Anda di halaman 1dari 2

Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP) dalam Kehamilan

{0 Comments} Posted by admin on June 17, 2011 in Kedokteran Selain eritrosit dan leukosit, trombosit adalah jenis unsur ketiga yang terdapat di dalam darah. Trombosit bukanlah suatu sel utuh tetapi berupa fragmen atau potongan kecil sel (bergaris tengah sekitar 2-4m) ynag terlepas dari tepi luar suatu sel besar (bergaris tengah sampai 60m) di sumsum tulang yang dikenal sebagai megakariosit. Megakariosit berasal dari sel bakal yang belum berdiferensiasi yang sama dengan yang menghasilkan turunan eritrosit dan leukosit. Trombosit pada dasarnya adalah suatu vesikel yang mengandung sebagian dari sitoplasma megakariosit terbungkus oleh membrane plasma. Dalam setiap milliliter darah pada keadaan normal terdapat sekitar 150.000-400.000/L. trombosit tetap berfungsi selama sekitar 7-10 hari untuk kemudian disingkirkan dari sirkulasi oleh makrofag jaringan, teutama makrofag yang terdapat di limpa dan hati, dan diganti oleh trombosit baru yang dikeluarkan dari sumsum tulang. Trombosit tidak keluar dari pembuluh darah, tetapi sekitar sepertiga dari trombosit total selalu tersimpan di dalam rongga-rongga berisi darah di limpa. Simpanan trombosit ini dapat dikeluarkan dari limpa ke dalam sirkulasi sesuai dengan kebutuhan (misalnya pada saat terjadi perdarahan) oleh kontraksi limpa yang diinduksi oleh stimulasi simpatis. Karena merupakan fragmen sel, trombosit tidak memiliki nucleus. Namun, sel ini diperlengkapi oleh organel dan system enzim sitosol untuk menghasilkan energy dan mensintesis produk sekretorik yang disimpan di granula-granula yang tersebar di seluruh sitosolnya. Selain itu, trombosit mengandung aktin dan myosin dalam konsentrasi yang tinggi, sehingga trombosit dapat berkontraksi. Kemampuan sekretorik dan kontraksi ini penting dalam hemostatis. Hemostatis adalah penghentian perdarahan dari suatu pembuluh darah yang rusak. Agar terjadi perdarahan pada pembuluh darah, harus terjadi kerusakan dinding pembuluh tersebut, dan tekanan di dalam pembuluh harus lebih besar daripada tekanan di luar untuk mendorong darah keluar melalui kerusakan tersebut. Mekanisme hemostatik inheren dalam keadaan normal mampu menambal kebocoran dan menghentikan pengeluaran darah melalui kerusakan kecil di kapiler, arteriol dan venula. Pembuluh-pembuluh kecil ini sering mengalami rupture oleh trauma-trauma minor yang terjadi sehari-hari. Trauma semacam ini adalah sumber tersering perdarahan. Mekanisme hemostatik dalam keadaan normal menjaga agar kehilangan darah melalui trauma kecil tersebut tetap minim. Perdarahan dari pembuluh berukuran sedang atau besar biasanya tidak dapat dihentikan oleh mekanisme hemostatik tubuh sendiri. Perdarahan akibat terpotongnya arteri lebih berat, sehingga lebih berbahaya daripada perdarahan vena, karena tekanan kearah luar arteri lebih besar. Perdarahan dari vena yang mengalami trauma seringkali dapat dihentikan hanya dengan meninggikan bagian tubuh yang berdarah untuk mengurangi efek gravitasi pada tekanan di vena. Hemostatis melibatkan tiga langkah utama yaitu spasme vaskuler, pembentukan sumbat trombosit dan koagulasi darah. Trombosit jelas berperan penting dalam

membentuk sumbat trombosit, tetapi sel ini juga member kontribusi pada dua langkah lainnya.1,2 Pada ibu hamil umumnya terjadi penurunan jumlah trombosit. Hal ini terjadi karena peningkatan kerusakan pada trombosit saat kehamilan. Trombosit yang merupakan salah satu komponen darah yang memiliki mekanisme membekukan darah ini sangat diperlukan saat proses persalinan karena jika trombosit dalam darah kurang saat persalinan maka dapat mengancam nyawa ibu maupun janin bila terjadi perdarahan. Trombositopenia dalam kehamilan dapat disebabkan oleh beberapa keadaan, antara lain infeksi bakteri dan virus, preeclampsia, peningkatan enzim hati dan autoimun. Trombositopenia yang disebabkan oleh autoimun disebut juga autoimmune thrombocytopenic purpura atau lebih dikenal dengan Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP).

Anda mungkin juga menyukai