Pengertian Ibadah
Ibadah dalam bahasa arab memiliki arti kehinaan dan ketundukan. Adapun pengertian ibadah menurut istilah syari adalah nama yang merangkum segala sesuatu yang diridhai Allah dan dicintaiNya, baik berupa perkataan maupun perbuatan, yang dzahir maupun yang bathin. (Fathul Majid, hal : 12)
Macam-macam Ibadah
Ibadah memiliki banyak macam, karena mencakup semua macam ketaatan yang tampak pada lisan, anggota badan dan lahir dari hati.
semua macam ketaatan yang tampak pada lisan, anggota badan dan lahir dari hati. Secara garis besar ibadah terbagi menjadi tiga macam : 1. Ibadah lisan, yang tercakup di dalamnya seperti dzikullah, bertahmid, takbir, membaca alQuran, istigfar, berdoa, istiadzah, dakwah dengan lisan dan sebagainya. 2. Ibadah fisik, yang tercakup di dalamnya seperti shalat, shiyam, berjihad, haji, shadaqah, menuntut ilmu dan sebagainya. 3. Ibadah hati, yang termasuk di dalamnya seperti ingat kepada Allah, tawakkal, yakin, bersabar, rasa harap, cinta, ridha, terhadap kehendak Allah da sebagainya. (Majmuat Tauhid, hal 385. Madarijus salikin, 1/87).
Bahkan segala kebiasaan yang seharusnya tidak tergolong dalam bagian ibadah, namun diniatkan
1.
Karena Allah adalah Pencipta Kita dan Semesta serta Pemelihara Semuanya. Hal ini sebagaimana pernyataan Allah dalam ayat yang telah lalu penyebutannya (QS. Adz-Dzariyat [51]: 56, Al Mukminun [23]: 115) Allah pun berfirman,
Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. (QS. Az Zumar [39]: 62), Oleh karena Allah satu-satunya dzat yang menciptakan kita dan juga menciptakan semesta tempat hidup kita, maka kita harus beribadah kepada-Nya, mengabdi sebagai hamba dan bagian dari makhluk-Nya.
2. Karena Allah menciptakan Kita dengan Bentuk yang Terbaik Allah tidak menciptakan kita dalam bentuk yang asal-asalan, tapi menciptakan kita dengan bentuk yang terbaik. Perhatikan firman Allah berikut,
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (QS. At Tiin [95]: 4) As-Sidiy berkata, Maksudnya adalah diciptakan dengan sempurna, anggota tubuh yang sesuai dan perawakan yang pantas, tidak kurang sesuatu apa pun yang ia butuhkan. (Taisir Karim Al Rahman: 929)
3. Karena Allah Memuliakan kita dengan Akal Pikiran Tidak hanya itu, Allah pun mengistimewakan kita dengan akal pikiran. Allah berfirman,
Dan sungguh kami telah memuliakan anak Adam. (QS. Al Isra [17]: 70) Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa manusia telah dimuliakan dengan akal.
4. Karena Allah yang Mengarunikan kepada Kita Rizki untuk Menopang Kehidupan Kita. Setelah diciptakan, diciptakan dengan bentuk terbaik dan dimuliakan dengan akal pikiran, karunia Allah selanjutnya adalah menurunkan beragam rizki yang dengannya manusia mampu bertahan hidup di bumi ini. Allah berfirman, Atau siapakah dia yang memberi kamu rezki jika Allah menahan rezki-Nya? (QS. Al Mulk [67]: 21)
Allah berfirman :
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama. [QS. Al Bayyinah : 5] Maka beribadahlah kepada Allah dengan memurnikan ketaatan (mu) untuk-Nya. [QS. Az Zumar : 2]
Lawan dari pada ikhlas adalah syirik. Contohnya : riya (memperlihatkan amalan pada orang lain), sumah (memperdengarkan suatu amalan pada orang lain), ataupun ujub (berbangga diri dengan amalannya). Sebagaimana sabda Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam:
Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takutkan terjadi pada kalian adalah syrik kecil, para sahabat bertanya : Wahai Rasulullah, apa itu syirik kecil ? Rasulullah menjawab : Riya. [HR. Ahmad]
) 2. Al-Ittiba ( Al-Ittiba (Mengikuti Tuntunan Nabi Muhammad SAW) merupakan salah satu dari makna syahadat bahwa Muhammad adalah utusan Allah ( ), yaitu agar di dalam beribadah harus sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Firman Allah: Dan apa-apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.[QS. Al Hasyr : 7]