Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rica Andriani Kinthan NIM : 108103000033 Tema : MENELADANI SIFAT ALLAH SWT, AN NAFI , DALAM KEHIDUPAN Assalammualaikum

wr.wb
An-Nafi artinya Yang Maha Pemberi Manfaat. Allah menciptakan langit dan bumi serta isinya ini mengandung manfaat yang luar biasa besarnya bagi manusia. Hampir tidak ada sesuatupun di dunia yang tidak memiliki nilai dan manfaat bagi manusia. Tidak hanya manusia, semua makhluk yang ada di bumi sangat merasakan manfaat yang diberikan oleh Allah. Allah berfirman:

Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.(QS. AlBaqarah:164). Oleh karena itu, jika dilihat betapa besarnya karunia dan rahmat Allah yang dilimpahkan kepada manusia, maka sudah seharusnya manusia mensyukuri nikmat tersebut, menggunakan nikmat-nikmat itu untuk kebaikan dan kemanfaatan, dan tidak menyalahgunakan nikmat-nikmat itu untuk perbuatan-perbuatan yang melanggar aturan hukum dan hukum Allah. Namun demikian, masih banyak kita melihat manusia yang kurang bersyukur atas nikmat Allah itu bahkan nikmat dan karunia itu di

salahgunakan. Mereka tidak menggunakan bumi dan tumbuh-tumbuhan yang ada di atasnya untuk kebaikan, tetapi sebaliknya merusak bumi dan tumbuhtumbuhan itu karena keserakahan dan nafsunya. Mereka tidak menggunakan lautan dan isinya untuk kepentingan seluruh manusia, tetapi sebaliknya mereka melakukan perusakan terhadap lautan habitat yang ada di dalamnya. Inilah di antara sifat manusia yang tidak mau bersyukur. Allah swt berfirman:

Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).(QS. Ar-Rum:41). Ingatlah bahwa Allah Maha Kuasa, tidak ada yang dapat menghalangi kekuasaan-Nya memberi manfaat atau menjatuhkan mudharrat jika Dia menghendaki. Nabi Muhammad SAW pun, makhluk yang paling dicintai-Nya, tidak dapat meraih atau menampik (QS.Al Araf (7) : 188)

apalagi upaya manusia biasa betapapun meyakinkan kekuatan dan upayanya (QS. Al Anam (6):17)

Di hari kemudian tidak bermanfaat perantara siapapun dia, kecuali atas izin-

Nya

(QS.

Al

Baqoroh

(2):123)

Orang yang bermanfaat hanya yang datang menghadap dengan hati yang bersih, selamat dari dosa dan noda. Selanjutnya yang meneladaninya tidak pernah akan menisbahkan pada Allah sesuatu keburukan atau derita. Bila keburukan terjadi, yakinlah bahwa itu pasti ada hikmahnya atau itu adalah akibat ulah manusia yang melanggar hukum-hukum yang ditetapkanNya. Allah telah memberikan kita kebebasan hanya agar kita dapat memutuskan memiliki apakah kita di akan antara tunduk kepada atau kehendak kita Allah swt, memerintahkan atas nama-Nya, menjadi makhluk terbaik dan bermanfaat, yang terbaik makhluk, akan durhaka, menyebabkan kejatuhan diri kita sendiri, dan ditolak dari rahmat Allah, seperti halnya iblis. Kemampuan kita untuk memilih antara kebaikan dan kejahatan bukanlah ujian bagi Allah untuk menyaksikan bagaimana hambanya akan bersikap. Allah telah menciptakan takdir kita sebelum Dia menciptakan kita. Oleh karena itu, Dia sudah mengetahui apa yang akan kita kerjakan. Hanya orang yang beriman kepada takdir yang akan dilindungi dirinya. Sifat ini dapat di teladani dengan cara menggunakan waktu kita dengan efektif, dan tidak menyia-nyiakannya, jika kita memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin maka hidup kita akan bermanfaat pula, selain kita menjadi orang yang disiplin, banyak pula orang yang membutuhkan karena kita di pandang sebagai orang yang giat bekerja. Selain itu, membagi ilmu kita kepada orang lain, misalnya menjelaskan kepada pasien tentang sakit yang dialaminya, diskusi bertukar pikiran kepada sesama sejawat, melakukan penyuluhan-penyuluhan dan sebagainya. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, Sebaik-baik kamu adalah sebanyak-banyak manfaat yang

diberikannya kepada manusia. Namun di dalam kesibukan kita sebagai seorang dokter muda, janganlah sampai melupakan-Nya dan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Wassalammualaikum Wr.Wb

Anda mungkin juga menyukai