Anda di halaman 1dari 11

[Type text]

PENANGGULANGAN WABAH VIRUS FLU BURUNG DENGAN PENDEKATAN MODEL COMMUNITY AS PARTNER

Anita Nurjanah Vicky Prasetya Gustan Ariadi Firda Aprilia Khairunnisa Muhammad Hamdani Andyanita Hanif Tri Wahyuni Deti Lestarina Hariyadi

(09060122) (09060127) (09060134) (09060140) (09060148) (09060154) (09060159) (09060164) (09060170) (09060178)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012

[Type text]

PENANGGULANGAN WABAH VIRUS FLU BURUNG DENGAN PENDEKATAN MODEL COMMUNITY AS PARTNER (AVIAN INFLUENZA VIRUS PREVENTION APPROACH COMMUNITY AS PARTNER MODEL) Anita Nurjanah,Vicky Prasetya,Gustan Ariadi,Firda Aprilia,Khairunnisa, Muhammad Hamdani,Andyanita Hanif,Tri Wahyuni,Deti Lestarina,Hariyadi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang Jl. Bendungan Sutami no 188A Malang Abstrak Indonesia dikategorikan sebagai negara dengan angka kematian yang semakin tinggi bahkan tertinggi di dunia dan penanganannya cenderung lambat padahal trend wabah semakin nyata. Upaya lebih terorganisir harus dilakukan pemerintah dan koordinasi semua instansi terkait seperti DEPKES dan Departemen Pertanian dalam memberikan pemahaman budaya beternak yang sehat sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat dengan merelakan ternaknya untuk dihanguskan jika terindiikasi terkena wabah AI. Selain itu, dukungan dana untuk penanggulangan wabah AI secara nasional dan mengganti ternak yang dihanguskan sangat perlu disertai dukungan kebijakan politik. Kemauan politik pemerintah dalam hal ini akan menentukan sukses tidaknya program penganggulangan wabah AI. Dimana tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana strategi penyelesaian penanggulangan penyakit AI pada masyarakat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi literatur, dimana proses pengumpulan data menggunakan data sekunder. Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti menggunakan model pendekatan Community as partner yang merupakan pengembangan dari model keperawatan komunitas dengan melakukan upaya promitif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, yang mencakup delapan elemen dalam model pendekatan community as partner. Kata kunci: AI (Avian Influenza), Community as partner, delapan elemen

[Type text]

Abstract Indonesia is categorized as a country with a higher mortality rate highest in the world and treatment tend to be slow where as increasingly apparent trend. Efforts should be made goverment more organized, and coordination of all relevant agancies such as departement ofn healt h and the departement of argicultural to provide cultural understanding of healthy cattle as well as providing education to the community by giving up their animals for singed if indicated affected by outbreaks of AI. Moreover, financial support to national AI prevention and replace livestok that need to be accompanied singed highly political policy support. Political will in this case will determine the sucess or failure of AI outbraeks program prevention. Wherw thw goal is to find out how the AI disease control strategies on the completion of the community. The research method used is literature study method, where the process of collecting data using secondary data. To overcome this problem, researchersn used a model approach to community as partner which is the development of community nursing model with promotif efforts, preventive, curative, rehabilitative, which includes eight elements in the communuty as partner model approch. Key Words : ai (Avian Ifluenza), Community as partner, eight elements

Pendahuluan

[Type text]

