Anda di halaman 1dari 20

TUGAS PERKULIAHAN

W042100028 –
Etika dan Fi lsafat K omunikasi

Judul Tugas Tugas Besar 2

Abstrak Jenis Tugas


Tim 4 orang
Nama Mahasiswa & NIM
1. Anggun Tiara Elvira (44219110114)
2. Deby Suaidah (44219110118)
3. Nur Linda (44219110091)
4. Isti Hafifah ( 44219110123)
Capaian Pembelajaran (CPMK)
1. Mampu menentukan masalah etika deskriptif dalam kasus komunikasi (CPMK 2: CPL S2,
S9, S11)
Durasi/Tempo (Minggu)
Diberikan: 10/05/2022
2 Minggu
Batas Akhir Pengumpulan: 23/05/2022
Penilaian Bobot Persentase Tugas
30%
Instruksi Pengumpulan  Kumpulkan laporan soft copy yang diketik pada kertas A4, ukuran font 12, Times New
Tugas Roman, spasi 1.5 dan ditulis rata kiri dan kanan (justified).
 Gunakan Satuan Internasional (SI)
 Semua bukti yang bukan dokumen pribadi harus disertakan sitasi (sumber referensi) di
dalam teks kemudian ditampilkan referensinya. Gunakan metode APA untuk menulis
referensi.
 Instruksi tambahan ditulis di sini

Pernyataan
Saya/ kami yang bertanda tangan di bawah ini memahami bahwa saya/ kami telah membaca
dan setuju untuk mematuhi peraturan UMB tentang plagiarisme dan penjiplakan dan
kebijakan dan prosedur di Program Studi. Saya/ kami menyetujui proses pengecekan laporan
sehingga tidak ada unsur plagiarisme atau penjiplakan akademik.

Tanda tangan Tanda tangan Tanda tangan Tanda tangan

................................ ................................... ................................... ...................................


Anggun Tiara Deby Suaidah Nur Linda Isti Hafifah
Elvira

Fakultas Program Studi Disusun Oleh

Ilmu Komunikasi Ilmu Komunikasi Suryaning Hayati, SE, MM, M.Ikom

Capaian Pembelajaran (CPMK):


1. Mampu menentukan masalah etika deskriptif dalam kasus komunikasi (CPMK 2: CPL S2, S9,
S11)
Komponen Penilaian Nilai Nilai
Maksimal Diberikan

1. Etika dan Filsafat Dalam Relasi Perilaku Interpersonal, 40


Kelompok, dan Organisasi
2. Etika dan Filsafat dalam Media Sosial dan Relasi Manusia 30
Antar Budaya & Global
3. Mengidentifikasi Kebenaran dalam Etika dan Komunikasi, serta 30
Kaitannya dengan Pemikiran Kritis
Pengumpulan Total Total

Tanda tangan Tanggal 100

Apakah ada penambahan waktu? Pengurangan Pengurangan: Nilai Akhir:


Kesepakatan pengumpulan: keterlambatan
pengumpulan:

Koordinator Mata Kuliah/ Kelompok


Bidang Ilmu : Kurniawan Prasetyo,
Ya / Tidak
M.Ikom

Bagian ini digunakan untuk memberi umpan balik atau informasi lain:
KRITERIA DAN SKALA PENILAIAN

PROGRAM SARJANA (S1)

No Nilai Skala Kriteria

Istimewa. Isi laporan (jawaban) menunjukkan orisinalitas


ide/argumen dan analisis yang baik. Jawaban komprehensif

A 80 - 100 dan lengkap yang dengan jelas menunjukkan pemahaman


yang mendalam tentang topik yang ditanyakan. Koherensi
ide dan struktur yang bagus dalam paragraf, penggunaan
1
sitasi sesuai dan relevan terhadap topik.
Sangat Baik. Penulisan baik disertai bukti (gambar, diagram,
tabel) yang relevan. Pengetahuan topik dan logika
B+ 74 - 79,99 pemahaman yang baik. Beberapa ide kurang dijelaskan
2 dengan tepat tapi kemampuan penggunaan bukti cukup,
didukung dengan sumber bacaan yang sesuai.
Baik. Menunjukkan kemampuan untuk memahami
isu/pertanyaan, didukung materi yang baik dari hasil bacaan
yang relevan. Isi disertai bukti (gambar, diagram, tabel) yang
B 68 - 73,99
3 relevan dengan pengetahuan aplikatif. Sekitar 50% isi tidak
dijelaskan secara detail atau pernyataan tidak didukung bukti
yang relevan dan kurangnya sitasi.

Cukup Baik. Kualitas isi dan pemahaman tentang


isu/pertanyaan masih dalam level bisa diterima. Jawaban
C+ 62 - 67,99 menunjukkan pengetahuan mendasar dengan didukung bukti
4 (gambar, diagram, tabel) yang sesuai. Orisinalitas isi kurang
baik, susunan, struktur dan format laporan cukup baik.

Cukup. Pemahaman dan penguasaan materi yang ditulis


masuk akal sesuai isu/pertanyaan, tetapi kurang didukung
C 56 - 61,99 argumen yang relevan. Bukti material yang ditunjukkan ada
5 tapi sitasi tidak ditulis secara baik. Isi laporan berisi
penjelasan yang bersifat deskriptif dan kurang relevan.
Kurang. Struktur isi kurang baik dan beberapa bukti

D 45 - 55,99 (gambar, diagram, tabel) tidak relevan. Sebagian besar isi


diperoleh hanya dari bahan kuliah dan kurang dari sumber
6 bacaan lain. Sitasi tidak ditulis dengan baik.

