P042120007–
Stakeholder
Management
Judul Tugas Tugas Besar 1
Abstrak Jenis Tugas
Individu
Instruksi • Kumpulkan laporan soft copy yang diketik pada kertas di lembar terakhir berikut ini. tulisan dengan font 12, Times New
Roman, spasi 1.5 dan ditulis rata kiri dan kanan (justified).
Pengumpulan • Jawab pertanyaan dengan menjelaskan lebih dulu konsepnya, dengan memberikan sumber konsep, tulis pemahaman
mahasiswa, baru menjawab pertanyaan .
Tugas • Pertanyaan yang meminta menulis sesuatu, maka langsung tuliskan, tidak perlu menjelaskan konsep-konsepnya.
• Gunakan metode APA untuk menulis referensi.
Pernyataan Saya/ kami yang bertanda tangan di bawah ini memahami bahwa saya/ kami telah membaca dan setuju untuk mematuhi peraturan UMB
tentang plagiarisme dan penjiplakan dan kebijakan dan prosedur di Program Studi. Saya/ kami menyetujui proses pengecekan laporan
sehingga tidak ada unsur plagiarisme atau penjiplakan akademik.
Tanda tangan
Secara umum klasifikasi stakeholder dapat dibedakan menjadi dua tipe utama,
antara lain: (1) internal dan eksternal stakeholder, serta (2) primary, secondary dan
Marjinal stakeholder. Stakeholder kini tidak boleh dipandang sebelah mata sebab
perannya seringkali menentukan bagaimana sebuah perusahaan akan melaju
kedepannya. Dalam merumuskan strategi perusahaan, manajemen harus memahami
siapa saja pihak-pihak yang berkepentingan terhadap mereka. Hal tersebut akan
berguna untuk menetapkan strategi yang tepat dan terarah di masa depan. Stakeholder
mapping merupakan cara yang dapat membantu manajemen untuk
menganalisisstakeholder kunci perusahaan. Setiap stakeholder memiliki karakteristik
tersendiri sehingga membutuhkan pendekatan yang berbeda, termasuk pula strategi
yang unik bagi masing-masing Stakeholder.
Rincian Tugas
A. Identifikasi Stakeholder
2. Employee
Employee merupakan sumber daya manusia yang menjalankan day-to-day operation
perusahaan. Stakeholder power yang dimiliki karyawan berasal dari pengendalian
sumber daya strategis yakni sumber daya manusia, kepemilikan pengetahuan dan
keterampilan dalam menjalankan kegiatan operasional maupun manajerial, dan
keterlibatan pada implementasi proyek yang ada di perusahaan. Legitimasi yang
dimiliki karyawan berasal dari tiga sumber, yakni basis hukum atau perjanjian,
rasionalitas, dan norma sosial. Dari sisi hukum atau perjanjian, adanya perjanjian
atau kontrak antara karyawan dengan perusahaan. Dari sisi rasionalitas, karyawan
memiliki hak untuk menerima gaji atau insentif lainnya atas kinerja yang telah
dilakukan. Dari sisi norma sosial, perusahaan memiliki kewajiban untuk memberikan
kesejahteraan bagi karyawan.
Karyawan memiliki urgensi yang tidak mendesak manajemen untuk segera
mengambil keputusan karena masih bisa dilakukan diskusi bersama antara kedua
pihak tersebut. Berdasarkan analisis tersebut, karyawan merupakan definitive
stakeholder karena memiliki ketiga atribut stakeholder, yakni power, legitimasi, dan
urgensi. Tingkat influence yang dimiliki karyawan adalah kuat karena
keterlibataannya pada day-to-day operation atau pada implementasi proyek yang
ada di PT Mattel Indonesia. Selain itu, saran, kritikan, dan loyalitas karyawan juga
menunjang keberlanjutan perusahaan. Tingkat interest yang dimiliki karyawan juga
maksimal karena perusahaan memberikan kapasitas bagi karyawan untuk
mengembangkan potensi serta menjadi sumber penghasilan bagi penghidupannya.
3. Investor
Peran investor sebagai stakeholder adalah untuk memastikan bahwa perusahaan
beroperasi dengan baik, menghasilkan keuntungan, dan mematuhi praktik bisnis
yang baik. Investor yang puas dengan kinerja perusahaan dapat memberikan sumber
dana yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan perusahaan.
Sebaliknya, ketidakpuasan investor atau keraguan terhadap manajemen perusahaan
dapat berdampak negatif pada nilai saham perusahaan dan reputasi perusahaan di
pasar modal. Oleh karena itu, menjaga hubungan yang baik dengan investor dan
mematuhi ekspektasi mereka adalah kunci dalam menjaga dukungan finansial dan
keberlanjutan perusahaan.
Legitimasi investor sebagai stakeholder terletak pada kontribusi finansial mereka
kepada perusahaan, hak-hak kepemilikan yang dimiliki, dan ekspektasi mereka
terhadap hasil investasi. Investasi mereka memberi mereka posisi yang kuat dalam
memengaruhi dan mengawasi kinerja perusahaan, serta berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan strategis. Dengan itu, investor memiliki legitimasi yang jelas
sebagai stakeholder yang memainkan peran penting dalam kesuksesan dan
keberlanjutan bisnis.
4. Pemerintah
pemerintah yang membuat regulasi bagi operasi bisnis perusahaan. Meskipun tidak
secara langsung berhubungan dengan operasional proses bisnis PT MATTEL
INDONESIA, pemerintah memiliki stakeholder power yang terletak pada kewenangan
dalam membuat regulasi yang harus ditaati oleh perusahaan seperti pengurusan bea
cukai untuk suku cadang yang diimpor dan diekspor dari dan ke luar negri. Selain itu,
suku cadang yang dijual ke konsumen harus memenuhi SNI. Legitimasi yang dimiliki
pemerintah berasal dari tiga basis, yaitu basis rasionalitas, hukum atau peraturan,
dan norma sosial. Dari basis rasionalitas, kegiatan usaha yang dilakukan oleh
perusahaan harus tunduk pada regulasi yang berlaku. Dari segi hukum dan
peraturan, adanya undang- undang atau peraturan lain yang mengatur operasi bisnis
perusahaan yang harus dipatuhi. Dari sisi norma sosial, hukum atau peraturan
tersebut memberikan jaminan dan perlindungan bagi masyarakat luas seperti
pembuangan limbah, lokasi usaha, atau keamanan produk.
5. Pemasok
Pemasok memiliki peran penting sebagai stakeholder dalam bisnis. Mereka adalah
entitas atau individu yang menyediakan bahan baku, komponen, produk, atau
layanan yang diperlukan oleh perusahaan untuk operasinya. Pemasok memiliki
legitimasi sebagai stakeholder berdasarkan hubungan kerja sama yang mereka
bentuk dengan perusahaan. Pemasok memiliki legitimasi sebagai stakeholder karena
peran kunci mereka dalam memastikan kelancaran operasional dan kualitas produk
atau layanan yang diberikan oleh perusahaan. Hubungan kerja sama yang dibangun
antara perusahaan dan pemasok menciptakan legitimasi bagi pemasok dalam
memengaruhi dan mendukung keberhasilan perusahaan. Keterlibatan pemasok
dalam pengiriman produk atau layanan yang tepat waktu dan berkualitas sangat
penting untuk memastikan keberlanjutan bisnis dan kepuasan pelanggan.
6. LSM
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) memainkan berbagai peran dalam industri
mainan anak, terutama dalam konteks pengawasan, perlindungan konsumen, dan
pembangunan berkelanjutan. Peran LSM dalam industri mainan anak melibatkan
berbagai aspek. Peran LSM dalam industri mainan anak sangat penting untuk
memastikan bahwa anak-anak dapat bermain dengan mainan yang aman,
bermanfaat, dan sesuai dengan usia mereka. Mereka membantu menjaga
perusahaan bertanggung jawab atas produk mereka dan memberikan suara kepada
konsumen dan anak-anak yang mungkin tidak dapat melakukannya sendiri.
7. Customer
Konsumen memiliki peran kunci dalam memengaruhi kesuksesan perusahaan dan
produk. Sebagai stakeholder, konsumen memiliki harapan, keinginan, dan tuntutan
tertentu terhadap perusahaan atau merek. Perusahaan yang sukses sering fokus
pada kebutuhan dan keinginan pelanggan mereka dan berusaha memenuhi harapan
tersebut. Mempertahankan dan membangun hubungan positif dengan konsumen
adalah strategi penting dalam menjaga keberlanjutan bisnis. Kesalahan dalam
memenuhi harapan konsumen dapat berdampak negatif pada citra perusahaan dan
mempengaruhi tingkat retensi pelanggan. Oleh karena itu, konsumen adalah salah
satu stakeholder yang harus diprioritaskan dalam strategi bisnis dan manajemen
hubungan pelanggan.
