional dan rangkaian terpadu Linear, Erlangga, Jakarta, 1995 Dennis Roddy, Kamal Idris, John Coolen, Komunikasi Elektronika jilid 1, Erlangga, 1984 Jacob Millman, Sutanto, Mikroelektronika, System Digital dan Rangkaian Analog, Erlangga, 1993 J.F. Gabriel, Fisika kedokteran, Penerbit buku Kedokteran EGC, 1996 Malvino, A.P, Prinsip-Prinsip Elektronika Jilid 1, Terjemahan Oleh M. Bardawi, Erlangga, Jakarta, 1996 Muhammad Muhsin, Elektronika Digital Teori dan soal Penyelesaian, Andi Yogyakarta, 2004 Sarbacher R.I.: "Encyclopedic And Dictionary Of Electronics And Nucluer Engineering", Prentice Hall, Englewood Clifffs, New Jersey. Wahyu Noersasongko, Pesawat Radio Telekomunikasi jilid 2, Gunung Mas, 1997 Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listik dan Elektro daya, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1993

17

L. LAMPIRAN BIODATA KETUA Nama Lengkap : YASIN MUTHAHAR Ponorogo, 27 September 1989

Tempat Tanggal Lahir: NIM

: 11520231

Tahun Angkatan : 2011/2012 Fakultas/ Program Studi : TEKNIK/ELEKTRO

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Ponorogo : Desa Tulung, kecamatan Sampung Kabupaten Ponorogo : 085655625047 Yang menyatakan YASIN MTHAHAR BIODATA ANGGOTA

Alamat Rumah No. Telp/ HP

2. Anggota Pelaksana 1 Nama Lengkap : DICKY KURNIA AL FAJRI

Tempat Tanggal Lahir: Ponorogo, 113 JUNI 1993 NIM : 11520231

Tahun Angkatan : 2011/2012 Fakultas/ Program Studi : Teknik/Elektro

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Ponorogo Alamat Rumah No. Telp/ HP : Desa. Ngabar Kec. siman Kab. Ponorogo : 087758460327 Yang menyatakan

18

DICKY KURNIA AL FAJRI 3. Anggota Pelaksana 2 Nama Lengkap : Didik Hermawan Magetan, 29 Desember 1992

Tempat Tanggal Lahir: NIM

: 11520223

Tahun Angkatan : 2001/2012 Fakultas/ Program Studi : Teknik/Elektro

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Ponorogo Alamat Rumah No. Telp/ HP : Desa. Tunggur Kec. Lembeyan Kab. Magetan : 085225922214

Yang menyatakan

DIDIK HERMAWAN

BIODATA DOSEN PENDAMPING


Nama NIS Tempat, tanggal lahir Jenis Kelamin Alamat Rumah Telephone Pendidikan Alamat Kantor Email : : : : : : : DIDIK RIYANTO, ST 0440497 Ponorogo, 25 Noverber 1980 Laki-Laki Desa Duri Kec. Slahung Kab. Ponorogo 08563262022 Sarjana Teknik Elektronika unmuh PONOROGO Dosen Fak. Teknik Univ. Muhammadiyah Ponorogo : Jln. Budi Utomo No. 10 Telp. (0352) 481124 Fax. (0352) 461796 Ponorogo : didik_riyanto25@yahoo.com

19

Pengalaman

1. Bidang Penelitian No 1. 2. 3. Judul Penelitian Pendataan dan Penghitungan Potensi Pajak Daerah Kabupaten Ponorogo Pendataan dan Penghitungan Potensi Pajak Penerangan Jalan di Kabupaten Ponorogo Dampak Radiasi Gelombang Elektromagnetik yang Dipancarkan Handphone terhadap Kesehatan (Dosen Muda) Radiasi Monitor Komputer Program Hibah Kompetisi SIM dan TIK Peningkatan kualitas dan kuantitas TIK sebagai upaya percepatan konten PT unggul 2. Bidang Pengabdian pada Masyarakat No 1. 2. 3. Judul Pengabdian pada Masyarakat Pelatihan Komputer staf Pemerintahan Desa seKecamatan Kauman Ponorogo Pelatihan Komputer staf Pemerintahan Desa seKecamatan Siman Ponorogo Program Pengembangan Desa Model Binaan Gerdu-Taskin kerja sama dengan PT/LSM di Desa Ngromo, Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan Program Kewirausahaan Peningkatan Pengetahuan dan Kerampilan melalui MKU pada Pengrajin Reog Ponorogo Program Penerapan IPTEKS Transformasi Teknologi Komputer bagi Staf Pemerintahan Desa di Kecamatan Bungkal Kabupaten Ponorogo Lokasi Ponorogo Ponorogo Tahun 2006 2006 Sebagai Ketua Pelaksana Ketua Pelaksana Sumber Dana Swadaya Masyarakat Swadaya Masyarakat Bapemas Prov. Jatim Lokasi Kabupaten Ponorogo Kabupaten Ponorogo Kabupaten Ponorogo Ponorogo Ponorogo Tahun 2004 2005 Sumber Dana Pemda Ponorogo Pemda Ponorogo Dirjend Dikti Depdiknas RI UNMUH Ponorogo Dirjend Dikti Depdiknas RI

2006 2006 2006

4. 5.

Pacitan

2007

Tim Ahli

4.

Ponorogo

2007

Pelaksana

Dirjend Dikti Depdiknas RI

5.

Ponorogo

2008

Pelaksana

Dirjend Dikti Depdiknas RI

Ponorogo, 10 Oktober 2010

20

HERI WIJAYANTO, ST, MM NIP. 19740525 200501 1 001

21

Anda mungkin juga menyukai