Anda di halaman 1dari 10

2

MODUL PERKULIAHAN

Dasar-dasar
Penyiaran
Sarana Prasarana,
Prosedure & Tehnis Penyiaran

Abstract Kompetensi
Pokok bahasan tentang Sarana Setelah mengiuti pokok bahasan ini
Prasarana, Prosedure & Tehnis setidaknya mahasiswa mengetahui
Penyiaran tentang Sarana Prasarana, Prosedure
& Tehnis Penyiaran

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Komunikasi Broadcasting MK10230 H.Syafei Drs.M.IKom

03
PENDAHULUAN

I. Sarana Prasarana Penyiaran

Sarana Prasarana pemancaran/transmisi dapat dilakukan dengan dua cara melalui;

1. Sistem pemancaran diatas tanah (terresterial)


Sistem pemancaran diatas tanah (terresterial) adalah sistem pemancaran siaran radio
dan khususnya televisi yang dilakukan stasiun penyiaran disekitar jangkauan
wilayahnya, yang tidak terlalu luas. Secara berantai dapat dilakukan selama daratan
tersebut memiliki transmisi (TX). Bila tidak maka akan terputus termasuk juga bila
dipisahkan dengan laut luas maka terresterial tidak berlaku. Contoh stasiun penyiaran
televisi di Jakarta yang tidak boleh terhalang oleh apapun terutama gedung pencakar
langit, maka pemancarnya harus tinggi dan pengiriman gelombang elektromagnetik ke
luar wilayah lain, harus dibantu dengan pemancar lagi atau Relay station di lokasi lain
yang melanjutkan ke wilayah yang lebih jauh, demikian seterusnya. Sedangkan untuk
radio pemancarannya bisa merambat, namun tetap saja dalam sistem terresterial ini
harus dibantu dengan pemancar lain ketika akan mengirim gelombang elektromagnetik
ke wilayah yang lebih jauh. Dalam segi content siaran radio lebih bersifat lokal, dimana
segmentasi audien radio sangat beragam sehingga tidak menguntungkan untuk siaran
nasional kecuali radio Publik. Berbeda dengan televisi walaupun sebaiknya juga bersifat
lokal content, namun keuntungan yang mengiurkan dalam memperebutkan iklan,
menyebabkan industri penyiaran televisi berlomba-lomba memperebutkan iklan dari
Jakarta (sentral) sebagai pusat bisnis. Dampak negatif yang timbul monopoli siaran,
iklan dan sumber daya manusia sangat merugikan perkembangan dan pemerataan
diseluruh wilayah Indonesia.

2. Sistem satelit komunikasi (antariksa)


Sistem pemancaran dengan satelit komunikasi (antariksa) adalah sistem penyiaran
dengan mengunakan luas diatas bumi yang bulat dengan pantulan dari satelit
komunikasi yang diletakan di antariksa pada geostationary orbit. Sistem ini
mengandalkan teknologi tinggi ini relatif lebih mahal dan bebas hambatan terkecuali
terjadi gangguan pada stasiun bumi atau satelit komunikasi di antariksa. Dengan satelit
komunikasi maka komunikasi telepon antar negara dan kota di Indonesia serta
penyiaran televisi dan radio dapat menjangkau luas wilayah Indonesia yang sebagian
besar pulau-pulaunya dikelilingi lautan luas. Berbagai peralatan canggih juga mampu

2021 Dasar-dasar Penyiaran


2 H.Syafei.Drs.M.IKom
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
mendukung siaran luar radio dan televisi dengan sistem satelit komunikasi, seperti SNG
(Satellite News Gathering) dan ENG (Electronic News Gathering) ketika stasiun radio
dan televisi membutuhkan jasa tersebut, tentunya hal ini harus bekerjasama dengan
Telkom (satelit Palapa) atau Indosat dan satelit Intelsat. Pada dasarnya, transponder
satelit komunikasi dan DBS adalah pemancar yang terletak di satelit komunikasi dan
DBS. Satelit komunikasi dan DBS adalah rumahnya, sedangkan transponder adalah
pemancarnya. Kegunaan transponder tersebut adalah;

a. Sebagai saluran telepon secara simultan.


