Renang dilakukan dengan bermacam-macam tujuan, baik untuk refreshing, hobi, maupun
professional turnamen. Di pedesaan, kita bisa melihat masyarakatnya melakukan renang di
sungai.
Di daerah pesisir, kita melihat anak-anak bermain sekaligus melatih kemampuan renang di
tepi pantai. Di kota, banyak kita temukan kolam renang sebagai tempat melakukan olahraga
ini.
Jauh sebelum olahraga renang di-launching secara resmi, renang sudah dilakukan berabad
sebelumnya. Ditemukannya lukisan perenang di dinding Gua Perenang yang tidak jauh dari
Wadi Sora, Gilf Kebir, Mesir, menjadi bukti adanya renang sudah terdokumentasi dengan
jelas sejak zaman prasejarah. Lukisan-lukisan di gua tersebut menggambarkan orang-orang
yang berenang dengan gaya bebas dan gaya yang menyerupai binatang saat berenang.
Benarkah sudah ada gaya bebas di jaman itu? Menurut Badruzzaman, adanya stempel lilin
yang menggambarkan empat orang perenang menggunakan gaya bebas pada tahun 400
sampai 900 SM, dapat dijadikan bukti bahwa gaya bebas telah ada sejak dulu kala.
Orang-orang Romawi dan Yunani jaman dahulu menjadikan kemampuan berenang sebagai
penilaian mendasar untuk kepentingan militer. Seorang tentara diharuskan dapat bertahan
hidup dalam kondisi apapun, termasuk tenggelam ataupun menyelamatkan diri di air. Para
pendekar, ksatria, dan samurai dituntut untuk bisa menunggang kuda, memasak, memanah,
berburu, bersyair, dan berenang.
Menurut catatan sejarah, pertandingan tertua renang diadakan oleh Kaisar Sigui pada tahun
36 SM. Namun seorang profesor Bahasa, Nikolaus Wynmann menulis buku tentang renang
pada tahun 1538. Buku tersebut ia beri judul Der Schwimmer oder ein Zwiegespräch über die
Schwimmkunst (Perenang atau Dialog mengenai Seni Berenang). Buku tersebut dibaca
banyak orang dan sejak itulah, mulai banyak yang mempelajari olahraga renang.
Sementara itu, olahraga renang dikembangkan secara serius oleh masyarakat modern di
London, Inggris pada abad ke-19. Awalnya, di kota tersebut hanya terdapat enam kolam
renang. Seiring dengan perkembangannya, mulai berdiri beberapa asosiasi renang.
Kepopuleran renang semakin tersebar setelah seorang kapten Angkatan Laut Inggris,
Matthew Webb, berhasil menyeberangi Teluk Inggris dengan berenang tanpa menggunakan
alat bantuan. Pada tahun 1875, ia berenang mengarungi perairan yang menghubungkan
Perancis dan Inggris tersebut sejauh 34 km selama 21 jam 45 menit. Keberhasilannya tersebut
membuatnya tersohor dan menjadikan olahraga renang semakin diminati. Pada tahun 1896,
untuk pertama kalinya renang diikutsertakan dalam kejuaran olimpiade di Athena, Yunani.
Untuk skala nasional, olahraga renang dan sejenisnya berada dalam naungan Persatuan
Renang Seluruh Indonesia (PRSI). Organisasi ini didirikan di Jakarta pada tanggal 21 Maret
1951. Awalnya, di Indonesia hanya ada beberapa kolam renang. Namun sarana tersebut
masih sangat jarang karena hanya bisa diakses oleh kaum bangsawan dan orang-orang
Belanda.
Namun saat Jepang datang ke Indonesia, kolam renang dibuka aksesnya untuk masyarakat
umum. Sejak saat itulah, semakin banyak rakyat Indonesia yang bisa melakukan olahraga
renang di kolam renang.
Untuk berlatih teknik ini, Grameds bisa melakukannya dengan dua macam cara, yaitu
mengapung berdiri atau mengapung telentang.
Untuk melatih kemampuan mengapung berdiri, Grameds perlu berdiri di pinggir kolam.
Untuk keamanan, pilihlah kolam renang yang tidak terlalu dalam. Pastikan semuanya aman
dan secara perlahan, mulailah menyelam dengan tangan berpegangan pada tepi kolam.
Setelah itu, tarik nafas dalam-dalam dan coba dorong badan Grameds menjauh dari tepi
kolam. Posisikan tangan dan kaki sejajar di permukaan air. Jangan lupa gerakkan tangan
seperti kepakan sayap ayam dan kaki bergerak seperti gerakan kaki saat melakukan gaya
dada.
