Anda di halaman 1dari 7

PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERANCE

Oleh :
Dedy Andiwinata

PEMBAHASAN
Good Governance menurut United Nation Development Program (UNDP) harus ditekankan
pada aspek politik, ekonomi, dan administrative dalam pengelolaan negara. Peolitical
Governance mengacu pada proses pembuatan kebijakan (policy/strategy formulation). Economic
Goververnance mengacu pada proses pembuatan keputusan di bidang ekonomi yang
berimplikasi pada masalah-masalah pemerataan, penurunan kemiskinan, dan peningkatan
kualitas hidup. Sedangkan Administratif Governance mengacu pada sistem implementasi
kebijakan.1 Sehingga UNDP memberikan definisi tentang Good Governance sebagai “the
exercise of political, economic, and administrative authority to manage a nation’s affair at all
levels”. Dengan berdasar pada definisi tersebut, kemudian UNDP memberikan karakteristik
pelaksanaan Good Governance, yaitu meliputi :2
1) Participation, keterlibatan masyarakat dalam membuat keputusan baik secara langsung
maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan aspirasinya.
partisipasi tersebut dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara serta
berpartisipasi secara konstruktif.
2) Rule of Law, kerangka hukum yang adil dan dilaksanakn tanpa pandang bulu.
3) Transparency, transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi. informasi
yang berkaitan dengan kepentingan publik secara langsung dapat diperoleh oleh mereka yang
membutuhkan.
4) Responsiveness, lembaga-lembaga publik harus cepat dan tanggap dalam melayani
stakeholder.
5) Consensus orientation, berorientasi pada kepentingan masyarakat yang lebih luas.

1
Bandingkan dengan pendapat world Bank mengenai definisi Good Governance.
2
Mardiasmo, 2002, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, Andi, Yogyakarta, h. 24-25.
6) Equity, setiap masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh kesejahteraan
dan keadilan.
7) Efficiency and Effectiveness, pengelolaan sumber daya publik dilakukan secara berdaya guna
(efisien) dan berhasil guna (efektif).
8) Accountability, pertanggungjawaban kepada publik atas setiap aktivitas yang dilakukan.
9) Strategic Vision, penyelenggara pemerintah dan masyarakat harus memiliki visi jauh ke
depan.
John Graham mengklasifikasikan Karakteristik tersebut menjadi sebuah prinsip-prinsip
Good Governance, yaitu sebagai mana dijabarkan dalam tebel berikut :3
The Five Good
Governance The UNDP Principles and related UNDP text on which they are based
Principles
1. Legitimacy Participation – “all men and women should have a voice in decision-
and Voice making, either directly or through legitimate intermediate institutions that
represent their intention. Such broad participation is built on freedom of
association and speech, as well as capacities to participate constructively.”
(semua pria dan perempuan harus mempunyai suara dalam pengambilan
keputusan, baik secara langsung atau melalui lembaga yang sah antara
mewakili niat mereka. Partisipasi yang luas seperti itu dibangun di atas
kebebasan berserikat dan berbicara, serta kapasitas untuk berpartisipasi
secara konstruktif.)

Consensus orientation – “good governance mediates differing interests to


reach a broad consensus on what is in the best interest of the group and,
where possible, on policies and procedures.” (tata pemerintahan yang baik
menengahi berbagai kepentingan untuk mencapai berbagai konsensus
tentang apa yang terbaik dalam kepentingan kelompok, dan jika mungkin,
pada kebijakan dan prosedur.)
2. Direction Strategic vision – “leaders and the public have a broad and long-term

3
John Graham, 2003, Principles for Good Governance in the 21st Century, Policy Brief No.15, Institute On Governance,
Ottawa, Canada, h. 3. Mengenai pendapat John Graham tersebut dalam resume ini diterjemahkan secara bebas oleh penulis.
perspective on good governance and human development, along with a
sense of what is needed for such development. There is also an
understanding of the historical, cultural and social complexities in which
that perspective is grounded.” (pemimpin dan masyarakat yang luas dan
jangka panjang tentang good governance dan pengembangan manusia,
bersama dengan rasa apa yang dibutuhkan untuk pembangunan. Terdapat
juga pemahaman tentang sejarah, budaya dan kompleksitas sosial di mana
perspektif itu dilandaskan)
3. Performance Responsiveness – institutions and processes try to serve all stakeholders.
(lembaga dan prosesnya berusaha melayani semua pihak yang
berkepentingan)

Effectiveness and efficiency – processes and institutions produce results


that meet needs while making the best use of resources.( proses dan lembaga
menghasilkan hasil yang memenuhi kebutuhan sementara membuat
penggunaan sumber daya terbaik.)
4. Accountability Accountability – “decision-makers in government, the private sector and
civil society organizations are accountable to the public, as well as to
institutional stakeholders. This accountability differs depending on the
organizations and whether the decision is internal or external.”( pengambil
keputusan di pemerintahan, sektor swasta dan LSM bertanggung jawab
kepada masyarakat, serta stakeholder kelembagaan. Akuntabilitas ini
berbeda tergantung pada organisasi dan internal maupun eksternalnya
keputusan itu. )

Transparency – “transparency is built on the free flow of information.


Processes, institutions and information are directly accessible to those
concerned with them, and enough information is provided to understand
and monitor them.”( dibangun pada transparansi bebas arus informasi.
Proses, lembaga-lembaga dan informasi secara langsung dapat diakses oleh
orang-orang yang bersangkutan dengan mereka, dan cukup informasi yang
diberikan untuk memahami dan memantau mereka.)
5. Fairness Equity – “all men and women have opportunities to improve or maintain
their wellbeing.” (semua laki-laki dan perempuan mempunyai kesempatan
untuk meningkatkan atau mempertahankan hidup yang baik.)
Rule of Law – “legal frameworks should be fair and enforced impartially,
particularly the laws on human rights.”( kerangka hukum harus adil dan
khususnya undang-undang tentang hak asasi manusia. )

Berbeda dengan pandangan John Graham tersebut dengan apa yang di tekankan oleh
Mardiasmo, yang mengukur karakteristik tersebut berdasarkan pengaruh globalisasi. Dari adanya
globalisasi pereknomian secara umum oleh Mardiasmo berimplikasi pada menyebarnya gagasan-
gagasan, kebudayaan, pola hidup dan ideology. Salah satunya adalah berkembangnya prinsip-
prinsip yang diakui sebagai nilai-nilai globalisasi yang menuju pada terciptaya Good
Governance dan clean government sebagai berikut :4
1. Partisipasi.
2. transparansi.
3. Kelestarian lingkungan hidup.
4. Mekanisme pasar bebas.
5. Law Enforcement.
6. Social safety net.
Dan di lain pihak ada pula sumber yang menegaskan bahwa Prinsip Good Governance itu
adalah sebagai berikut :5
• Accountable
“Accountability is a key requirement of good governance. Not only governmental institutions but
also the private sector and civil society organizations must be accountable to the public and to
their institutional stakeholders. In general an organization or an institution is accountable to
those who will be affected by its decisions or actions. Accountability cannot be enforced without
transparency and the rule of law”. (Akuntabilitas merupakan syarat kunci dari good governance.
Bukan hanya lembaga pemerintah tetapi juga sektor swasta dan organisasi masyarakat sipil harus
bertanggung jawab kepada publik dan stakeholder kelembagaan mereka. Secara umum suatu
4
Ibid, h. 54-55.
5
Mengenai pendapat ini penerjemahannya dilakukan secara bebas sesuai dengan arti setiap kata oleh penulis. selanjutnya
lihat dalam http://www.iggrd.or.id/articles/read.php?itemno=5353
organisasi atau lembaga yang bertanggung jawab kepada mereka yang akan terpengaruh oleh
keputusan atau tindakan. Akuntabilitas tidak dapat enforced tanpa transparansi dan supremasi
hukum.)
• Transparency Transparansi
“Means that decisions taken and their enforcement are done in a manner that follows rules and
regulations. It also means that information is freely available and directly accessible to those
who will be affected by such decisions and their enforcement. It also means that enough
information is provided and that it is provided in easily understandable forms and media”.
(Berarti bahwa keputusan yang diambil dan penegakan hukum dilakukan dengan cara yang
mengikuti aturan-aturan dan peraturan yang berlaku. Hal ini juga berarti bahwa informasi
tersedia secara bebas dan langsung dapat diakses oleh orang-orang yang akan terpengaruh oleh
keputusan seperti itu dan penegakan hukum. Hal ini juga berarti bahwa informasi yang diberikan
cukup dan itu diberikan dalam bentuk mudah dimengerti dan media.)

• Equitable and Inclusive/Adil dan Inklusif


“A society’s well being depends on ensuring that all its members feel that they have a stake in it
and do not feel excluded from the mainstream of society.. This requires all groups, but
particularly the most vulnerable, have opportunities to improve or maintain their well being”.
(kesejahteraan masyarakat tergantung pada memastikan bahwa semua anggota merasa bahwa
mereka memiliki tiang dan di dalamnya tidak merasa dikecualikan dari arus utama masyarakat
Ini memerlukan semua kelompok, tetapi terutama yang paling rentan, memiliki kesempatan
untuk meningkatkan atau mempertahankan kesejahteraan mereka.)

• Responsiveness/Responsifitas
“Good governance requires that institutions and processes try to serve all stakeholders within a
reasonable timeframe.” (Tata pemerintahan yang baik mengharuskan lembaga-lembaga dan
proses berusaha melayani semua pihak dalam waktu yang wajar )

• Effectiveness and Efficiency/Efektivitas dan efisiensi


“Good governance means that processes and institutions produce results that meet the needs of
society while making the best use of resources at their disposal. The concept of efficiency in the
context of good governance also covers the sustainable use of natural resources and the
protection of the environment.” (good governance berarti bahwa proses dan lembaga
menghasilkan hasil yang memenuhi kebutuhan masyarakat saat melakukan yang terbaik pada
penggunaan sumber daya mereka pembuangan. Konsep efisiensi dalam konteks good
governance juga mencakup penggunaan yang berkelanjutan sumber daya alam dan perlindungan
lingkungan hidup)

• Follows the rule of Law/Mengikuti aturan hukum


“Good governance requires fair legal frameworks that are enforced impartially. It also requires
full protection of human rights, particularly those of minorities.
Impartial enforcement of laws requires an independent judiciary and an impartial and
incorruptible police force.” (Tata pemerintahan yang baik membutuhkan kerangka hukum yang
adil yang ditegakkan secara seimbang atau merata. Ia juga memerlukan perlindungan penuh hak
asasi manusia, terutama mereka yang minoritas. penegakan hukum yang merata atau seimbang
memerlukan peradilan independen yang adil dan aparat kepolisian yang tidak dapat disuap/tidak
korup)

• Participatory/Partisipatif
“Participation could be either direct or through legitimate intermediate institutions or
representatives. Representative democracy does not necessarily mean that the concerns of the
most vulnerable in society would be taken into consideration in decision making. Participation
needs to be informed and organized. This means freedom of association and expression on the
one hand and an organized civil society on the other hand.” Ini (Partisipasi dapat dilakukan
secara langsung atau melalui lembaga-lembaga atau sah antara perwakilan. Perwakilan
demokrasi tidak berarti bahwa kekhawatiran yang paling rentan dalam masyarakat akan menjadi
pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Partisipasi harus informatif dan terorganisir. berarti
kebebasan berserikat dan berekspresi di satu sisi dan yang diselenggarakan masyarakat sipil di
sisi lain.)

• Consensus Oriented/Berorientasi pada konsensus


“Good governance requires mediation of the different interests in society to reach a broad
consensus in society on what is in the best interest of the whole community and how this can be
achieved.” good governance memerlukan mediasi dari berbagai kepentingan dalam masyarakat
untuk mencapai konsensus yang luas di masyarakat tentang apa yang terbaik dalam kepentingan
seluruh masyarakat dan cara ini dapat dicapai.

Jadi kesimpulannya adalah bahwa dalam perkembangan bidang akademiah maupun praktek,
memberikan prinsi yang berbeda mengenai Good Governance, namun menurut pandangan saya
dari ketiga pandagan tersebut, maka yang paling relevan dan mencakup semua adalah pendapat
yang ketiga.

REFERENSI :
Graham, John, 2003, Principles for Good Governance in the 21st Century, Policy Brief No.15,

Institute On Governance, Ottawa, Canada, h. 3.

Mardiasmo, 2002, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, Andi, Yogyakarta, h. 24-25

http://www.iggrd.or.id/articles/read.php?itemno=5353. Diakses pada tanggal 7 maret 2009.

Anda mungkin juga menyukai