W042100010 –
BASIC COMMUNICATION
WRITING
Judul Tugas Tugas Besar 2
Abstrak Jenis Tugas
Individu
Durasi/Tempo (Minggu)
Dua minggu .
Diberikan tugas Rabu, 25 Mei 2022
Batas akhir pengumpulan tugas, Rabu, 08 Juni
2022
Instruksi Menulis Artikel Opini yang menyoroti isu terkini, hasil karya sendiri, diketik rapi dengan sitasi sistem
bodynote antara 1 – 5 halaman kertas A4, Font Times New Roman 12, berisi: Judul, Nama
Pengumpulan Mahasiswa/NIM, Referensi
Tugas
Pernyataan Saya/ kami yang bertanda tangan di bawah ini memahami bahwa saya/ kami telah membaca dan setuju untuk mematuhi
peraturan UMB tentang plagiarisme dan penjiplakan dan kebijakan dan prosedur di Program Studi. Saya/ kami menyetujui
proses pengecekan laporan sehingga tidak ada unsur plagiarisme atau penjiplakan akademik.
Tanda tangan
..................................
.
Khansa Azzahra Hidayat
1. Ide Tulisan 20
2. Pemilihan Kata dan Diksi 20
3. Koherensi/Logika Kalimat 30
30
4. Teknik Penulisan
Pengumpulan Total Total
Tanda tangan
Bagian ini digunakan untuk memberi umpan balik atau informasi lain:
KRITERIA DAN SKALA PENILAIAN
PROGRAM SARJANA (S1)
Skenario
Tugas besar 2 ini dikerjakan secara individu, mahasiswa diminta untuk menulis Artikel Opini
yang menyoroti isu terkini, hasil karya sendiri, diketik rapi dengan sitasi sistem bodynote antara 1 – 5
halaman kertas A4, Font Times New Roman 12, berisi: Judul, Nama Mahasiswa/NIM, Referensi
Pertanyaan
Artikel Opini yang menyoroti isu terkini
Tidak Terbukti Kulit Bayi Baru Lahir Melepuh karena Sang Ibu
Divaksin COVID-19
Sebuah akun Facebook diketahui mengunggah gambar seorang bayi yang kulit paha dan
punggungnya memerah. Kulit bayi itu diklaim melepuh karena efek dari vaksin yang diterima
sang ibu.
Faktanya, menurut Dokter Spesialis Patologi Klinik Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas
Maret (UNS) Surakarta, dr. Tonang Dwi Ardyanto, Sp.PK(K), Ph.D, FISQua sampai saat ini
tidak ada bukti vaksinasi Covid-19 saat hamil dapat menyebabkan kulit bayi yang baru lahir
melepuh. Ia juga menyebut gangguan pada kulit bayi ada beberapa jenis. Pertama, Hemolytic
Disease of Newborn (HDN) yaitu penggumpalan dan pecahnya (lisis) eritrosit (sel darah
merah) janin atau bayi baru lahir. Hal ini diakibatkan ketidakcocokan (inkompatibilitas
golongan darah rhesus) antara ibu dan janin yang dikandungnya.
Ketidakcocokan itu memicu reaksi imunologi, berujung pada penggumpalan dan pecahnya
sel darah merah janin. Kedua, Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (S4). Hal ini terjadi
karena infeksi oleh bakteri Staphylococcus Aureus. Bakteri tersebut memicu peradangan
berat hingga kulit bisa mengelupas. Kedua penyakit tersebut, tidak berhubungan dengan
pemberian vaksin Covid-19 pada ibu hamil. Sebelum era Covid-19 pun, ibu hamil kadang
diberikan vaksinasi Tetanus Toksoid untuk mencegah risiko infeksi tetanus.
Aman dan Kompatibel
Pada awal program vaksin Covid-19 dilaksanakan di Indonesia, ibu menyusui tidak dapat
divaksin Covid-19 karena tidak diikutkan dalam uji klinis. Kemudian Pada tanggal 11
Febuari 2021, pemerintah mengeluarkan surat Edaran Nomor HK. 02.02/i/368/2021 tentang
pelaksanaan vakasinasi Covid-19 serta Sasaran Tunda bagi ibu menyusui dan kelompok
lansia sasaran tunda. Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional menyampaikan bahwa
vaksinasi Covid-19 dapat diberikan pada kelompok usia 60 tahun ke atas, komorbid,
penyintas Covid-19 (setelah 3 bulan), dan kepada ibu menyusui.
Pada saat ibu yang sedang hamil dan divaksin itu tidak akan berdampak pada bayi yang ada
didalam kandungannya,karena pemerintah sebelum ingin mengedarkan vaksin, pasti telah
memeriksa terlebih dulu apakah tidak akan berdampak buruk kepada masyarakat.
Anda perlu mengetahui beberapa hal sebelum,saat, dan setelah menerima vaksin
Saat ini, terdapat jutaan orang di seluruh dunia yang telah menerima vaksin COVID-19
dengan aman, membawa kita semua satu langkah lebih dekat untuk kembali berkegiatan
seperti biasa dan bertemu dengan keluarga serta kerabat tercinta. Vaksin dinanti-nantikan
oleh banyak orang, namun amat wajar jika sebagian orang masih bertanya-tanya mengenai
proses vaksinasi dan apa saja yang perlu diantisipasi saat giliran mereka tiba nanti.
Cari tahu informasi akurat. Terdapat begitu banyak informasi keliru tentang vaksin
di dunia maya. Sangat penting bahwa kita selalu merujuk kepada informasi dari
sumber-sumber terpercaya seperti Kementerian Kesehatan, UNICEF, dan WHO.
Anggota masyarakat yang ragu tentang kondisinya dapat berkonsultasi dengan dokter
terlebih dahulu tentang boleh atau tidak menerima vaksin.
Berkonsultasi dengan dokter. Orang yang pernah mengalami reaksi alergi berat
setelah menerima vaksin, atau memiliki obat yang dikonsumsi secara rutin, perlu
berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengikuti program vaksinasi.
Pastikan tubuh dalam kondisi bugar. Beristirahat dan minumlah air putih yang
cukup agar Anda merasa bugar pada hari vaksinasi.