Tidak Lulus. Kualitas isi pada level yang tidak bisa diterima.
Kurangnya kemampuan dalam menjelaskan topik/isu yang
ditanyakan. Struktur isi tidak terorganisasi dengan baik.
E < 45
7 Gambar, diagram dan tabel tidak relevan. Orisinalitas isi
sangat diragukan. Kemampuan komunikasi dan presentasi
yang tidak baik.

Skenario
Tugas ini ditujukan agar mahasiswa mampu menentukan masalah etika deskriptif dalam kasus
komunikasi

Pertanyaan Tugas
Anda diminta memberikan penjelasan konkrit tentang etika deskriptif dalam kasus komunikasi

Pertanyaan 1. Etika dan Filsafat Dalam Relasi Perilaku Interpersonal, (Nilai 40)
Kelompok, dan Organisasi
(CPMK 2.2) (CPL S2, S9, S11)

Masalah etika selalu muncul dalam situasi yang melibatkan orang lain. Dalam ruang lingkup
organisasi misalnya, terlepas dari berlakunya kode etik profesi maupun code of conduct yang
mengatur etika yang berlaku di dalam suatu perusahaan, tidak menutup kemungkinan tetap
terjadinya permasalahan dan pelanggaran etika. Namun sayangnya, tidak semua anggota
organisasi menyadari bahwa telah terjadi pelanggaran etika di sekitar mereka, baik itu dalam
lingkup individu, kelompok, maupun organisasi secara keseluruhan. Katakan dalam
komunikasi kelompok di organisasi, kita mengenal istilah grapevine dan senioritas. Kedua
point ini seringkali menjadi isu yang dampaknya luas. Kelompok-kelompok grapevine di
kalangan karyawan senior menyebarluaskan informasi dari mulut ke mulut atas suatu
informasi yang sifatnya rahasia, atau dari sisi etis tidak layak diketahui oleh banyak orang.
Dan para karyawan mempercayai begitu saja, padahal sumber informasi tidak valid dan
kredibel. Informasi tersebut pada akhirnya menimbulkan keresahan.

Masalah lainnya dalam ruang lingkup komunikasi organisasi khususnya komunikasi vertikal
dari atas ke bawah, yang seringkali terjadi tanpa disadari adalah disaat pimpinan organisasi
menggunakan pendekatan kekuasaan dalam memimpin, tidak jarang tujuannya adalah untuk
keuntungan pribadi. Sikap leadership tidak muncul dalam praktik kepemimpinannya, level
maturity juga diragukan, tidak bisa mengelola konflik dan kesenjangan antar karyawan,
namun malah menjadi sumber konflik itu sendiri. Perilaku semacam “pilih kasih” dengan
mengunggulkan beberapa orang yang disukai olehnya dan menjatuhkan yang lainnya,
mengintimidasi bila ada kesalahan/ketidaktahuan yang dilakukan oleh karyawan, tidak
menghormati kewenangan unsur-unsur yang ada dibawahnya, melecehkan martabat dan
harga diri dengan tidak mengakui kemampuan dan keahlian karyawan, dan banyak masalah
lainnya. Isu-isu tersebut secara psikologis berkontribusi pada menurunnya kinerja,
produktivitas, serta komitmen karyawan, dan lebih jauh, dapat merusak iklim komunikasi
dalam organisasi tersebut.

Berdasarkan contoh masalah tersebut diatas, Anda diminta untuk


A. Membahas kasus etika interpersonal, kelompok, dan organisasi yang real pernah
terjadi di suatu perusahaan (disertai copy link berita atau jurnal penelitian ilmiah).
B. Uraikan hasil Analisa Anda atas kasus tersebut
C. Susun rekomendasi penerapan etika deskriptif pada perusahaan tersebut sebagai
upaya menyelesaikan masalah komunikasi secara etis

Cara menjawab soal:

Soal 1 (minimal 2 halaman)


Point A: Bahas masalah etika dalam ruang lingkup interpersonal, kelompok, dan organisasi
Link Jurnal : http://syifaml.blogspot.com/2018/03/pelanggaran-etika-bisnis-pada-pt-
nestle.html?m=1
Prinsip-Prinsip Bisnis Perusahaan Nestlé merupakan fondasi dari budaya perusahaan kami,
yang telah berkembang selama hampir 150 tahun. Sejak pertama kali Henri Nestlé berhasil
meramu bubur bayi "Farine Lactée" guna membantu seorang ibu yang ingin menyelamatkan
bayinya yang sedang sakit dan tidak mampu menerima air susu ibu, kami telah membangun
bisnis kami pada keyakinan bahwa untuk memiliki keberhasilan jangka panjang bagi
pemegang saham, perusahaan tidak hanya harus mematuhi semua persyaratan hukum yang
berlaku dan memastikan bahwa semua kegiatannya berkelanjutan, namun juga harus
menciptakan nilai yang signifikan bagi masyarakat.

Pada 2011, sebuah program pelatihan modular diluncurkan untuk berbagai komponen
Prinsip-Prinsip Bisnis Perusahaan. Kedalaman dan fokus dari pelatihan tersebut dibentuk
sesuai dengan relevansi untuk fungsi yang berbeda-beda dalam perusahaan. Sebagai contoh,
pelatihan tentang komponen hak asasi manusia akan fokus pada manajer dan karyawan di
negara-negara yang lebih tinggi risiko hak asasi manusia sebagai prioritas.Prinsip-Prinsip
Bisnis Perusahaan Nestlé akan terus berevolusi dan beradaptasi dengan perubahan dunia.
Landasan dasar kami tidak berubah dari waktu ke waktu dan asal-usul perusahaan kami, dan
mencerminkan ide-ide dasar keadilan, kejujuran dan perhatian umum untuk kesejahteraan
orang-orang.