Setelah itu, pegang tepi kolam, luruskan kaki, luruskan, dan pastikan telinga terendam di
dalam air. Untuk menemukan posisi yang seimbang, banyak ahli yang menyarankan untuk
melakukan tahapan-tahapan di atas sebanyak 10 sampai 15 kali.
2. Teknik Pernapasan
Pernafasan sangat penting dalam olahraga renang karena kekuatan dan kecepatan seorang
perenang sangat dipengaruhi oleh kekuatan nafas Grameds. Pertama, Grameds berdiri di tepi
kolam dengan rendah, namun pastikan wajah tetap berada di atas permukaan air.
Kedua, bernafaslah melalui mulut. Tahan beberapa waktu dan masukkan kepala Grameds ke
dalam air. Jangan lupa hembuskan melalui hidung Grameds. Yang perlu diingat adalah
menghirup nafas melalui mulut dan menghembuskannya melalui hidung. Jangan terbalik ya,
Grameds.
Ketiga, yang tidak kalah penting, melakukan latihan terus-menerus hingga Grameds
menemukan pola bernafas yang khas sesuai kemampuan Grameds sendiri. Disarankan para
ahli, latihan pernafasan dilakukan 10-15 kali setelah latihan agar nafas Grameds kuat.
3. Teknik Meluncur
Teknik ini merupakan upaya untuk menyeimbangkan tubuh di awal renang. Teknik meluncur
dilakukan dengan meluncurkan tubuh secara horizontal di bawah permukaan air.
Pertama, Grameds masuk ke dalam kolam dan berdiri dengan posisi membelakangi dinding
kolam. Kemudian salah satu telapak kaki ditempelkan ke dinding dengan jari-jari kaki
menghadap ke bawah. Posisi ini sangat penting untuk memperbesar luas permukaan gaya
tolakan saat meluncur.
Kedua, dengan menggunakan kaki, doronglah badan untuk meluncur. Kemudian posisikan
kedua tangan sejajar lurus ke depan untuk memecah air sehingga tidak banyak gaya yang
terbuang karena halangan air. Sebisa mungkin, atur kepala masuk ke dalam air dan telinga
tingginya sejajar dengan kedua lengan.
Jangan lupa untuk sesering mungkin melatih tahapan-tahapan hingga Grameds menemukan
keseimbangan dalam melakukan teknik meluncur. Tidak hanya itu, perlu bagi Grameds untuk
mengendalikan ketakutan dan kepercayaan diri. Sebab beberapa orang gagal bukan pada
tekniknya, namun ia sudah kalah sebelum mencoba karena tidak percaya diri dan takut.
Gaya ini menjadi gaya yang pertama kali diajarkan dalam kurikulum olahraga renang. Gaya
ini dikenal efektif dan efisien karena pergerakan perenang lebih cepat. Meski demikian, gaya
bebas melibatkan hampir seluruh anggota tubuh untuk ikut bergerak.
Gaya bebas tidak terikat gerakan tertentu. Kalaupun, syarat untuk melakukannya tidak
banyak.
Di awal
abad 19, di sekolah-sekolah militer gaya yang diajarkan dalam berenang adalah gaya dada
dan gaya bebas. Sehingga kedua gaya tersebut seringkali disebut juga dengan gaya sekolah.
Belajar Renang Gaya Dada Mudah Dan Menyenangkan
Sesuai namanya, gerakan gaya ini mirip dengan cara berenang katak. Untuk keadaan santai
seperti rekreasi, gaya dada seringkali dipilih. Namun demikian, gaya ini juga ikut
diperlombakan di kejuaraan renang.
c. Buka kedua
belah tangan ke samping agar air dapat terbelah sehingga badan lebih cepat melaju ke depan.
d. Saat
gerakan tangan sudah selesai, kedua belah kaki menendang air ke arah luar seperti kaki katak
menendang air.
e. Kaki dan
tangan digerakkan secara bergantian. Saat kaki bergerak, tangan diam dengan posisi lurus ke
depan. Saat tangan bergerak, kaki diam lurus ke belakang.
Gerakan gaya punggung sebenarnya hampir mirip dengan gaya bebas. Namun arahnya
berkebalikan. Jika gaya bebas, dada menghadap ke air, maka dalam gaya punggung,
punggung yang menghadap ke air.
