Anda di halaman 1dari 4

Paragraf 1 a. Kelurahan Pancoran Mas terdiri dari 20 RW dan 121 RT dan 1 LSM b.

Luas wilayah kelurahan Pancoran Mas : 473,55 Ha, dengan batas Batas utara : keluarahan Depok Jaya Batas selatan : kelurahan Cipayung Batas barat : kelurahan Rangkapan Jaya Batas timur : keluarahan Depok Kesimpulan : demografi kelurahan Pancoran Mas Paragraf 2 a. Kota Depok merupakan kota satelit b. Kelurahan Pancoran Mas berpenduduk padat c. Kepadatan penduduk dapat dilihat terutama pada RW tertentu yang dekat dengan stasiun kereta api, jalan raya dan pasar Kesimpulan : karateristik kelurahan Pancoran Mas dekat dengan kota Depok Paragraf 3 a. Jumlah penduduk Pancoran Mas adalah 33.592 jiwa b. Pemerintah daerah kelurahan Pancoran Mas telah melakukan upaya untuk mengatasi masalah kesehatan c. Terkait dengn visi dan misi kota Depok yaitu melayani dan mensejahterakan masyarakat Kesimpulan : visi kelurahan Pancoran Mas bekerja sama dengan berbagai stakeholder dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam mewujudkan kelurahan siaga DBD. Paragraf 4 a. Meningkatnya masalah kesehatan dan perubahan gaya hidup b. Kepadatan penduduk identik dengan kekumuhan c. Munculnya perilaku hidup yang tidak sehat d. Kelurahan Pancoran Mas merupakan daerah tertinggi penyakit DBD dalam kurun waktu 2 tahun terakhir

e. Kelurahan Pancoran Mas menempati urutan pertama dari 6 kelurahan. Kesimpulan : salah satu permasalahan dikelurahan Pancoran Mas adalah tingginya penyakit DBD Paragraf 5 a. Pelayanan kesehatan dari Puskesmas terkait DBD belum maksimal b. Kader dan tenaga kesehatan, pihak kelurahan yang dilibatkan kurang optimal dalam upaya pencegahan dan penanganan DBD Kesimpulan : upaya pembinaan kesehatan diwilayah kelurahan Pancoran Mas kurang maksimal. Paragraf 6 :
a. Tidak adanya staf atau unsure kelurahan yang terlibat langsung. b. Belum adanya petunjuk kerja atau prosedur tetap bagi kader. c. Belum adanya petunjuk kerja bagi petugas puskesmas dalam menjalankan peran dan

fungsinya. Kesimpulan : kurang optimal pengorganisasian dalam penanganan program pencegahan DBD. Paragraf 7
a. Pelaksanaan pencegahan dan penanganan DBD di tingkat DINKES / Puskesmas bersifat

reaktif dengan menuggu laporan adanya warga yang menderita DBD, baru kemudian ditindaklanjuti dengan penyelidikan epidemiologi. b. Tugas pokok kader DBD hanya melakukan pencatatan adanya warga yang menderita DBD saja. c. Kader DBD belum melakukan pergerakan masyarakat secara komprehesif seperti melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara berkala satu minggu sekali. Kesimpulan : Belum optimalnya program penyuluhan kesehatan tentang pentingnya pencegahan DBD melalui gerakan 3M.

Paragraf 8
a. Pemantauan penanganan DBD hanya menekankan pada adanya laporan warga (wawancara). b. Puskesmas akan menindaklanjuti dengan penyelidikan epidemiologi dan biasanya diakhiri

dengan fogging. c. Laporan kasus DBD sering terlambat ditangani sesuai prosedur yang ada. d. Pemantauan kegiatan dilakukan sebulan sekali di Puskesmas, hanya sebatas cross cek data penderita DBD. e. Mekanisme pelaporan kasus DBD di masyarakat bellum jelas. Kesimpulan : Kegiatan monitoring dan evaluasi penanganan DBD yang menekankan pada aspek pencegahan pemberantasan sarang nyamuk dengan gerakan 3M secara berkala dan berkesinambungan belum dilakukan. Paragraf 9 a. 46 % penduduk pernah menderita DBD yang tidak pernah dikunjungi oleh petugas Rumah Sakit. b. 44 % warga yang pernah menderita DBD tidak pernah mendapat penyuluhan. c. 42 % warga menyatakan bahwa manfaat melakukan tindakan pencegahan gerakan 3M hanya sebatas lingkungan rumah. d. 59 % hambatan yang dirasakan warga karena tidak adanya sanksi. e. Angka bebas jentik di rumah tangga 58%. f. 42 % rumah tangga positif jentik. g. 18 % warga menyatakan yang paling efektif untuk mencegah DBD dilakukan fogging atau menabur bubuk abate. Kesimpulan : Pemahaman warga tentang pencegahan penyakit DBD secara dini kurang baik. Paragraf 10
a. DBD disebabkan oleh gigitan nyamuk

b. Pencegahan DBD dapat dilakukan fogging


c. Tidak ada himbauan / sanksi dari RT / RW atau kelurahan dalam pencegahan DBD

Kesimpulan : masyarakat beranggapan bahwa DBD sebagai penyakit yang biasa

Paragraf 11 a. Tahun 2006 : Pancoran mas terdapat 106 kasus DBD Depok terdapat 76 kasus DBD Ratu Jaya terdapat 45 kasus DBD Kesimpulan : angka kejadian wabah DBD mengalami peningkatan yang cukup berarti

Anda mungkin juga menyukai