Nestlé berkomitmen untuk menganut Prinsip-Prinsip Bisnis berikut ini di semua negara,
disesuaikan dengan undang-undang lokal, praktik-praktik budaya dan agama:

1. Konsumen
- Gizi, kesehatan dan keafiatan
- Jaminan kualitas dan keamanan produk
- Komunikasi konsumen
2. Karyawan Kami
- Hak asasi manusia
- Keberagaman dan inklusi
- Keselamatan dan kesehatan kerja
3. Mata rantai nilai
- Pengadaan yang bertanggung jawab
- Pelanggan dan mitra bisnis
- Keberlanjutan lingkungan
4. Integritas bisnis
- Etika dan integritas
- Privasi dan etika manajemen data
5. Interaksi dan komunikasi yang transparan
- Interaksi dan komunikasi internal
- Keterlibatan dan advokasi
6. Kepatuhan

Nestlé sangat menyadari bahwa tidak ada hal yang lebih penting untuk pembangunan negara
selain generasi mendatang yang kuat dan sehat,dan karenanya sangat penting untuk
memastikan makanan yang aman dan bergizi baik. Karenanya, dengan didukung oleh
penelitian dan pengembangan, Nestlé mengembangkan produk-produk berkualitas, bergizi
dan aman untuk dikonsumsi guna mendukung peningkatan kualitas pangan dan kesehatan
masyarakat. Lebih lanjut, dengan berbagai inisiatif pendidikangizi bagi masyarakat, informasi
giziuntuk konsumen, dan berbagai program intervensi gizi, Nestlé bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan konsumen dalam membuat pilihan-pilihan yang bertanggung
jawab atas pangan dan gaya hidup, selain pengetahuan yang luas mengenai makanan yang
sehat dan pentingnya aktivitas fisik. Salah satu program Nestlé yang mutakhir adalah
program Nestlé Healthy Kids yang berfokus kepada penyediaan pendidikan yang
komprehensif mengenai gizi, kebersihan diri dan lingkungan serta aktivitas fisik untuk murid
sekolah dasar. Hal ini sejalan dengan misi Nestlé “turut mewujudkan masyarakat Indonesia
yang lebih sehat” (Nurturing a Healthier Life for Indonesians), misi yang Nestlé jadikan tema
laporan CSV ini.

Nestlé akan menjalankan bisnis untuk jangka panjang dan menyediakan produk-produk
bergizi menggunakan bahan baku lokal dengan harga yang dapat dijangkau oleh masyarakat
Indonesia. Keterlibatan Nestlé dalam pembangunan pedesaan turut membantu peningkatan
kesejahteraan bagi para petani, pemasok, dan masyarakat sepanjang rantai usaha Nestlé.
Dengan perkiraan bahwa 70% warga miskin terkonsentrasi di wilayah pedesaan, investasi
untuk membangun kapasitas pertanian sangatlah penting, mengingat semakin pentingnya
keamanan pangan untuk memenuhi kebutuhan populasi yang terusmembesar. Tentunya
upaya penurunan angka kemiskinan global harus berfokus pada pembangunan pedesaan.
Selama 30 tahun terakhir, Nestlé Indonesia menyediakan, baik bantuan teknis cara beternak
sapi perah yang baik serta bantuan keuangan untuk pembelian peralatan bagi peternak sapi
perah di Jawa Timur, yang pada saat ini telah mencapai sekitar 33.000 peternak. Pabrik
Nestlé saat ini menyerap susu segar rata-rata 660.000 liter per hari dari para peternak
tersebut. Hal ini menunjang kehidupan yang lebih baik dari segi finansial, pendidikan dan
kesehatan bagi sekitar sejuta warga masyarakat. Di samping itu, dengan bekerja sama dengan
HIVOS, sejak Juni 2010 Nestlé memberikan bantuan penyediaan fasilitas biogas untuk
membantu pelestarian lingkungan. Energi biogas digunakan para keluarga peternak untuk
memasak dan menerangi rumah. Pada saat ini telah terpasang lebih dari 1.262 unit biogas.
Nestlé akan terus bekerja sama dengan koperasi susu dan peternak sapi perah untuk
meningkatkan produktivitas dan kualitas susu segar di Jawa Timur. Nestlé berupaya agar
mampu menyerap susu segar sebanyak 1.500.000 liter per hari pada tahun 2015, dan
memberikan bantuan instalasi biogas bagi semua pemasok susu segar Nestlé pada tahun
2015. Di Lampung, sejak tahun 1994 itu pula Nestlé menyediakan bantuan teknis untuk lebih
dari 10.000 petani kopi. Bantuan mencakup cara bertani kopi yang baik untuk meningkatkan
produktivitas dan kualitas produksi dan pada saat bersamaan menjaga kelestarian lingkungan.
Pada saat ini Nestlé membeli secara langsung sekitar 10.000 ton biji kopi per tahun dari para
petani di Lampung dan Nestlé akan terus meningkatkan kerja sama ini, juga kerja sama
dengan Puslitkoka.
Nestlé membina hubungan konsultatif bilateral dan multilateral dengan berbagai organisasi
lokal dan internasional, termasuk LSM seperti WWF, The Forest Trust, Yayasan Yasmina,
Yayasan Kusuma Buana serta Palang Merah Indonesia. Kerja sama ini dilakukan untuk
memastikan bahwa bisnis Nestlé berkontribusi dalam lingkungan yang berkelanjutan. Nestlé
menyadari bahwa dalam menjalankan bisnis ini, terdapat dampak positif dan negatif. Dampak
positif yang Nestlé ciptakan antara lain, peningkatan kesejahteraan masyarakat di pedesaan,
penyediaan produk-produk makanan dan minuman yang bergizi bagi para konsumen.
Sedangkan dampak negatif yang timbul, seperti misalnya kotoran sapi sebagai akibat
peningkatan usaha peternakan sapi perah di Jawa Timur. Untuk mengatasi hal ini, Nestlé
memberikan bantuan instalasi biogas para peternak sapi perah, sehingga kotoran sapi dapat
diolah menjadi energi untuk memasak dan penerangan.