Pada tahun 1997, kejadian pertama penularan langsung virus influenza A (H5N1) dari burung ke manusia telah dibuktikan saat terjadi serangan penyakit flu burung diantara unggas di Hong Kong. (10) Setelah Sembilan tahun sejak kasus flu burung merebak di Hongkong, Indonesia dikategorikan sebagai negara dengan angka kematian (mortality rate) yang semakin tinggi bahkan tertinggi di dunia dan penanganannya cenderung lambat padahal trend wabah semakin nyata. Mewabahnya flu burung di suatu daerah sangat dipengaruhi oleh epidemiologi virus, pola manajemen klinis kesehatan masyarakat setempat, dan sistem peternakan yang ada di lingkungan tersebut. Buruknya pola kesehatan masyarakat yang memicu munculnya penyakit baru disertai budaya sisitem beternak dimana manusia bergaul sehari-hari dengan hewan ternak menambah catatan buruk semakin mudahnya penularan flu burung di lingkungan dengan kultur seperti di Indonesia. Kasus pada manusia memang berkurang, tahun ini saja sampai bulan September 2011 baru ada 7 kasus dari berbagai daerah yang terdata di Kementerian Kesehatan (Kemenkes). (9) Pemerintah dalam hal ini Bappenas, dalam Dirjen PP&PL Depkes RI telah melakukan sepuluh strategi penanggulangan AI yang meliputi: pengendalian penyakit pada hewan, penatalaksanaan kasus pada manusia, perlindungan kelompok resiko tinggi, surveilans epidemiologi pada hewan dan manusia, restrukturisasi system industry perunggasan, KIE, penguatan dukungan peraturan, peningkatan kapasitas, penelitian kaji tindak, serta monitoring dan evaluasi. Dalam prakteknya strategi tersebut telah terlaksana dengan baik, namun dalam pencapaian tujuan setiap strategi yang telah ditetapkan masih belum optimal, hal ini dibuktikan dengan angka penderita AI masih cukup tinggi dibandingkan Negara-negara lain didunia. Sehingga diperlukan upaya yang lebih terorganisir oleh pemerintah dan koordinasi semua instansi terkait seperti DEPKES dan Departemen Pertanian untuk menentukan sukses tidaknya program penanggulangan AI. Dalam mengatasi kekurangan strategi penanggulangan AI tersebut, peneliti mencoba menawarkan model pendekatan Community as Partner yang masih relatif baru, yang merupakan pengembangan dari model keperawatan komunitas. Model ini melibatkan berbagai sector, kelompok masyarakat, lembaga pemerintah maupun bukan pemerintah, untuk bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan bersama berdasarkan atas kesepakatan prinsip dan peranan masing-masing.(1,2)

Tujuan

[Type text]

Untuk mengetahui bagaimana strategi penyelesaian penanggulangan penyakit AI (Avian Influenza) dengan pendekatan model community as partner pada masyarakat.

Metode Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi literatur dimana proses pengumpulan data menggunakan data sekunder yaitu data yang bukan diusahakan sendiri oleh peneliti melainkan diperoleh dari buku atau literatur yang dianggap relevan. Penelitian ini dilakukan selama tiga hari pada tanggal 21-23 September 2011. Kami mempelajari dan menganalisa hasil yang ada sebelumnya kemudian kami membahas penyelesaian dari masalah yang kami angkat.

Hasil dan Pembahasan Avian Influenza (AI) atau yang lebih dikenal sebagai flu burung, saat ini tengah melanda di berbagai Negara di dunia termasuk Indonesia. Flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza yang ditularkan oleh unggas yang dapat menyerang manusia. Saat ini, diketahui bahwa penyebab flu burung adalah Highly Pathogenic Avian Influenza Virus, strain H5N1 (H=hemagglutinin;N=neuraminidase). Hal ini terlihat dari hasil studi yang ada menunjukkan bahwa unggas yang sakit mengeluarkan virus Influenza A (H5N1) dengan jumlah besar dalam kotorannya. Virus Influenza A (H5N1) merupakan penyebab wabah flu burung pada unggas. Penularan flu burung (H5N1) pada unggas terjadi secara cepat dengan kematian tinggi. Penyebaran penyakit ini terjadi di antara populasi unggas satu peternakan, bahkan dapat menyebar dari satu peternakan ke peternakan daerah lain. Sementara itu, penularan penyakit ini kepada manusia dapat melalui udara yang tercemar virus tersebut, baik yang berasal dari tinja atau sekreta unggas terserang flu burung. Adapun orang yang mempunyai resiko besar untuk terserang flu burung (H5N1) ini adalah pekerja peternak unggas, penjual, dan penjamah unggas. Agustus 2003, ayam ras petelur di berbagai wilayag di Indonesia mengalami kematian dalam jumlah yang cukup besar dan cepat. Saat itu pemerintah menolak mengakui bahwa kejadian tersebut merupakan kematian akibat flu burung atau Avian Influenza (AI). Setelah terjadi penularan yang semakin meluas dan mewabah, pemerintah pada tanggal 25 januari 2004 mengakuinya disebabkan oleh virus AI. Beberapa provinsi di Indonesia terutama Bali, Bogor, Tanggerang, Bekasi, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Barat dan Jawa Barat dilaporkan adanya kasus kematian ayam ternak yang luar biasa. Jumlah unggas yang mati akibat wabah penyakit flu burung di 10 provinsi di

[Type text]

Indonesia sangat besar, yaitu 3.8842.275 ekor (4,77%) dan yang paling tinggi jumlah kematiannya adalah provinsi Jawa Barat (1.541.427) ekor. (7) Pada tanggal 19 januari 2004, pejabat WHO mengkonfirmasikan lima warga Vietnam tewas akibat flu burung. Sementara itu di Negara Thailand sudah enam orang tewas akibat terserang flu burung, seorang anak berusia 6 tahun dipastikan menjadi orang Thailand pertama yang dikonfirmasi tewas akibat wabah tersebut. Seorang epidemiologis dari Pusat Pengawasan Penyakit Dr. Danurta Skowronski, mengatakan bahwa 80% kasus flu burung menyerang anak-anak dan remaja. Tingkat kematian akibat flu burung sangat tinggi. Berdasarkan hasil penelitian atas 10 orang yang terinfeksi virus flu burung di Vietnam, WHO menemukan bahwa dari 10 orang yang terinfeksi 8 orang yang meninggal, seorang sembuh dan seorang lagi dalam kondisi kritis. Di Indonesia sendiri, jumlah penderita AI semakin lama menunjukkan penambahan jumlah penderita. Tabel 1. Jumlah kasus Avian Influenza di Indonesia (Confirm) berdasarkan Laboratorium WHO di Hongkong Provinsi DKI Jakarta Jawa Barat Banten Lampung Jawa Tengah Total 9.00 11.00 4.00 3.00 2.00 30.00 Kasus Meninggal 8.00 9.00 3.00 0.00 2.00 22.00 Case Fatality Rate (CFR) 88,9% 81,8% 75,0% 0.00 66,7% 73,3%

Sumber : Dirjen PP dan PL DepKes RI,2006

Tabel 2. Jumlah kasus terkonfirmasi (Confirmed Cased) Avian flu dan case fatality rate (CFR) di Dunia NEGARA Vietnam Indonesia Thailand Turki RRC Kamboja Irak Total KASUS 93 30 22 12 10 4 1 170 MENINGGAL 42 22 14 4 7 4 1 90 CFR (%) 45,2 73,3 63 33,3 70 100 100 53

Sumber : Dirjen PP dan PL DepKes RI,2006

Tabel 3. Kasus flu burung pada Hewan/Ternak (Akumulatif s/d Januari 2006) KABUPATEN Cianjur Subang KORBAN UNGGAS 50 ekor ayam buras 265 ekor ayam buras

[Type text]

Indramayu Karang Anyar

Klaten Sukoharjo Boyolali


Sumber : Dirjen PP dan PL DepKes RI,2006

1.219 ekor ayam buras 93.300 ekor puyuh 930 ekor ayam buras 310 ekor itik 400 ekor ayam petelur 21.400 ekor puyuh 300 ekor puyuh 2000 ekor puyuh

Timbulnya pandemic AI di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi dapat dijelaskan dengan beberapa tahap sebagi berikut (Dirjen PP dan PL DepKes RI,2006) 1. Pada tanggal 25 Januari 2004, ditemukan adanya virus influenza baru pada binatang
2. Pata tanggal 28 Juni 2005, terjadi penularan virus influenza pada manusia

yang tertular binatang, tetapi belum dipastikan adanya H2H trans 3. Terjadi 7 kasus pada manusia, 2 kluster kecil 4. Sekarang terjadi 1 kasus setiap hari Kasus flu burung merupakan situasi darurat dan epidemiologis yang kompleks, yaitu manusia dapat tertular meskipun tidak di semua tempat. Flu burung saat ini mempunyai strain berbeda yang bersikulasi dan adanya pemahaman yang masih konvensional terhadap kasus ini. (3) Ada dua elemen yang harus dijadikan sasaran dalam pengendalian flu burung yaitu pengurangan tingkat keparahan infeksi pada unggas untuk mengurangi resiko penularan kemanusia (juga untuk melindungi kehidupan manusia dan ekonomi nasional) dan manajemen kasus klinis manusia dan kesiapsiagaan pandemic flu burung (pandemic preparedness). Setiap Negara/zona/kompartemen harus melaksanakan suatu penilaian terhadap situasi flu burung yang mencakup factor-faktor epidemiologi, termasuk sistem peternakan dan sistem pemasaran, factor biologis, factor ekonomi, factor politik dan sosial. (4) Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti merasa perlu menggunakan model pendekatan Community as partner, yaitu pada lingkaran pengkajian masyarakat pada puncak model yang menekankan anggota masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan kesehatan.(1)

[Type text]

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengendalikan kasus flu burung dalam perspektif kesehatan masyarakat adalah dengan melakukan upaya promitif, preventif, kuratif dan rehabilitative, yang mencakup delapan elemen dalam model pendekatan community as partner,yaitu:
1. Physical Environment, meliputi: pembersihan dan desinfeksi lingkungan,

destruksi unggas yang terinfeksi dan unggas yang dekat dengan unggas terinfeksi, eliminasi sejumlah praktik industri tertentu. 2. Education, meliputi: Pelatihan tenaga kesehatan, penyuluhan terhadap masyarakat tentang AI.
3. Safety and transportation, meliputi: Pengendalian lalu lintas, termasuk

pengendalian impor dan penutupan pasar, Melaksanakan depopulasi selektif pada daerah tertular, melaksanakan stamping out pada daerah tertular baru, memperketat biosecurity, meningkatkan pengawasan karantina terhadap lau lintas media pembawa Highly Pathogenic Influenza (HPAI), penyediaan sarana dan prasarana penanganan kasus di rumah sakit. 4. Politic and government, meliputi: eliminasi sejumlah praktik industry tertentu, memperketat biosecurity, pengadaan obat antiviral
5. Health and social Service, meliputi: vaksinasi, pelaksanaan rujukan kasus,

cuci tangan sesering mungkin dengan desinfektan, APP (sarung tangan, masker, dll), penyusunan standart operating prosedur (SOP) penatalaksanaan kasus, vaksinasi virus flu manusia bagi yang terpajan dengan tujuan agar tidak terjadi dua infeksi gabungan virus manusia dan flu burung dalam satu orang yang dapat ditularkan dari manusia ke manusia.
6. Communication, meliputi: penyuluhan terhadap masyarakat tentang AI,

member informasi mengenai virus AI melalui media masa dan elektronik. 7. Economic,meliputi: Pemerataan JAMKESMAS,Pendanaan JAMKESMAS oleh pemerintah
8. Recreation, meliputi: desinfeksi tempat rekreasi seperti kebun binatang

Kesimpulan Strategi penanggulangan virus AI yang sangat pathogen dapat dilakukan dengan pendekatan model Community as Partner yang mencakup delapan elemen dalam perspektif kesehatan masyarakat adalah dengan melakukan upaya promitif,

[Type text]

preventif, kuratif dan rehabilitative, yaitu dilakukan dengan cara destruksi unggas yang terinfeksi dan unggas yang dekat dengan unggas terinfeksi kemudian untuk pola koping dan kemampuan dalam pemecahan masalah dalam jangka panjang dapat dilakukan melalui strategi yaitu melaksanakan depopulasi selektif pada daerah tertular, melaksanakan stamping out pada daerah tertular baru, memperketat biosecurity dan untuk mekanisme internal untuk menghadapi stressor (stressor penyebab ketidakseimbangan system) dapat dilakukan langkah cuci tangan sesering mungkin dengan desinfekstan (alcohol 70%) dan APP (sarung tangan, kacamata, masker, dan lain-lain).

Daftar Pustaka
1. Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi. Rineka

Cipta. Jakarta. 2010. 239-240

[Type text]

2. Efendi, Ferry, Makhfudli. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan

Praktik dalam Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta. 2009. 97


3. Wibisono,

h. Epidemiological Indonesia.FKM UI. Jakarta. 2006. UI. Jakarta. 2006.

Aspect

Of

Avian

Influenza

in

4. Naipospos TSP. Pengetahuan Tentang Flu Burung yang Berbahaya. FKM

5. Mubarak, Chayatin. Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori.

Salemba Medika. Jakarta. 2009. 62 6. Adisasmito. Sistem Kesehatan. Rajawali Pers. Jakarta. 2010
7. Kajian Masalah Kesehatan. Diambil dalam www.litbang.depkes.go.id 8. Muhammad Akbar Shahid, Muhammad Abubakar, Sajid Hameed3 and

Shamsul Hassan. Avian influenza virus (H5N1); effects of physicochemical factors onits survival, 2009
9. Julia Steitz, Robert A. Wagner, Tyler Bristol, Wentao Gao Ruben O.

Donis and Andrea Gambotto Clin. Vaccine Immunol. Assessment of Route of Administration and Dose Escalation for an Adenovirus-Based Influenza A Virus (H5N1) Vaccine in Chickens, 2010
10. Joost H. C. M. Kreijtz,1 Yasemin Suezer,2 Geert van Amerongen,1 Gerrie

de Mutsert,1 Barbara S. Schnierle,2 John M. Wood,3 Thijs Kuiken,1 Ron A. M. Fouchier,1 Johannes Lower,2 Albert D. M. E. Osterhaus,1 Gerd Sutter,2 and Guus F. Rimmelzwaan, Recombinant Modified Vaccinia Virus AnkaraBased Vaccine Induces Protective Immunity in Mice against Infection with Influenza Virus H5N1
11. Mary A. Hoelscher,1,a Neetu Singh,2,a Sanjay Garg,1 Lakshmi

Jayashankar,2 Vic Veguilla,1 Aseem Pandey,2 Yumi Matsuoka,1 Jacqueline M. Katz,1 Ruben Donis,1 Suresh K. Mittal,2 and Suryaprakash Sambhara, A Broadly Protective Vaccine against Globally Dispersed Clade 1 and Clade 2 H5N1 Influenza Viruses
12. J. H. C. M. Kreijtz,1 Y. Suezer,2 G. de Mutsert,1 J. M. A. van den Brand,1

G. van Amerongen,1 B. S. Schnierle,2 T. Kuiken,1 R. A. M. Fouchier,1 J. Lwer,2 A. D. M. E. Osterhaus,1 G. Sutter,2 and G. F. Rimmelzwaan, Recombinant Modified Vaccinia Virus Ankara Expressing the Hemagglutinin Gene Confers Protection against Homologous and Heterologous H5N1 Influenza Virus Infections in Macaque
13. Tjandra Y. Aditama1., Gina Samaan2*., Rita Kusriastuti1, Ondri Dwi

Sampurno3, Wilfried Purba1, Misriyah1, Hari Santoso1, Arie Bratasena1,

[Type text]

Anas Maruf1, Elvieda Sariwati1, Vivi Setiawaty3, Kathryn Glass2, Kamalini Lokuge2, Paul M. Kelly2,4, I. Nyoman Kandun, Avian Influenza H5N1 Transmission in Households, Indonesia
14. The Writing Committee of the World Health Organization (WHO)

Consultation on Human Influenza A/H5, Avian Influenza A (H5N1) Infection in Humans


15. Ming-Wei Chen, Ting-Jen Rachel Cheng*, Yaoxing Huang, Jia-Tsrong

Jan, Shiou-Hwa Ma, Alice L. Yu, Chi-Huey Wong, and David D. Ho, A consensus hemagglutinin-based DNA vaccinethat protects mice against divergent H5N1influenza viruses
16. Kieran J Sharkey, Roger G Bowers, Kenton L Morgan, Susan E Robinson

and Robert M Christley, pathogenic H5N1 avian influenza into the British poultry flock Epidemiological consequences of an incursion of highly 17.

Anda mungkin juga menyukai