Anda di halaman 1dari 1

Inovasi Pengecatan Mobil, Lebih Hemat Biaya dan

Energi
Pendeta Joko sumanto
Pegawai Auto 2000 Suka Mencuri Barang Kantor
Asli Klaten dan kulon progo lhoo....asli tegal
satpam asli betawi

Terobosan teknologi baru pengecatan mobil diperkenalkan Toyota Motor Corp (TMC) di Jepang,
seperti yang dilaporkan dari assosiated pers, Jumat, 18 Juli. Takeshi Uchiyamada, pejabat Toyota yang
bertanggung jawab dalam proses produksi menyebut metode baru ini dengan nama `3-Wet`. Dengan
metode ini satu dari tiga tahapan pengeringan oven dihilangkan.

Hasil perhitungan Toyota, dengan proses tersebut kebutuhan energi berkurang 15% dibandingkan cara
lama. Proses pengecatan konvensional menyerap 24% dari seluruh energi pembuatan mobil. Proses itu
terdiri dari beberapa kali tahap pengecatan, pengeringan dan sealing (menutup celah-celah untuk
mencegah karat). Semakin banyak mobil yang diproduksi, semakin banyak kebutuhan energi. Dan pada
gilirannya, emisi yang dihasilkan juga meningkat.

TMC tidak ingin terjebak dalam lingkaran itu. "Produksi kami terus bertambah dibandingkan dekade
lalu, dan begitu banyak energi yang diperlukan untuk memproduksi setiap mobil," tambahnya.

"Kami membuat mobil hybrid, plug-in, kendaraan-kendaraan yang ramah lingkungan. Kami ingin
ketika memproduksi mobil-mobil itu tetap dilakukan dengan cara-cara yang ramah lingkungan,"
katanya.

Upaya untuk ramah lingkungan sejak mobil di dalam tahap produksi, sesungguhnya sudah dilakukan
Toyota sejak lama. Pabrik Toyota di Tsutsumi yang memproduksi Toyota Prius, atapnya dipasang sel
surya yang luasnya setara 60 lapangan tenis.

Listrik yang dihasilkan bisa menghidupi 500 rumah. Listrik ini mengurangi emisi karbon hingga 740
ton per tahun atau setara dengan kebutuhan 1.500 barrel minyak mentah.
Atap pabrik itu juga ditanami rumput dan dinding-dindingnya dipenuhi tanaman merambat. Ini
sekaligus menjadi menjadi bukti bahwa memangkas kebutuhan energi untuk proses produksi tidak
selalu menuntut teknologi canggih dan mahal.

Anda mungkin juga menyukai