Point B: Uraikan hasil Analisa Anda atas kasus tersebut

Nestlé telah dan terus melakukan langkah-langkah penting dalam mengurangi dampak negatif
atas lingkungan untuk memperbaiki keberlanjutan operasi dalam jangka panjang. Selain
berbagai pendekatan inovatif untuk meningkatkan efisiensi produksi dan kualitas produk,
Nestlé juga menggunakan beragam upaya terbaik dan teknologi terkini untuk menjaga
lingkungan hidup. Inisiatif dalam penghematan energi dan air adalah elemen kunci dalam
komitmen Nestlé untuk menciptakan lingkungan hidup yang berkesinambungan. Penegakan
komitmen di atas telah diakui oleh otoritas lingkungan hidup, yaitu Kementerian Negara
Lingkungan Hidup dengan didapatnya penghargaan PROPER peringkat Hijau untuk Pabrik
Kejayan di tahun 2010. Hal ini berarti bahwa kinerja lingkungan pabrik tersebut bukan hanya
telah memenuhi seluruh regulasi, melainkan juga melampaui persyaratan yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan. Selain itu, tak ada satupun pelanggaran dalam aspek
lingkungan yang dituduhkan kepada Nestlé sehingga tidak ada sanksi keuangan selama
periode pelaporan. Sebagai perwujudan pendekatan CSV, sejak lama Nestlé telah membantu
para petani untuk menjadi pemasok yang lebih baik, dengan kondisi kesejahteraan yang lebih
baik pula. Kerja sama ini memberikan dampak positif jangka panjang terhadap
kesinambungan dan produktivitas pertanian, ketahanan pangan, pembangunan ekonomi dan
lingkungan, dan standar kualitas kehidupan para petani. Petani kopi dan peternak susu
merupakan pemasok paling penting, karena dari merekalah hingga kini, Nestlé selalu
mendapatkan bahan baku dengan kualitas yang lebih baik untuk menghasilkan produkproduk
berkualitas. Bimbingan tentang pertanian yang berkesinambungan, merupakan salah satu
faktor penting dalam hal ini. Karenanya, di bidang pembangunan pedesaan, Nestlé tidak
henti-hentinya mengupayakan bantuan teknis dan bimbingan pertanian kepada para petani
kopi dan peternak sapi mengenai peningkatan produktivitas dan pengendalian mutu hasil
pertanian mereka di tingkat harga yang baik. Perubahan pola pikir dan perilaku perlahan-
lahan ditanamkan melalui program ini, mengingat begitu tingginya kendali mutu yang
ditetapkan, bukan saja oleh Nestlé namun juga oleh kalangan industri secara luas.
Profesionalisme yang terbentuk dalam diri mereka tentunya diharapkan mampu menjadikan
mereka sebagai pemasok yang berkualitas tinggi dan dapat dipercaya. Selain memberikan
kemampuan bagi para petani dan peternak dalam menghasilkan bahan baku berkualitas tinggi
dengan harga yang bersaing, program Nestlé secara nyata juga diarahkan untuk mampu
meningkatkan kualitas hidup mereka.

Point C: Susun rekomendasi penerapan etika deskriptif untuk menyelesaikan masalah


