Anda di halaman 1dari 19

BAB III METODE PENELITIAN

A.

Metode dan Desain Penelitian Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen, sebab dalam penelitian ini diberikan suatu perlakuan untuk mengetahui hubungan antara perlakuan tersebut dengan aspek tertentu yang akan diukur. Menurut Ruseffendi (Yanti, 2009:30) Penelitian eksperimen atau percobaan (experimental research) adalah penelitian yang benar-benar untuk melihat hubungan sebab-akibat. Perlakuan yang diberikan terhadap variabel bebas akan dilihat hasilnya terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini perlakuan yang diberikan adalah penerapan model pembelajaran ARIAS melalui pendekatan kontekstual, sedangkan aspek yang diukurnya adalah koneksi matematis siswa. Oleh karena itu, yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran ARIAS melalui pendekatan kontekstual dan variabel terikatnya adalah koneksi matematis siswa. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain kelompok pretes-postes (pretest-posttest control group design). Dasar pertimbangan dalam memilih desain ini adalah karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan koneksi matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran ARIAS melalui pendekatan kontekstual

29

30

dengan pembelajaran secara konvensional. Adapun desain penelitiannya (Ruseffendi, 2005:50) sebagai berikut: A A O O Gambar 3.1 Desain Penelitian di mana: A O X : Pengambilan sampel secara acak : Pretes-postes : Perlakuan berupa pembelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran ARIAS melalui pendekatan kontekstual. X O O

B.

Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP

Negeri 30 Bandung, semester genap tahun ajaran 2010/2011. Berdasarkan informasi dari pihak sekolah, siswa-siswa kelas VIII yang tersebar di delapan kelas tersebut memiliki kemampuan yang beragam. Penempatan siswa-siswa kelas VIII dilaksanakan secara acak sehingga diharapkan adanya keseragaman kemampuan dari tiap kelas tersebut. Sampel pada penelitian ini diambil secara acak terhadap kelas, dimana setiap kelas dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil menjadi kelas sampel. Dari delapan kelas yang ada, diambil dua kelas secara acak

31

untuk dijadikan sampel. Salah satu kelas akan berperan sebagai kelas eksperimen (kelas yang memperoleh perlakuan pada pembelajaran matematika dengan menggunakan penerapan model pembelajaran ARIAS melalui pendekatan kontekstual) dan kelas yang lain berperan sebagai kelas kontrol (kelas yang memperoleh perlakuan seperti pembelajaran secara konvensional yang dilakukan disekolah). Dari pemilihan sampel acak tersebut, diperoleh kelas VIII G sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 48 orang dan kelas VIII C sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa 44 orang. Karena kelengkapan dalam penelitian yang kurang terpenuhi misalnya terdapat siswa yang tidak mengikuti pretes atau postes jadi dari seluruhnya hanya diambil 40 orang dari kelas VIII G sebagai kelas eksperimen dan 40 orang dari kelas VIII C sebagai kelas kontrol.

C.

Instrumen Penelitian Sehubungan dengan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

ada tidaknya peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa setelah siswa belajar dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS melalui pendekatan kontekstual, serta untuk mengetahui respons siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS melalui

pendekatan kontekstual, maka dibuat instrumen yang berbentuk tes dan non tes. Adapun instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan koneksi, jurnal harian siswa, angket, dan lembar observasi.

32

1.

Tes Kemampuan Koneksi Tes diberikan untuk mengukur atau mengetahui perubahan kemampuan

koneksi matematis siswa terhadap materi yang diajarkan. Tes ini berupa tes kemajuan/perolehan belajar. Menurut Suherman dan Kusumah (1990:87), selain meninjau hasil belajar setelah kegiatan dilakukan, pada tes perolehan belajar ditinjau pula kondisi (keadaan) sebelum kegiatan dilakukan. Oleh karena itu, pada penelitian ini tes yang digunakan terbagi kedalam dua macam tes, yaitu: 1. Pretes yaitu tes yang dilakukan sebelum perlakuan diberikan untuk mengukur kemampuan awal kelas kontrol dan kelas eksperimen. 2. Postes yaitu tes yang dilakukan setelah perlakuan diberikan untuk mengukur peningkatan kemampuan koneksi matematis pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Tipe tes yang akan diberikan berupa tes subyektif (bentuk uraian). Soalsoal pada pretes dan postes identik. Untuk mendapatkan hasil evaluasi yang baik diperlukan instrumen yang kualitasnya baik. Oleh karena itu, sebelum instrumen ini diujikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, terlebih dahulu instrumen tersebut diujicobakan. Setelah uji coba dilaksanakan, selanjutnya dilakukan analisis mengenai validitas butir soal, reliabilitas, daya pembeda butir soal, dan indeks kesukaran butir soal. a. Validitas Butir Soal Dalam penelitian ini, untuk menghitung koefisien validitas tes menggunakan rumus korelasi produk momen memakai angka kasar ( raw score) (Suherman, 2003:102), yaitu:

33

rxy n

n x2

xy x
2

x n y2

y y
2

Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
n x

banyak subjek (testi) skor yang diperoleh dari tes rata-rata nilai harian Untuk mengetahui tingkat validitas digunakan kriteria (Suherman,

2003: 113) berikut ini: Tabel 3.1 Interpretasi Validitas Nilai rxy Nilai
0,90 0,70 0,40 0,20 0,00 rxy rxy rxy rxy rxy rxy 1,00 0,90 0,70 0,40 0,20 0,00

Keterangan Validitas sangat tinggi Validitas tinggi Validitas sedang Validitas rendah Validitas sangat rendah Tidak valid

34

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan bantuan Anates, dari data hasil pengujian diperoleh validitas butir soal seperti pada Tabel 3.2 di bawah ini. Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Butir Soal Butir Soal 1 2 3 4 5 rxy 0,632 0,802 0,589 0,587 0,754 Hasil Uji Berarti Berarti Berarti Berarti Berarti Kriteria Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi

Selain itu harus diuji keberartian validitas (Sudjana, 1996:380) setiap butir soal dengan statistik uji:

Untuk soal no.1

Dengan mengambil taraf

, dari tabel distribusi student t

diperoleh t0,975;38 = 2,024. Karena 5,0272 terletak diluar interval (-2,024; 2,024), maka disimpulkan validitas soal no 1 berarti. Dengan cara yang sama, maka untuk butir soal lainnya diperoleh pada Tabel 3.2.

35

Dari Tabel 3.2 dapat diperoleh bahwa koefisien korelasi (r xy) dua butir soal lebih dari 0,7 atau dengan kata lain validitas dua butir soal tinggi dan tiga butir soal lebih dari 0,4 atau dengan kata lain validitas tiga butir soal sedang. Ini berarti butir soal mampu mengevaluasi dengan tepat kemampuan yang dievaluasi. b. Reliabilitas Tes Koefisien reliabilitas menyatakan derajat keterandalan alat evaluasi, dinotasikan dengan r11 . Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas bentuk uraian dikenal dengan rumus Alpha (Suherman, 2003:131), yaitu sebagai berikut:
si2 st2

r11

n n 1

Keterangan:
n

banyak butir soal

si2
s t2

jumlah varians skor setiap soal varians skor total Tolok ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi

yang dapat digunakan dibuat oleh Guilford (Suherman, 2003: 139) adalah sebagai berikut:

36

Tabel 3.3 Interpretasi Derajar Reliabilitas Nilai


r11 0,20 0,40 0,70 0,9 0,20 r11 r11 r11 r11 0,40 0,70 0,90 1,00

Interpretasi Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan bantuan Anates, diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,78. Menurut interpretasi pada Tabel 3.3 di atas, derajat reliabilitas tes ini termasuk ke dalam kriteria tinggi. c. Analisis Daya Pembeda Daya pembeda soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

DP
Keterangan:
DP = Daya Pembeda

JBA JBB atau DP JS A

JBA JBB JS B

JB A = Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal itu dengan

benar, atau jumlah benar untuk kelompok atas

37

JBB = Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan

benar, atau jumlah benar untuk kelompok bawah


JS A = Jumlah siswa kelompok atas JS B = Jumlah siswa kelompok bawah

Klasifikasi interpretasi daya pembeda (dalam Suherman, 2003: 161) dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.4 Interpretasi Indeks Daya Pembeda Nilai
0,70 DP 1,00 0,40 0,20 0,00 DP 0,70 DP 0,40 DP 0,20

Keterangan Sangat baik Baik Cukup Jelek Sangat jelek

DP 0,00

Berikut ini merupakan tabel yang memperlihatkan hasil analisis daya pembeda soal dengan bantuan Anates. Tabel 3.5 Hasil Uji Daya Pembeda Butir Soal Butir Soal 1 2 3 4 5 DP 0,391 0,655 0,364 0,336 0,642 Kriteria Cukup Baik Cukup Cukup Baik

38

Dari Tabel 3.5 diperoleh bahwa daya pembeda dua butir soal lebih dari 0,4 artinya daya pembeda dua butir soal itu baik dan tiga butir soal lebih dari 0,2 artinya daya pembeda tiga butir soal itu cukup. Ini berarti setiap butir soal mampu membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. d. Analisis Indeks Kesukaran Rumus untuk mencari indeks kesukaran tiap soal, yaitu:
JB A JB B atau IK 2 JS A JB A JB B 2 JS B

IK

Keterangan: IK = Indeks Kesukaran JBA = jawaban benar kelompok atas JBB = jawaban benar untuk kelompok bawah JSA = jumlah siswa kelompok atas JSB = jumlah siswa kelompok bawah

Klasifikasi IK yang paling banyak digunakan (Suherman, 2003: 170) adalah:

39

Tabel 3.6 Interpretasi Indeks Kesukaran IK IK = 0,00 0,00 < IK 0,30 < IK 0,30 0,70 Keterangan Soal terlalu sukar Soal sukar Soal sedang Soal mudah Soal terlalu mudah

0,70 < IK < 1,00 IK = 1,00

Berikut ini merupakan tabel yang memperlihatkan hasil analisis daya pembeda soal dengan bantuan Anates. Tabel 3.7 Hasil Uji Indeks Kesukaran Butir Soal Butir Soal 1 2 3 4 5 IK 0,723 0,327 0,245 0,64 0,6 Kriteria Mudah Sedang Sukar Sedang Sedang

Dari Tabel 3.7 diperoleh bahwa intrumen tes yang diujicobakan terdiri dari satu butir soal mudah, tiga butir soal sedang, dan satu butir soal sukar. Dari keempat kriteria di atas, telah ditunjukkan bahwa instrumen tes yang diujicobakan memenuhi kriteria instrumen yang baik, sehingga instrumen ini cukup layak untuk digunakan dalam penelitian.

40

2.

Jurnal Harian Siswa Jurnal harian siswa adalah lembaran yang berisi karangan, pendapat-

pendapat, atau kesan siswa kelas eksperimen dan diberikan pada setiap akhir pertemuan. Hal ini bertujuan untuk melihat respons dan kesan siswa terhadap proses pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran ARIAS melalui pendekatan kontekstual dan mengetahui sejauh mana pengetahuan yang mereka peroleh dan harapan tentang pembelajaran selanjutnya. 3. Angket Angket digunakan untuk mengukur aspek afektif siswa. Angket diberikan setelah seluruh pembelajaran dilakukan pada kelas eksperimen. Angket bertujuan untuk mengetahui respons siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran ARIAS melalui pendekatan kontekstual. 4. Lembar Observasi Lembar observasi merupakan lembar yang berisi daftar aspek-aspek pokok mengenai pengamatan terhadap siswa, guru, dan proses pembelajaran. Observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang kegiatan siswa kelas eksperimen pada proses pembelajaran, tindakan yang dilakukan guru, interaksi antara siswa dan interaksi antara siswa dengan guru. Observasi bermanfaat untuk mengetahui hal-hal yang tidak teramati oleh peneliti ketika penelitian berlangsung.

41

D.

Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahapan kegiatan sebagai berikut.

1.

Tahap Persiapan Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini, yaitu sebagai berikut a. b. c. d. Menetapkan pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian. Membuat bahan ajar dan rencana pelakasaan pembelajaran (RPP). Membuat instrumen penelitian. Melakukan uji coba instrumen yang akan digunakan untuk mengetahui kualitasnya. Uji coba instrumen ini diberikan terhadap subyek lain di luar subyek penelitian. e. f. Merevisi instrumen penelitian (jika diperlukan). Melakukan ujicoba instrumen penelitian hasil revisi (jika diperlukan).

2.

Tahap Pelaksanaan Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam tahap ini, sebagai berikut. a. Memberikan pretes pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran di kedua kelas tersebut. Di kelas kontrol, pembelajaran dilakukan dengan menggunakan pembelajaran secara konvensional yang biasa dilakukan di sekolah. Sedangkan di kelas eksperimen, pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS melalui pendekatan kontekstual. c. Pengisian lembar observasi di setiap pertemuan (oleh observer) dan jurnal harian siswa (oleh siswa) pada akhir pertemuan. d. Memberikan postes pada kedua kelas tersebut.

42

e. Memberikan angket pada pertemuan terakhir kepada siswa untuk mengetahui kesan dan respons siswa di kelas eksperimen terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. 3. Tahap Analisis Data Analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. a. Mengumpulkan hasil data kuantitatif dan kualitatif. b. Melakukan analisis data kuantitatif terhadap pretes dan postes. c. Melakukan analisis data kualitatif terhadap jurnal harian siswa, lembar observasi, dan angket. 4. Tahap Pembuatan Kesimpulan Pembuatan kesimpulan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Membuat kesimpulan dari data kuantitatif yang diperoleh, yaitu mengenai peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa. b. Membuat kesimpulan dari data kualitatif yang diperoleh, yaitu mengenai respons siswa terhadap model pembelajaran ARIAS melalui pendekatan kontekstual.

E.

Teknik Pengolahan Data Setelah data diperoleh, selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisis.

Data yang diperoleh, dikategorikan kedalam dua kategori, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.

43

1. Pengolahan Data Kuantitatif Data kuatitatif diperoleh dari hasil pretes dan postes. Data yang diperoleh kemudian dilakukan analisis untuk menjawab hipotesis yang diajukan. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik yaitu uji rata-rata. Uji rata-rata akan digunakan untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan koneksi matematis yang signifikan antara siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS melalui pendekatan kontekstual dengan menggunakan pembelajaran secara

konvensional yang biasa dilakukan di sekolah. Pengolahan data dilakukan terhadap skor pretes, skor postes, dan indeks gain. Kemudian dilakukan perhitungan indeks gain untuk mengetahui kualitas peningkatan kemampuan koneksi matematis pada kedua kelompok. Indeks gain yang dinormalisasi (Yanti, 2009:44) diperoleh dengan cara menghitung selisih antara skor postes (Spos) dengan skor pretes (Spre) dibagi oleh selisih antara skor maksimal dengan skor pretes. Gain dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Indeks gain adalah gain yang ternormalisasi yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

44

Tabel 3.8 Kriteria Tingkat Gain G


g 0,3 g 0,7 g 0,7 0,3

Keterangan tinggi sedang Rendah

Hal yang dilakukan untuk menguji data kuantitatif, sebagai berikut. a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah kedua kelompok berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini akan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikansi .

Bila data berdistribusi normal, maka akan dilanjutkan dengan uji homogenitas varians untuk mengetahui jenis statistik uji yang sesuai dengan uji perbedaan dua rata-rata. Bila data tidak berdistribusi normal, maka tidak perlu dilakukan uji homogenitas varians, tapi langsung dilakukan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan uji statistika non-parametrik. b. Uji Homogenitas Varians Uji homogenitas varians bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok data sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas varians dilakukan dengan Levenes test. Jika kedua sampel yang diambil mempunyai varians yang homogen, maka dapat dilakukan uji perbedaan rata-rata dengan menggunakan uji t.

45

Jika sampel yang diambil mempunyai varians yang tidak homogen, maka dapat dilakukan uji perbedaan rata-rata dengan menggunakan uji t. c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Uji perbedaan dua rata-rata bertujuan untuk mengetahui perbedaan rata-rata yang signifikan antara pemahaman kelompok eksperimen dan kontrol. Jika data berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, maka pengujiannya menggunakan uji t (independent sample test). Jika data berdistribusi normal dan tidak memiliki varians yang homogen, maka pengujiannya menggunakan uji t (independent sample test). Sedangkan data yang tidak berdistribusi normal digunakan uji statistika non-parametrik, yaitu Uji Mann-Whitney.

2. Pengolahan Data Kualitatif a. Angket Instrumen angket pada penelitian ini terdiri dari dua buah kelompok pernyataan yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif. Setiap pernyataan angket ini memiliki empat alternatif jawaban. Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan pemilihan data yang representatif dan dapat menjawab permasalahan penelitian. Skor siswa (Suherman, 2003:189) dihitung dengan menjumlahkan bobot skor setiap pertanyaan dari alternatif jawaban yang dipilih. Pembobotan setiap alternatif jawaban angket dapat dilihat dari Tabel 1 berikut ini.

46

f 100% n

Keterangan: P f n : persentase jawaban : frekuensi jawaban : banyak responden Tabel 3.9 Kategori Jawaban Angket Alternatif Jawaban Bobot Penilaian SS Positif Negatif 5 1 S 4 2 TS 2 4 STS 1 5

Langkah selanjutnya adalah penaksiran data dengan menggunakan klasifikasi interpretasi persentase menurut Kuntjaraningrat (Dirgantoro, 2010:41). Tabel 3.10 Klasifikasi Interpretasi Perhitungan Persentase Angket Besar Persentase 0% 2% - 25% 26% - 49% 50% 51% - 75% 76% - 99% 100% Interpretasi Tidak ada Sebagian kecil Hampir setengahnya Setengahnya Sebagian besar Pada umumnya Seluruhnya

47

Angket jenis ini adalah angket yang digunakan untuk mengetahui respons siswa terhadap pembelajaran matematika dengan model pembelajaran ARIAS melalui pendekatan kontekstual, angket ini hanya ditujukan pada kelompok eksperimen. b. Jurnal harian Data yang terkumpul, dipisahkan mana yang termasuk kedalam respons positif dan mana yang termasuk respons negatif, sehingga diketahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran ARIAS melalui pendekatan kontekstual setelah pembelajaran. c. Observasi kelas Data yang terkumpul ditulis dan dikumpulkan dalam tabel berdasarkan permasalahan, kemudian dianalisis secara deskriptif.

Anda mungkin juga menyukai