Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 2

IBADAH SEBAGAI PENGABDIAN KEPADA ALLAH

IBADAH SEBAGAI PENGABDIAN KEPADA ALLAH


Pengertian ibadah dan macam macamnya. Mengapa manusia harus beribadah. Untuk apa manusia beribadah. Kriteria Ibadah yang akan diterima Allah.

Pengertian Ibadah
Ibadah dalam bahasa arab memiliki arti kehinaan dan ketundukan. Adapun pengertian ibadah menurut istilah syari adalah nama yang merangkum segala sesuatu yang diridhai Allah dan dicintaiNya, baik berupa perkataan maupun perbuatan, yang dzahir maupun yang bathin. (Fathul Majid, hal : 12)

Dari Ibrahim al Buraikan memberikan definisi ibadah sebagai berikut :

Nama yang mencakup segala sesuatu yang diridhai


Allah dan dicintaNya, baik berupa perkataan maupun perbuatan yang tampak maupun yang tidak tampak, dengan penuh rasa cinta, kepasrahan dan ketundukan yang sempurna, serta membebaskan diri dari segala hal yang bertentangan dan menyalahinya. (al Madkhal li diratil aqidah, hal 14-15)

Macam-macam Ibadah
Ibadah memiliki banyak macam, karena mencakup semua macam ketaatan yang tampak pada lisan, anggota badan dan lahir dari hati.

semua macam ketaatan yang tampak pada lisan, anggota badan dan lahir dari hati. Secara garis besar ibadah terbagi menjadi tiga macam : 1. Ibadah lisan, yang tercakup di dalamnya seperti dzikullah, bertahmid, takbir, membaca alQuran, istigfar, berdoa, istiadzah, dakwah dengan lisan dan sebagainya. 2. Ibadah fisik, yang tercakup di dalamnya seperti shalat, shiyam, berjihad, haji, shadaqah, menuntut ilmu dan sebagainya. 3. Ibadah hati, yang termasuk di dalamnya seperti ingat kepada Allah, tawakkal, yakin, bersabar, rasa harap, cinta, ridha, terhadap kehendak Allah da sebagainya. (Majmuat Tauhid, hal 385. Madarijus salikin, 1/87).

Bahkan segala kebiasaan yang seharusnya tidak tergolong dalam bagian ibadah, namun diniatkan

semata-mata karrena Allah, karena mengharap ridha


dan pahalaNya dan untuk bertujuan memerkuat ibadah lainnya, maka perbuatan yang seperti itu juga tergolong dalam bagian ibadah, seperti : makan, minum, mencari rizki, menikah, tidur, dan segala

aktifitas halal yang dilandasi ketakwaan kepada


Allah. Wallahu alam

Mengapa Manusia Harus Beribadah ?


Ada beberapa hal kenapa manusia harus beribadah kepada Allah AWT.

1.

Karena Allah adalah Pencipta Kita dan Semesta serta Pemelihara Semuanya. Hal ini sebagaimana pernyataan Allah dalam ayat yang telah lalu penyebutannya (QS. Adz-Dzariyat [51]: 56, Al Mukminun [23]: 115) Allah pun berfirman,

Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. (QS. Az Zumar [39]: 62), Oleh karena Allah satu-satunya dzat yang menciptakan kita dan juga menciptakan semesta tempat hidup kita, maka kita harus beribadah kepada-Nya, mengabdi sebagai hamba dan bagian dari makhluk-Nya.

2. Karena Allah menciptakan Kita dengan Bentuk yang Terbaik Allah tidak menciptakan kita dalam bentuk yang asal-asalan, tapi menciptakan kita dengan bentuk yang terbaik. Perhatikan firman Allah berikut,

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (QS. At Tiin [95]: 4) As-Sidiy berkata, Maksudnya adalah diciptakan dengan sempurna, anggota tubuh yang sesuai dan perawakan yang pantas, tidak kurang sesuatu apa pun yang ia butuhkan. (Taisir Karim Al Rahman: 929)

3. Karena Allah Memuliakan kita dengan Akal Pikiran Tidak hanya itu, Allah pun mengistimewakan kita dengan akal pikiran. Allah berfirman,

Dan sungguh kami telah memuliakan anak Adam. (QS. Al Isra [17]: 70) Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa manusia telah dimuliakan dengan akal.

4. Karena Allah yang Mengarunikan kepada Kita Rizki untuk Menopang Kehidupan Kita. Setelah diciptakan, diciptakan dengan bentuk terbaik dan dimuliakan dengan akal pikiran, karunia Allah selanjutnya adalah menurunkan beragam rizki yang dengannya manusia mampu bertahan hidup di bumi ini. Allah berfirman, Atau siapakah dia yang memberi kamu rezki jika Allah menahan rezki-Nya? (QS. Al Mulk [67]: 21)

Kriteria Ibadah Yang Akan Di Terima Allah SWT


Peribadatan seorang hamba yang muslim akan diterima dan diberi pahala oleh Allah I apabila telah memenuhi dua syarat utama berikut ini, yaitu : ) 1. Ikhlas ( Ikhlas merupakan salah satu makna dari syahadat ( )bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah I yaitu agar menjadikan ibadah itu murni hanya ditujukan kepada Allah semata.

Allah berfirman :
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama. [QS. Al Bayyinah : 5] Maka beribadahlah kepada Allah dengan memurnikan ketaatan (mu) untuk-Nya. [QS. Az Zumar : 2]

Kemudian Rasulullah bersabda :


Sesungguhnya Allah tidak menerima suatu amal perbuatan kecuali yang murni dan hanya mengharap ridho Allah. [HR. Abu Dawud dan Nasai]

Lawan dari pada ikhlas adalah syirik. Contohnya : riya (memperlihatkan amalan pada orang lain), sumah (memperdengarkan suatu amalan pada orang lain), ataupun ujub (berbangga diri dengan amalannya). Sebagaimana sabda Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam:
Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takutkan terjadi pada kalian adalah syrik kecil, para sahabat bertanya : Wahai Rasulullah, apa itu syirik kecil ? Rasulullah menjawab : Riya. [HR. Ahmad]

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam:


Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takutkan terjadi pada kalian adalah syrik kecil, para sahabat bertanya : Wahai Rasulullah, apa itu syirik kecil ? Rasulullah menjawab : Riya. [HR. Ahmad]

) 2. Al-Ittiba ( Al-Ittiba (Mengikuti Tuntunan Nabi Muhammad SAW) merupakan salah satu dari makna syahadat bahwa Muhammad adalah utusan Allah ( ), yaitu agar di dalam beribadah harus sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Firman Allah: Dan apa-apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.[QS. Al Hasyr : 7]

Anda mungkin juga menyukai