komunikasi secara etis
Ketersediaan air bersih sangat penting dalam pembangunan berkesinambungan, upaya
mengurangi kemiskinan, dan peningkatan kesehatan masyarakat. Bagi sebagian masyarakat
Indonesia, bantuan untuk mendapatkan ketersediaan air bersih untuk keperluan sehari-hari
masih diperlukan. Oleh karena itu Nestlé bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia
(PMI) dalam proyek yang membantu masyarakat untuk mendapatkan air bersih yang aman.
Kesesuaian visi antara Nestlé dan Palang Merah Indonesia (PMI) telah mendorong Nestlé
untuk bermitra dalam menyediakan sarana air bersih bagi penduduk Desa Telagaluhur,
Kabupaten Serang, Banten. Program ini telah dimulai sejak bulan Agustus 2008. Sebuah
sumur, tangki penampungan dengan kapasitas 30.000 liter air lengkap dengan pipa
penyalurannya, 5 unit sarana MCK (Mandi, Cuci, Kakus) dan 8 unit hidran umum dengan
kapasitas 2.000 liter, merupakan wujud fisik dari pelaksanaannya. Namun, yang lebih
penting, adalah bagaimana masyarakat dapat secara aktif berpartisipasi membangun
saranasarana ini dan juga pada akhirnya mampu mengelolanya bersama-sama. Karena itu,
selain membantu berdirinya sarana fisik, Nestlé pun membina para sukarelawan dan beberapa
anggota masyarakat untuk kelak bisa secara mandiri memanfaatkan sekaligus mengelola
saranasarana yang berharga ini. Serangkaian pelatihan bagi warga mengenai manajemen air,
kebersihan dan sanitasi lingkungan dilakukan untuk menciptakan agen-agen perubahan yang
selanjutnya menjadi motor penggerak di Desa Telagaluhur. Kemitraan dengan PMI di Desa
Telagaluhur Nestlé harapkan menghasilkan sebuah perubahan perilaku dalam kehidupan
setiap anggota masyarakat dengan menjalankan pola hidup yang sehat. Di tahun 2010,
bekerja sama dengan sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat Yayasan Yasmina, Nestlé
menjalankan program serupa di Desa Bitung Jaya, Kecamatan Cikupa, Tangerang. Nestlé pun
segera melakukan penjajakan program serupa di Jawa Timur dan Lampung agar semakin
banyak masyarakat bisa mempunyai akses air bersih untuk kehidupan sehari-hari.
Pertanyaan 2. Etika dan Filsafat dalam Media Sosial dan Relasi Manusia (Nilai 30)
Antar Budaya & Global
(CPMK 2.2) (CPL S2, S9, S11)
Cyber bullying, ujaran kebencian, dan hoax, sudah menjadi common issue pada era digital
saat ini. Facebook misalnya, menerapkan system otomatis berbasis Artificial Intelligence
untuk menghapus 9,2 juta konten bullying, pelecehan, kekerasan dan intimidasi pada kuartal
III tahun 2021 (sumber: Kompas.com, 11/11/2021). Artinya, masih sangat banyak konten-
konten negatif yang berkeliaran dan bisa dikonsumsi oleh pengguna aplikasi tersebut.
Jangkauan public facebook tidak terbatas pada wilayah tertentu, artinya mendunia. Hal ini
menunjukkan bahwa masih terjadi krisis etika dalam komunikasi global melalui platform
media sosial.

Berdasarkan isu tersebut diatas, Anda diminta untuk:


A. Membahas kasus etika yang terjadi pada platform Media Sosial dan Relasi Manusia
Antar Budaya & Global (disertai copy link berita atau jurnal penelitian ilmiah).
B. Uraikan hasil Analisa Anda atas kasus tersebut.
C. Sebagai publik aktif dalam komunikasi melalui media sosial, bagaimana Anda
merespon fenomena tersebut dan menerapkan etika desktiptif dalam bermedia sosial

Cara menjawab Soal:

Soal 2 (minimal 2 halaman)

Point A: Bahas kasus etika yang terjadi pada platform Media Sosial dan Relasi
Manusia Antar Budaya & Global

Perkembangan zaman telah melahirkan berbagai macam media, salah satunya media sosial.
Media sosial adalah media di internet, yang memungkinkan pengguna untuk mewakili diri
mereka sendiri dan berinteraksi dengan pengguna lain, berkolaborasi, berbagi,
berkomunikasi, dan membentuk ikatan sosial virtual. Media sosial adalah interaksi temporal
dan spasial media digital dan penggunanya dalam realitas sosial. Nilai-nilai yang ada di
masyarakat dan komunitas juga muncul di internet dalam bentuk yang sama atau berbeda.
Media sosial telah menjadi salah satu aspek yang sangat diperlukan bagi kehidupan
masyarakat terutama setelah pandemi global berlangsung. Melihat pertumbuhan yang pesat
tersebut, situs media sosial telah menjadi instrumen bagi para pebisnis dalam memasarkan
produk atau jasanya. Dengan memanfaatkan populasi media sosial yang besar ini, para
pebisnis dapat memasarkan produk atau jada mereka di media digital ini. Para pebisnis juga
dapat mudah mendapatkan informasi mengenai konsumen mereka yang dapat meningkatkan
keterikatan mereka dengan merek.

Platform media sosial yang paling populer di Indonesia yaitu YouTube, Instagram, Facebook,
dan WhatsApp dengan masing-masing pengguna aktif sebesar lebih dari 1,3 miliar pengguna.
Bagi para pemasar, platform media sosial ini sangat berpotensi sebagai media periklanan
yang mampu membantu mereka untuk mendukung dan mencapai komunikasi pemasaran.
Namun, dalam praktiknya masih seringkali ditemukan beberapa pelanggaran dan
penyelewengan dalam penggunaan media sosial sebagai media periklanan ini.

Teknologi yang berfungsi untuk memudahkan seseorang dalam memperoleh informasi


nampaknya sering disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab.
Contohnya penyalahgunaan media sosial mulai dari pelanggaran moral, pelanggaran norma,
pelanggaran etika, dan pelanggaran lainnya.
Yang akan kami angkat dalam kasus ini adalah Penyebaran Berit Hoax pada tahun 2021
silam kita dihebohkan aksi borong ‘susu beruang’ menjelang Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
Aksi ini dipicu oleh klaim susu beruang alias ‘Bear Brand’ yang kabarnya bisa menangkal
virus COVID-19. Isu yang bermula dari celotehan akun Facebook Anitaa pada 4 Juli 2021
yang kemudian disebarluaskan di media sosial.

Klaim sepihak ini kenyataannya tidak terbukti. Prof Zubairi Djoerban, Ketua Satgas COVID-
19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menegaskan bahwa 'susu beruang' tidak bisa mengobati
COVID-19. Dokter Tan Shot Yen, pakar gizi dan pendiri Remanlay Institute juga menyebut
bahwa panic buying pada produk tertentu dikarenakan literasi gizi masyarakat masih minim,
sehingga ada kepercayaan-kepercayaan yang dibentuk sebagai opini publik.

Istilah hoax atau hoaks (baca: hoks) bisa diartikan sebagai ‘berita bohong’. Mengutip laman
Wikipedia.com, hoaks adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-
olah benar.
Tujuan dari berita bohong adalah membuat masyarakat merasa tidak aman, tidak nyaman,
dan kebingungan. Dalam kebingungan, masyarakat akan mengambil keputusan yang lemah,
tidak meyakinkan, dan bahkan salah.

Berita hoaks sebenarnya tak akan menjadi masalah kalau masyarakat tidak mudah percaya
dan menyebarkannya. Sayangnya, banyak pengguna internet terutama medsos yang gampang
termakan hoaks. Pertanyaannya, mengapa masyarakat gampang mempercayai informasi
hoaks?

Merujuk laman hellosehat.com, reaksi alamiah otak menjadi alasan internal (self) kenapa
manusia gampang mempercayai hoaks. Para pakar psikologi dan ilmu saraf menyebut
kecenderungan alami manusia untuk memercayai informasi yang lebih mudah dicerna. Hal
ini dibuktikan dari hasil analisis aktivitas otak dengan alat pindai Functional Magnetic
Resonance Imaging (fMRI), yaitu bentuk khusus MRI yang digunakan untuk memeriksa
anatomi fungsional otak.

Dari pemindaian itu, diketahui bahwa otak akan melepaskan hormon dopamin setiap kali kita
berhasil memahami fakta atau pernyataan tertentu. Dopamin bertanggung jawab untuk
membuat kita merasa positif, bahagia, dan nyaman.

Sementara ketika menerima informasi yang njelimet (rumit/kompleks), justru bagian otak
yang mengatur rasa sakit dan muak yang lebih aktif. Sehingga tanpa sadar, otak manusia
memang lebih menyukai hal-hal yang sederhana dan mudah dipahami, bukan berita-berita
yang harus dicerna atau dipikirkan lebih dahulu.

Point B: Uraikan hasil Analisa Anda atas kasus tersebut

Beredar sebuah unggahan di media sosial Facebook berisi klaim susu Beruang atau Bear
Brand mampu mencegah Covid-19. Unggahan tersebut turut memuat narasi "Di Indo lagi
booming susu beruang bisa mencegah covid Sampe stok pda kosong".
Dikutip dari cek fakta liputan6.com, klaim tentang susu Beruang atau Bear Brand bisa
menangkal virus corona Covid-19 adalah salah. Faktanya tidak ada studi ilmiah yang
mendukung klaim mengonsumsi susu bisa mencegah dan menangkal penularan Covid-19.
Beredar sebuah pesan berantai di aplikasi WhatsApp yang tersebar di kalangan warga
Mojokerto.

Pesan itu menyebut mulai senin tanggal 5 Juli 2021 akan dilakukan tes antigen bagi yang
akan masuk Kota Mojokerto mulai pintu masuk jembatan Gruyung jembatan Pulo, jembatan
Padangan, jembatan Gajah Mada, dan jembatan Mlirip. Disebutkan pula apabila tidak
memakai masker akan didenda sebesar 200 ribu rupiah.

Faktanya, kabar dalam pesan berantai WhatsApp tersebut langsung dibantah oleh Kasubag
Humas Polresta Mojokerto, IPDA MK Umam S.E. Ia menyebut hal itu merupakan kabar
bohong. Umam pun menghimbau masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi dengan berita
bohong. Hal senada juga disampaikan oleh Kapolres Mojokerto Kota AKBP Rofiq Ripto
Himawan, S.I.K., S.H., M.H. Ia menyebut pesan tersebut tidak benar atau hoaks.

Point C: Uraikan respon Anda pada fenomena tersebut (kasus yang Anda bahas), dan
susun rekomendasi penerapan etika deskriptif dalam bermedia sosial

Kemunculan internet semakin memperparah sirkulasi hoaks di seluruh dunia. Serupa dengan
meme, keberadaannya mudah menyebar lewat media sosial. Apalagi konten hoaks biasanya
menunggangi isu yang tengah ramai diperbincangkan di masyarakat, yang membuatnya
sangat mudah memancing orang untuk share (membagikannya) tanpa menelisik
kebenarannya terlebih dahulu.
Sebenarnya pemerintah tidak tinggal diam melawan penyebaran hoaks. Pemerintah membuat
pagar hukum melalui Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), memblokir
situs-situs yang menyebarkan hoaks, menangkap sindikat penyebar hoaks serta membentuk
lembaga siberkreasi yang berfokus dalam menangani hoaks. Dan Peran masyarakat juga tak
kalah penting, masyarakat berusaha menekan peredaran hoaks dengan memberikan klarifikasi
terhadap hoaks.

Penerapan etika deskriptif dalam bermedia sosial


1. Penggunaan Komunikasi yang Baik
Penggunaan komunikasi yang baik sangat diwajibkan apabila kita menjadi pengguna media
sosial, tidak hanya untuk yang memberikan informasi saja melainkan juga bagi yang
menerima informasi. Pemilihan kata dan bahasa yang tepat menjadikan informasi tersebut
nyaman ketika diberikan kepada khalayak umum. Termasuk juga bagi seseorang penikmat
media sosial, apabila hendak memberikan tanggapan terhadap sebuah postingan disarankan
berkomunikasi dengan sopan dan santun.

2. Tidak Mengandung Aksi Kekerasan, Pornografi dan SARA


Beragam informasi yang akan diunggah di media sosial, sebaiknya menghindari penyebaran
yang mengandung aksi kekerasan, pornografi ataupun SARA (Suku, Agama dan Ras). .
Alangkah baiknya, informasi yang diberikan bersifat informatif dan edukatif.

3. Berita yang Diinformasikan adalah Benar


Kebeneran atau kepastian dari sebuah berita adalah hal utama yang perlu ditekankan. Bagi
pengguna jejaring sosial, kita harus cerdas untuk menyaring beragam informasi yang
disajikan.

Pertanyaan 3. Identifikasi Kebenaran dalam etika dan komunikasi, serta (Nilai 30)
Kaitannya dengan Pemikiran Kritis
(CPMK 2.2) (CPL S2, S9, S11)

A. Anda diminta memberikan penjelasan konkrit tentang kebenaran dan pemikiran kritis
B. Berikan contoh pengalaman pribadi tentang bagaimana dan pada fase kehidupan yang
mana Anda berpikir keras untuk memperoleh jawaban (kebenaran) atas permasalahan
yang menimpa kehidupan Anda
C. Dan bagaimana Anda menerapkan pemikiran kritis untuk memperoleh jawaban yang
paling benar dan menjadikannya sebagai solusi dalam menyelesaikan masalah tersebut

Cara menjawab Soal:

Soal 3 (minimal 1 halaman)


Point A: Penjelasan konkrit tentang kebenaran dan pemikiran kritis
Secara etimologi (bahasa) kata “benar” mempunyai arti:
1. Tidak salah, lurus, dan adil. Contohnya dalam kalimat, “hitungannya benar”.
2. Sungguh-sungguh, tidak bohong.Contohnya dalam kalimat, “kabar itu benar”.
3. Sesungguhnya, memang demikian halnya. Contohnya dalam kalimat, “benar ia tidak
bersalah, tetapi ia terlibat perbuatan ini”.
4. Sangat, sekali, Contohnya dalam kalimat, “enak benar mangga ini”.

Secara epistemologi (istilah), pengertian kebenaran dapat dilihat dari berbagai teori mengenai
ke- benaran, yang antara lain (Suhartono Suparlan, 2007: 93):

1.Teori koherensi

Menurut teori ini suatu pengetahuan, teori, pernya taan, proposisi atau hipotesis dianggap
benar bila ia sejalan dengan pengetahuan, teori, proposisi atau hipotesis lainnya, yakni kalau
proposisi itu meneguhkan dan konsisten dengan sebelumnya.
Jika “semua manusia pasti akan mati” adalah benar, maka “si A akan mati” adalah benar
juga.

2.Teori korespondensi

Suatu pernyataan adalah benar jika ia berhubungan dengan objek yang dituju oleh pernyataan
itu.
Contoh, “Jakarta adalah Ibu Kota Indonesia” adalah benar karena sesuai dengan fakta.

3.Teori pragmatis

Suatu pernyataan dinilai benar jika konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan
praktis bagi kehidupan manusia.
Contoh, “memakai helm wajib bagi pengendara sepeda motor”, adalah benar karena
pernyataan tersebut berguna dalam kehidupan praktis.

Kebenaran kefilsafatan harus memenuhi empat aspek, yakni objek materi, forma, metode dan
sistem yang terkait dengan kebenaran (lihat Suhartono Suparlan, 2007: 93-94)

Dalam teori interaksi simbolis hakikat manusia adalah makhluk relasional, Setiap individu
pasti terlibat relasi dengan sesamanya.
Alasan kedua pentingnya komitmen kebenaran adalah bahwa kebenaran menunjukkan rasa
menghargai orang lain sebagai tujuan, bukan sebagai alat (tool).
Dalam konteks sosial, kepercayaan merupakan prasyarat terbentuknya ikatan sosial.
Kebenaran merupakan unsur yang esensial bagi kelancaran proses demokrasi. Menurut
Habermas, negara hukum modern berciri demokratis jika terjadi ko- munikasi politis intensif
antara ruang publik dan sistem politik.

Berpikir kritis adalah salah satu kemampun yang wajib dimiliki oleh semua orang.
Berpikir kritis menjadi salah satu soft skill yang diperlukan dalam meningkatkan karier dan
kepemimpinan dalam sebuah organisasi. Seorang yang berpikir kritis seringkali memiliki
manfaat terhadap kepemimpinannya yang sukses.
Berpikir kritis merupakan berpikir secara logis dan sistematis dalam membuat keputusan atau
menyelesaikan suatu permasalahan yang ada.
Berpikir kritis adalah suatu kemampuan untuk berpikir dengan rasional dan tertata yang
bertujuan untuk memahami hubungan antara ide dan/atau fakta. Pemikiran kritis merupakan
sesuatu yang bisa membantu kita dalam menentukan apa yang kita percayai.
Berpikir kritis merupakan kemampuan berpikir dengan jernih dan rasional mengenai apa
yang yang harus dilakukan atau apa yang harus dipercayai. Proses di mana kita harus
membuat penilaian yang rasional, logis, sistematis, dan dipikirkan secara matang adalah
proses dalam berpikir kritis.

Robert Ennis seorang filsuf Amerika yang dianggap sebagai salah satu tokoh terkemuka
pemikiran kritis menyimpulkan, berpikir kritis merupakan penalaran mengenai keyakinan dan
tindakan yang masuk akal dan berfokus pada memutuskan apa yang dipercayai atau yang
dilakukan.
Sementara itu, Michael Scriven profesor ahli ilmu perilaku dan organisasional yang berasal
dari Claremont Graduate University, mengungkapkan bahwa berpikir kritis merupakan proses
disiplin intelektual untuk secara aktif dan terampil membuat konsep, menerapkan,
menganalisis, mensintesis, dan/atau mengevaluasi informasi.
Baik informasi yang dikumpulkan atau dihasilkan lewat observasi, pengalaman, refleksi,
penalaran, dan komunikasi, sebagai panduan untuk meyakini sesuatu dan melakukan sebuah
tindakan.

Sederhananya, berpikir kritis adalah kemampuan berpikir dengan rasional dan melihat
permasalahan secara objektif sehingga hasil yang akan diperoleh tidak bias dan sesuai dengan
kenyataan yang ada.
Jika ada pemimpin yang memiliki kemampuan berpikir kritis bisa memahami hubungan logis
antara ide, argumen, atau kesalahan dalam penalaran, maka pemimpin tersebut akan membuat
keputusan dengan tepat.

Contoh berpikir kritis bisa ditemukan pada diskusi yang diselenggarakan oleh sebuah tim.
Misalnya saja, ketika mengidentifikasi masalah, anggota tim mampu menentukan mana
informasi yang relevan dengan isu yang sedang dibahas atau tidak, mengenali bias dan
propaganda, dan faktor emosional.
Kemampuan dalam memprediksi kemungkinan risiko yang akan terjadi dan bisa
membedakan antara fakta dan opini merupakan contoh logika yang sering kali digunakan
dalam berpikir kritis.

Manfaat berpikir kritis diantaranya yaitu :

1. Melihat masalah dari berbagai persfektif\

2. Bisa Diandalkan

3. Mandiri dalam Menghadapi Persoalan

4. Menemukan Ide dan Peluang Baru

5. Berpikir Jernih dan Rasional

6. Kemampuan Adaptasi Meningkat


7. Keterampilan Bahasa dan Presentasi Meningkat

8. Kreativitas Meningkat

9. Mengembangkan Diri

Point B : Pengalaman pribadi tentang bagaimana dan pada fase kehidupan yang mana Anda
berpikir keras untuk memperoleh jawaban (kebenaran) atas permasalahan yang menimpa
kehidupan Anda :
Salah satu contah nya ketika sedang bekerja , Dengan banyaknya karakter pribadi
yang berbeda di tempat kerja, maka potensi munculnya konflik pun tak bisa
dihindari.
Hal ini dikarenakan cara berpikir kritis dapat membantu untuk bisa memahami
berbagai situasi yang ada. Pemimpin di tempat kerja juga dapat membuat keputusan
yang adil setiap kali konflik muncul. Dengan begitu akan tetap menguntungkan pihak-
pihak yang terlibat dan perusahaan itu sendiri.

Point C: Menerapkan pemikiran kritis untuk memperoleh jawaban yang paling tepat dan
menjadikannya sebagai solusi dalam menyelesaikan masalah tersebut :
Berpikir kritis merupakan sebuah kemampuan untuk berpikir secara rasional dan tertata yang
bertujuan untuk memahami hubungan antara ide dan/atau fakta. Pemikiran kritis adalah
sesuatu yang dapat membantu untuk menentukan apa yang kamu percayai.

Keterampilan berpikir kritis tidak hanya diperlukan bagi orang-orang yang bekerja di bidang
tertentu. Berpikir kritis dapat memberikan manfaat bagi siapa saja, termasuk Anda. Berikut ini
beberapa manfaat dari berpikir kritis.

1. Mampu berpikir jernih dan rasional

Kemampuan berpikir jernih dan rasional menandakan seseorang mampu berpikir dengan baik
dan dapat menyelesaikan masalah secara sistematis. Kemampuan ini tentu merupakan aset untuk
menjalankan karier di bidang apa pun.

2. Meningkatkan kompetensi
Di zaman yang terus mengalami perubahan dengan sangat cepat, khususnya kemunculan
pengetahuan dan teknologi baru, membuat orang yang berpikir kritis mampu beradaptasi dengan
cepat.

Pasalnya, orang dengan pemikiran kritis dapat meningkatkan keterampilan intelektual yang
fleksibel, memiliki kemampuan menganalisis informasi, dan mengintegrasikan berbagai sumber
pengetahuan untuk memecahkan masalah.

3. Meningkatkan keterampilan Bahasa dan kompetensi

Berpikir kritis berarti juga berpikir jernih dan sistematis. Pola berpikir ini dapat meningkatkan
kemampuan untuk memahami struktur logika teks saat mempelajari dan menganalisanya. Hal
tersebut dapat meningkatkan kemampuan untuk mengekspresikan ide.

4. Meningkatkan Kreativitas

Kemampuan berpikir kritis memungkinan Anda untuk mengevaluasi ke dasar masalah dan
menghasilkan yang relevan.

Jadi, tidak hanya semata-mata menghasilkan ide, berpikir kritis juga memungkinkan Anda untuk
mengevaluasi ide baru, menyeleksi, dan memodifikasinya jika diperlukan.

5. Pengembangan Diri

Berpikir kritis dapat menjadi alat untuk evaluasi diri yang bersifat konstruktif. Caranya dengan
mengevaluasi mengenai keputusan dan tindakan yang telah diambil. Dengan demikian, seorang
yang berpikir kritis dapat berkembang.

Anda mungkin juga menyukai