Mapping (Pemetaan)
Setelah tahap identifikasi dan analisis dilakukan, tahap selanjutnya adalah melakukan
pemetaan atau mapping. Mapping merupakan tahap menggambarkan hasil identifikasi dan
analisis stakeholder ke dalam bentuk visualisasi yang dapat membantu manajemen untuk
melihat dan membandingkan posisi suatu stakeholder terhadap stakeholder lainnya (Moris,
2012). Bentuk visualisasi yang digunakan menurut analisis penulis adalah stakeholder
internal & eksternal.
Stakeholder Internal dan Eksternal a iner (Publisher Freeman (2001) mendesak perusahaan
untuk mempertimbangkan berbagai kelompok internal dan eksternal dan individu sebagai
stakeholder mereka terlepas dari dampak yang akan atau tidak akan ditimbulkan oleh
keberadaan stakeholder tersebut. Stakeholder internal dan eksternal diklasifikasikan
berdasarkan posisinya pada struktur organisasi perusahaan. Stakeholder internal adalah
stakeholder yang berada di dalam struktur organisasi perusahaan, sebaliknya, stakeholder
eksternal adalah stakeholder yang tidak berada di dalam struktur organisasi perusahaan.
hasil mengklasifikasikan stakeholder internal dan eksternal di PT MATTEL INDONESIA
identifikasi Berdasarkan analisis stakeholder, penulis dan sebagai berikut.
Stakeholder Sub-groups
Category
Internal Stakeholder - BOD
- Employee
- Investor
Eksternal - Pemerintah
Stakeholder - Pemasok
- LSM
- Customer
Stakeholder Internal:
1. Karyawan:
- Harapan: Gaji yang kompetitif, lingkungan kerja yang aman dan sehat, peluang
pengembangan karir.
- Keinginan: Pengakuan atas kontribusi mereka, manfaat kesehatan dan tunjangan
yang adil.
- Tuntutan: Kondisi kerja yang aman, perlindungan hak pekerja, negosiasi gaji yang adil.
2. BOD :
- Harapan: Profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan, efisiensi operasional,
keberlanjutan bisnis.
- Keinginan:Pengelolaan risiko yang baik, inovasi produk, pengembangan pasar.
- Tuntutan: Mematuhi hukum dan regulasi, etika dalam bisnis.
3. Afiliasi Perusahaan:
- Harapan: Kerja sama yang efisien, manfaat dari asosiasi dengan Mattel Indonesia.
- Keinginan: Kesempatan untuk memperluas bisnis atau jejaring mereka.
- Tuntutan: Kepatuhan terhadap kesepakatan kontrak dan kerja sama.
Stakeholder Eksternal:
1. Konsumen:
- Harapan: Kualitas produk yang tinggi, harga yang terjangkau, inovasi produk baru.
- Keinginan: Aksesibilitas produk, beragam pilihan, pelayanan pelanggan yang baik.
- Tuntutan: Produk yang aman bagi anak-anak, transparansi tentang bahan-bahan yang
digunakan dalam produksi.
2. Pemerintah :
- Harapan: Kontribusi ekonomi melalui pajak dan lapangan kerja.
- Keinginan:Kepatuhan terhadap regulasi lingkungan dan perpajakan, dukungan
terhadap program pelatihan tenaga kerja.
- Tuntutan: Kepatuhan perusahaan terhadap hukum dan regulasi yang berlaku.
3. Pemasok:
- Harapan: Hubungan bisnis yang berkelanjutan, pembayaran tepat waktu.
- Keinginan: Kesempatan untuk pertumbuhan bisnis mereka bersama Mattel
Indonesia.
- Tuntutan: Kepatuhan pada kontrak dan etika bisnis.
. 4. LSM
- Harapan: Praktik produksi yang ramah lingkungan, pengurangan limbah dan emisi.
- Keinginan: Keterlibatan perusahaan dalam pelestarian lingkungan, inovasi ramah
lingkungan.
- Tuntutan: Kepatuhan terhadap regulasi lingkungan, pengurangan jejak karbon.