MODUL PERKULIAHAN
Dasar-dasar
Penyiaran
Sarana Prasarana,
Prosedure & Tehnis Penyiaran
Abstract Kompetensi
Pokok bahasan tentang Sarana Setelah mengiuti pokok bahasan ini
Prasarana, Prosedure & Tehnis setidaknya mahasiswa mengetahui
Penyiaran tentang Sarana Prasarana, Prosedure
& Tehnis Penyiaran
03
PENDAHULUAN
Transponder
Jumlah transponder yang ada pada satelit bervariasi, ada yang berjumlah 12, 14, atau 64
transponder. Makin banyak jumlah transponder, maka harga satelit semakin mahal.
Sebagai contoh; Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) Palapa generasi A memiliki 12
transponder, sedangkan generasi Palapa B memiliki 24 transponder, dan Palapa generasi C
memiliki 32 transponder.
Komponen Darat
a. Stasiun pengendali bumi (stasiun bumi)
b. Antena parabola
c. Transmitter untuk uplink
a. Receiver untuk downlink
Uplink adalah pancaran sinyal (SHF) dari stasiun bumi ke satelit, sedangkan
downlink pancaran sinyal dari transponder di satelit ke bumi yang melputi sepertiga
dunia.
Jika antena parabola hanya dilengkapi dengan receiver tanpa dilengkapi uplink,
disebut antena parabola penerima siaran televisi. Pemilikan dan penggunaan satelit
harus meminta tempat di GSO dan alokasi frekuensi kepada saluran International
Telecommunication Union (ITU) melalui saluran pemerintah bersangkutan. Di
Indonesia, masalah telekomunikasi international diatur oleh PT. INDOSAT,
sedangkan masalah telekomunikasi domestik diatur oleh PT. Telkom.
Pemakaian kanal frekuensi radio dan televisi harus diatur dengan tegas oleh Pemerintah
sebagai pengatur jalur frekuensi agar tidak terjadi tabrakan atau penumpukan frekuensi
yang mengakibatkan tidak mulusnya siaran radio ataupun televisi. Sebagai contoh jumlah
stasiun televisi di Jakarta banyak menyebabkan jalur frekuensi menjadi padat. Oleh sebab
itu bila TVRI memiliki kanal 39 UHF maka stasiun televisi lain yang beroperasi di sekitar
Jakarta tidak boleh mengunakan kanal 38 UHF atau 40 UHF, karena akan terjadi benturan.
Namun kanal 38 UHF dan 40 UHF dapat digunakan di daerah lain di Indonesia yang jauh
dari Jakarta, karena tidak akan benturan tetapi didaerah tersebut seperti halnya contoh tadi,
tidak boleh berdempetan kanalnya antara stasiun penyiaran.
Pada wilayah Jakarta, Bogor, Tanggerang, dan Bekasi dapat dilihat beberapa contoh
pemakaian kanal/channel yang telah diatur oleh pemerintah agar tidak terjadi tumpang
tindih.
II.PROSEDURE
Prosedure Penyiaran
Studio Televisi adalah tempat petugas stasiun televisi memproduksi acara siaran televisi
Bila Stasiun Televisi merupakan tempat dilakukannya berbagai kegiatan yang berkaitan
dengan Organisasi Penyiaran seperti kegiatan perencanaan, produksi, administtrasi,
programming dan kegiatan lain yang ada hubungannya dengan siaran Televisi, maka Studio
Televisi hanya satu bagian saja dari Stasiun Televisi yakni tempat tempat memproduksi
paket Siaran Televisi.
Studio Televisi menjadi tempat yang penting di Stasiun Televisi, karena ditempat inilah
segala kegiatan proses produksi pembuatan Program Siaran dilakukan.
Dengan demikian setiap Stasiun Televisi harus memiliki Studio lengkap dengan
peralatannya seperti, Transmissi/pemancar, perkantoran untuk organisasi penyiaran.
Secara garis besar Studio berisikan lighting system, camera, audio system dan didukung
oleh Ruang Master contreol, Ruang Production Control, VCR/VTR atau Ruang Editing,
Ruang Character generator (chargen),dan Ruang Production continuity,.
2021 Dasar-dasar Penyiaran
5 H.Syafei.Drs.M.IKom
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Khusus untuk Live studio ataupun siaran langsung ,disamping Studio dan Production control
serta VCR dan Ruang Chargen, diperlukan Rung Program Continuity agar acara tesebut
dapat disiarkan secara live atau langsung.
MASTER CONTROL
Setiap studio televisi mempunyai bagian-bagian untuk mendukung lancarnya siaran televisi
itu sendiri. Diantara bagian tersebut adalah Ruang Master control yang merupakan ruangan
yang dilengkapi dengan beberapa peralatan elektronik atau dapat disimpulkan bahwa
Master control adalah tempat seluruh peralatan electronic yang berfungsi sebagai ;
- Mengatur lalu lintas perjalanan signal baik signal video maupun audio
Seluruh peralatan elektronik yang berasal dari berbagai sumber seperti dari Camera Studio,
dari ruang atau peralatan VTR/VCR (Video tape recorder, video cassette recorder),
Character generator, Video mixer, Stabilizing amplifier/Vide corrector, serta input atau signal
dari luar seperti dari satelit ataupun dari OB Van (mobil unit siaran luar) harus disinkronkan
dengan alat sync generator.
Fungsi syng generator adalah untuk mensyncronkan semua sumber sehingga baik didalam
Studio atau Stasiun Televisi maupun sumber dari luar ataupun dari OBVan menjadi
synchron dalam pengertian bila kita ingin menswich atau memilih dari satu sumber dengan
sumber lainnya tidak terjadi jumping videonya atau melompat sesaat, sehingga semua
sumber signal baik dari luar ataupun dari dalam studio semua menjadi sama.
Kemudian Stabilizing amplifier ataupun Video corrector berfungsi memperbaiki signal yang
akan dikirim ke Transmisi atau Pemancar, agar signal yangdikirim kerumah-rumah hasilnya
atau kualitas video/gambar cukup baik
OB VAN
OB VAN (Out Broadcasting Van) adalah mobil unit yg dipakai untuk memproduksi program
acara televisi diluar studio atau siaran dari luar luar.
OB Van ini layaknya seperti peralatan pendukung studio yang ada distasiun televisi. Hal ini
berarti siaran atau pembuatan paket siaran dilakukan diluar studio yang ada , misalnya dari
tempat upacara berlangsung, Stadion olahraga gelora Bung Karno Senayan, Jakarta dan
tempat yang lain. Bila hal ini dilakukan, untuk pemancaran signal Video dan Audionya tetap
dari Stasiun Televisi. Dengan pengertian hasil produksi paket siaran itu tetap disiarkan
melalui Stasiun Televisi dan bila siaran langsung (live broadcast), maka signal dari tempat
kejadian siaran langsung tersebut dikirim ke Stasiun Televisi dan dari Stasiun Televisi inilah
kemudian baru dipancarkan kerumah-rumah Pemirsa.
STASIUN LOKAL
Stasiun penyiaran local merupakan stasiun penyiaran dengan wilayah siaran terkecil yang
mencakup satu wilayah kota atau kabupaten. Undang-undang penyiaran menyebutkan,
bahwa stasiun penyiaran local dapat didirikan dilokasi tertentu dalam wilayah Republik
Indonesia dengan jangkauan siaran terbatas pada lokasi tersebut. Ini berarti syarat atau
kriteria suatu Stasiun dikategorikan sebagai Penyiaran lokal adalah: lokasi sudah ditentukan
dan jangkauan siarannya terbatas.
Perusahaan lokal tentu saja tidak perlu memasang iklan pada Media massa yang memiliki
jangkauan siaran yang meliputi sebahagian besar wilayah Negara, karena tidak efektif dan
membutuhkan biaya yang besar. Perusahaan lokal dapat beriklan di Stasiun Penyiaran lokal
sepert Radio dan Televisi lokal. Pemasang iklan lokal sebaiknya memilih media dengan
cakupan siaran yang terbatas pada wilayah pemasaran lokal
yang menggunakan super high frequency sebesar satu gegaherzt dengan kemampuan jarak
pancar sekitar 60 kilo meter. Sehingga bila yang ingin dituju makin jauh maka diperlukan
beberapa staiun repeater atau stasiun pengulang. Stasiun lokal juga dapat berfungsi
sebagai stasiun afliasi
Stasiun Nasional
III.Tehnis Penyiaran
Siaran televisi harus dimulai dengan output dari kamera. Proses yang terjadi di
dalam kamera adalah penciptaan gambar proyeksi melalui pendekatan sistem lensa.
Gambar proyeksi diubah menjadi gelombang elektromagnetik (sinyal listrik) di dalam pick up
tube (Tabung gambar) atau charge couple device (CCD).
Perbedaan antara kamera elektronik hitam putih dan warna terletak pada penciptaan
warna dengan menggunakan cermin dikroik atau prisma. Sinar putih bila dilewatkan melalui
prisma akan membentuk tiga warna yakni; merah, hijau dan biru. Ketiga warna ini
merupakan warna dasar televisi berwarna. Siaran televisi warna dapat ditangkap oleh
pesawat televisi hitam putih dan warna hitam akan menambah kontras pada pesawat televisi
berwarna.
Cara kerja kamera dengan cermin dikhroik adalah dengan cara menangkap cahaya
dari luar yang diterima melalui lensa, yaitu;