b. Saluran siaran radio.
c. Saluran siaran televisi.
d. Saluran video/teletext dan lain-lain.
Penggunaan sistem satelit komunikasi harus mempunyai dua komponen utama, yaitu;

Komponen Ruang Angkasa


Satelit komunikasi ditempatkan di garis edar satelit atau geostationary orbit (GSO), yaitu
suatu wilayah di ruang angkasa setinggi 35.860 km diatas garis katulistiwa. Pancaran sinyal
super high frequency (SHF) dari transponder satelit dapat meliputi 1/3 dunia. Dengan
demikian, untuk menghubungkan berbagai tempat dimuka bumi diperlukan tiga satelit
komunikasi.

Transponder

Jumlah transponder yang ada pada satelit bervariasi, ada yang berjumlah 12, 14, atau 64
transponder. Makin banyak jumlah transponder, maka harga satelit semakin mahal.
Sebagai contoh; Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) Palapa generasi A memiliki 12
transponder, sedangkan generasi Palapa B memiliki 24 transponder, dan Palapa generasi C
memiliki 32 transponder.

Satu transponder dapat berfungsi sebagai;

-1300 saluran telepon secara simultan, atau


- 12 saluran radio atau
- 1 saluran TV-Warna
Biaya sewa 1 transponder per tahun US$ 1,2 juta.

Sedangkan biaya penggunaan jasa satelit;

- per 10 menit pertama ; US$ 850


- setiap tambah 1 menit setelahnya ; US$ 35
2021 Dasar-dasar Penyiaran
3 H.Syafei.Drs.M.IKom
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Biaya penggunaan jasa terresterial;

- per 10 menit pertama ; US$ 275


- setiap tambah 1 menit setelahnya ; US$ 17,50

Komponen Darat
a. Stasiun pengendali bumi (stasiun bumi)
b. Antena parabola
c. Transmitter untuk uplink
a. Receiver untuk downlink
Uplink adalah pancaran sinyal (SHF) dari stasiun bumi ke satelit, sedangkan
downlink pancaran sinyal dari transponder di satelit ke bumi yang melputi sepertiga
dunia.

Jika antena parabola hanya dilengkapi dengan receiver tanpa dilengkapi uplink,
disebut antena parabola penerima siaran televisi. Pemilikan dan penggunaan satelit
harus meminta tempat di GSO dan alokasi frekuensi kepada saluran International
Telecommunication Union (ITU) melalui saluran pemerintah bersangkutan. Di
Indonesia, masalah telekomunikasi international diatur oleh PT. INDOSAT,
sedangkan masalah telekomunikasi domestik diatur oleh PT. Telkom.

Pemakaian kanal frekuensi radio dan televisi harus diatur dengan tegas oleh Pemerintah
sebagai pengatur jalur frekuensi agar tidak terjadi tabrakan atau penumpukan frekuensi
yang mengakibatkan tidak mulusnya siaran radio ataupun televisi. Sebagai contoh jumlah
stasiun televisi di Jakarta banyak menyebabkan jalur frekuensi menjadi padat. Oleh sebab
itu bila TVRI memiliki kanal 39 UHF maka stasiun televisi lain yang beroperasi di sekitar
Jakarta tidak boleh mengunakan kanal 38 UHF atau 40 UHF, karena akan terjadi benturan.
Namun kanal 38 UHF dan 40 UHF dapat digunakan di daerah lain di Indonesia yang jauh
dari Jakarta, karena tidak akan benturan tetapi didaerah tersebut seperti halnya contoh tadi,
tidak boleh berdempetan kanalnya antara stasiun penyiaran.

Pada wilayah Jakarta, Bogor, Tanggerang, dan Bekasi dapat dilihat beberapa contoh
pemakaian kanal/channel yang telah diatur oleh pemerintah agar tidak terjadi tumpang
tindih.

Stasiun Televisi Channel Frekuensi

2021 Dasar-dasar Penyiaran


4 H.Syafei.Drs.M.IKom
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Trans TV 29 UHF 535,25 MHz

TPI 37 UHF 599,25 MHz

TVRI 39 UHF 615,25 MHz

Indosiar 41 UHF 631,25 MHz

SCTV 45 UHF 663,25 MHz

RCTI 47 UHF 647,25 MHz

TV7 49 UHF 695,25 MHz

Lativi (TV ONE) 53 UHF 727,25 MHz

Metro TV 57 UHF 759,25 MHz

II.PROSEDURE

Prosedure Penyiaran

Studio Televisi adalah tempat petugas stasiun televisi memproduksi acara siaran televisi

baik acara hiburan, pendidikan & informasi.

Disamping memproduksi acara tersebut studio juga merupakan tempat dilakukannya


penyiaran Program acara Televisi, sehingga Studio mempunyai dua fungsi yakni
memproduksi Program acara dan juga menyiarkan Program acara.

Bila Stasiun Televisi merupakan tempat dilakukannya berbagai kegiatan yang berkaitan
dengan Organisasi Penyiaran seperti kegiatan perencanaan, produksi, administtrasi,
programming dan kegiatan lain yang ada hubungannya dengan siaran Televisi, maka Studio
Televisi hanya satu bagian saja dari Stasiun Televisi yakni tempat tempat memproduksi
paket Siaran Televisi.

Studio Televisi menjadi tempat yang penting di Stasiun Televisi, karena ditempat inilah
segala kegiatan proses produksi pembuatan Program Siaran dilakukan.

Dengan demikian setiap Stasiun Televisi harus memiliki Studio lengkap dengan
peralatannya seperti, Transmissi/pemancar, perkantoran untuk organisasi penyiaran.

Secara garis besar Studio berisikan lighting system, camera, audio system dan didukung
oleh Ruang Master contreol, Ruang Production Control, VCR/VTR atau Ruang Editing,
Ruang Character generator (chargen),dan Ruang Production continuity,.
2021 Dasar-dasar Penyiaran
5 H.Syafei.Drs.M.IKom
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Khusus untuk Live studio ataupun siaran langsung ,disamping Studio dan Production control
serta VCR dan Ruang Chargen, diperlukan Rung Program Continuity agar acara tesebut
dapat disiarkan secara live atau langsung.

MASTER CONTROL

Setiap studio televisi mempunyai bagian-bagian untuk mendukung lancarnya siaran televisi
itu sendiri. Diantara bagian tersebut adalah Ruang Master control yang merupakan ruangan
yang dilengkapi dengan beberapa peralatan elektronik atau dapat disimpulkan bahwa

Master control adalah tempat seluruh peralatan electronic yang berfungsi sebagai ;

- Mengatur lalu lintas perjalanan signal baik signal video maupun audio

- Tempat input ataupun output signal

- Tempat pusat pulsa sinkronisasi

-Tempat distribusi pulsa dan distribusi video serta koreksi video

Seluruh peralatan elektronik yang berasal dari berbagai sumber seperti dari Camera Studio,
dari ruang atau peralatan VTR/VCR (Video tape recorder, video cassette recorder),
Character generator, Video mixer, Stabilizing amplifier/Vide corrector, serta input atau signal
dari luar seperti dari satelit ataupun dari OB Van (mobil unit siaran luar) harus disinkronkan
dengan alat sync generator.

Fungsi syng generator adalah untuk mensyncronkan semua sumber sehingga baik didalam
Studio atau Stasiun Televisi maupun sumber dari luar ataupun dari OBVan menjadi
synchron dalam pengertian bila kita ingin menswich atau memilih dari satu sumber dengan
sumber lainnya tidak terjadi jumping videonya atau melompat sesaat, sehingga semua
sumber signal baik dari luar ataupun dari dalam studio semua menjadi sama.

Kemudian Stabilizing amplifier ataupun Video corrector berfungsi memperbaiki signal yang
akan dikirim ke Transmisi atau Pemancar, agar signal yangdikirim kerumah-rumah hasilnya
atau kualitas video/gambar cukup baik

OB VAN

OB VAN (Out Broadcasting Van) adalah mobil unit yg dipakai untuk memproduksi program
acara televisi diluar studio atau siaran dari luar luar.

2021 Dasar-dasar Penyiaran


6 H.Syafei.Drs.M.IKom
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Peralatan dalam mobil unit ini dirancang seperti distudio yakni memiliki peralatan camera,
lighting system, audio system dan production control, VCR/VTR dan Chargen yang dapat
memproduksi dan juga menyiarkan secara live karena dilengkapi dengan FPU (field pickup
unit) /Tranmitter, dan dilengkapi juga mobil unit genset atau mobil unit yang dilengkapi mesin
pembangkit listrik.

OB Van ini layaknya seperti peralatan pendukung studio yang ada distasiun televisi. Hal ini
berarti siaran atau pembuatan paket siaran dilakukan diluar studio yang ada , misalnya dari
tempat upacara berlangsung, Stadion olahraga gelora Bung Karno Senayan, Jakarta dan
tempat yang lain. Bila hal ini dilakukan, untuk pemancaran signal Video dan Audionya tetap
dari Stasiun Televisi. Dengan pengertian hasil produksi paket siaran itu tetap disiarkan
melalui Stasiun Televisi dan bila siaran langsung (live broadcast), maka signal dari tempat
kejadian siaran langsung tersebut dikirim ke Stasiun Televisi dan dari Stasiun Televisi inilah
kemudian baru dipancarkan kerumah-rumah Pemirsa.

STASIUN LOKAL

Stasiun penyiaran local merupakan stasiun penyiaran dengan wilayah siaran terkecil yang
mencakup satu wilayah kota atau kabupaten. Undang-undang penyiaran menyebutkan,
bahwa stasiun penyiaran local dapat didirikan dilokasi tertentu dalam wilayah Republik
Indonesia dengan jangkauan siaran terbatas pada lokasi tersebut. Ini berarti syarat atau
kriteria suatu Stasiun dikategorikan sebagai Penyiaran lokal adalah: lokasi sudah ditentukan
dan jangkauan siarannya terbatas.

Perusahaan lokal tentu saja tidak perlu memasang iklan pada Media massa yang memiliki
jangkauan siaran yang meliputi sebahagian besar wilayah Negara, karena tidak efektif dan
membutuhkan biaya yang besar. Perusahaan lokal dapat beriklan di Stasiun Penyiaran lokal
sepert Radio dan Televisi lokal. Pemasang iklan lokal sebaiknya memilih media dengan
cakupan siaran yang terbatas pada wilayah pemasaran lokal

Stasiun lokal biasanya untuk memperluas siarannya menggunakan system teresterial

yang menggunakan super high frequency sebesar satu gegaherzt dengan kemampuan jarak
pancar sekitar 60 kilo meter. Sehingga bila yang ingin dituju makin jauh maka diperlukan
beberapa staiun repeater atau stasiun pengulang. Stasiun lokal juga dapat berfungsi
sebagai stasiun afliasi

Stasiun Nasional

2021 Dasar-dasar Penyiaran


7 H.Syafei.Drs.M.IKom
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Stasiun penyiaran nasional adalah stasiun radio atau televisi yang menyiarkan programnya
ke sebagian besar wilayah negera dari hanya satu stasiun penyiaran saja.Negara-negara
yang memiliki system penyiaran tersentralisasi atau terpusat biasanya memiliki stasiun radio
atau televisi nasional, baik yang dikelola pemerintah maupun swasta. Di Indonesia hingga
tahun 2007 , terdapat 10 stasiun televisi yang berlokasi di Jakarta yang melakukan siaran
secara nasional. Stasiun nasional menyebar luaskan program siarannya melalui berbagai
stasiun pemancar (stasiun relai) yang dibangun di berbagai daerah. Melalui stasiun
nasional, pemasang iklan dapat menyiarkan pesan iklannya ke hampir seluruh wilayah
Negara secara serentak. Salah satu keuntungan memasang iklan di stasiun nasional adalah
kemudahan dalam proses pembelian waktu siaran iklan. Pemasang iklan hanya berurusan
dengan satu pihak saja, yaitu stasiun TV dan Radio atau perwakilannya. Pemasang iklan
yang tertarik untuk menjangkau sebagian besar khalayak di seluruh negeri dapat
menggunakan stasiun penyiaran nasional dalam mempromosikan produknya.

Indonesia selama bertahun-tahun menerapkan system penyiaran televisi secara terpusat


(sentralisasi) di mana sejumlah stasiun televisi yang berlokasi di Jakarta mendapat hak
untuk melakukan siaran secara nasional. Sistem penyiaran terpusat dinilai tidak adil dalam
suatu Negara demokratis karena tidak memberi peluang kepada masyarakat daerahnya
sendiri. Melalui Undang-Undang Penyiaran No. 32 Tahun 2002 Indonesia secara bertahap
akan mengubah system penyiarannya menjadi system penyiran berjaringan yang mengakui
keberadaan staisun televisi daerah atau stasiun lokal.

III.Tehnis Penyiaran

Siaran televisi harus dimulai dengan output dari kamera. Proses yang terjadi di
dalam kamera adalah penciptaan gambar proyeksi melalui pendekatan sistem lensa.
Gambar proyeksi diubah menjadi gelombang elektromagnetik (sinyal listrik) di dalam pick up
tube (Tabung gambar) atau charge couple device (CCD).

Perbedaan antara kamera elektronik hitam putih dan warna terletak pada penciptaan
warna dengan menggunakan cermin dikroik atau prisma. Sinar putih bila dilewatkan melalui
prisma akan membentuk tiga warna yakni; merah, hijau dan biru. Ketiga warna ini
merupakan warna dasar televisi berwarna. Siaran televisi warna dapat ditangkap oleh
pesawat televisi hitam putih dan warna hitam akan menambah kontras pada pesawat televisi
berwarna.

Cara kerja kamera dengan cermin dikhroik adalah dengan cara menangkap cahaya
dari luar yang diterima melalui lensa, yaitu;

1. Cahaya melewati cermin dikhroik,

2021 Dasar-dasar Penyiaran


8 H.Syafei.Drs.M.IKom
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
2. Cermin pertama dan cermin kedua dilewati. Cermin pertama memantulkan sinar
merah dan meneruskan sinar biru dan hijau. Sinar merah yang dipantulkan diterima oleh
cermin pemantul.
3. Selanjutnya cahaya diteruskan ke tabung ortikon. Sedangkan sinar hijau tidak
mengalami pemantulan dan terus berjalan ke tabung ortikon. Masing-masing warna dari
berkas cahaya yang telah diuraikan oleh cermin yaitu merah, hijau dan biru akan melalui
susunan lensa, dan juga melalui
4. Filter warna.
5. Untuk menjamin kualitas warna masing-masing bayangan primer yang berwarna
sebelum masuk ke tabung ortikon. Sinyal yang keluar dari tabung ortikon kemudian
masuk kedalam sebuah penyerempak elektronik yang memperkuat intensitas.
6. Pada saat yang sama sinyal-sinyal primer masuk kedalam penyerempak warna,
7. Selanjutnya yang menggabungkannya dalam sebuah sinyal pembawa warna. Sinyal
warna kemudian digabungkan dengan sinyal intensitas untuk membuat sinyal televisi
yang lengkap. Sinyal ini kemudian masuk ke komponen transmisi untuk selanjutnya
dipancarkan ke segala penjuru. Sedangkan sinyal audio diubah menjadi gelombang
elektromagnetik melalui microphone (mike) yang mengubah suara menjadi arus listrik.
Arus listrik kemudian diperkuat oleh penguat audio lalu masuk ke komponen pemancar
yang selanjutnya memancarkan gelombang elektromagnetik melalui udara.

2021 Dasar-dasar Penyiaran


9 H.Syafei.Drs.M.IKom
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka
Djamal Hidayanto, Andi Fachruddin, 2011, DASAR-DASAR Penyiaran, Sejarah, Organisasi,
Operasional, dan Regulasi, Kencana Prenada media Group, Jakarta.
Mufid Muhammad, M.Si, 2007, Komunikasi & Regulasi Penyiaran, Kencana Prenada Media Group,
Jakarta.
Morisson, 2005, Media Penyiaran, Ramdina Prakasa, Jakarta.

2021 Dasar-dasar Penyiaran


10 H.Syafei.Drs.M.IKom
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai