Anda di halaman 1dari 12

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.

1 Pestisida Pestisida adalah salah satu hasil teknologi modern yang mempunyai peranan penting dalam peningkatan kesejahteraan rakyat. Penggunaannya dengan cara yang tepat dan aman merupakan hal mutlak yang harus dilakukan mengingat pestisida adalah bahan yang beracun. Penggunaan pestisida yang salah atau pengelolaannya yang tidak bijaksana akan dapat menimbulkan dampak negatif baik langsung maupun tidak langsung bagi kesehatan manusia dan lingkungan (Ika, 2007). Pestisida, Pest Killing Agent merupakan obat-obatan atau senyawa kimia yang umumnya bersifat racun, digunakan untuk membasmi jasad pengganggu tanaman baik hama, penyakit maupun gulma. Pemberian tambahan pestisida pada suatu lahan merupakan aplikasi dari suatu teknologi yang diharapkan dapat membantu meningkatkan produktivitas, membuat pertanian lebih efisien, dan ekonomis. Namun pestisida dengan intensitas pemakaian yang tinggi dan dilakukan secara terus-menerus pada setiap musim tanam akan menyebabkan beberapa kerugian, antara lain residu pestisida akan terakumulasi pada produk-produk pertanian dan perairan, pencemaran pada lingkungan pertanian, penurunan produktivitas, keracunan pada hewan, keracunan pada manusia yang berdampak buruk terhadap kesehatan manusia. Manusia akan mengalami keracunan, baik akut maupun kronis yang berdampak pada kematian (Prameswari, 2007).

Bahan-bahan kimia (pestisida) telah dibuktikan secara nyata dan jelas memberikan dampak buruk. Penggunaan bahan-bahan kimia pada pertanian dianggap dapat membantu kemajuan dan perkembangan pertanian selanjutnya. Namun pada negara-negara berkembang telah sadar bahwa bahan kimia justru sebagai penyebab utama terjadinya pencemaran lingkungan. Oleh karena itu negara berkembang telah mengurangi penggunaan bahan kimia, dan lebih menyukai produk-produk pertanian yang organik atau bebas bahan kimia, serta ramah lingkungan (Prameswari, 2007). Definisi dari pestisida pes memiliki arti hama, sedangkan cide berarti membunuh, sering disebut Pest Killing Agent yaitu semua bahan yang digunakan untuk membunuh, mencegah, mengusir hama dan merupakan bahan yang digunakan untuk merangsang dan mengendalikan hama. Pestisida dalam praktek penggunaannya digunakan bersama-sama dengan bahan lain misalnya dicampur minyak untuk melarutkannya, dicampurkan pada air pengencer, penyebaran dan penyemprotan. Adapun bubuk yang dicampur pada pengencer yaitu formulasi dust, atraktan (misal bahan feromon) untuk pengumpan, bahan yang bersifat sinergis untuk menambah daya racunnya, dan lain sebagainya (Tarumingkeng, 2001). Berdasarkan ketahanannya di lingkungan, pestisida dapat

dikelompokkan atas dua golongan. Pestisida yang resisten yaitu pestisida yang dapat meninggalkan pengaruh terhadap lingkungan dan pestisida yang kurang resisten. Pestisida yang termasuk organochlorines termasuk pestisida yang resisten pada lingkungan dan dapat meninggalkan residu yang terlalu lama dan dapat terakumulasi dalam jaringan melalui rantai makanan. Pestisida kelompok

organofosfat adalah pestisida yang mempunyai pengaruh yang efektif sesaat saja dan cepat terdegradasi dalam tanah (Ika, 2007).

2.1.1 Dampak Pencemaran Lingkungan Akibat Pestisida Punahnya Spesies Polutan berbahaya bagi biota air dan darat. Berbagai jenis hewan mengalami keracunan dan kemudian mati. Berbagai spesies hewan memiliki kekebalan yang tidak sama. Ada yang peka, ada pula yang tahan. Hewan muda dan larva merupakan hewan yang peka terhadap bahan pencemar. Ada hewan yang dapat beradaptasi sehingga kebal terhadap bahan pencemar dan ada pula yang tidak. Meskipun hewan mampu beradaptasi, harus diketahui bahwa tingkat adaptasi hewan ada batasnya. Bila batas tersebut terlampaui, hewan tersebut akan mati. Peledakan Hama Penggunaan pestisida dapat pula mematikan predator. Jika predator punah, maka serangga dan hama akan berkembang tanpa kendali. Gangguan Keseimbangan lingkungan Punahnya spasies tertentu dapat mengubah pola interaksi di dalam suatu ekosistem. Rantai makanan, jaring-jaring makanan dan aliran energi menjadi berubah. Akibatnya keseimbangan lingkungan, daur materi, dan daur biogeokimia menjadi terganggu.

Kesuburan Tanah Berkurang Penggunaan insektisida dapat mematikan fauna tanah dan dapat juga

menurunkan kesuburan tanah. Penggunaan pupuk terus menerus dapat menyebabkan tanah menjadi asam. Sehingga dapat menurunkan kesuburan tanah. Kerusakan tanah atau lahan dapat disebabkan oleh kemerosotan struktur tanah (pemadatan tanah, erosi dan desertifikasi), penurunan tingkat kesuburan tanah, keracunan dan pemasaman tanah, kelebihan garam dipermukaan tanah, dan polusi tanah. Faktor-faktor yang mempengaruhi degradasi tanah atau lahan adalah : (1) pembukaan lahan (deforestration) dan penebangan kayu hutan secara berlebihan untuk kepentingan domestik, (2) penggunaan lahan untuk kawasan peternakan/penggembalaan secara berlebihan (over grazing), dan (3) aktivitas pertanian dalam penggunaan pupuk dan pestisida secara berlebihan (Hakim, 2002). Keracunan dan Penyakit Manusia yang mengkonsumsi sayur, ikan, dan bahan makanan yang tercemar dapat mengalami keracunan. Ada yang mengalami kerusakan hati, ginjal, menderita kanker, kerusakan susunan saraf, ada yang menyebabkan cacat pada keturunan-keturunannya, dan bahkan ada yang meninggal dunia.

2.2. Simulasi Aliran Pestisida Berbasis Cellular Automata Proses ekstraksi substansi yang dapat larut (dalam kasus ini adalah pestisida) pada tanah dapat dibedakan menjadi dua fase utama, yaitu aliran dan difusi. Aliran merupakan reaksi yang terjadi antara air yang mengalir pada tanah dan permukaan partikel tanah. Fenomena ini menyebabkan pelepasan pestisida

dari tanah ke air. Difusi terjadi karena gerakan air yang dipengaruhi oleh gravitasi. Aliran merupakan fenomena fisika yang sangat kompleks yang dipelajari dari cara pandang teoritis (Stauffer dan Aharony, 1992) atau aplikatif (Sahimi, 1994 dalam Bandini dan Pavesi, 2002). Aliran dapat disimulasikan dengan analisa numerik atau dengan teori. Lebih mutakhir lagi menggunakan Cellular Automata (CA) yang telah memberikan pendekatan baru untuk model dan simulasi proses aliran. Dalam skripsi ini, dibuat dengan proses cellular automata. Cellular automata terdiri dari pola yang berlainan secara teratur, dimana setiap sel

dikarakterisasi oleh keadaan yang terjadi karena keadaan tertentu. Setiap sel terbentuk sesuai aturan yang diperbaharui yang hanya bergantung pada jumlah keadaan tetangga. Cellular automata terbentuk melalui serangkaian tahap yang berbedabeda dimana keadaan sel diperbaharui pada saat bersamaan. Pada model simulasi ini, sel disusun pada kisi-kisi persegi dua dimensi dan mengambil sel tetangganya dimana setiap sel mempunyai empat tetangga yang mempengaruhi evolusinya. Ruang sel menunjukkan keadaan fisik yang berbeda yaitu air, tanah, dan kosong yang terlibat pada proses simulasi. Aturan yang diperbaharui telah didefinisikan untuk mensimulasikan interaksi yang terjadi selama terjadi aliran. Oleh karena itu, suatu sel dapat dianggap sebagai wadah yang dapat berisi air, tanah, atau kosong. Sel air atau tanah dapat mengandung pestisida, yang menunjukkan jumlah suatu partikel. Selain itu, setiap sel dibagi menjadi empat bagian dan semua jumlah partikel yang terkandung dalam sel harus didistribusikan dengan rata pada empat porsi.

10

i, j-1

i-1, j i, j+1

i+1, j

Gambar 2.1 Sel Tetangga Yang Terletak pada Kisi-kisi Dua Dimensi

Sel automata tergambar dalam dua dimensi, dalam simulasi ini sel dianggap terletak pada (i, j) dengan 0 i < M dan 0 j < N , dimana M adalah jumlah baris automata dan N adalah jumlah kolom. Dengan C(i, j+1) yang terletak pada (i, j). Sehingga sel C(i, j) memiliki sel tetangga yaitu C(i, j-1), C(i, j+1), C(i-1, 1) dan C(i+1, j). Keadaan setiap sel automata C(i, j) didefinisikan sebagai berikut: C(i, j) = (I, N, S, E,W, F) Dimana: 1 I adalah identitas, yang menunjukkan salah satu dari keadaan kosong, air, atau tanah. 2 N, S, E, W adalah empat variabel yang menunjukkan jumlah partikel pestisida yang dikandung pada setiap sel. (N = Atas, S = Bawah, E = Kanan, dan W = Kiri). 3 F = (u, d, l, r) adalah empat variabel tanda, yang digunakan untuk mensimulasikan gerakan air. (u = Upper, d = Down, l = Left, dan r = Right).

11

Notasi Ii,j untuk menunjuk C(i, j), notasi Ni,j, Si,j, Ei,j, dan Wi,j menunjukkan jumlah partikel yang ada pada masing-masing arah, dan notasi u i,j, di,j, li,j, dan ri,j digunakan untuk menandai arah gerak.

Gambar 2.2 Struktur Sel Automata

Pada konfigurasi awal, sebagian sel automata mempunyai keadaan I = tanah. Kemudian partikel pestisida dimasukkan ke dalam sel-sel yang terletak pada butiran tanah bagian atas. Air yang bercampur dengan pestisida mulai mengalir dan menuju dasar tanah akibat dari aturan sel automata, yang kemudian dideskripsikan pada bagian selanjutnya. Adapun aturan gerak air adalah sebagai berikut: Jika sel bagian atas berisi air dan sel di bawahnya kosong, maka air akan mengalir atau turun ke bawah menuju sel kosong.

Jika sel bagian bawah tidak kosong dan salah satu sel bagian samping kosong maka air akan mengalir ke sel yang kosong tersebut.

atau

12

Jika sel bagian bawah tidak kosong dan kedua sel samping kosong maka air akan mengalir ke bagian sel yang kosong tersebut secara acak.

Jika semua sel tetangga tidak ada yang kosong, maka air tidak dapat meninggalkan sel tersebut.

Aturan automata dibagi menjadi tiga tahap, yaitu: reaksi, keseimbangan, dan gerakan. Pada tahap pertama, partikel pestisida ditukar dengan sel air dan sel tanah. Pada tahap kedua, partikel dalam tiap-tiap sel diseimbangkan pada empat porsi. Pada tahap terakhir, air dibiarkan mengalir dari sel ke sel.

1.

Reaksi Reaksi terjadi untuk setiap sel yaitu jumlah pestisida yang berada pada

setiap porsi sel diseimbangkan dengan jumlah pestisida yang terkandung dalam porsi sel tetangga yang berdekatan. Contohnya, Jika C(i, j) mengandung p= partikel Ni,j pada porsi di atasnya, dan porsi di atasnya adalah C(i-1, j) mengandung q = partikel Si-1,j pada porsi di sebelah selatannya, maka pada akhir hasil reaksi dihasilkan partikel [(p+q)/2]. Karena jumlah partikel harus bilangan bulat, maka partikel sisa pembagian disebar secara acak untuk salah satu porsi.

13

Aturan yang sama juga diterapkan pada waktu yang sama dengan tiga porsi sel lainnya (bawah, kanan, dan kiri) dengan sel tetangga yang sesuai. Gambar 2.3 menunjukkan contoh dua porsi sel tetangga sebelum dan sesudah tahap reaksi. Aturan reaksi diterapkan ketika dua sel yang berdekatan berisi air atau ketika salah satu sel berisi air dan sel lainnya berisi tanah. Tidak ada reaksi yang terjadi antara dua sel tanah sehingga partikel pestisida hanya berada pada butiran tanah saja. Demikian juga tidak ada reaksi yang terjadi jika salah satu porsi kosong, karena sel kosong tidak bisa mengandung partikel.

Gambar 2.3 Dua Sel Sebelum (a) dan Sesudah (b) Tahap Reaksi

2.

Keseimbangan Setelah tahapan reaksi telah dilakukan oleh semua sel automata pada

waktu bersamaan, partikel yang dikandung oleh setiap sel diseimbangkan dalam empat porsi, yaitu Ni,j, Si,j, Ei,j, Wi,j . pada akhir tahap ini, jumlah partikel dalam setiap porsi adalah [(Ni,j + Si,j + Ei,j + Wi,j)/4]. Partikel hasil pembagian tersebut disebar secara acak untuk keempat porsi. Gambar 2.4 menunjukkan contoh dua sel sebelum dan sesudah tahap keseimbangan.

14

Gambar 2.4 Dua Sel Sebelum (a) dan Sesudah (b) Tahap Keseimbangan

3.

Gerakan Pada tahap gerakan, air dipindahkan dari sel ke sel untuk meniru efek

gravitasi. Pada dasarnya air selalu mengalir ke bagian yang lebih rendah (yaitu kebagian sel yang berada di bawahnya). Jika sel yang bawah tidak kosong, maka air akan mengalir ke bagian samping. Jika sel di sampingnya juga tidak kosong, maka air tidak mengalir. Jika air hanya mengalir ke bawah, maka aturan akan menjadi sederhana, yaitu dengan mengganti parameter sel C(i, j) yang mengandung air dengan parameter sel tetangga samping yang kosong C(i, j+1) (semua parameter bernilai nol karena sel kosong tidak mengandung partikel). Pada aturan ini terdapat gangguan yang terjadi pada gerakan ke samping, yaitu sel kosong tidak dapat dialiri air yang berasal dari tiga sel (satu sel utara dan dua sel tetangga samping). Sehingga harus ada aturan lain yang dapat menentukan sel yang berisi air sehingga air dapat mengalir pada sel kosong, sedangkan sel lain tetap dengan keadaannya semula. Oleh karena itu, tahap gerakan ini dibagi menjadi tiga subtahap, yang menggunakan tanda geraknya.

15

Sel C(i, j), sebagai berikut:

dengan Ii,j = air. Maka sub-tahap pertama didefinisikan

a. Jika Ii,j+1 = kosong, maka di,j =1. oleh karena itu, jika sel tetangga di bawahnya kosong maka air akan mengalir ke bawah dan kemudian dipasang tanda. b. Jika tidak, apabila satu sel tetangga samping kosong maka dipasang tanda yang sesuai (li,j atau ri,j). c. Jika tidak, apabila kedua sel tetangga samping kosong, maka dipilih salah satu arah secara acak dan dipasang tanda yang sesuai. d. Jika tidak, air tidak dapat meninggalkan sel. Sehingga tidak ada tanda yang dipasang. Pada akhir sub-tahap ini, setiap sel mengandung air sehingga menunjukkan kecenderungan untuk mengalirkan isinya pada sel kosong dengan mengatur tanda sesuai pada arah yang dipilih. Pada sub-tahap kedua, sel kosong memeriksa tanda tetangganya dan menentukan sel kosong mana yang dapat dialiri air. Tahap ini dapat dilakukan dengan mengatur satu pergerakan tanda dari sel kosong dengan arah yang sesuai dengan posisi sel tetangga yang dialiri air. Sel C(i, j) dengan Ii,j = kosong, sehingga dipilih berdasarkan kriteria di bawah ini: a. Jika di, j-1 = 1, maka ui, j = 1. oleh karena itu, air bisa mengalir ke bawah sehingga sel kosong dipasang tanda yang lebih tinggi. b. Jika tidak, apabila satu sel tetangga samping mempunyai tanda (r i-1, j atau li+1, j), maka air bisa mengalir ke sel ini dan dipasanglah tanda yang sesuai (ri, j atau li, j) secar berurutan.

16

c. Jika tidak, apabila kedua sel tetangga samping mempunyai tanda (ri-1, j dan li+1, j), maka sel dipilih secara acak, kemudian dipasanglah tanda yang sesuai (ri,j dan li,j). d. Jika tidak, apabila tidak satupun sel tetangga berusaha untuk mengalirkan isinya, maka tidak ada tanda yang dipasang. Sehingga, pada bagian akhir sub-tahap kedua air dapat mengalir ke dalam sel kosong yang ditunjukkan oleh tandanya jika sel kosong mempunyai arah tanda. Aturan ini didefinisikan untuk memberi prioritas pada air untuk mengalir ke bawah dan air tidak mengalir ke samping. Pada dasarnya aliran air terjadi pada sub-tahap ketiga. Sel C(i, j) yang berisi air berusaha untuk mengalirkan ke sel tetangga yang kosong. a. Jika di, j-1 = 1 dan ui, j+1 = 1, maka C(i+1, j) = C(i, j) (semua parameter disalin ke dalam sel kosong) dan C(i, j) = kosong (sel menjadi kosong dan semua parameternya adalah nol). b. Jika tidak, apabila li,j = 1 dan ri-1, j =1, maka C(i, j-1) = C(i, j) dan C(i, j) = kosong. c. Jika tidak, apabila ri, j = 1 dan li+1, j =1, maka C(i, j+1) = C(i, j) dan C(i, j) = kosong. d. Jika tidak, sel tidak dapat mengalirkan airnya dan keadaannya tidak berubah.

Anda mungkin juga menyukai