Gaya punggung agak berbeda dengan gaya lainnya. Jika melakukan start pada gaya lainnya
dari atas kolam, sementara start gaya punggung dimulai dari dalam kolam.
b. Meluncur dengan posisi tersebut. Setelah itu, secara bergantian, gerakkan kedua belah
tangan dari belakang kepala menuju pinggang. Agar kecepatannya lebih tinggi, gerakan
tangan dikondisikan seperti mengayuh.
c. Kaki
menendang air dari ata ke bawah secara bergantian.
d. Lakukan
dengan tenang. Tidak hanya itu, badan juga diharuskan lentur dan tidak kaku.
4. Gaya Kupu-Kupu atau Lumba-Lumba (Butterfly Stroke)
Berlatih gaya ini memerlukan waktu yang relatif lebih lama dibandingkan gaya lainnya.
Namun jangan salah, gaya ini memang terlihat indah dan mengagumkan, Grameds.
a. Setelah meluncur, arahkan kedua belah lengan dari atas ke bawah dengan digerakkan
keluar sebelum mengayun ke depan.
b. Secara bersamaan dan terus-menerus, gerakkan kaki menendang atas dan bawah seperti
gerakan ekor ikan lumba-lumba.
c. Saat kepala
muncul di atas permukaan air, hirup oksigen melalui mulut sebelum kepala masuk lagi ke
dalam air.
d. Saat kepala
masih di dalam air dan akan muncul ke atas permukaan air, hembuskan udara melalui mulut
dan hidung. Dan bersiaplah untuk menghirup oksigen setelah ini.
Kecepatan dan kekuatan ayunan tangan sangat penting karena factor tersebutlah yang
mempengaruhi kecepatan gaya kupu-kupu. Menurut catatan, perenang tercepat gaya kupu-
kupu dapat mencapai tujuan lebih cepat daripada perenang gaya bebas.
1. Pemain dipersilakan naik ke balok start (gaya bebas, punggung, dada) begitu
wasit memberi aba-aba dengan meniupkan peluit panjang. Jika yang
diperlombakan gaya punggung, peserta masuk ke kolam untuk bersiap-siap
dengan menghadap ke dinding.
2. Untuk melompat atau meluncur, peserta harus menunggu aba-aba. Selama belum
ada aba-aba untuk memulai, peserta tetap berada dalam posisi start. Instruksi
wasit berupa instruksi “siap”.
3. Perlu diketahui, posisi start untuk gaya punggung adalah dengan memegang besi
di bagian bawah balok start. Sementara itu kaki perenang ditumpukan pada
dinding kolam. Lutut dikondisikan menekuk di antara dua lengan ya, Grameds.
Untuk renang gaya bebas, dada, dan kupu-kupu, posisi start membungkuk ke arah air di atas
balok start. Pastikan lutut juga ditekuk.
1. Ketika pistol ditembakkan, artinya perenang sudah bisa mulai masuk ke kolam
dan mulai berenang.
2. Pastikan posisi perenang berada dalam lintasan masing-masing yang telah
ditentukan pada saat undian ataupun ketentuan panitia.
3. Mengganggu peserta lain dengan cara memotong lintasan ataupun dengan cara
yang tidak diperbolehkan akan dicatat sebagai pelanggaran.
4. Jika terjadi pelanggaran yang membuat peserta kehilangan kesempatan untuk
menang, ketua pertandingan dapat memberikan keputusan untuk mempersilakan
peserta mengulang di babak berikutnya.
5. Setelah sampai di ujung kolam, peserta kembali ke titik awal dengan
melakukannya dari dinding. Tidak cukup berbalik dari dasar kolam.
6. Pada saat tertentu, mungkin perenang perlu berdiri di kolam. Selama peserta
tidak berjalan di kolam, hal tersebut tidak akan membuat peserta terkena
diskualifikasi.
7. Gaya punggung, gaya dada, gaya kupu-kupu, dan gaya bebas merupakan urutan
dalam lomba renang estafet.
8. Pada renang estafet, perenang yang akan melanjutkan estafet tidak diperbolehkan
untuk melompat atau kaki tidak menyentuh tempat start lebih dulu sebelum
perenang sebelumnya menyentuh dinding kolam. Jika dilakukan, maka regu
tersebut dapat didiskualifikasi. Jika perenang tersebut mengulangi lagi posisinya,
tidak menjadi masalah.
9. Masing-masing peserta renang menyelesaikan lomba harus di satu lintasan yang
sama.
F. Peralatan Olahraga Renang
Peralatan yang dibutuhkan dalam berenang adalah:
1. Pakaian renang.
2. Pelampung.
3. Kacamata renang.
4. Lintasan.
5. Pencatat Waktu.
6. Balok Start.
G. Standar Ukuran Kolam Renang
Ukuran kolam renang menurut standar FINA adalah sebagai berikut: